Browsing by Author "Zarwazi, Lalu M."
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
- Item22. Pencapaian Produksi dan Usahatani Pada 3 Varietas Padi Sistem Budi Daya SRI dan PTT(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Zarwazi, Lalu M.; Widyantoro; Guswara, Agus; Abdulrachman, Sarlan; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiPertanian organik dan SRI (System of Rice Intensifi cation) adalah dua pendekatan budidaya yang serupa tapi tidak sama. Pertanian organik mengklaim sebagai pertanian rendah masukan (low input), sedangkan SRI adalah pendekatan budidaya yang mengintegrasikan komponen teknologi yang bersinergis dan ramah lingkungan, diantaranya penggunaan bahan organik. Konsep SRI, tanaman diperlakukan sebagai organisme hidup dengan kesehatan tanah menjadi dasar untuk mendapatkan hasil gabah yang tinggi. Dengan demikian perhatian tentang pemanfaatan pupuk organik menjadi prioritas utama. Beberapa hasil kajian tentang budidaya padi pola SRI masih menjadi bahan perdebatan di kalangan pengambil kebijakan. Berdasarkan pemikiran tersebut telah dilakukan penelitian dalam bentuk verifi kasi budidaya padi pola SRI. Penelitian dilaksanakan di KP Sukamandi MT III 2010 dan bertujuan untuk mendapatkan informasi tingkat produktivitas dan usahatani padi pola SRI, SRI plus, PTT, dan petani. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan tanaman padi pada tinggi tanaman dan jumlah anakan pada perlakuan PTT lebih nyata jika dibandingkan dengan perlakuan SRI. Nilai hijau dengan pengukuran SPAD pada perlakuan PTT relatif stabil pada setiap rentang 7 hari pengamatan di kisaran angka 40, sedangkan pada perlakuan SRI kurang dari 38. Terdapat perbedaan nyata pada setiap komponen hasil perlakuan PTT dan SRI pada ketiga varietas padi yang digunakan utamanya pada varietas Inpari 7. Terdapat perbedaan nyata antara perlakuan PTT dan SRI pada varietas Inpari 7 dan Inpari 8, dimana pada varietas Inpari 7 perlakuan PTT memberikan hasil gabah 7,63 t/ha GKG berbeda nyata dengan perlakuan SRI yang memberikan hasil gabah sebesar 6,36 t/ha GKG, sedangkan pada varietas Inpari 8 perlakuan PTT memberikan hasil gabah sebesar 6,15 t/ha GKG berbeda nyata dengan perlakuan SRI hanya memberikan hasil gabah sebesar 4,49 t/ha GKG. Persentase butir hampa dan kotoran pada perlakuan SRI lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan PTT kecuali pada varietas Inpari 8, namun sebaliknya pada perlakuan SRI mempunyai butir hijau kapur lebih tinggi dibanding perlakuan PTT. Persentase beras kepala pada perlakuan PTT lebih tinggi dibanding perlakuan SRI. Penggunaan tenaga kerja pada perlakuan SRI mulai kegiatan pesemaian sampai panen membutuhkan 198 HOK/ha, sedangkan pada perlakuan PTT membutuhkan tenaga kerja sebanyak 147 HOK/ha atau terdapat perbedaan dalam penggunaan tenaga kerja sebesar 51 HOK/ha atau senilai Rp.1.785.000/ha.
- ItemDominansi dan Dinamika Gulma Dalam Mempengaruhi Pertumbuhan Padi Sawah Pada Sistem Budidaya SRI, PTT dan Konvensional(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Guntoro, Dwi; Zarwazi, Lalu M.; MA Chozin; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiTiga sistem budidaya yang berkembang di Indonesia (SRI, PTT dan Konvensional. Gulma dan metode pengendaliannya adalah salah satu masalah pada ketiga sistem budidaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari dinamika dan dominansi gulma dalam mempengaruhi pertumbuhan padi pada ketiga sistem. Penelitian dilakukan di lahan sawah irigasi kebun Percobaan Sukamandi, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Subang, Jawa Barat pada bulan November 2013–Maret 2014. Rancangan menggunakan rancangan petak terbagi (split plot design) dalam rancangan acak kelompok dengan empat ulangan. Petak utama yaitu sistem budi daya dengan tiga perlakuan (SRI, PTT dan Konvensional) dan anak petak yaitu teknik pengendalian gulma dengan empat perlakuan yaitu tanpa pengendalian, pengendalian dengan tangan (manual), pengendalian dengan gasrok (mekanik) dan pengendalian dengan herbisida (kimia). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kelompok gulma teki dominan pada SRI dan PTT, dan kelompok gulma berdaun lebar pada sistem budiddaya konvensional pada saat 21 hari setelah tanam (HST). Perubahan dominansi gulma terjadi pada saat umur 42 HST dengan gulma golongan daun lebar sebagai gulma dominan. Jenis gulma dominan adalah Fimbristylis miliacea dan Monochoria vaginalis.
