Browsing by Author "Sumedi"
Now showing 1 - 13 of 13
Results Per Page
Sort Options
- ItemAntisipasi Potensi Dampak Konflik Rusia-Ukraina Terhadap Sektor Pertanian Indonesia(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2022-02-03) Sumedi; Dermoredjo, Saktyanu K.; Wahida; Setiyanto, Adi; Mardianto, SudiRusia dan Ukraina memiliki peran strategis dalam perdagangan global. Kedua negara ini memasok gas dan dan minyak bumi terutama bagi UE, pengekspor komoditas pangan utama seperti gandum dan jagung serta bahan baku pupuk berupa potasium. Konflik Rusia-Ukraina berpotensi menjadi bola salju pemburukan ekonomi global. Indonesia sebagai salah satu pelaku pasar pangan global, dipastikan juga akan terdampak, baik secara langsung, terdampak melalui gejolak pasar komoditas global, maupun dampak bola salju akibat krisis energi dan industri pupuk. Perdagangan antara Indonesia dengan Ukraina akan terdampak langsung meskipun tidak terlalu besar. Ekspor Indonesia adalah CPO, karet, kopi, kakao, minyak kelapa, teh, dan tembakau. Komoditas yang diimpor adalah gandum dan phospat sebagai bahan baku pupuk. Dampak tidak langsung terjadi, karena konflik Rusia-Ukraina akan meningkatkan harga komoditas pangan dunia, terutama CPO, gandum, jagung dan kedelai. Peingkatan harga ini perlu diwaspadai dampaknya terhadap ketersediaan minyak goreng, industri tahu dan tempe, serta usaha peternakan rakyat. Kenaikan harga energi akan meningkatkan harga pangan global karena meningkatnya biaya produksi terutama pupuk serta biaya distribusi.
- ItemKebijakan Pengendalian Impor Komoditas Pangan Utama(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2022-09-08) Setiyanto, Adi; Mardianto, Sudi; Gunawan, Endro; Wahida; SumediDitengah situasi global yang dinamis akibat perubahan iklim, pandemi Covid-19 yang belum usai, dan konflik geopolitik yang berdampak terhadap perdagangan global. Isu yang berkaitan dengan impor pangan: penurunan impor jagung yang disubstitusi oleh gandum, terutama untuk pakan ternak sehingga diskusi memunculkan untuk memilah kode HS untuk food dan feed; impor beras terutama beras menir yang dipersepsikan publik dapat dipenuhi dari dalam negeri. Untuk itu, perlu dikaji potensi produksi; penggunaan instrumen tarif untuk meningkatkan daya saing usaha pertanian domestik, khususnya untuk mendorong usaha tani kedelai.
- ItemKetangguhan Pertanian Menangkal Krisis Pangan Dunia(Pertanian Press, ) I Ketut Kariyasa; Saefudin; Zainul Azmi; Mirza Sativa; Ruri Sitaresmi; Sumedi; Akbar Choer; Naufal Nur Mahdi; Muhamad Alpian
- ItemKetangguhan Pertanian Menangkal Krisis Pangan Dunia : #KERJAB3RSAMA Menteri Pertanian Capaian Kinerja Kementerian Pertanian 2020-2023(Kementerian Pertanian, 2023) Kariyasa, I Ketut; Saefudin; Azmi, Zainul; Sativa, Mirza; Sitaresmi, Ruri; Sumedi; Choer, Akbar; Mahdi, Naufal Nur; Alpian, MuhamadSektor pertanian menjadi penyelamat ekonomi nasional dimasa pandemi, itu istilah yang publik katakan, bagaimana tidak? produksi, pangsa dan penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian tumbuh positif pada kuartal I 2020 dan terus berlanjut hingga 2023, sementara sektor-sektor strategis seperti industri dan jasa, terjun bebas menghadapi pandemi. Hal ini menunjukkan bahwa, strategi, gerak cepat dan langkah antisipatif Kementerian Pertanian terbukti ampuh dan membuahkan hasil. Sektor pertanian telah menyangga kurang lebih 273,8 juta penduduk untuk memastikan dan memenuhi kebutuhan pangan. Pada saat yang bersamaan anggaran sektor pertanian melandai namun jalan keluar telah ditemukan oleh Kementerian Pertanian melalui optimalisasi pembiayaan non APBN diiringi oleh langkah terobosan, kooordinasi, konsolidasi dan sinergi lintas sektoral. Namun demikian tidak boleh lengah karena hingga saat ini situasi belum sepenuhnya membaik dimana ancaman perubahan iklim.
