Browsing by Author "Wibawa, Wahyu"
Now showing 1 - 11 of 11
Results Per Page
Sort Options
- ItemAnalisis Komparatif Dan Prospek Pengembangan Usahatani Tumpangsari Kacang Tanah Dengan Jagung Pada Lahan Kering Masam Di Provinsi Bengkulu(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Sugandi, Dedi; Yesmawati; Wibawa, Wahyu; ; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuSistem tumpangsari meningkatkan produktivitas, pendapatan petani dan efisiensi penggunaan lahan. Provinsi Bengkulu memiliki lahan kering masam yang potensial untuk pengembangan dan peningkatan produksi kacang tanah dan jagung dengan sistem tumpangsari . Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisis pendapatan usahatani tumpangsari kacang tanah dengan jagung pada lahan kering masam di Kabupaten Bengkulu Tengah, (2) mengetahui prospek pengembangan usahatani tumpangsari kacang tanah dengan jagung pada lahan kering masam di Kabupaten Bengkulu Tengah. Penelitian dilaksanakan dari bulan Agustus sampai dengan September 2014 di Kabupaten Bengkulu Tengah. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Benefit Cost Rasio (B/C Ratio) dan uji t (t-test) untuk membandingkan pendapatan usahatani tumpangsari kacang tanah dengan jagung. Prospek usahatani tumpangsari kacang tanah dengan jagung diukur dengan Skala Likert terhadap 40 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pendapatan usahatani tumpangsari kacang tanah dengan jagung lebih tinggi (Rp. 40.830.000) dibandingkan dengan monokultur (Rp. 32.850.000) dengan selisih pendapatan sebesar Rp. 7.506.500, (2) Usahatani tumpangsari kacang tanah dengan jagung lebih efisien dibandingkan dengan monokultur, (3) Usahatani tumpangsari kacang tanah dengan jagung mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan di Provinsi Bengkulu
- ItemInovasi Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Integrasi Padi - Sapi Spesifik Bengkulu : Teknologi dan Kelembagaan(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu, 2016) Wibawa, Wahyu; Kusnadi, Harwi; Yesmawati; Mikasari, Wilda; Darmadi, Agus; Suyanto, HendriDi Provinsi Bengkulu, sistem pertanian bioindustri belum diterapkan dan perlu diinisiasi penumbuhannya sesuai dengan kondisi wilayah (spesifik lokasi). Padi dan sapi merupakan komoditas unggulan dan diusahakan oleh sebagian besar masyarakat tani di Provinsi Bengkulu. Selama ini, kedua usaha pertanian tersebut belum diusahakan secara terintegrasi, sehingga masing-masing mempunyai permasalahan yang spesifik. Jika keduanya diusahakan secara terintegrasi, maka keduanya saling bersinergi dan dapat saling melengkapi satu dengan lainnya. Sistem pertanian bioindustri memandang lahan pertanian tidak semata-mata sebagai sumberdaya alam, namun juga dipandang sebagai industri yang memanfaatkan seluruh faktor produksi untuk menghasilkan pangan untuk ketahanan pangan maupun produk lain yang dikelola menjadi bioenergi serta bebas limbah dengan menerapkan prinsip mengurangi, memanfaatkan kembali, dan mendaur ulang (reduce, reuse dan recycle). Berkelanjutan, meminimalkan limbah, ramah lingkungan, memaksimalkan pendapatan melalui peningkatan nilai tambah serta mempertimbangkan economic scale merupakan prinsip dasar dalam sistem pertanian bioindustri. Buku ini berisi kumpulan inovasi-inovasi yang dikelompokkan dalam 9 Bab atau kelompok untuk mempermudah pembaca dalam memahami informasi yang disajikan. Sembilan Bab tersebut adalah: (1) Pendahuluan (2). Budidaya Padi Aromatik (3). Pemeliharaan ternak sapi potong ramah lingkungan (4). Pemanfaatan limbah tanaman padi (5). Pemanfaatan limbah ternak sapi (6). Peningkatan nilai tambah produk integrasi padi-sapi (7). Peningkatan kapasistas dan kinerja kelembagaan (8). Sasaran dan harapan sistem pertanian bioindustri (9). Penutup
