Browsing by Author "Tirajoh, Siska"
Now showing 1 - 10 of 10
Results Per Page
Sort Options
- ItemANALISIS KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN KABUPATEN PUNCAK PROVINSI PAPUA(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua, 2020-09-01) Lewaherilla, Niki E.; Tirajoh, Siska; Lestari, Martina Sri; Wulandari, Septi; Suebu, Yusuf; Kementrian PertanianAnalisis kebijakan pengembangan komoditas unggulan pertanian Kabupaten Puncak bertujuan untuk: 1) menentukan komoditas pertanian unggulan dan kebutuhan teknologinya, 2) menetapkan arah kebijakan pengembangan komoditas pertanian unggulan Kabupaten Puncak. Pendekatan survey melalui pengumpulan data primer berupa pengamatan dan wawancara responden petani dan pemangku kepentingan (pedagang, tokoh agama, tokoh masyarakat dan pihak Pemda Bupati, Assisten II, Bappeda, Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi). Wilayah sampel pengamatan ditentukan secara sengaja yaitu wilayah Distrik Gome dan Ilaga. Data sekunder dari berbagai institusi berupa luas lahan pertanian, jumlah dan jenis ternak, produksi komoditas pertanian, data kependudukan yang diperoleh dari Dinas Pertanian kabupaten, BPS, Bappeda, Perguruan Tinggi. Penentuan komoditas unggulan menggunakan analisis L/Q Question, selanjutnya untuk mengetahui ketepatan penentuan komoditas unggulan dilakukan penilaian terhadap komoditas unggulan terpilih oleh pemangku kepentingan Pihak Pemda menggunakan skala tinggi, sedang dan rendah. Analisis arah kebijakan pengembangan pertanian kabupaten Puncak didasarkan pada analisis SWOT, yang dituangkan dalam bentuk matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE). Hasil analisis menunjukkan bahwa komoditas unggulan kabupaten Puncak yaitu ubijalar dan sayuran pada 8 distrik induk yaitu: Ilaga, Pigoma, Agadugume, Beoga, Sinak, Duofo, Wangbe dan Gome. Komoditas Talas/bete dan ubikayu terdapat pada 7 Distrik basis. Jagung pada 4 Distrik Basis yaitu; Distrik Duofo, Beoga, Pogoma dan Sinak. Komoditas kacang tanah 3 wilayah basis pengembangan yaitu Distrik Duofo, Pogoma, dan Sinak. Dukungan inovasi teknologi pengembangan komoditas unggulan pertanian berupa penyediaan VUB, teknis budidaya praktis, pascapanen dan pengolahan hasil komoditas. Strategi Pengembangan komoditas unggulan Kabupaten Puncak terdiri dari 11 program.
- ItemThe integration model of sweet potato-pigs in the Papua highlands(IOP Publishing, 2021-01-01) Soplanit, Alberth; Tirajoh, Siska; Tiro, Batseba MW; Dominanto, Ghalih P.; Rumbarar, Merlin K.; IOPSweet potato-pigs integration system (hipere-wam) is a model that farmer can apply to maintain production in highland area. The aim of this study is to produce a specific location model of sweet potato-pigs integration technology in the sweet potato center area. The results of the study show that sweet potato production during the four months of the assessment with the wet tuber weight for Musan cultivar was 0.90 kg/ plant or 21.67 t/ha and Cangkuang cultivar was 1.06 kg/plant or 25.47 t/ha, respectively. Biomass production was 0.84 kg/plant or 20.24 t/ha for Musan cultivar and 0.76 kg/plant or 18.31 t/ha for Cangkuang cultivar, respectively. The increase in the body weight of introduced pigs was 157 g/head/day, compared to the farmer's which was of 50 g/head/day. Based on the calculation of the level of consumption of pigs during the assessment, it shows that the average feed requirement from sweet potato was 1.5 kg /head/day or 180 kg /head /4 months or 2.880 kg/16 heads/4 months. The calculation of organic fertilizer from wet livestock manure for four months of maintenance was 480 kg or 30.0 kg/head or 0.30 kg/head/day. If it is assumed that 0.065-0.066 hectare land contains 1.733-1.760 plants, the contribution of organic fertilizer from pig manure to sweet potato plants is 130 - 140 g/plant/4 months.
