Ketahanan Pangan
Permanent URI for this community
Browse
Browsing Ketahanan Pangan by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 20
Results Per Page
Sort Options
- ItemIndeks Ketahanan Pangan Indonesia 2018(Badan Ketahanan Pangan, 2019) Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian; Badan Ketahanan PanganIndeks Ketahanan Pangan (IKP) yang disusun oleh Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian merupakan penyesuaian dari indeks yang telah ada berdasarkan ketersediaan data tingkat kabupaten/kota. Sembilan Indikator yang digunakan dalam penyusunan IKP merupakan turunan dari tiga aspek ketahanan pangan, yaitu ketersediaan, keterjangkauan dan pemanfaatan pangan. Pemilihan indikator yang digunakan dalam IKP didasarkan pada: (i) hasil review terhadap indeks ketahanan pangan global; (ii) tingkat sensitifitasdalam mengukur situasi ketahanan pangan dan gizi; (iii) keterwakilan 3 pilar ketahanan pangan; dan (iv) ketersediaan data tersedia secara rutin untuk periode tertentu (bulanan/tahunan) serta mencakup seluruh kabupaten/kota.
- ItemDirektori Pangan Lokal 2019(Badan Ketahanan Pangan, 2019) Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian; Badan Ketahanan PanganIndonesia merupakan negara terbesar ke dua di dunia dalam keragaman hayati. Setidaknya terdapat 77 jenis sumber karbohidrat, 26 jenis kacang-kacangan, 389 jenis buah-buahan, 228 jenis sayuran, dan 110 jenis rempah dan bumbu-bumbuan yang dimiliki Indonesia. Potensi sumber daya pangan lokal yang besar tersebut membutuhkan inovasi teknologi dan kreativitas para pelaku usaha pangan lokal agar dapat menghasilkan produk olahan pangan lokal yang memberikan nilai tambah dan berdaya saing. Selain inovasi dan teknologi pengolahan, diperlukan juga upaya perluasan jangkauan pemasaran pangan lokal dengan memanfaatkan teknologi informasi dan membangun kemitraan. Pengembangan produk olahan pangan lokal harus didorong terus menuju industrialisasi dan komersialisasi dengan melibatkan sebanyak mungkin pelaku usaha berbasis UMKM. Dalam hal ini, pemerintah perlu memberikan dukungan dan fasilitasi agar tumbuh iklim usaha olahan pangan lokal yang kondusif. Buku Direktori Pangan Lokal tahun 2019 ini disusun untuk mendokumentasikan produk pangan lokal dari berbagai wilayah Indonesia yang dilengkapi dengan data kepemilikan serta profil lengkap produk. Direktori ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan data produk pangan lokal bagi pihak pihak yang berkepentingan dan sebagai sebuah langkah awal dalam mewujudkan industrialisasi dan komersialisasi produk olahan pangan lokal. Penghargaan dan ucapan terima kasih disampaikan kepada para pelaku usaha pangan lokal dan semua pihak yang telah berpartisipasi dalam mewujudkan direktori ini.