- ItemKeunggulan Agronomis Dan Finansial Varietas Unggul Kacang Tanah Pada Lahan Kering Masam Di Provinsi Bengkulu(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Wibawa, Wahyu; Sugandi, Dedi; ; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuProduktivitas dan pendapatan usahatani kacang tanah di Provinsi Bengkulu relatif rendah, Produktivitas dan pendapatan usahatani kacang tanah pada lahan kering masam dapat ditingkatkan melalui penggunaan varietas unggul spesifik lokasi. Lahan kering masam potensial untuk pengembangan kacang tanah. Tujuan pengkajian adalah: (1). Mengevaluasi keunggulan agronomis dari varietas unggul kacang tanah pada lahan kering masam di Provinsi Bengkulu. (2). Menganalisis kelayakan usahatani varietas unggul kacang tanah pada lahan kering masam (3). Menentukan dan merekomendasikan alternatif varietas unggul kacang tanah spesifik lahan kering masam di Provinsi Bengkulu. Pengkajian dilakukan pada lahan kering masam di Kabupaten Bengkulu Tengah, mulai bulan Mei sampai dengan September 2014. Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan 4 perlakuan varietas (Talam, Tuban, kancil, dan Lokal) dan 5 ulangan digunakan untuk mengevaluasi keunggulan agronomis varietas kacang tanah. Keunggulan finansial dianalisis berdasarkan kelayakan usahatani melalui penghitungan B/C ratio. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa: (1). Secara agronomis Varietas Tuban paling unggul yang diindikasikan oleh produktivitasnya yang tinggi (2,53 t/ha) dan toleran terhadap serangan hama berdasarkan tingkat kerusakan polong yang rendah (15,13%) (2). Varietas Tuban memberikan keuntungan tertinggi (Rp. 28.031.500) dengan B/C ratio 2,83 (3). Varietas Tuban prospektif dan dianjurkan pada lahan kering masam di Provinsi Bengkulu. Kajian pengendalian hama perusak polong perlu dilakukan untuk menekan tingkat kerusakan polong yang cukup tinggi (14,79 - 26,30%)
- ItemKEUNGGULAN FINANSIAL PEREMAJAAN TANAMAN KOPI DENGAN TEKNIK KAPAK KULAI DI PROVINSI BENGKULU(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Yesmawati; Wibawa, Wahyu; Balai Pengkajian Teknologi PertanianKopi merupakan komoditas unggulan Provinsi Bengkulu. Luas tanaman kopi mencapai 94.232 hektar yang diusahakan oleh hampir 100 ribu kepala keluarga (KK). Produktivitas kopi masih rendah (0,7 t/ha/tahun) karena masih banyak kebun kopi tua. Peremajaan dengan teknik kapak kulai menjadi salah satu alternatif dan solusinya. Tujuan pengkajian adalah (1) mengkaji keuntungan teknik peremajaan tanaman kopi di Provinsi Bengkulu, (2) mengevaluasi efisiensi biaya peremajaan tanaman kopi di Provinsi Bengkulu. Pengkajian dilaksanakan di Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang dari bulan Februari – Desember 2015. Pengkajian dilaksanakan dengan membandingkan keuntungan dan efisiensi biaya antara peremajaan tanaman kopi teknik kapak kulai dengan seedling (tanam bibit). Analisis data yang digunakan adalah analisis keuntungan dan efisiensi biaya. Keuntungan peremajaan tanaman kopi dihitung dengan mengurangkan penerimaan dengan biaya produksi (saprodi dan tenaga kerja), sedangkan efisiensi biaya merupakan perbandingan antara penerimaan dan total biaya, dengan rumus R/C ratio. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa (1) peremajaan tanaman kopi teknik kapak kulai lebih menguntungkan (Rp.38.136.953,-) dibandingkan dengan seedling (Rp.7.560.833,-), (2) peremajaan tanaman kopi teknik kapak kulai lebih efisien dengan R/C ratio 3,20 dibandingkan dengan seedling yang R/C ratio hanya 1,35.