- ItemKeragaan Usaha Ternak Sapi Potong Pada Kelompok Tabni Sejahtera di Kabupaten Nabire, Papua(BPTP Papua, 2017-01-01) Usman; Tiro, Batseba M.W; Tirajoh, Siska; Bustami; Kementrian PertanianUsaha ternak sapi potong di Kabupaten Nabire umumnya dipelihara secara tradisional tanpa pemberian pakan tambahan. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui keragaan produktivitas ternak sapi potong pada kelompok tani Sejahtera di kawasan ternak sapi potong Kabupaten Nabire. Metode pengambilan data dilakukan melalui metode survei dengan menggunakan kulsioner semi-struktur terhadap 20 orang responden peternak pada kelompok tani Sejahtera dan dipertajam dengan pendekatan Focus Group Discution (FGD). Data yang dikumpulkan adalah data sekunder dari BPS Kabupaten Nabire dan Provinsi Papua, sedangkan data primer adalah populasi sapi potong pada kelompok tani, interval kelahiran, bobot lahir, sistem perkawinan dan tingkat mortalitas. Hasil survei terhadap produktivitas sapi potong pada kelompok tani Sejahtera masih sangat rendah. Dari 7 5 ekor induk dan 2 ekor pejantan bantuan sapi potong sejak tahun 2010 dan 2011 sampai tahun 2015 hanya dapat menghasilkan sapi muda/dara sebanyak 46 ekor dan anak pra sapih sebanyak 28 ekor. Tingkat mortalitas tertinggi terjadi pada sapi muda/dara 43,2%. Hasil analisis usahatani diperoleh nilai RC ratio 1,0, yang berarti usaha ini hanya mampu mengembalikan biaya pokok produksi selama ± 4,5 tahun masa pemeliharaan.
- ItemKERAGAAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA KELOMPOK TANI SEJAHTERA DI KABUPATEN NABIRE, PAPUA(BB Pengkajian Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Usman; Trio, B M W; Tirajoh, Siska; Bustami; BPTP JambiUsaha ternak sapi potong di Kabupaten Nabire umumnya dipelihara secara tradisional tanpa pemberian pakan tambahan. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui keragaan produktivitas ternak sapi potong pada kelompok tani Sejahtera di kawasan ternak sapi potong Kabupaten Nabire. Metode pengambilan data dilakukan melalui metode survei dengan menggunakan kuisioner semi-struktur terhadap 20 orang responden peternak pada kelompok tani Sejahtera dan dipertajam dengan pendekatan Focus Group Discution (FGD). Data yang dikumpulkan adalah data sekunder dari BPS Kabupaten Nabire dan Provinsi Papua, sedangkan data primer adalah populasi sapi potong pada kelompok tani, interval kelahiran, bobot lahir, sistem perkawinan dan tingkat mortalitas. Hasil survei terhadap produktivitas sapi potong pada kelompok tani Sejahtera masih sangat rendah. Dari 75 ekor induk dan 2 ekor pejantan bantuan sapi potong sejak tahun 2010 dan 2011 sampai tahun 2015 hanya dapat menghasilkan sapi muda/dara sebanyak 46 ekor dan anak pra sapih sebanyak 28 ekor. Tingkat mortalitas tertinggi terjadi pada sapi muda/dara 43,2%. Hasil analisis usahatani diperoleh nilai RC ratio 1,0, yang berarti usaha ini hanya mampu mengembalikan biaya pokok produksi selama ± 4,5 tahun masa pemeliharaan.
- ItemPENERAPAN INOVASI TEKNOLOGI PADI SAWAH DI WILAYAH PERBATASAN KOTA JAYAPURA PAPUA(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, ) Palobo, Fans; BPTP Papua; Tirajoh, Siska
- ItemPertumbuhan Tanaman Lamtoro (Leucaena leucocephala cv. Tarramba) Mendukung Penyediaan Pangan di Kawasan Sapi Potong(BPTP Papua, 2021-01-01) Tiro, Batseba M.W; Tirajoh, Siska; Usman; Beding, Petrus A.; Palobo, Fransiskus; Kementrian PertanianIntroduksi teknologi budidaya hijauan pakan lamtoro sebagai upaya penyediaan hijauan pakan berkualitas dilakukan pada kebun Kelompok Tani Wiwa Papua Bangkit Mandiri yang merupakan salah satu lokasi pendampingan pengembangan kawasan sapi potong di Kabupaten Keerom. Introduksi tanaman L. leucochepala cv Tarramba dengan menggunakan anakan dalam polybag pada lahan seluas 100 x 70 m. Penanamannya dalam bentuk budidaya lorong dengan jarak tanam 1,5 m dalam baris dan 5 m antar baris. Pada lorong tanaman lamtoro ditanam tanaman sela yakni jagung dan kacang tanah. Penanaman jagung dan kacang tanah sebagai tanama sela diantara tanaman lamtoro dengan sistem tanam tanpa olah tanah (TOT) dengan jarak tanam 40 x 80 cm dan 20 x 40 cm. Parameter pertumbuhan tanaman L. leucochepala cv Tarramba adalah tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah cabang. Data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif. Diperoleh rata-rata tinggi tanaman dan diameter batang L. leucochepala cv Tarramba sampai 4 bulan tanaman di lapangan (186,4-265,4 cm dan 1,25-2,46 cm), sedangkan untuk jumlah cabang 3,10-16,5 cabang. Rataan produktivitas tanaman sela jagung dan kacang tanah mencapai 3,13 t/ha dan 1,05 t/ha.