- ItemLonjak Harga Beras Dunia dan Potensi Dampaknya Terhadap Indonesia(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2023-08-06) Mardianto, Sudi; SumediPerpaduan keluarnya Rusia dari kesepakatan “Laut Hitam”, pelarangan ekspor beras nonBasmati, dan ancaman El Nino; telah memicu lonjakan harga beras dunia dalam kurun waktu yang singkat. Banyak pihak berharap kebijakan India dapat segera akhiri karena berpotensi memicu lonjak harga beras menyamai 2008. Lonjak harga beras merupakan keniscayaan karena negara importir beras akan berburu di pasar beras yang relatif “tipis”. Perburuan beras akan semakin sengit apabila terjadi perpaduan antara pemenuhan kebutuhan eksisting, penguatan stok, dan spekulasi pasar. Walaupun pasar beras Indonesia relatif tertutup terhadap pasar dunia, namun peningkatan harga gabah di musim paceklik tahun 2023 perlu diwaspadai karena sejak akhir tahun 2022 harga beras bertahan pada tingkat “stabil tinggi”. Dampak gejolak pasar beras dunia dapat berpengaruh terhadap pemenuhan cadangan beras pemerintah melalui impor, sehingga berpotensi mengurangi kemampuan stabilitasi harga dan pasokan beras dalam negeri.
- ItemMemahami Dinamika Perubahan Tarif Pajak Pertambahan Nilai Di Sektor Pertanian(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2022-04-04) Sumedi; Mardianto, SudiSalah satu perubahan kebijakan perapajakan yang menjadi isu dan perbincangan adalah peningkatan tarif PPN DARI 10% menjadi 11% dan dikenakannya terhadap hasil pertanian dengan terbitnya UU No 7 tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan. Perubahan kebijakan ini dinilai banyak kalangan akan berdampak membebani para petani dan usaha kecil di sektor pertanian. Namun bila ditelusuri kebelakang, status hasil pertanian sebagai obyek pajak sudah berlangsung sejak tahun 2001 melalui PP No. 12/2001.
- ItemMencermati Perkembangan Harga Pangan Global dan Domestik Sebagai Antisipasi Menghadapi Ancaman Krisis Pangan(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2022-08-07) Mardianto, Sudi; Sumedi; Wahida; Suryana, AchmadMeskipun harga pangan di pasar global secara umum sudah menunjukkan tren yang menurun, namun tetap lebih tinggi dibandingkan awal tahun 2020. Durasi tingkat harga pangan yang tinggi yang relatif lama telah mulai berimbas ke dalam negeri. Data BPS menunjukkan inflasi di tingkat produsen secara tahunan (YoY) pada bulan Juli 2022 telah mencapai 11,77%, jauh lebih tinggi dibanding inflasi tingkat konsumen yang hanya 4,94%. Inflasi di tingkat produsen tertinggi terdapat di sektor makanan dan minuman, yaitu industri pengolahan dan pengawetan daging, ikan, buah-buahan, sayuran, serta minyak dan lemak; yakni sebesar 10,16% secara tahunan. Daya tahan Indonesia dalam pengendalian inflasi, saat ini sangat bergantung pada subsidi BBM. Tingginya Harga energi dan pupuk di pasar global yang masih relatif tinggi hingga saat ini, merupakan hal yang paling dikhawatirkan; karena akan menjadi pemicu tetap tingginya harga pangan di pasar global
