Browsing by Author "Yani, Alva"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemKajian Pasca Panen dan mutu Biji Kopi Robusta Petani di Lokasi Prima Tani Lampung Utara(BPTP Jambi, 2008) Yani, Alva; BPTP JambiSurvei dan analisis mutu biji kopi petani dilaksanakan di lokasi Prima Tani, Desa Suka Marga, Kecamatan Abung Tinggi, Kabupaten Lampung Utara dari bulan Mei sampai Juni 2006. Pengkajian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kajian pasca panen dan mutu biji kopi Robusta rakyat. Survei dilakukan dengan wawancara langsung dengan petani menggunakan kuesioner (50 responden). Analisis dilakukan terhadap kadar air dan mutu fisik biji kopi menurut SNI (1999). Dari hasil survei diketahui bahwa penanganan pasca panen biji kopi di Desa Suka Marga, Kecamatan Abung Tinggi, Kabupaten Lampung Utara masih kurang baik sehingga perlu dilakukan perbaikan. Kisaran kadar air biji kopi petani berkisar antara 11.24 – 20.31 % dengan kadar air yang melebihi 13% sebanyak 36 sampel (72%). Analisis mutu biji kopi menunjukkan bahwa total nilai cacat (TNC) biji kopi yang dihasilkan oleh petani yaitu 271.35 (yang dikeringkan di atas terpal) dan 379.9 (yang dikeringkan di atas tanah),sehingga klasifikasi mutu biji kopi petani berdasarkan TNC tidak memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan oleh SNI (1999).
- ItemPengolahan Biji Kakao secara Fermentasi sebagai upaya Peningkatan Mutu dan Pendapatan Petani di Lampung Timur(BPTP Jambi, 2008) Yani, Alva; AB, Firdausil; BPTP JambiFermentasi merupakan satu tahapan yang penting dalam penanganan pasca panen kakao untuk mendapatkan citarasa, aroma dan penampilan biji kakao yang baik. Propinsi Lampung salah satu propinsi yang mempunyai prospek untuk mengembangkan teknologi pengolahan biji kakao secara fermentasi melalui program Prima Tani Litbang Pertanian. Pengolahan secara fermentasi terhadap biji kakao petani dilakukan pada T.A. 2006 di desa Labuhan Ratu IV, Kecamatan Labuhan Ratu, Kabupaten Lampung Timur. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan mutu biji kakao yang selama ini diolah secara non fermentasi (produk asalan), dan untuk meningkatkan harga dan kesejahteraan petani setempat. Fermentasi dilakukan dalam kotak-kotak kayu dengan waktu fermentasi selama 5 hari. Analisis mutu biji kakao menunjukkan bahwa biji kakao hasil fermentasi memenuhi persyaratan mutu SNI (2002) dan layak untuk dikembangkan. Melalui penerapan teknologi, pengolahan biji kakao secara fermentasi memberikan nilai tambah terhadap pendapatan petani sebesar 40 – 60% dibandingkan dengan non fermentasi (produk asalan). Diharapkan pengolahan biji kakao secara fermentasi ini dapat menjadi percontohan bagi petani kakao lainnya di sentra-sentra kakao.