- ItemProduction performance of KUB chicken with the inclusion of Lamtoro (Leucaena leucocephala) leaf flour in the feed(IOP Publishing, 2021-01-01) Tirajoh, Siska; Dominanto, Ghalih P.; Usman; Alberth, Alberth; Bakrie, B; IOPTo reduce the feed cost in raising chickens it is necessary to find alternative feed sources. The feed ingredients must have relatively low prices, do not compete with human needs, and have abundant availability on location. The purpose of this study was to determine the performance of KUB chicken production with feed containing Lamtoro (Leucaena leucocephala) leaf flour (LLF). The study was conducted using 300 chickens aged 4 weeks, unsexed, which were allotted to 4 treatments, each with 5 replicates and 15 birds per replicate in a Completely Randomized Design. The treatments were in the form of a) T0: 0% LLF; b) T1: 3% LLF; c) T2: 5% LLF and d) T3: 7% LLF. The LLF was mixed with a basal feed in a mixture of concentrate, corn and bran. The study lasted for 6 weeks, i.e. until the chicken was 10 weeks old, with observations including daily weight gain (DWG), feed consumption, feed conversion ratio (FCR), and income over feed cost (IOFC). The results showed that the best performance of KUB chicken production was by the addition of 5% LLF in the feed, as it could increase the DWG value, reduce the FCR value and increase the IOFC value.
- ItemPROFIL KELOMPOK DAN KINERJA REPRODUKSI TERNAK BABI LOKAL PADA KELOMPOK TANI DOLIGAME DISTRIK TIOM, KABUPATEN LANNY JAYA, PAPUA(BB Pengkajian Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Usman; Batseba M W, Tiro; Tirajoh, Siska; Bustami; BPTP JambiUsaha ternak babi lokal di Kabupaten Lanny Jaya pada umumnya dipelihara secara tradisional, dan sebagian kecilnya dipelihara semi intensif. Bagi masyarakat lokal pegunungan tengah memelihara ternak babi adalah suatu keharusan dan erat kaitannya dengan sosial budaya setempat yang sudah turun temurun. Kajian ini bertujuan menyajikan data dan informasi terhadap profil kelompok dan kinerja reproduksi babi lokal pada kelompok tani Doligame. Data sekunder yang dikumpulkan meliputi populasi, sedangkan data primer meliputi profil kelompok tani, karakteristik petani, kepemilikan ternak, jenis ternak, kelahiran, bobot lahir, pakan dan mortalitas. Data dikumpulkan melalui metode FGD dan wawancara responden menggunakan koesioner semi-struktur. Hasil kajian menunjukkan bahwa kelompok tani Doligame memiliki jumlah ternak babi lokal 134 ekor. Ternak babi dewasa induk 22 ekor, dewasa jantan 5 ekor, muda/dara 24 ekor dan anak pra sapih 83 ekor. Karakteristik petani berupa umur 25-45 tahun (50,0%), pendidikan <6 tahun (53,57%), pengalaman beternak 5-10 tahun (39,29%), dan kepemilikan ternak 1-3 ekor (60,71%). Kinerja reproduksi ternak babi terhadap jumlah anak sekelahiran (Litter size) adalah 5-10 ekor, bobot lahir 0,5-0,8 kg/ekor, jarak kelahiran dengan bunting kembali (Days open) 60-120 hari dan jarak antara kelahiran pertama dengan kelahiran berikutnya (calving interval) 5-7 bulan serta tingkat mortalitas 50 – 70%.
- ItemTeknik Penggunaan Ajir pada Beberapa Varietas Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) di Dataran Tinggi Papua(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua, 2020-06-24) Soplanit, Alberth; Rumbarar, Merlin K.; Tirajoh, Siska; Suminarti, Nur E.; Kementrian PertanianPenelitian ini bertujuan untuk mendapatkan efisiensi penggunaan energi radiasi matahari yang tinggi dengan mengkombinasikan varietas dan kemiringan (sudut terhadap horizontal) ajir pada budidaya tanaman ubi jalar di dataran tinggi Papua. Penelitian berlangsung pada tanah entisol, ketinggian 1560 m di atas permukaan laut dari bulan April - September 2016. Rancangan lingkungan adalah faktorial yang disusun dalam Rancangan Acak Kelompok dengan tiga ulangan. Faktor A (varietas) terdiri dari tiga varietas, yakni Siate (lokal), Papua Sollosa dan Cangkuang; faktor B (sudut kemiringan ajir) terdiri dari empat sudut yakni tanpa ajir, kemiringan ajir 45°, 60°, dan 90°. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas daun spesifik (LDS) menurun mengikuti peningkatan kemiringan ajir pada semua varietas, dengan bobot kering umbi tertinggi 248,7 g per tanaman dihasilkan oleh varietas Cangkuang pada kemiringan ajir 90°. Hasil umbi tertinggi secara berturut-turut diperoleh oleh varietas Cangkuang pada kemiringan ajir 90° dan 60° masingmasing 31,53 ton per ha dan 28,86 ton per ha. Pada kondisi cekaman abiotik akibat tingkat keawanan tinggi di dataran tinggi Papua, dianjurkan untuk menanam varietas ubi jalar Cangkuang atau varietas dengan karakter berdaun lebar dikombinasikan dengan penggunaan ajir dengan kemiringan 90° dan 60°.
- ItemUtilization of Foxtail Millet (Setaria italica) from Papua as an Alternative Feedstuff to Substitute Corn(Indonesian Center for Animal Research and Development, ) Tirajoh, Siska