- ItemMenelisik Penyebab Fluktuasi Harga Tandan Buah Segar Kelapa Sawit(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2023-05-02) Mardianto, Sudi; Setiyanto, Adi; Sumedi
- ItemMenuju Balitbangtan Terdepan dalam Penelitian Pangan dan Pertanian(IAARD Press, 2019) Heriawan, Rusman; Soeparno, Haryono; Las, Irsal; Suryana, Achmad; Soedjana, Tjeppy D.; Jamal, Erizal; Mudiarta, Ketut Gede; Ariani, Mewa; Husnain; Mulyandari, Retno Sri Hartati; Rohmani, Sri Asih; Arsanti, Idha Widi; Widowati, Ladiyani R.; Subekti, Nuning Argo; Wulandari, Suci; Sumedi; Hanifah, Vyta W.; Heriawan, Rusman; Soeparno, Haryono; Las, Irsal; Suryana, Achmad; Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian
- ItemMewaspadai Dampak Situasi Pangan Global Terhadap Sektor Pertanian Indonesia(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2022-05-05) Wahida; Sinuraya, Julia F; Yofa, Rangga D; Sumedi; Mardianto, SudiSituasi pangan global saat ini sedang dalam kondisi yang serius. Faktor perubahan iklim pandemi Covid-19, dan konflik Rusia-Ukraina, menyebabkan disrupsi kemampuan produksi dan rantai nilai pangan dunia. Pasokan pangan dunia tergangu karena penurunan produksi, peningkatan biaya, ataupun terkendala distribusi serta kebijakan safety first dari negara eksportir. Respon beberapa negara importir mengamankan kebutuhan dengan meningkatkan impor pangan semakin meningkatkan tekanan di pasar pangan dunia. Kondisi ini tercermin dari indeks harga pangan dunia yang terus meningkat sejak tahun 2020, dan mencapai titik tertinggi sebesar 160.
- ItemSituasi Harga Pangan Global: Saatnya Mewaspadai Efek Berantai Harga Pangan di Pasar Domestik(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2023-10) Mardianto, Sudi; Wahida; Yuliani, Fitria; Iffah, Sarah Izzatul; SumediKebijakan pengendalian atau pelarangan ekspor pangan (terutama beras) berpotensi meningkatkan harga pangan dunia. Kenaikan harga gabah dan beras domestik sudah terdeteksi sejak awal Agustus 2023, dan dalam perkembangannya terus meningkat hingga saat ini, pada sisi lain share pengeluaran untuk konsumsi beras cukup tinggi. Selain beras, harga bahan pangan lainnya juga kecenderungan naik. Hal ini berpotensi mengurangi asupan bahan pangan yang lain, seperti daging dan telur ayam. Untuk mengantisipasi tingginya harga beras dalam jangka waktu lama, pemerintah perlu mendorong peningkatan produksi padi di akhir tahun 2023 dan sepanjang tahun 2024 secara at all cost. Makna at all cost diterjemahkan dengan penyediaan yang memadai terkait beberapa hal sebagai berikut: (a) Benih unggul bersertifikat yang toleran terhadap ancaman kekeringan atau rendaman; (b) Pupuk bersubsidi tersedia untuk melakukan pemupukan sesuai rekomendasi; (c) Kredit modal usaha tani yang mudah dan cepat diakses oleh petani; (d) Penyediaan dan pengendalian air irigasi; (e) Pendampingan penyuluh pertanian lapangan secara intensif; dan (f) Kesiapan Perum Bulog untuk menyerap gabah/beras petani sebagai sumber utama cadangan beras pemerintah. Keberhasilan peningkatan produksi beras domestik pada akhir tahun 2023 dan sepanjang 2024, akan membantu terciptanya stabilitas supply-demand bahan pangan yang lain.
