Browsing by Author "Subekti, Agus"
Now showing 1 - 9 of 9
Results Per Page
Sort Options
- Item6. Inventarisasi dan Pola Kekerabatan Plasma Nutfah Padi Lokal di Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Subekti, Agus; Pratiwi; Oktaviani, Astri; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiKabupaten Kapuas hulu memiliki keanekaragaman plasma nutfah padi lokal dan telah dibudidayakan secara turun temurun. Keanekaragaman genetik plasma nutfah padi lokal yang ada perlu dilestarikan, dan dimanfaatkan untuk pembentukan varietas unggul yang toleran terhadap cekaman lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan inventarisasi dan mempelajari pola kekerabatan plasma nutfah padi lokal yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu. Metode penelitian adalah metode survey. Penentuan sampel menggunakan teknik bola salju. Survey dilaksanakan pada tiga Kecamatan di Kabupaten Kapuas Hulu yaitu Kecamatan Bika, Kecamatan Putusibau Utara, dan Kecamatan Putusibau Selatan, pada bulan Maret sampai Mei 2014. Plasma nutfah padi lokal hasil survey ini selanjutnya di inventarisasi dan dipelajari pola kekerabatannya dengan Cluster Observations. Dari hasil penelitian diperoleh informasi yaitu : 1) plasma nutfah padi lokal yang ditemukan sebanyak 15 aksesi. 2) Berdasarkan karakteristik morfologi gabah dan beras terdapat variasi diantara plasma nutfah padi lokal yang ditemui di Kabupaten Kapuas Hulu. 3) terdapat dua kelompok kekerabatan plasma nutfah padi lokal di Kabupaten Kapuas Hulu yaitu Kelompok I : Seluang, Kapuas,Sanik, Paya Tembakau, Aray, Remunai, Sakarang, Merah, dan Ace Dadara; dan Kelompok II : Sanik Merah, Burung, Kujam Merah, Balik, Selasih, dan Malaga. Kelompok I dan II terpisah karena karakter warna gabah, warna ujung gabah, warna beras dan bobot 1000 butir.
- ItemAdaptasi Beberapa Varietas Unggul Padi Pada Lahan Tadah Hujan Di Kalimantan Barat(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Subekti, Agus; Guswara, Agus; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Beras merupakan tanaman pangan utama penduduk indonesia yang kebutuhannya terus meningkat. Upaya pemenuhan kebutuhan beras di Kalimantan Barat dihadapkan pada masalah masih rendahnya produktivitasnya yaitu sekitar 3.09 t/ha. Upaya mengatasinya dapat dilakukan dengan mengintroduksi varietas padi berproduktivitas tinggi. BB-Padi telah melepas varietas unggul padi dengan produktivitas 6,0 - 10 ton/ha. Tujuan penelitian adalah mendapatkan varietas unggul padi yang adaptif pada agroekosistem lahan tadah hujan untuk meningkatkan produksi padi di Kalimantan Barat. Penelitian menggunakan Rancangan Acak kelompok. Perlakuan yang dicobakan adalah lima varietas unggul padi yaitu : inpari 10, mekongga, cibogo, situ bagendit, dan ciherang, dengan 5 ulangan. Variabel yang diamati : tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah gabah isi/malai, persentase gabah isi/malai, bobot 1000 butir, dan produktivitas. Data dianalisis dengan analisis varian dan uji BNJ. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan nyata di antara varietas yang di uji untuk variabel pengamatan panjang malai, jumlah gabah per malai, bobot 1.000 butir, dan produktivitas. Hasil uji BNJ menunjukkan varietas padi yang adaptif untuk dikembangkan pada lahan tadah hujan adalah varietas cibogo dengan produktivitas 6,80 t/ha.
- ItemBUJANGSETA Buah Jeruk Berjenjang Sepanjang Tahun(BSIP Kalimantan Barat, 2023) Subekti, Agus; Sutopo
- ItemBuku Tumpang Sari Tanaman Jagung-Padi Gogo-Kedele(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Barat, 2018) Musyafak, Ahmad; Sution, Sution; Subekti, Agus; Nurita, Sari; Sapto Wibowo, Sigit; Fardenan, Deden; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan BaratKebutuhan pangan nasbnal terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, sedangkan Lias lahan baku sawah terus menurun akbat terjadhya alih fungsi lahan. Potensi peningkatan produksi dilakukan pada lahan kering, namun kendala pada lahan kering adalah pengairan yang tergantung pada curah hujan.