- ItemKEUNGGULAN FINANSIAL PEREMAJAAN TANAMAN KOPI DENGAN TEKNIK KAPAK KULAI DI PROVINSI BENGKULU(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Yesmawati; Wibawa, Wahyu; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungKopi merupakan komoditas unggulan Provinsi Bengkulu. Luas tanaman kopi mencapai 94.232 hektar yang diusahakan oleh hampir 100 ribu kepala keluarga (KK). Produktivitas kopi masih rendah (0,7 t/ha/tahun) karena masih banyak kebun kopi tua. Peremajaan dengan teknik kapak kulai menjadi salah satu alternatif dan solusinya. Tujuan pengkajian adalah (1) mengkaji keuntungan teknik peremajaan tanaman kopi di Provinsi Bengkulu, (2) mengevaluasi efisiensi biaya peremajaan tanaman kopi di Provinsi Bengkulu. Pengkajian dilaksanakan di Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang dari bulan Februari – Desember 2015. Pengkajian dilaksanakan dengan membandingkan keuntungan dan efisiensi biaya antara peremajaan tanaman kopi teknik kapak kulai dengan seedling (tanam bibit). Analisis data yang digunakan adalah analisis keuntungan dan efisiensi biaya. Keuntungan peremajaan tanaman kopi dihitung dengan mengurangkan penerimaan dengan biaya produksi (saprodi dan tenaga kerja), sedangkan efisiensi biaya merupakan perbandingan antara penerimaan dan total biaya, dengan rumus R/C ratio. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa (1) peremajaan tanaman kopi teknik kapak kulai lebih menguntungkan (Rp.38.136.953,-) dibandingkan dengan seedling (Rp.7.560.833,-), (2) peremajaan tanaman kopi teknik kapak kulai lebih efisien dengan R/C ratio 3,20 dibandingkan dengan seedling yang R/C ratio hanya 1,35.
- ItemPenguatan Lembaga Perbenihan Untuk Mendukung Program Kawasan Mandiri Benih Padi di Provinsi Bengkulu(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) Wibawa, Wahyu; Sugandi, DediPenggunaan varietas unggul yang berdaya hasil tinggi, responsif terhadap pemupukan dan tahan hama penyakit utama telah terbukti meningkatkan produktivitas. Prinsip enam tepat dalam perbenihan padi di Provinsi Bengkulu belum dapat dipenuhi. Kebutuhan benih padi di Provinsi Bengkulu mencapai 3.442 ton dan berpeluang untuk dipenuhi oleh lembaga perbenihan yang ada (BBI/BBU dan petani penangkar). Pengkajian ini dilaksanakan di 10 kabupaten/kota pada tahun 2013-2014. Tujuan dari pengkajian ini adalah: (1). Menyusun data base dan informasi sarana dan prasarana, kinerja dan permasalahan lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu. (2). Menentukan preferensi, potensi, dan peluang penangkar formal dan non formal dalam penyediaan benih (3). Mendapatkan alternatif rekomendasi dalam penguatan lembaga perbenihan untuk mendukung terwujudnya kemandirian benih di Provinsi Bengkulu. Hasil pengkajian menunjukkan: (1). Peran lembaga perbenihan di daerah (BBI/BBU) dalam mendukung penyediaan benih dan benih sumber yang berkualitas masih relatif