- ItemStrategi Kebijakan Pembangunan Pertanian Meningkatkan Peran Sektor Pertanian Ditengah Pandemi Covid-19(Kementerian Pertanian, 2022) Fahmid, Imam Mujahidin; Subagyono, Kasdi; Kariyasa, I Ketut; Mardianto, Sudi; Wahyudi; Agustian, Adang; Ashari; Chaidirsyah, Ranny Mutiara; Sumedi; Gunawan, Endro; Pramudia, Aris; Kadir; Muslim, Chairul; Darwis, Valleriana; Yofa, Rangga Ditya; Raharjo, Agung Saras Sri; Puspa P, Resty; Saefudin; Mucharam, Iim; Azis, Dani Abdul; Subekti, Eka SrieSalah satu tantangan besar pembangunan pertanian yaitu bagaimana pertumbuhan ekonomi yang dicapai dapat meningkatkan pendapatan petani yang sebagian besar memiliki lahan dengan luasan yang kurang dari setengah hektar. Untuk itu, peningkatan produksi komoditas pertanian dan peningkatan daya saing produk pertanian diarahkan mampu mendongkrak Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pertanian dan hasilnya dirasakan oleh petani dengan adanya kenaikan tingkat kesejahteraan petani. Tantangan lainnya dalam pembangunan pertanian adalah bahwa pada tahun 2020, seluruh belahan dunia menghadapi pandemi Covid-19 yang berpengaruh terhadap berbagai sektor termasuk sektor pertanian. Meskipun untuk angkutan komoditas pangan tetap diizinkan, namun para pelaku distribusi (pedagang) memiliki kekhawatiran atas wabah pandemi ini sehingga tetap berpengaruh terhadap pergerakan barang komoditas pangan. Pasca mulai recoverynya dari pandemi Covid-19, yaitu sejak akhir Februari 2022 justru telah muncul konflik 2 negara yakni Rusia dan Ukraina yang telah menyebabkan kerusakan yang luas dan hilangnya nyawa dikedua negara. Dengan terdapatnya konflik/perang terbuka diantara dua negara tersebut akan memiliki banyak implikasi bagi pasar global dan ketahanan pangan. Hal ini akan menjadi tantangan bagi ketahanan pangan bagi banyak negara. Pada sisi lain tantangan perubahan iklim karena faktor alam juga akan berpengaruh terhadap sektor pertanian. Dalam menyikapi perubahan iklim tersebut, Indonesia menjadi salah satu negara yang berkomitmen dalam penanggulangan perubahan iklim (climate action). Komitmen tersebut dituangkan dalam RPJMN 2020-2024 sebagai Prioritas Nasional, yang mengintegrasikan pembangunan rendah karbon yang berkelanjutan. Oleh karena itu, dalam menyikapi tantangan dan peluang pengembangan sektor pertanian ke depan, maka para pelaku pembangunan pertanian khususnya bagi generasi muda harus berpikir untuk menjadikan pertanian modern sebagai profesi dan menggunakan teknologi pertanian yang sudah maju. Sebab potensi lahan Indonesia sangat luas dan jika dikelola oleh generasi milenial, dipastikan pertanian Indonesia semakin kuat dalam mencukupi kebutuhan pangan secara mandiri dan ke depan dapat menyuplai pangan untuk dunia. Buku ini mengupas beberapa aspek yang mencakup: (1) Strategi Meningkatkan Produksi Pangan ditengah Pandemi Covid-19; (2) Peran Input Produksi dan Harga dalam Pengembangan Produk Pertanian; (3) Pengembangan Kelembagaan Usaha Pertanian; dan (4) Strategi Peningkatan Daya Saing, Nilai Tambah dan Ekspor Komoditas Pertanian.
- ItemTemuan-Temuan Pokok dan Rekomendasi Kebijakan Pembangunan Pertanian Dari Hasil-Hasil Penelitian PSEKP 2016(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2018-12-31) Syahyuti; Basit, Abdul; Sumedi; Suryani, Erma; Sunarsih; Sinuraya, Julia Forcina; Tabukke, Frans B.M.Setiap tahun PSEKP melakukan berbagai riset dalam upaya mempelajari dan merespons berbagai dinamika sosial ekonomi yang berlangsung secara nasional maupun internasional. Temuan-temuan studi ini merupakan sumber pengetahuan dan keilmuan sosial ekonomi dan kebijakan pertanian yang sangat berharga karena menggunakan informasi yang kuat serta analisis yang dalam. Buku ini merangkum temuan-temuan penting studi tersebut, untuk dipersembahkan kepada pembaca, baik dari kalangan birokrasi, akademisi, maupun praktisi. Publikasi ini diharapkan akan memperluas sebaran temuan-temuannya, meningkatkan efektivitas program pembangunan secara umum, dan memberi sumbangan yang kuat kepada bidang sosial ekonomi dan kebijakan pertanian di Indonesia.