Repository logo
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
Repository logo
  • Communities & Collections
  • All of Repositori
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
  1. Home
  2. Browse by Author

Browsing by Author "Suharsono"

Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
  • No Thumbnail Available
    Item
    Eksplorasi Gen-gen Toleran Cekaman Abiotik pada Tanaman
    (BB Biogen, 2006-12) Suharsono; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Hama Kedelai dan Komponen Pengendalian Hama terpadu
    (BALAI PENELITIAN TANAMAN KACANG-KACANGAN DAN UMBI-UMBIAN, 1999-12-17) Marwoto; Suharsono; Supriyatin; Achmad Winarto; Nasir Saleh
    Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah YME atas perkenan dan ridhoNya, buku monograf ini dapat diselesaikan. Kebutuhan kedelai yang terus meningkat memaksa Pemerintah untuk mengimpor kedelai dalam jumlah yang terus meningkat setiap tahunnya. Di sisi lain, Pemerintah melalui program pembangunan pertanian terus berusaha untuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri. Bahkan melalui Program Gerakan Mandiri Padi, Kedelai dan Jagung (Gema Palagung), pemerintah bertekad untuk mencapai swasembada kedelai pada tahun 2001. Tugas ini bukanlah hal yang ringan, karena disadari adanya berbagai kendala dalam budidaya kedelai. Hama merupakan salahsatu kendala utama untuk meningkatkan produksi kedelai. Tercatat lebih dari 20 hama menyerang tanaman kedelai di lapang sejak tanaman kedelai tumbuh hingga menjelang panen. Kerugian hasil akibat serangan hama pada tanaman kedelai dapat mencapai 50%, bahkan mengakibatkan tanaman tidak menghasilkan sama sekali (puso). Dalam upaya mengendalikan hama tanaman, Pemerintah secara tegas telah memutuskan pendekatan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dengan memadukan beberapa komponen pengendalian dalam satu kesatuan dengan mempertimbangkan aspek teknis, ekologis, ekonomis dan sosial-budaya masyarakat petani. Monograf "Hama Kedelai dan Komponen Pengendalian Hama Terpadu" ini disusun berdasarkan hasil penelitian, yang menguraikan biologi, tanda serangan hama-hama utama tanaman kedelai, dan komponen-komponen pengendalian yang tersedia dalam upaya menerapkan PHT pada tanaman kedelai. Mudah-mudahan buku ini bermanfaat, dapat membantu para petugas di lapang dalam pengendalian hama kedelai.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Pedoman Penerapan Rekomendasi Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Tanaman Kedelai di Indonesia
    (Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, 2008-12-13) Yuliantoro Baliadi; Wedanimbi Tengkano; Bedjo; Suharsono; Subandi
    Hingga tahun 2008, produksi kedelai nasional baru mampu memenuhi 35-40% kebutuhan dalam negeri. Pemenuhan kebutuhan nasional sebagian besar masih bersumber dari kedelai impor. Pada tahun 2007, impor kedelai telah mencapai 1,3 juta ton. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya meningkatkan produksi kedelai dalam negeri melalui beberapa program terobosan, diantaranya Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (Primatani) yang bertujuan untuk mempercepat diseminasi dan adopsi teknologi inovatif terutama yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian dan rintisan Sekolah Lapang-Pengelolaan Tanaman Terpadu Kedelai (SL-PTT Kedelai) yang bertujuan untuk mengembangkan PTT kedelai secara nasional pada tahun 2008. Beberapa teknologi inovatif yang telah dihasilkan meliputi varietas unggul berdaya hasil tinggi dan teknologi budidaya pendukungnya. Namun demikian seringkali hasil panen kedelai di tingkat petani masih di bawah potensi hasil varietas kedelai yang ditanam. Kegagalan untuk mempertahankan hasil panen tinggi salah satunya akibat petani kurang mampu mengendalikan kompleks hama yang menyerang pertanaman kedelai. Semenjak program swasembada kedelai pada tahun 1986 yang menekankan pada hasil tinggi, petani menganggap insektisida adalah salah satu sarana produksi utama. Anggapan tersebut terbukti menimbulkan masalah resistensi hama terhadap insektisida, resurjensi