rendah dan belum optimal yang diindikasikan oleh rendahnya anggaran, SDM, infra struktur dan kedudukan/status organisasinya. (2). Produktivitas tinggi, tahan terhadap serangan hama/penyakit, rasa nasi enak, dan berumur genjah merupakan faktor utama dalam penentuan varietas di Provinsi Bengkulu. (3). Strategi penguatan lembaga perbenihan daerah untuk mendukung kawasan mandiri benih di Provinsi Bengkulu adalah sebagai berikut: (a). Revitalisasi BBI/BBU melalui peningkatan anggaran; kompetensi dan jumlah SDM; kelengkapan infra struktur; dan memperkuat kedudukan/status organisasi. (b). Meningkatkan peran BBI/BBU dalam penentukan varietas adaptif spesifik lokasi, diseminasi dan promosi kepada petugas penyuluhan, penangkar dan petani. (c). Tiap kabupaten/kota memetakan jumlah kebutuhan benih, varietas, jadwal tanam, jumlah kelompok tani, luas areal sawah, jumlah penangkar/ penyedia benih, harga benih, dan kelas benih. (d). Menginventarisir penangkar formal dan non formal untuk didata, dipetakan dan dilatih. (e). Menyusun data base perbenihan melalui pengembangan sistem informasi perbenihan di Provinsi Bengkulu. (f). Menciptakan harmonisasi, koordinasi, dan sinergi antar lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu.
- ItemPersepsi Petani Terhadap Pemanfaatan Mesin Tanam Pindah Bibit Padi Sawah Sistem Jawo (Indo Jarwo Transplanter 21) di Provinsi Bengkulu(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) Yesmawati; Wibawa, Wahyu; Pudji Astuti, UmiLebih dari 20 varietas unggul baru yang dihasilkan Balitbangtan telah diadaptasikan dan didisplay di berbagai agroekosistem di Kalimatan Tengah, baik lahan pasang surut, tadah hujan maupun lahan kering. Masing-masing varietas yang diadaptasikan memiliki keunggulan yang berbeda-beda, seperti varietas Inpara yang diketahui memiliki kemampuan terhadap kondisi lahan masam, genangan, dll. Demikian juga dengan varietas Inpari yang memiliki tekstur dan bentuk gabah yang disukai di Kalimantan Tengah. Tulisan ini merupakan review dari pelaksanaan kegiatan pendampingan SLPTT, GPPTT dan UPBS yang dilaksanakan di Kalimantan Tengah, dari tahun 2011-2015. Tujuan kegiatan untuk mengetahui adaptasi dan preferensi masyarakat terhadap varietas-varietas unggul baru yang diadaptasikan dan didisplay di beberapa agroekosistem Kalimantan Tengah. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat sembilan varietas unggul baru yang hingga saat ini beradaptasi dengan baik dan sangat disukai petani di beberapa wilayah di Kalimantan Tengan, yaitu varietas Inpara 2, 3, 4, Inpari 9, 10, 14, 20, 23 dan Inpari 30. Pilihan ini tidak hanya sekedar kemampuan masingmasing varietas beradaptasi baik secara spesifik lokasi, tetapi juga berproduksi tinggi dan adaptif serta disukai dan diusahakan untuk memenuhi konsumsi. Selain itu mampu menumbuhkan sistem perbenihan yang dinaungi oleh Unit Pengelola Benih Sumber.
