Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Lahan dan Tanaman Terpadu (PLTT) dan Hasil-hasil Penelitian/Pengkajian Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Lahan dan Tanaman Terpadu (PLTT) dan Hasil-hasil Penelitian/Pengkajian Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 57
Results Per Page
Sort Options
- ItemIdentifikasi, Karakterisasi dan Pengelolaan Lahan Pasang Surut Untuk Pengembangan Pertanian Di Kalimantan Timur(BPTP Jambi, 2005) M. Hidayanto; Isdijanto A; M. Basir Nappu; BPTP JambiLuas Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mencapai sekitar 24.523.780 ha, dan memiliki lahan pasang surut sekitar 10,716 ha. Lahan pasang surut di daerah ini yang telah dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman pangan khususnya padi sekitar 46.3% dengan tingkat produktivitas rata-rata 2t/ha. Potensi lahan rawa pasang surut di Kaltim yang cukup besar untuk pengembangan tanaman pangan, namun demikian dalam pemanfaatannya masih menghadapi berbagai masalah, sehingga produktivitas hasil belum optimal. Selain memiliki keragaman sifat dan kondisi lahan, lahan pasang surut memiliki masalah sosial ekonomi dan kelembagaan. Untuk mengidentifikasi masalah teknis dan sosial ekonomi serta kelembagaan lahan rawa pasang surut di Kalimantan Timur, telah dilakukan pengkajian di dua lokasi yaitu di Anggana Kabupaten Kutai Kartanegara dan Sebankung Kabupaten Penajam Paser Utara.
- ItemPenerapan Teknologi Dan Pengelolaan Lahan Rawa Lebak Program Tanaman Pangan Di Provinsi Jambi(BPTP Jambi, 2005) Tanaman Pangan, Dinas Pertanian; BPTP JambiKecenderungan peningkatan produksi TP melandai, Penyusutan kapasitas lahan produktif, Diperlukan upaya optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lahan yang ada
- ItemPengelolaan Lahan Dan Tanaman Terpadu Pada Lahan Pasang Surut Di Provinsi Jambi(BPTP Jambi, 2005) Adri; Firdaus; Endrizal; Bambang Prayudi; BPTP JambiLuas lahan pasang surut di Provinsi Jambi sekitar 684.000 ha, berpotensi dikembangkan untuk pertanian 246.481 ha terdiri dari lahan pasang surut 206.852 ha dan lahan rawa lebak seluas 40.521 ha. Luas yang sudah direklamasi untuk lahan pertanian adalah 34.547 ha, yang tediri dari lahan potensial sulfat masam 16.387 ha dan lahan gambut 17.136 ha. Pada lahan telah dilaksanakan pengkajian Pengolahan Lahan dan Tanaman Terpadu berbasis tanaman pangan di Desa Lambur Luar, Kecamatan Muara Sabak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Permasalahan utama pada lahan ini adalah tingkat kesuburan lahan rendah, jaringan tata air mikro atau drainase tidak berfungsi dengan baik bahkan ada yang tidak ada, lapisan pirit yang meracun tanaman serta kendala budaya dan sosial ekonomi masyarakat. Pada kegiatan ini dibandingkan penerapan paket teknologi introduksi dengan pola petani dan paket teknologi yang diperbaiki. Kegiatan ini bertujuan untuk menguji paket teknologi spesifik lokasi lahan pasang surut dalam upaya peningkatan produktivitas tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paket teknologi introduksi dan paket teknologi yang diperbaiki memberikan hasil dan keuntungan lebih tinggi dibandingkan dengan pola petani. Produksi padi varietas Batanghari pada paket introduksi mencapai 5,5 ton/ha, pada paket yang diperbaiki 5.0 ton/ha, produksi padi varietas yang sama dengan pola petani hanya 3.0 ton/ha. Produksi padi varietas IR-42 pada paket introduksi mencapai 5 ton/ha, paket yang diperbaiki 4,5 ton/ha sementara pada pola petani hanya 2.5 ton/ha. Dengan adanya kegiatan PLTT pada lahan pasang surut, indek pertanaman (IP) dapat ditingkatkan dari 100 menjadi 200 dengan pola tanam palawijaya (jagung) dan padi. Di Lambur Luar produksi jagung dapat mencapai 7 ton/ha, sedang di Simbur Naik pada UPK dan UHP produksi jagung mencapai 5 ton/ha dan 4.8 ton/ha.
