Repository logo
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
Repository logo
  • Communities & Collections
  • All of Repositori
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
  1. Home
  2. Browse by Author

Browsing by Author "Zarwazi, Lalu M."

Now showing 1 - 6 of 6
Results Per Page
Sort Options
  • No Thumbnail Available
    Item
    22. Pencapaian Produksi dan Usahatani Pada 3 Varietas Padi Sistem Budi Daya SRI dan PTT
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Zarwazi, Lalu M.; Widyantoro; Guswara, Agus; Abdulrachman, Sarlan; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
    Pertanian organik dan SRI (System of Rice Intensifi cation) adalah dua pendekatan budidaya yang serupa tapi tidak sama. Pertanian organik mengklaim sebagai pertanian rendah masukan (low input), sedangkan SRI adalah pendekatan budidaya yang mengintegrasikan komponen teknologi yang bersinergis dan ramah lingkungan, diantaranya penggunaan bahan organik. Konsep SRI, tanaman diperlakukan sebagai organisme hidup dengan kesehatan tanah menjadi dasar untuk mendapatkan hasil gabah yang tinggi. Dengan demikian perhatian tentang pemanfaatan pupuk organik menjadi prioritas utama. Beberapa hasil kajian tentang budidaya padi pola SRI masih menjadi bahan perdebatan di kalangan pengambil kebijakan. Berdasarkan pemikiran tersebut telah dilakukan penelitian dalam bentuk verifi kasi budidaya padi pola SRI. Penelitian dilaksanakan di KP Sukamandi MT III 2010 dan bertujuan untuk mendapatkan informasi tingkat produktivitas dan usahatani padi pola SRI, SRI plus, PTT, dan petani. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan tanaman padi pada tinggi tanaman dan jumlah anakan pada perlakuan PTT lebih nyata jika dibandingkan dengan perlakuan SRI. Nilai hijau dengan pengukuran SPAD pada perlakuan PTT relatif stabil pada setiap rentang 7 hari pengamatan di kisaran angka 40, sedangkan pada perlakuan SRI kurang dari 38. Terdapat perbedaan nyata pada setiap komponen hasil perlakuan PTT dan SRI pada ketiga varietas padi yang digunakan utamanya pada varietas Inpari 7. Terdapat perbedaan nyata antara perlakuan PTT dan SRI pada varietas Inpari 7 dan Inpari 8, dimana pada varietas Inpari 7 perlakuan PTT memberikan hasil gabah 7,63 t/ha GKG berbeda nyata dengan perlakuan SRI yang memberikan hasil gabah sebesar 6,36 t/ha GKG, sedangkan pada varietas Inpari 8 perlakuan PTT memberikan hasil gabah sebesar 6,15 t/ha GKG berbeda nyata dengan perlakuan SRI hanya memberikan hasil gabah sebesar 4,49 t/ha GKG. Persentase butir hampa dan kotoran pada perlakuan SRI lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan PTT kecuali pada varietas Inpari 8, namun sebaliknya pada perlakuan SRI mempunyai butir hijau kapur lebih tinggi dibanding perlakuan PTT. Persentase beras kepala pada perlakuan PTT lebih tinggi dibanding perlakuan SRI. Penggunaan tenaga kerja pada perlakuan SRI mulai kegiatan pesemaian sampai panen membutuhkan 198 HOK/ha, sedangkan pada perlakuan PTT membutuhkan tenaga kerja sebanyak 147 HOK/ha atau terdapat perbedaan dalam penggunaan tenaga kerja sebesar 51 HOK/ha atau senilai Rp.1.785.000/ha.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Dominansi dan Dinamika Gulma Dalam Mempengaruhi Pertumbuhan Padi Sawah Pada Sistem Budidaya SRI, PTT dan Konvensional
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Guntoro, Dwi; Zarwazi, Lalu M.; MA Chozin; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
    Tiga sistem budidaya yang berkembang di Indonesia (SRI, PTT dan Konvensional. Gulma dan metode pengendaliannya adalah salah satu masalah pada ketiga sistem budidaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari dinamika dan dominansi gulma dalam mempengaruhi pertumbuhan padi pada ketiga sistem. Penelitian dilakukan di lahan sawah irigasi kebun Percobaan Sukamandi, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Subang, Jawa Barat pada bulan November 2013–Maret 2014. Rancangan menggunakan rancangan petak terbagi (split plot design) dalam rancangan acak kelompok dengan empat ulangan. Petak utama yaitu sistem budi daya dengan tiga perlakuan (SRI, PTT dan Konvensional) dan anak petak yaitu teknik pengendalian gulma dengan empat perlakuan yaitu tanpa pengendalian, pengendalian dengan tangan (manual), pengendalian dengan gasrok (mekanik) dan pengendalian dengan herbisida (kimia). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kelompok gulma teki dominan pada SRI dan PTT, dan kelompok gulma berdaun lebar pada sistem budiddaya konvensional pada saat 21 hari setelah tanam (HST). Perubahan dominansi gulma terjadi pada saat umur 42 HST dengan gulma golongan daun lebar sebagai gulma dominan. Jenis gulma dominan adalah Fimbristylis miliacea dan Monochoria vaginalis.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Pengaruh Cara Tanam dan Pengendalian Gulma Padi di Lahan Rawa Pasang Surut
