Browsing by Author "Yuliani, Dini"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemDinamika Penyakit-Penyakit Tanaman Padi Pada Waktu Tanam Berbeda Di Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Yuliani, Dini; Nur Milati, Laila; Sudir; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Penyakit padi merupakan salah satu faktor pembatas dalam budidaya tanaman padi. Akibat serangan penyakit, produktivitas padi menjadi menurun. Penelitian ini untuk mengetahui dinamika penyakit-penyakit padi di daerah dengan waktu tanam berbeda dilaksanakan di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah pada musim hujan (MH) 2014/2015 dan musim kemarau (MK) 2015. Penelitian berupa pengamatan tanaman di lapangan pada tiap musim tanam dilakukan pada waktu tanam awal (I), tanam pertengahan (II), dan waktu tanam akhir (III). Hasil penelitian menunjukkan pada tiap waktu tanam ditemukan empat jenis penyakit padi yaitu hawar daun bakteri (HDB), busuk batang, hawar pelepah, dan bercak daun Cercospora (BDC). Penyakit padi memiliki dinamika yang berbeda baik pada waktu tanam berbeda maupun musim tanam yang berbeda. Hawar daun bakteri memiliki dinamika penyakit yang sama dengan hawar pelepah yaitu memiliki trends keparahan penyakit yang tinggi pada waktu tanam awal musim hujan dan awal musim kemarau. Begitu juga dengan penyakit busuk batang memiliki dinamika penyakit yang sama dengan penyakit bercak daun cercospora yaitu memiliki trends keparahan penyakit yang tinggi pada waktu tanam akhir musim hujan dan awal musim kemarau. Untuk wilayah dengan pola tanam satu kali tanam padi dalam satu tahun dianjurkan untuk menanam padi pada waktu tanam akhir musim hujan atau awal musim kemarau saat patogen penyakit dalam kondisi tertekan populasinya. Untuk wilayah dengan indeks pertanaman ≥ 2 dalam setahun dianjurkan untuk menerapkan budidaya tanaman padi sehat seperti jarak tanam yang tidak terlalu rapat, pemupukan berimbang sesuai dosis ajuran setempat, dan pengairan secara intermitten. Untuk daerah endemis penyakit HDB dapat menggunakan varietas tahan sesuai kondisi patotipe Xoo yang dominan di wilayahnya.
- ItemPerkembangan Penyakit Utama Pada Ratun Padi Sistem Salibu di Lahan Sawah Irigasi(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) Sudir; Yuliani, DiniBudidaya padi salibu adalah salah satu inovasi teknologi untuk memacu produktivitas padi. Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap budidaya salibu antara lain: 1). Tinggi pemotongan batang padi sisa panen, 2). Varietas, 3). Kondisi air tanah setelah panen, dan 4). Pemupukan. Upaya peningkatan produksi padi mengarah pada peningkatan produktivitas lahan melalui peningkatan indeks panen dari 2 hingga 3 bahkan bisa 4 kali panen dalam 1 tahun. Budidaya padi salibu dapat memacu peningkatan produksi padi dengan meningkatkan IP (indek panen). Kemudian ada beberapa keuntungan budidaya sistem tersebut diantaranya: umurnya relatif lebih pendek, kebutuhan air lebih sedikit, biaya produksi lebih rendah karena penghematan dalam pengolahan tanah, penanaman, penggunaan bibit dan kemurnian genetik lebih terpelihara. Budidaya salibu dapat mempengaruhi kepadatan populasi hama dan intensitas penyakit karena tanaman padi selalu tersedia sebagai tempat hidup organisme pengganggu tanaman (OPT). Oleh karena itu, penting dilakukan monitoring keberadaan OPT pada budidaya padi dengan sistem ratun (salibu). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan penyakit utama pada padi ratun di sawah irigasi yang dilakukan di Kebun Percobaan Sukamandi pada musim tanam 2014. Untuk pengamatan penyakit ditarik garis diagonal pada tiap petak percobaan, selanjutnya untuk setiap garis diagonal diambil 10 rumpun tanaman sampel. Tiap rumpun sampel diamati tingkat serangan penyakit yang ditemukan dengan metode skoring (IRRI, 2014). Hasil penelitian menunjukkan penyakit tanaman padi yang ditemukan pada ratun sistem salibu yaitu busuk batang Helmithosporium sigmoideum, hawar pelepah Rhizoctonia solani, bercak daun Cercospora oryzae, hawar daun bakteri (HDB) Xanthomonas oryzae pv. oryzae, dan Bacterial Leaf Streak (BLS). Hasil pengamatan mulai dari tanaman utama hingga pertanaman salibu ketiga menunjukkan varietas berpengaruh nyata terhadap keparahan beberapa penyakit padi, sedangkan interval aplikasi pestisida tidak berpengaruh nyata terhadap keparahan semua penyakit padi. Tidak terjadi interaksi antara varietas dengan aplikasi pestisida terhadap keparahan penyakit padi. Penyakit yang dominan menyerang tanaman utama pada fase vegetatif yaitu busuk batang dan BLS, sedangkan pada fase generatif adalah busuk batang, bercak daun Cercospora (BDC), HDB, dan BLS. Penyakit yang dominan menyerang tanaman salibu pertama pada fase vegetatif yaitu ragged stunt dan busuk batang, sedangkan pada fase generatif sama dengan penyakit yang menyerang tanaman utama pada fase generatif. Penyakit yang dominan menyerang tanaman salibu kedua pada fase vegetatif yaitu ragged stunt, sedangkan penyakit yang paling banyak ditemukan pada fase generatif yaitu hawar pelepah. Penyakit yang dominan menyerang tanaman salibu ketiga baik fase vegetatif maupun generatif yaitu grassy stunt.