- ItemPola Pembentukan Anakan Padi Dari Berbagai Varietas Dan Jumlah Bibit Per Lubang Pada Lahan Suboptimal Di Provinsi Bengkulu(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Wibawa, Wahyu; Sugandi, Dedi; ; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuPerencanaan pembangunan pertanian yang lebih operasional pada tingkat kabupaten memerlukan data dan informasi sumberdaya lahan pada skala 1:50.000. Data dan informasi yang dihasilkan dari analisis data sumberdaya lahan pada skala tersebut berperan sangat penting sebagai dasar pewilayahan dan penentuan luas sebaran komoditas pertanian serta rekomendasi teknologi yang efektif, efisien dan berwawasan lingkungan. Penelitian bertujuan menyusunan peta arahan pewilayahan komoditas pertanian unggulan berdasarkan zona agroekologi skala 1:50.000 di Kabupaten Lombok Tengah. Data dan informasi dikeumpulkan pendekatan desk study, survei dan focus group discussion. Analisis contoh tanah dilakukan di laborartorium tanah BPTP NTB. Evaluasi lahan dilakukan dengan mencocokkan karakteristik lahan dengan persyaratan penggunaan lahan yang diinginkan oleh penggunaan lahan tertentu. Penentuan zonasi dan arahan pewilayahan komoditas dilakukan dengan menggunakan program Sistem Penilaian Kesesuaian Lahan (SPKL). Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi pengembangan pertanian di Kabupaten Lombok Tengah mencapai 65.664 ha (80,21%) dari luas wilayah. Dari luas tersebut seluas 11.142 ha (9,54%) merupakan zona II/Dffe diarahkan untuk tanaman tahunan perkebunan. Seluas 6.319 ha (5,41%) merupakan zona II/Dfke dan II/Dffe diarahkan untuk pengembangan tanaman tahunan perkebunan/hortikultura dan tanaman pangan sebagai tanaman sela dengan menerapkan teknologi budidaya lorong. Zona III/Dfk, III/Dfke, III/Dfs dan III/Dfse masing-masing seluas 4.313 ha (3,69), 1.958 ha (1,68%), 1.620 ha (1,39%), dan 1.395 ha (1,19%) diarahkan untuk pengembangan tanaman pangan semusim dan hortikultura tahunan sebagai tanaman penguat teras. Zona IV/D dengan luas 29.136 ha (24,95%) diarahkan untuk pengembangan tanaman pangan dan hortikultura. Sedangkan zona IV/Wfs merupakan lahan basah dengan luas 11.176 ha (9,57%) diarahkan untuk tanaman padi sawah. Teknologi usahatani sepsifik lokasi yang berbasis kepada kesesuaian lahan dan faktor pembatas pertumbuhan tanaman telah dijelaskan secara detail.
- ItemPROSPEK ADOPSI PEREMAJAAN KOPI DENGAN TEKNIK KAPAK KULAI DI PROVINSI BENGKULU(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Wibawa, Wahyu; Yesmawati; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungKapak kulai merupakan local wishdom teknik peremajaan kopi spesifik lokasi Bengkulu. Inovasi teknologi kapak kulai sudah diakui mampu meningkatkan produktivitas serta pendapatan petani. Inovasi teknologi akan berdampak jika diadopsi secara langsung. Kemampuan SDM, kesesuaian agroekosistem dan dukungan program pemerintah berpengaruh terhadap tingkat adopsi. Tujuan pengkajian adalah (1) mengkaji prospek adopsi berdasarkan persepsi petani terhadap teknik peremajaan kopi dengan teknik kapak kulai, (2) mengidentifikasi faktor-faktor penentu dalam adopsi peremajaan kopi dengan teknik kapak kulai. Pengkajian dilaksanakan di Kecamatan Tangsi Duren Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu dari bulan Agustus - Desember 2015. Prospek adopsi diukur melalui persepsi yang meliptui sikap kognitif, sikap afektif, dan sikap konatif petani terhadap teknik kapak kulai. Pengkajian dilaksanakan melalui survei dan wawancara terhadap 45 petani contoh, kemudian data yang terhimpun dianalisis secara statistik deskriptif dan interval kelas (5 interval). Hasil pengkajian menunjukkan bahwa (1) peremajaan kopi dengan teknik kapak kulai mempunyai prospek yang baik untuk diadopsi yang diindikasikan oleh persepsi petani dengan skor berkisar antara 4,02-4,37, (2) faktor penentu adopsi peremajaan kapak kulai adalah produktivitas tinggi (78,12%), pendapatan tinggi (20,14%), efisiensi biaya tenaga kerja (1,74%).