- ItemPerencanaan Penyediaan Pangan Penduduk Ibukota Negara Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2024 Telaahan Berbasis Pola Pangan Harapan(Badan Ketahanan Pangan, 2019-06-01) Deshaliman; Gantina, Anggit; Badan Ketahanan PanganKebijakan Pemerintah untuk memindahkan ibukota negara ke Provinsi Kalimantan Timur menjadi isu penting, yang akan berimplikasi terhadap penyediaan pangan penduduk. Sekitar 6 juta Aparat Sipil Negara beserta keluarga dan warga negara lainnya dari berbagai kementerian/instansi pemerintah serta lembaga terkait lainnya akan berpindah pada tahap awal di tahun 2024. Telaahan ini bertujuan untuk menyusun perencanaan penyediaan pangan penduduk ibukota di Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2024. Perencanaan penyediaan pangan ini menggunakan data konsumsi pangan Susenas Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi DKI Jakarta BPS tahun 2018, diolah berbasis Pola Pangan Harapan (PPH) dan Angka Kecukupan Energi (AKE) rata-rata penduduk Indonesia tingkat konsumsi sebesar 2.100 kkal/kap/hari. Perencanaan penyediaan pangan dihasilkan dari proksi 10 persen kecukupan gizi konsumsi seluruh kelompok pangan terhadap kecukupan di level penyediaan (tingkat pasar). Hasil analisis menunjukkan bahwa pasokan pangan yang harus disediakan di tingkat pasar di Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2024 untuk komoditas beras 498.520 ton, jagung 1.727 ton, terigu 216.394 ton; Untuk komoditas umbi-umbian yaitu singkong 164.832 ton, ubi jalar 39.770 ton, kentang 62.454 ton, sagu 2.108 ton, umbi lainnya (suweg/talas) 5.746 ton. Penyediaan komoditas pangan hewani di tingkat pasar yaitu daging ruminansia 37,945 ton, daging unggas 35.713 ton, telur ayam ras 26.718 ton, susu sapi 115.375 ton, ikan kembung 92.694 ton, minyak kelapa 419 ton, minyak sawit 5.139 ton, minyak lainnya (minyak kacang tanah) 191 ton, kelapa 8.796 ton, kemiri 1.240 ton, kedelai 20.343 ton, kacang tanah 1.033 ton, kacang hijau 1.440 ton, kacang lainnya (kacang kapri) 1.582 ton, gula pasir 18.064 ton, gula merah 953 ton, daun singkong 25.717 ton, terong 19.140 ton, kangkung 22.550 ton, bawang putih 42.750 ton, cabai rawit 34.475 ton, bawang merah 21.487 ton, cabai merah 5.047 ton, pisang 74.448 ton, rambutan 25.575 ton, pepaya 8.624 ton, dan apel 6.675 ton.
- ItemPetunjuk Teknis Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat Melalui Toko Tani Indonesia Tahun 2020(Badan Ketahanan Pangan, 2020) Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian; Badan Ketahanan PanganHarga dan pasokan pangan merupakan indikator-indikator strategis yang saling terkait dan sering digunakan untuk mengetahui: (a) status distribusi pangan, (b) permasalahan yang disebabkan oleh rantai distribusi pangan dan (c) ketidakcukupan pasokan pangan di suatu wilayah. Permasalahan utama yang terjadi selama ini adalah tingginya disparitas harga antara produsen dan konsumen yang mengakibatkan keuntungan tidak proporsional antara pelaku usaha. Harga yang tinggi di tingkat konsumen tidak menjamin petani (produsen) mendapatkan harga yang layak, sehingga diperlukan keseimbangan harga yang saling menguntungkan, baik di tingkat produsen maupun tingkat konsumen.
- ItemStruktur Ongkos Usaha Tani (SOUT) Bawang Merah(Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan, 2020) Yanto, Muhammad; Ismaryanti, Endang; Badan Ketahanan PanganBawang merah merupakan salah satu komoditi sayuran yang memiliki nilai ekonomi tinggi ditinjau dari sisi pemenuhan konsumsi nasional, sumber penghasilan petani dan potensinya sebagai penghasil devisa negara. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pendapatan usahatani bawang merah di 5 provinsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat pendapatan petani bawang merah adalah sebesar 18,3 juta ha-1 dengan nilai R/C ratio sebesar 1,31.
- ItemPetualangan Boni: Aku Suka Pisang(Badan Ketahanan Pangan, 2020) Nabila Ayu, Ulfa; Badan Ketahanan PanganBoni tidak suka makan pisang, sampai-sampai ia tidak mau menghabiskan sarapan pisang rebusnya. Padahal sarapan itu penting untuk menjalani aktivitas. Mampuhkah Boni menjalani aktivitasnya tanpa sarapan?