- ItemPerkembangan Penyakit Utama Pada Ratun Padi Sistem Salibu di Lahan Sawah Irigasi(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) Sudir; Yuliani, DiniBudidaya padi salibu adalah salah satu inovasi teknologi untuk memacu produktivitas padi. Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap budidaya salibu antara lain: 1). Tinggi pemotongan batang padi sisa panen, 2). Varietas, 3). Kondisi air tanah setelah panen, dan 4). Pemupukan. Upaya peningkatan produksi padi mengarah pada peningkatan produktivitas lahan melalui peningkatan indeks panen dari 2 hingga 3 bahkan bisa 4 kali panen dalam 1 tahun. Budidaya padi salibu dapat memacu peningkatan produksi padi dengan meningkatkan IP (indek panen). Kemudian ada beberapa keuntungan budidaya sistem tersebut diantaranya: umurnya relatif lebih pendek, kebutuhan air lebih sedikit, biaya produksi lebih rendah karena penghematan dalam pengolahan tanah, penanaman, penggunaan bibit dan kemurnian genetik lebih terpelihara. Budidaya salibu dapat mempengaruhi kepadatan populasi hama dan intensitas penyakit karena tanaman padi selalu tersedia sebagai tempat hidup organisme pengganggu tanaman (OPT). Oleh karena itu, penting dilakukan monitoring keberadaan OPT pada budidaya padi dengan sistem ratun (salibu). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan penyakit utama pada padi ratun di sawah irigasi yang dilakukan di Kebun Percobaan Sukamandi pada musim tanam 2014. Untuk pengamatan penyakit ditarik garis diagonal pada tiap petak percobaan, selanjutnya untuk setiap garis diagonal diambil 10 rumpun tanaman sampel. Tiap rumpun sampel diamati tingkat serangan penyakit yang ditemukan dengan metode skoring (IRRI, 2014). Hasil penelitian menunjukkan penyakit tanaman padi yang ditemukan pada ratun sistem salibu yaitu busuk batang Helmithosporium sigmoideum, hawar pelepah Rhizoctonia solani, bercak daun Cercospora oryzae, hawar daun bakteri (HDB) Xanthomonas oryzae pv. oryzae, dan Bacterial Leaf Streak (BLS). Hasil pengamatan mulai dari tanaman utama hingga pertanaman salibu ketiga menunjukkan varietas berpengaruh nyata terhadap keparahan beberapa penyakit padi, sedangkan interval aplikasi pestisida tidak berpengaruh nyata terhadap keparahan semua penyakit padi. Tidak terjadi interaksi antara varietas dengan aplikasi pestisida terhadap keparahan penyakit padi. Penyakit yang dominan menyerang tanaman utama pada fase vegetatif yaitu busuk batang dan BLS, sedangkan pada fase generatif adalah busuk batang, bercak daun Cercospora (BDC), HDB, dan BLS. Penyakit yang dominan menyerang tanaman salibu pertama pada fase vegetatif yaitu ragged stunt dan busuk batang, sedangkan pada fase generatif sama dengan penyakit yang menyerang tanaman utama pada fase generatif. Penyakit yang dominan menyerang tanaman salibu kedua pada fase vegetatif yaitu ragged stunt, sedangkan penyakit yang paling banyak ditemukan pada fase generatif yaitu hawar pelepah. Penyakit yang dominan menyerang tanaman salibu ketiga baik fase vegetatif maupun generatif yaitu grassy stunt.