- ItemTeknologi Pengelolaan Air Dan Usahatani Padi Pasang Surut Di Kalimantan Barat(BPTP Jambi, 2005) Muhammad Hatta; Dwi P. Widiastuti A. Musyafak; Khaidir; BPTP JambiTekknologi Pengelolaan dan tanaman terpadu lahan pasang surut (PLTI) memberikan hasil yang optimal dan menguntungkan tidak saja dari segi usaha tetapi juga terhadap kelestarian sumberdayanya, di lahan pasang surut dan merekayasa model manajemen Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) serta merekayasa model lembaga keuangan mikro. Kajian ini dilaksanakan mulai tahun 2003 di Desa Sei Pinang Luar, Kecamatan Kubu, Kabupaten Pontianak dan dilanjutkan tahun 2004 di Desa Sungai Itik, Kec. Sungai Kakap, Kab. Pontianak.Kajian ini didahului dengan identifikasi dan karakterisasi wilayah melalui Participatory Rural Appraisal (PRA) dan dilanjutkan dengan perakitan dan pengkajian paket teknologi spesifik lokasi.
- ItemPengembangan Usaha Peternakan Di Lahan Kelapa Sawit(BPTP Jambi, 2005) Provinsi Jambi, Dinas Peternakan; BPTP JambiIntegrasi pengembangan komoditas peternakan pada areal perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu program terpadu guna mendorong pertumbuhan perekonomian Provinsi Jambi. Dilihat selama tiga tahun terakhir dari tahun 2001 sampai 2003 populasi ternak sapi, kerbau dan kambing mengalami peningkatan 0.83 persen sampai 2.66 persen. Kebutuhan ternak untuk memenuhi konsumsi lokal memperlihatkan kecenderungan meningkat dengan semakin menariknya Provinsi Jambi sebagai wilayah investasi dan membaiknya ekonomi penduduk. Sungguhpun integrasi pengembangan peternakan dengan terbatasnya modal petani untuk membeli bibit ternak secara swadana, belum tersedianya kredit program yang kondusif untuk pengembangan ternak besar dan kecil, belum adanya investor yang dapat bermitra dan relatif rendahnya mutu genetis ternak rakyat. untuk peluang integrasi pengembangan kedepan diharapkan dapat memberikan keuntungan secara ekonomi kepada pemerintah dan juga memberi dampak positif terhadap kesejahteraan petani terutama petani plasma kelapa sawit, sehingga dapat memberikan masukan bagi semua pihak terkait dalam menindak lanjuti penerapan integrasi pengembangan ternak dan perkebunan kelapa sawit di Provinsi Jambi.
- ItemPengembangan Pertanian Terpadu Di Lahan Pasang Surut Dalam Mendukung Ketahanan Pangan(BPTP Jambi, 2005) Rahman, Mohammad; BPTP JambiTantangan bangsa Indonesia di masa mendatang begitu berat. Aspek pembangunan sebenarnya tidak hanya bertitik berat pada bidang pertanian saja, tetapi karena yang kita bangun pada prinsipnya adalah bangsa, sementara sebagian besar (80%) bangsa kita berada atau bergantung pada sektor pertanian maka pertanian menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan kualitas kehidupan bangsa.
- ItemIdentifikasi Organisme Penganggu Tanaman Sayuran Dan Eksplorasi Agensia Pengendaliannya Di Lahan Gambut Dangkal(BPTP Jambi, 2005) B. Prayudi; M. Thamrin; S. Asikin; BPTP JambiAgribisnis sayuran perlu ditangani secara profesional. Dalam upaya peningkatan produksi sayuran, banyak masalah yang harus dihadapi, diantaranya adalah gangguan oleh organisme pengganggu tanman (OPT). Kehilangan hasil pada berbagai jenis sayuran yang diakibatkan oleh OPT berkiar antara 34-95%. Upaya petani dalam menanggulangi OPT tersebut umumnya masih mengandalkan pestisida karena memberikan hasil pengendalian yang cepat. Akan tetapi penggunaan pestisida dalam jangka waktu lama dan diaplikasikan secara tidak bijaksana akan berdampak negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu strategi pengendalian OPT sayuran adalah menerapkan strategi pengelolaan hama terpadu (PHT).
- ItemDaya Hasil Galur Harapan Padi Sawah Umur Sedang Pada Tanah Regosol Pasar Miring, Deli Serdang(BPTP Jambi, 2005) Akmal; Yardha; BPTP JambiUntuk mengevaluasi penampilan galur-galur padi sawah umur sedang hasil seleksi pada tahun 1999, telah dilakukan penelitian pengujian daya hasil galur harapan padi sawah umur sedang. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan INP2TP Pasar Miring, Deli Serdang pada bulan April s/d Oktober 2022.