- ItemPetunjuk Teknis Kegiatan Pengamanan dan Stabilisasi Harga Pangan(Badan Ketahanan Pangan, 2020) Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian; Badan Ketahanan PanganProduksi hasil pertanian bervariasi jumlahnya baik antar wilayah maupun antar waktu yang mengakibatkan jumlah pasokan tidak merata di setiap wilayah sepanjang waktu. Pada saat panen raya produksi hasil pertanian sangat berlimpah namun kecenderungan permintaan selalu tetap sepanjang waktu sehingga terjadi over supply dan penurunan harga. Disisi lain, pada saat masa paceklik pasokan mengalami penurunan yang dapat mengancam pemenuhan ketersediaan pangan sehingga memicu kenaikan harga. Faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya fluktuasi harga antara lain meningkatnya harga input/sarana produksi yang disebabkan oleh penerapan teknologi produksi dan faktor kebijakan pemerintah seperti penetapan harga dasar (floor price). Peningkatan harga komoditas pangan dapat juga berasal dari faktor distribusi seperti panjangnya rantai jalur distribusi, kendala transportasi, perilaku pedagang dalam menetapkan marjin keuntungan, aksi spekulasi maupun kompetisi antar pedagang. Selama ini, faktor distribusi diindikasikan sebagai faktor yang paling berpengaruh terhadap tingginya volatilitas harga komoditas yang terjadi. Kendala transportasi yang menyebabkan produksi pangan dari daerah sentra tidak dapat diterima secara merata dan kontinu oleh konsumen di daerah non sehingga disparitas harga di tingkat konsumen sangat bervariasi antar wilayah. Permasalahan lain yang juga terjadi adalah tingginya disparitas harga antara produsen dan konsumen yang mengakibatkan keuntungan tidak proporsional antara pelaku usaha. Diperlukan upaya untuk menjaga keseimbangan harga tingkat konsumen antar wilayah dan keuntungan yang berkeadilan untuk konsumen maupun produsen. Salah satu solusi dalam mengatasi permasalahan ini, Kementerian Pertanian melakukan kegiatan Pengamanan dan Stabilisasi Harga Pangan. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya untuk mengatasi gejolak pasokan dan harga pangan pokok/strategis, dengan cara memperpendek rantai distribusi pemasaran dari wilayah produsen ke wilayah konsumen agar lebih efisien. Melalui bantuan subsidi transportasi untuk pangan, produk pangan dapat terdistribusi dengan baik dari produsen ke konsumen dalam satu wilayah maupun antar wilayah sehingga diharapkan ada kontinuitas pasokan dengan harga yang menguntungkan untuk produsen juga wajar dan terjangkau untuk konsumen.
- ItemDirektori Perkembangan Konsumsi Pangan 2020(Badan Ketahanan Pangan, 2020) Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian; Badan Ketahanan PanganPenyelenggaraan pangan dilaksanakan untuk memenuhi konsumsi pangan sebagai kebutuhan dasar manusia. Oleh karena itu, data tentang konsumsi pangan merupakan salah satu informasi penting dalam merumuskan kebijakan pangan, baik dari sisi penawaran, permintaan termasuk kebijakan distribusi pangan. Berkenaan dengan data dan informasi tersebut, Badan Ketahanan Pangan menerbitkan “Direktori Perkembangan Konsumsi Pangan Seri 20 Tahun 2020”. Data dan informasi yang disajikan dalam direktori ini bersumber dari hasil Susenas-BPS mencakup konsumsi pangan nasional dan 34 provinsi untuk wilayah perkotaan, perdesaan, serta perkotaan dan perdesaan, pada periode 2014-2019. Selain itu, juga disajikan hasil analisis terhadap kualitas konsumsi pangan penduduk yang diukur dengan parameter skor Pola Pangan Harapan (PPH) sebagai salah satu indikator kinerja pembangunan ketahanan pangan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 - 2019.
- ItemPetualangan Boni: Aku Suka Singkong(Badan Ketahanan Pangan, 2020-11) Afnidar; Badan Ketahanan Pangan
- ItemPetualangan Boni: Aku Suka Talas(Badan Ketahanan Pangan, 2020-12) Aryani, Diah Chandra; Badan Ketahanan PanganBuku cerita anak ini berisi tentang seorang anak yang bernama boni. Berbagai petualangan yang dia lakukan.