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2018) Zarwazi, Lalu M.; Anwar, Khairil; Hasmi, Idrus; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)
    Semakin menyempitnya lahan sawah yang subur terutama di pulau Jawa, karena terjadinya konversi lahan sawah menjadi prasarana umum dan industri dapat mengancam produksi padi nasional. Sebagai alternatif, pengembangan padi dapat diarahkan pada lahan sawah pasang surut. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan sistem tanam dan sistem pengendalian gulma terbaik di lahan pasang surut. Penelitian telah dilakukan di lahan petani di Desa Karang Buah, Kecamatan Belawang, Barito Kuala, Kalimantan Selatan pada MT-2 2016. Penelitian dilakukan menggunakan rancangan split plot, dengan teknik tanam sebagai main plot dan teknik pengendalian gulma sebagai sub plot, dengan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik tanam yang menghasilkan produksi padi rawa yang tinggi adalah menggunakan sistem tanam pindah dan atabela jajar legowo. Sedangkan teknik pengendalian gulma paling efisien dalam penelitian ini adalah pengendalian gulma mekanis dua kali yang diikuti penggunaan herbisida.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Penggunaan Informasi Kalender Tanam Untuk Mengatur Strategi Pola dan Jadwal Tanam
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2017-12-01) Fathnur; Zarwazi, Lalu M.
    Abstract The provision of food, especially rice in sufficient quantities and at affordable prices remains the priority of national development. Indonesia faces numerous challenges in maintaining self-sufficiency in rice. Among them, the high population growth, lush paddy field conversion, limited water resources, floods and droughts caused by climate change due to global warming. Failures and success of the rice harvest could not escape from climatic conditions. And lately increasingly hostile climate. Weather and climate conditions vary over time and from one place to another, causing the results and rice production also varied, whether by location or by time. Step-by-step analysis is required to understand climate issues in an area and how the information is used to compile the climate forecast anticipatory measures. Anticipatory measures are intended to avoid or minimize possible negative impacts that would occur in a particular season or use the possibility of favourable climatic conditions in a season so that production can be increased. This is necessary to unite efforts anticipatory tools, such as cropping calendars (katam) which contains recommendations technology and production facilities needed. Abstrak Penyediaan pangan terutama beras dalam jumlah cukup dan harga yang terjangkau tetap menjadi prioritas utama pembangunan nasional. Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam mempertahankan swasembada beras. Diantaranya, tingginya pertumbuhan populasi penduduk, konversi lahan sawah subur, keterbatasan sumber daya air, terjadinya banjir dan kekeringan akibat perubahan iklim (climate change) karena pemanasan global. Kegagalan dan keberhasilan panen padi tak bisa lepas dari kondisi iklim. Akhir-akhir ini iklim semakin tidak bersahabat, beragam kondisi cuaca dan iklim dari waktu ke waktu dan dari satu tempat ke tempat yang lain, menyebabkan hasil dan produksi padi juga beragam, baik menurut tempat maupun menurut waktu. Langkah-langkah analisis yang perlu dilakukan untuk memahami masalah iklim di suatu daerah dan bagaimana informasi prakiraan iklim digunakan untuk menyusun langkah-langkah antisipatif. Langkah antisipatif disusun dengan tujuan untuk menghindari atau meminimumkan kemungkinan dampak negatif yang akan terjadi pada suatu musim tertentu atau memanfaatkan kemungkinan kondisi iklim yang baik pada suatu musim sehingga produksi tanaman dapat ditingkatkan. Untuk memadu upaya ini maka diperlukan pemahaman tentang klasifikasi iklim, mengenal permasalahan iklim, pemanfaatan data curah hujan, perubahan iklim dan kalender tanam, serta perubahan iklim dan budidaya tanaman pangan.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Preferensi Petani Terhadap Beberapa Varietas Unggul Padi Gogo, Studi Kasus di Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2010-11-18) Widyantoro; Zarwazi, Lalu M.; Toha, Husin M.