hama, peningkatan status satu jenis hama dan ledakan hama akibat punahnya musuh-musuh alami baik predator maupun parasitoid yang sebelumnya bertindak sebagai penyangga ekosistem. Pengendalian Hama Hama secara Terpadu (PHT) merupakan konsep pertanian berkelanjutan yang mengintegrasikan komponen pengendalian yang selaras, terbukti tidak hanya meningkatkan produksi kedelai tetapi juga pendapatan petani. Teknologi PHT melibatkan semua komponen yang berpeluang untuk menekan atau mencegah hama agar tidak mencapai ambang batas populasi merusak secara ekonomi (economic injury level/economic threshold). Kebanyakan komponen PHT bersifat pencegahan, yaitu varietas tahan, sanitasi, tanaman perangkap, tanam serentak, pergiliran tanaman, pendayagunaan musuh alami, dan aplikasi insektisida berdasarkan pada ambang ekonomi hama. Buku ini berbasis pada pedoman rekomendasi PHT Task-force Bappenas 1992-1994 yang sebagian besar merupakan hasil-hasil penelitian Pusat Penelitian iii dan Pengembangan Tanaman Pangan. Saya berharap buku pedoman ini dapat dijadikan acuan oleh institusi terkait di lingkup Departemen Pertanian dan dapat membantu masyarakat, pelajar, mahasiswa, petani, dan petugas pertanian di lapangan mengenai pengenalan hama kedelai, jenis hama pada setiap fase pertumbuhan tanaman kedelai dan bagaimana cara mengendalikannya dengan menerapkan prinsip-prinsip PHТ.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Status Hama Kedelai dan Musuh Alami pada Agroekosistem Lahan Kering Masam Lampung
    (Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2007-12-16) W. Tengkano; Supriyatin; Suharsono; Bedjo; Yusmani P.; Purwantoro
    Usaha peningkatan produksi kedelai melalui perluasan areal tanam pada lahan kering masam dinilai cukup prospektif. Untuk menunjang pengembangan kedelai pada lahan kering masam, telah dilakukan survei hama kedelai dan musuh alaminya di beberapa daerah di Propinsi Lampung pada tahun 2003. Hasil survei menunjukkan bahwa semua jenis hama utama kedelai, kecuali kumbang daun, ditemukan di Lampung dengan status kelimpahan populasi dengan daerah penyebaran yang berbeda. Hama kedelai yang berstatus sangat penting adalah Riptortus linearis, Nezara viridula, dan Piezodorus hybneri. Hama kedelai yang berstatus penting adalah Etiella zinckenella, Helicoverpa armigera, Spodoptera litura, Bemisia tabaci, Aphis glycines, dan Ophiomyia phaseoli. Hama kedelai lainnya adalah Aphis craccivora, Chrysodeixis chalcites, Lamprosema indicata, Riptortus sp., dan Plautia affinis. Ditemukan dua jenis serangga vektor virus, yaitu A. glycines dan B. tabaci. Hama yang memiliki daerah penyebaran yang sangat luas adalah R. linearis, kemudian diikuti oleh S. litura, N. viridula, L. indicata, B. tabaci, dan E. zinckenella. Musuh alami yang ditemukan adalah predator, parasitoid, dan patogen. Predator ditemukan 24 jenis, parasitoid teridentifikasi 14 jenis, dan patogen dua jenis yaitu NPV dan cendawan entomopatogen. Untuk pengembangan kedelai di Propinsi Lampung perlu tindakan pengelolaan lingkungan secara ekologis, agar hama-hama kedelai tidak menjadi penghambat produktivitas tanaman. D i Indonesia, lahan kering masam cukup luas dan telah banyak yang dibuka untuk usaha pertanian tanaman pangan, termasuk kedelai. Beberapa varietas kedelai dilaporkan toleran lahan kering masam, antara lain varietas Tanggamus dan Nanti, namun ketahanannya terhadap hama penting di lahan kering masam belum diketahui. Secara umum diketahui bahwa serangga arthropoda yang berasosiasi dengan tanaman kedelai di Indonesia tercatat 266 jenis, 111 di antaranya sebagai hama, 53 serangga nontarget, 61 predator, dan 41 serangga parasitoid (Okada et al. 1988a). Hama utama kedelai dan vektor virus bervariasi daerah penyebarannya, dari luas sampai terbatas (Wagiman et al. 1987, Tengkano et al. 1988a, Tengkano et al. 1988b, Tengkano et al. 1991, Okada et al. 1988b)

Copyright © 2025 Kementerian Pertanian

Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian

  • Cookie settings
  • Privacy policy
  • End User Agreement
  • Send Feedback