- ItemPetualangan Boni: Aku Suka Sagu(Badan Ketahanan Pangan, 2020-12) Aryani, Diah Chandra; Badan Ketahanan Pangan
- ItemPetualangan Boni: Aku Suka Jagung(Badan Ketahanan Pangan, 2020-12) Pakerti, Ajeng; Badan Ketahanan Pangan
- ItemPetualangan Boni: Aku Suka Kentang(Badan Ketahanan Pangan, 2020-12) Aryani, Diah Chandra; Badan Ketahanan Pangan
- ItemIndeks Ketahanan Pangan 2020(Badan Ketahanan Pangan, 2020-12-01) Badan Ketahanan Pangan; Badan Ketahanan Pangan
- ItemStatistik Ketahanan Pangan 2020(Badan Ketahanan Pangan, 2021) Indrayanto, Tri Aris; Nurhayanti, Yanti; Bowo, Koko Arie; Adabiyah, Markazul; Nurhikmah; Badan Ketahanan Pangan
- ItemProyeksi Ketersediaan dan Kebutuhan Minyak Goreng Tahun 2021(Badan Ketahanan Pangan, 2021) Irnawati; Badan Ketahanan PanganProyeksi ketersediaan dan kebutuhan minyak goreng disusun dalam rangka memperkirakan kondisi ketersediaan dan kebutuhan minyak goreng selama periode tertentu baik bulanan atau tahunan. Hal ini menjadi sangat penting karena digunakan sebagai salah satu bahan informasi terkait penanganan masalah ketersediaan minyak goreng dan sebagai Early Warning System untuk antisipasi terjadinya gejolak harga minyak goreng. Proyeksi ketersediaan dan kebutuhan minyak goreng dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Perkebunan, BPS, dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), dan Gabungan Industri Minyak Nabati (GIMNI). Hasil proyeksi menunjukkan bahwa stok minyak goreng dalam negeri pada akhir tahun 2021 sebesar 618,59 ribu ton, berasal dari ketersediaan minyak goreng dari produksi dalam negeri sebesar 5,6 juta ton dan stok awal tahun 2021 sebesar 576 ribu ton, untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng nasional selama 1 (satu) tahun yang sebesar 5,56 juta ton. Perkiraan stok akhir tahun 2021 yang sebesar 618,59 ribu ton ini, diperkirakan mampu untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng 1 (satu) bulan kedepan.
- ItemDirektori UMKM Pangan Lokal Tahun 2021(Badan Ketahanan Pangan, 2021) Badan Ketahanan Pangan; Badan Ketahanan Pangan
- ItemANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA TANI JAGUNG DI KECAMATAN TANGGUNGHARJO KABUPATEN GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2021(2021) Irnawati; Badan Ketahanan PanganJagung merupakan makanan pokok kedua setelah padi di Indonesia. Kabupaten Brobogan merupakan Kabupaten produksi jagung terbesar di Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Tanggungharjo merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Grobogan yang memproduksi Jagung cukup besar. Penelitian ini di laksanakan di Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan. Lokasi penelitian di pilih secara sengaja purposive). penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis keuntungan usahatani jagung dan (2) Menganalisis kelayakan biaya usahatani jagung. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Analisis data menggunakan analisis keuntungan,dan efisiensi biaya R/C Ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) keuntungan usahatani jagung rata-rata lahan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 5,704.250/ha pada tiap musim tanam, (2) Penggunaan biaya usahatani jagung enghasilkan nilai R/C ratio sebesar 1,5/ha pada tiap musim tanam
- ItemKreasi Resep Pangan Lokal ala Milenial(Badan Ketahanan Pangan, 2021-12) Badan Ketahanan Pangan; Badan Ketahanan Pangan
- ItemIndeks Ketahanan Pangan 2021(Badan Ketahanan Pangan, 2021-12-01) Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan; Badan Ketahanan Pangan