- ItemPenggunaan Berbagai Jenis Bahan Organik Pada Padi Sawah Pasang Surut Di Sei Itik Kalimantan Barat(BPTP Jambi, 2005) Muhammad Hatta; Dwi P. Widiastuti; BPTP JambiPeluang pengembangan lahan pasang surut di Kalimantan Barat masih terbuka luas, namun terdapat berbagai kendala baik agro fisik, biologi maupun sosial ekonomi. Lahan pasang surut yang tergolong lahan marginal dapat dimanfaatkan untuk usahatani padi. Namun demikian masih banyak permasalahan yang dihadapi dalam menjadikan lahan pasang surut sebagai sumberdaya pertanian yang produktif.
- ItemKesesuaian Lahan Dan Iklim Untuk Budidaya Kopi Arabika Di Kabupaten Kerinci(BPTP Jambi, 2005) Yardha; Salwati; BPTP JambiDari seluruh produksi kopi di Indonesia 93% diantaranya jenis kopi Robusta dan selebihnya jenis Arabika. Di pasar Internasional hampir 76% kopi yang diperdagangkan adalah jenis Arabika sehingga peluang ekspor kopi Arabika di Kabupaten Kerinci cukup besar yang ditunjukkan dengan luas tanaman sebesar 2.980 ha dengan produksi sebesar 5.584 t atau sebesar 225kg/ha. Jumlah ini masih relatif rendah dibandingkan produksi yang dicapai daerah penghasil kopi Arabika dengan produksi sebesar 500kg/ha. Rendahnya produksi kopi Arabika di Kabupaten Kerinci disebabkan petani pada umumnya belum memahami kaedah-kaedah budidaya. Kopi Arabika merupakan komoditas yang cocok diusahakan di Kabupaten Kerinci karena memiliki ketinggian 500-1.500 m dpl, dimana kopi Arabika berproduksi dengan baik pada ketinggian 700-1.200 m dpl.
- ItemTanggap Tanaman Jagung Terhadap Pemberian Pupuk NPK Dan Kapur Tanah Sulfat Masam Dari Kalteng(BPTP Jambi, 2005) Suhaidi Raihan; M. Zainal Arifin; Dakhyar Nazemi; BPTP JambiPeluang pengembangan pertaniann di lahan sulfat masam masih besar, terutama diluar pulau jawa. Lahan potensial untuk pengembangan pertanian banyak tersedia di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya. Tetapi produktivitas lahan tersebut masih rendah dan ini disebabkan oleh ketidak seimbangan hara, sifat fisik, kimia dan biologis tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis pupuk NPK dan kapur yang memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung.
- ItemInokulasi Rhizobium Dan Pemupukan Terhadap Pertumbuhan Kedele Di Lahan Kering Masam Dataran Rendah Sumatera Selatan(BPTP Jambi, 2005) Subowo G; E. Canto; Zakiah; BPTP JambiProvinsi Sumatera Selatan merupakan kawasan tropika basah memiliki lahan kering dataran rendah dengan fisiografi data sampai berombak di lereng tenah seluas 3,8 juta ha. Tanaman kedele merupakan tanaman pangan semusim lahan kering yang kaya protein dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan mampu memenuhi kebutuhan N secara alami melalui simbiose mutualistik dengan bakteri Rhizobium.
- ItemPenellitian Adaptif Formulasi Pakan Ayam Buras(BPTP Jambi, 2005) Susilawati, Endang; Yusri, Ahmad; Bustami; Syafrial; BPTP JambiKegiatan ini bertujuan meningkatkan produktivitas ayam buras dengan alternatif formulasi pakan yang secara teknis dapat dilakukan oleh peternak dengan 128 ekor ayam buras betina muda umur 4 -5 bulan sebagai sampel yang dilengkapi dengan 8 buah kandang. Data dianalisis dengan menggunakan Rancangan Acak kelompok dengan 4 perlakuan dan 8 ulangan dengan 4 ekor ayam dara betina untuk setiap unit perlakuan.
- ItemStudi Pendahuluan Kinerja Kelompok Tani Di Provinsi Jambi(BPTP Jambi, 2005) Jamal, Husni; BPTP JambiStudi pendahuluan ini merupakan suatu penelitian deskripsi yang bertujuan untuk melihat kinerja kelompoktani di Provinsi Jambi dengan menggunakan metode yang sederhana. Pengumpulan data dilakukan dengan metode tidak langsung melalui menyebarkan angket kepada 291 responden yaitu PPL yang membina kelompoktani di sepuluh kabupaten / kota yang ada di Provinsi Jambi. Untuk mengetahui kinerja kelompoktani digunakan tiga indikator utama yaitu pertemuan rutin, pemupukan modal dan pergantian kepengurusan kelompok.