    Abstract Preferences of Farmers in Several Improved Upland Rice Varieties. Improved new rice variety is one of the main technologies developed by the Indonesian Centre for Rice Research which play a dominant role in increasing rice production in Indonesia. Several strategies of dissemination to introduce the newly developed varieties of rice to the farmers have already been done, but it seems still ineffective. Method of dissemination in which farmers, both as the producer and the consumers have an opportunity to directly participate in evaluating, judging, and selecting the new rice varieties was being introduced. An experiment to evaluate the response of farmers in upland ecosystem to the 8 new varieties, Batutegi, Situ Patenggang. Situ Bagendit, Jatiluhur, Limboto, IR64, Ciherang, and Cimelati and to a breeding line, TB490C was conducted in land areas covered by the young teak trees in Ngliron Village, Randublatung Sub-district, District of Blora, Central Java Province during the WS of 2008/2009. This experiment involved a total of 25 cooperators consisted of farmers, rice traders, seed producers, and the household women. Evaluation on the response of farmers was conducted through the distribution of questionnaires during the cropping season, and through the organoleptic test. Results of this experiment indicated that based on plant type, plant height, number of tillers, and number of panicles, the varieties of Batutegi and Situ Patenggang were the most preferred by the farmers. Based on the type of rice grains, the colour of the rice grain, and the quality of the milled rice, the rice varieties of Situ Bagendit, 1864, and Ciherang were the most preferred by the farmers. While the type of long and slender grains was another character of grain in which farmers like more than the long oval type of rice grains. The organoleptic test showed that farmers favoured to the quality of the milled rice of all varieties tested. Abstrak Varietas unggul padi merupakan inovasi teknologi utama yang dihasilkan oleh Balai Besar Penelitian Tanaman Padi yang berperan sangat dominan dalam upaya peningkatan produksi padi. Berbagai upaya dalam kerangka diseminasi telah dilakukan untuk memperkenalkan varietas unggul padi yang telah dilepas kepada petani. Diperlukan suatu metode agar petani sebagai produsen bisa langsung melihat, merasakan, dan mengadopsi varietas-varietas yang baru dikenalnya. Percobaan untuk mengevaluasi respons petani laban kering terhadap 8 varietas, Batutegi, Situ Patenggang Situ Bagendit, Jatiluhur, Limboto, IR64, Ciherang, dan Cimelati, dan terhadap 1 galur padi gogo, TB490C telah dilaksanakan di lahan hutan jati muda Desa Ngliron, Kecamatan Randublarung Kabupaten Blora, Jawa Tengah pada MH 2008/2009. Percobaan ini melibatkan sejumlah 25 petani kooperator, terdiri atas petani, pedagang beras, penangkar benih, dan ibu rumah tangga. Evaluasi preferensi dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang dilaksanakan sejak pertanaman mencapai fase vegetatif sampai saat fase generatif dan dengan metode uji rasa nasi. Hasil percobaan menunjukkan bahwa berdasarkan pada tipe tanaman, tinggi tanaman, jumlah anakan, dan panjang malas, varietas Batutegi dan Situ Bagendit sangat disukai petani. Dari bentuk gabah, warna gabah, dan mutu beras, varietas Situ Bagendit, IR64, dan Ciherang sangat disukai petani. Gabah panjang dan ramping merupakan bentuk gabah yang g lebih disukai petani daripada yang berbentuk agak bulat. Berdasarkari rasa nasi, semua varietas yang diperkenalkan memiliki nasi yang dapat diterima petani
  • No Thumbnail Available
    Item
    Studi Morfologis dan Fisiologis Galur-galur Padi Gogo dan Varietas Lokal Pada Kondisi Intensitas Cahaya Rendah di Bawah Naungan Buatan (Paranet)
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-08-06) Zarwazi, Lalu M.; Gunarsih, Cucu; Sasmita, Priatna; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
    Penelitian keragaan morfologis dan fisiologis galur-galur padi gogo dan varietas lokal pada kondisi intensitas cahaya rendah dengan metode naungan buatan (paranet) 25-50% telah dilaksanakan di KP. Kuningan pada musim tanam 2011. Penelitian bertujuan untuk mengamati dan mempelajari keragaan morfologis dan fisiologis galur dan atau varietas lokal padi gogo yang memiliki toleransi terhadap naungan dan memiliki produksi tinggi. Penelitian menggunakan rancangan acak petak terpisah dengan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah tanpa naungan, naungan dengan paranet intensitas cahaya 25% dan paranet intensitas cahaya 50%. Bahan tanaman yang digunakan adalah 20 genotipe padi gogo toleran naungan hasil uji gelap fase bibit ditambah 2 genotipe kontrol (Jatiluhur untuk kontrol toleran, dan Kalimutu untuk kontrol peka). Hasil Penelitian dengan menggunakan metode naungan buatan (paranet) 25-50%, diperoleh sebanyak 14 dari 20 genotipe yang diuji menunjukkan konsisten memiliki morfologi tanaman padi gogo yang toleran pada naungan 25% dan 50%. Genotipe tersebut adalah; BL, BP 3416- 3E-Kn-25-2-3, IR6510-24-3-63-2-3-1, S4616-PN-7-3, B11577E-MR-12-1-1, B11338BF-TB-26, B10-111-BC-Pr-7, BP606E-18-9-5, BP751F-4-12-PK-2-3, Laka Tesan A, OM1490, OM4495, OM2514, dan BIO114. Berdasarkan hasil pengukuran Intensitas cahaya dibawah naungan 25 % dan 50%, disampaikan bahwa secara umum galur padi gogo yang toleran memiliki karakter tinggi, berbatang keras dan berklorofil daun yang lebih tinggi dari yang rentan.

Copyright © 2025 Kementerian Pertanian

Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian

  • Cookie settings
  • Privacy policy
  • End User Agreement
  • Send Feedback