- ItemPROSPEK ADOPSI PEREMAJAAN KOPI DENGAN TEKNIK KAPAK KULAI DI PROVINSI BENGKULU(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Wibawa, Wahyu; Balai Pengkajian Teknologi PertanianKapak kulai merupakan local wishdom teknik peremajaan kopi spesifik lokasi Bengkulu. Inovasi teknologi kapak kulai sudah diakui mampu meningkatkan produktivitas serta pendapatan petani. Inovasi teknologi akan berdampak jika diadopsi secara langsung. Kemampuan SDM, kesesuaian agroekosistem dan dukungan program pemerintah berpengaruh terhadap tingkat adopsi. Tujuan pengkajian adalah (1) mengkaji prospek adopsi berdasarkan persepsi petani terhadap teknik peremajaan kopi dengan teknik kapak kulai, (2) mengidentifikasi faktor-faktor penentu dalam adopsi peremajaan kopi dengan teknik kapak kulai. Pengkajian dilaksanakan di Kecamatan Tangsi Duren Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu dari bulan Agustus - Desember 2015. Prospek adopsi diukur melalui persepsi yang meliptui sikap kognitif, sikap afektif, dan sikap konatif petani terhadap teknik kapak kulai. Pengkajian dilaksanakan melalui survei dan wawancara terhadap 45 petani contoh, kemudian data yang terhimpun dianalisis secara statistik deskriptif dan interval kelas (5 interval). Hasil pengkajian menunjukkan bahwa (1) peremajaan kopi dengan teknik kapak kulai mempunyai prospek yang baik untuk diadopsi yang diindikasikan oleh persepsi petani dengan skor berkisar antara 4,02-4,37, (2) faktor penentu adopsi peremajaan kapak kulai adalah produktivitas tinggi (78,12%), pendapatan tinggi (20,14%), efisiensi biaya tenaga kerja (1,74%).
- ItemTINGKAT PENGETAHUAN, KESADARAN DAN KESEDIAAN PETANI UNTUK MENERIMA RESIKO DALAM PENGGUNAAN HERBISIDA PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI PROVINSI BENGKULU(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Yesmawati; Wibawa, Wahyu; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungKelapa sawit merupakan komoditas perkebunan utama di Provinsi Bengkulu. Pengendalian gulma dalam perkebunan kelapa sawit memerlukan biaya yang tinggi. Herbisida mampu mengendalikan gulma secara efektif dan efisien. Pengendalian gulma dengan herbisida sangat efektif dan efisien, tetapi juga mempunyai dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan. Pengetahuan, kesadaran dan implementassi herbisida yang baik diperlukan dalam pengelolaan gulma pada perkebunan yang ramah lingkungan. Tujuan pengkajian adalah (1) mengkaji tingkat pengetahuan petani terhadap penggunaan herbisida pada perkebunan kelapa sawit di Provinsi Bengkulu, (2) menilai tingkat kesadaran petani terhadap penggunaan herbisida pada perkebunan kelapa sawit di Provinsi Bengkulu, (3) mengkaji kesediaan petani untuk menerima resiko dalam penggunaan herbisida pada perkebunan kelapa sawit di Provinsi Bengkulu. Pengkajian dilaksanakan di Kecamatan Pondok Kelapa dan Pondok Kubang Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu dari bulan Februari-April 2013. Tingkat pengetahuan dan kesadaran petani diperoleh dengan metode survei dan wawancara. Data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan interval kelas (5 interval) terhadap 70 responden. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa (1) tingkat pengetahuan petani terhadap penggunaan herbisida termasuk dalam kategori rendah (39,43%), (2) tingkat kesadaran petani terhadap penggunaan alat pelindung pribadi termasuk dalam kategori rendah, (3) tingkat kesediaan petani untuk menerima resiko dalam aplikasi herbisida termasuk dalam kategori tinggi (74,86%). Pembinaan secara intensif diperlukan untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi dan keselamatan dalam penggunaan herbisida.