- ItemKeragaan Galur Harapan Padi Sawah Dataran Tinggi Di Provinsi Jambi(BPTP Jambi, 2005) Bobihoe, Julistia; Asni, Nur; Hernita, Desi; BPTP JambiKabupaten Kerinci adalah daerah dataran tinggi (800dpl) merupakan satu daerah sentra produksi padi di Provinsi Jambi, untuk mendukung peningkatan produksi, diperlukan varietas yang adaptif dan berpotensi hasil tinggi.
- ItemPengaruh Ketinggian Tempat Terhadap Produksi Dan Kelayakan Usahatani Kentang Di Kab. Kerinci Jambi(BPTP Jambi, 2005) Edi, Syafri; BPTP JambiKentang merupakan komoditas sayuran utama yang diusahakan petani di Kab. Kerinci, hal ini di dukung oleh ketersediaan lahan, tenaga kerja dan peluang pasar serta dukungan dari pemerintah daerah. Secara umum petani di daerah ini menanam kentang tiap musim dan belum sepenuhnya menerapkan teknologi budidaya yang dianjurkan., seperti penggunaan bibit bermutu, penggunaan pupuk berimbang, perguliran tanaman, pengendalian OPT, panen dan pasca panen, yang berdampak kepada rendahnya hasi dan penerimaan petani.
- ItemDaya Hasil Galur Harapan Padi Sawah Umur Genjah Pada Lahan Sawah Tanah Hujan Di Kabupaten Langkat(BPTP Jambi, 2005) Akmal; Yardha; BPTP JambiPenelitian pengujian daya hasil galur harapan padi sawah umur genjah telah dilakukan di tanah petani Stabat, Kabupaten Langkat pada bulan April sampai dengan Desember 2002. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan 6 galur, 1 varietas pembanding dan ulangan empat kali. Dari hasil penelitian diperoleh lima galur yang produksinya lebih tinggi dari varietas pembanidng yaitu B 9307 E-Mr-17, B 9645 E-Mr-89-1, B10384-Mr-1-7-2, B10393-Mr-5-2-3, dan B1393E-Mr-13-1, dengan masing-masing produksi adalah 6,13;7,06;5,62;6,68 dan 5.75 t/ha, sedangkan varietas pembanding (Dodokan) produksinya hanya 5,15 t/ha.
- ItemSalinitas Tanah Sekitar Taman Nasional Berbak Pada Toposekuen Remaubakutuo(BPTP Jambi, 2005) Purnama, Hendri; BPTP JambiPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui salinitas tanah sekitar Taman Nasional Berbak pada toposekuen Remaubakutuo. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Remaubakutuo Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan berdasarkan sekuen tanah menurut transect dari arah pantai ke pedalaman/ batas Taman Nasional. Pengambilan sampel tanah untuk pengamatan pH dan salinitas tanah dilakukan menurut transect setiap jarak 100 m sampai ke batas Taman Nasional Berbak dan untuk pengamatan jumlah kation pengambilan sampel tanah dilakukan menurut transect pada setiap jenis tanah yang berbeda dan mewakili daerah pinggir pantai sampai ke batas Taman Nasional Berbak, tiap sampel yang diambil merupakan hasil pengkompositan dari titik pemboran yang ditentukan secara acak, yaitu lebih kurang 10 titik pemboran untuk satu koomposit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat salinitas tanah di daerah penelitian mulai dari pinggir pantai ke pedalaman adalah tergolong salin-non salin, yaitu : salin pada jarak 50 m - 150 m, agak salin pada jarak 250 m -450 m, salin sangat rendah pada jarak 550m, dan non salin pada jarak dari 650 m.
- ItemPerubahan Beberapa Sifat Fisika Tanah Akibat Pemberian Janjang Kosong Pada Areal Tanaman Kelapa Sawit PTP VI Jambi(BPTP Jambi, 2005) Endriani; Yunus; BPTP JambiProduksi tanaman kelapa sawit disebut tandan buah segar yang terdiri dari buah (brondolan) sebanyak 65-75% dan tandan kosong (janjang kosong) 25-35%. Tandan kosong umumnya dibakar di sekitar pabrik dan abunya dipergunakan sebagai pupuk karena kandungan K cukup tinggi. Untuk mencegah pencemaran udara, sejak tahun 1990 tandan kosong mulai dimanfaatkan sebagai mulsa di areal tanaman kelapa sawit.
- ItemSifat Dan Ciri Fisika Tanah Gambut Pada Perkebunan Kopi Rakyat Di Desa Pematang Lumut Kabupaten Tanjung Jabung Barat(BPTP Jambi, 2005) H, Henny; Ahmad Mahbub, Itang; Margarettha; BPTP JambiPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari sifat dan ciri fisika tanah gambut pada lahan perkebunan kopi rakyat di Desa Pematang Lumut Kecamatan Betara Kabupaten Tanjung Jabung Barat Jambi.
- «
- 1 (current)
- 2
- 3
- »