- ItemPengaruh Cara Tanam dan Pengendalian Gulma Padi di Lahan Rawa Pasang Surut(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2018) Zarwazi, Lalu M.; Anwar, Khairil; Hasmi, Idrus; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Semakin menyempitnya lahan sawah yang subur terutama di pulau Jawa, karena terjadinya konversi lahan sawah menjadi prasarana umum dan industri dapat mengancam produksi padi nasional. Sebagai alternatif, pengembangan padi dapat diarahkan pada lahan sawah pasang surut. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan sistem tanam dan sistem pengendalian gulma terbaik di lahan pasang surut. Penelitian telah dilakukan di lahan petani di Desa Karang Buah, Kecamatan Belawang, Barito Kuala, Kalimantan Selatan pada MT-2 2016. Penelitian dilakukan menggunakan rancangan split plot, dengan teknik tanam sebagai main plot dan teknik pengendalian gulma sebagai sub plot, dengan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik tanam yang menghasilkan produksi padi rawa yang tinggi adalah menggunakan sistem tanam pindah dan atabela jajar legowo. Sedangkan teknik pengendalian gulma paling efisien dalam penelitian ini adalah pengendalian gulma mekanis dua kali yang diikuti penggunaan herbisida.
- ItemStudi Morfologis dan Fisiologis Galur-galur Padi Gogo dan Varietas Lokal Pada Kondisi Intensitas Cahaya Rendah di Bawah Naungan Buatan (Paranet)(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-08-06) Zarwazi, Lalu M.; Gunarsih, Cucu; Sasmita, Priatna; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiPenelitian keragaan morfologis dan fisiologis galur-galur padi gogo dan varietas lokal pada kondisi intensitas cahaya rendah dengan metode naungan buatan (paranet) 25-50% telah dilaksanakan di KP. Kuningan pada musim tanam 2011. Penelitian bertujuan untuk mengamati dan mempelajari keragaan morfologis dan fisiologis galur dan atau varietas lokal padi gogo yang memiliki toleransi terhadap naungan dan memiliki produksi tinggi. Penelitian menggunakan rancangan acak petak terpisah dengan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah tanpa naungan, naungan dengan paranet intensitas cahaya 25% dan paranet intensitas cahaya 50%. Bahan tanaman yang digunakan adalah 20 genotipe padi gogo toleran naungan hasil uji gelap fase bibit ditambah 2 genotipe kontrol (Jatiluhur untuk kontrol toleran, dan Kalimutu untuk kontrol peka). Hasil Penelitian dengan menggunakan metode naungan buatan (paranet) 25-50%, diperoleh sebanyak 14 dari 20 genotipe yang diuji menunjukkan konsisten memiliki morfologi tanaman padi gogo yang toleran pada naungan 25% dan 50%. Genotipe tersebut adalah; BL, BP 3416- 3E-Kn-25-2-3, IR6510-24-3-63-2-3-1, S4616-PN-7-3, B11577E-MR-12-1-1, B11338BF-TB-26, B10-111-BC-Pr-7, BP606E-18-9-5, BP751F-4-12-PK-2-3, Laka Tesan A, OM1490, OM4495, OM2514, dan BIO114. Berdasarkan hasil pengukuran Intensitas cahaya dibawah naungan 25 % dan 50%, disampaikan bahwa secara umum galur padi gogo yang toleran memiliki karakter tinggi, berbatang keras dan berklorofil daun yang lebih tinggi dari yang rentan.