- ItemKarakteristik dan pola kekerabatan plasma nutfah padi beras merah di Kalimantan Barat(IAARD Press, 2015-06) Subekti, Agus; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianBeras merah diketahui mengandung banyak serat, protein, besi, kalium, vitamin E dan sedikit gula. Beras merah sangat baik dikonsumsi karena mampu mengurangi risiko penyakit diabetes dan penyakit degeneratif lainnya. Dengan mempertimbangkan manfaat beras merah bagi kesehatan, maka perlu dilakukan inventarisasi padi lokal beras merah yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi, mengkarakterisasi dan mengetahui pola kekerabatan plasma nutfah padi beras merah di Kalimantan Barat. Penelitian dilakukan menggunakan metode survei pada lima kabupaten, yaitu Kabupaten Bengkayang, Landak, Pontianak, Sanggau, dan Kapuas Hulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa padi beras merah terbanyak ditemukan di Kabupaten Sanggau yaitu sebanyak 3 aksesi. Berdasarkan karakteristik morfologis gabah dan beras, terdapat variasi diantara padi lokal beras merah yang ditemui. Dari hasil analisis pengelompokan (clustering) berdasarkan pada 7 karakter morfologis, diketahui bahwa terdapat dua kelompok plasma nutfah padi lokal beras merah di Kalimantan Barat. Kelompok pertama terdiri dari padi Serai, Beras Merah Pontianak, Darah Belut, Kapuas, Uwi, Merah Besar, Beras Merah Landak dan C-4. Kelompok kedua meliputi padi Dolog, Serendah Merah, Sanik Merah, dan Dekor.
- ItemKeragaan Padi Varietas Inpari 43 Agritan GSR (Green Super Rice) pada sistem budidaya padi organik di Kalimantan Barat(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2018) Subekti, Agus; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Beras merupakan makanan popok yang kebutuhannya terus meningkat. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi beras yang aman bagi kesehatan, maka permintaan beras organik semakin meninkat. Masalah utama dalam budidaya padi organik adalah masih sendahnya produktivitas yaitu sekitar 2,0-2,5 ton/ha, hal ini karena varietas yang dikembangkan petani saat ini rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan mengintroduksi varietas unggul baru (VUB) dengan produktivitas tinggi dan tahan hama dan penyakit. Badan Litbang Pertanian telah melepas VUB padi rendah input dan cocok untuk dikembangkan pada budidaya padi organik yaitu Inpari 43 Agritan GSR dengan potensi hasil 9,02 ton/ha. Tujuan penelitian adalah mengetahui keragaan VUB padi Inpari 43 Agritan GSR pada sistem budidaya organik di Kalimantan Barat. Penelitian dilaksanakan dengan metode percobaan lapang. Perlakuan berupa varietas padi Inpari 43 Agritan GSR dan Inapri 24 sebagai pembanding. Penelitian dilaksanakan pada areal 1 ha yang terdiri dari 0,5 ha menggunakan vareiats padi Inpari 43 Agritan GSR dan 0,5 ha menggunakan varites padi inpari 24. Variabel yang diamati adalah: tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah anakan produktif, panjang malai, % gabah isi, bobot 1000 butir, dan produktivitas GKP. Analisis data menggunakan analisis statistik uji-t. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan nyata dari varietas yang di uji untuk variabel pengamatan tinggi tanaman, panjang malai, jumlah gabah per malai, bobot 1.000 butir, dan produktivitas. Hasil uji-t menunjukkan varietas padi Inpari 43 Agritan GSR dengan produktivitas 6,24 t/ha baik untuk dikembangkan dengan sistem budidaya padi organik di Kalimantan Barat.
- ItemPENAMPILAN FENOTIPIK BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNGHIBRIDA DI LAHAN PASANG SURUT KALIMANTAN BARAT(2016-05-31) Subekti, Agus; Permana, DadanJagung merupakan komoditas strategis di Kalimantan Barat yang kebutuhannya terus meningkat terutama untuk pakan ternak. Saat ini kebutuhan jagungdi Kalimantan Barat mencapai 200.000 ton/tahun, sementara produksi hanya 174.000 ton.dengan produktivitas yang masih rendah yaitu 3,67 t/ha, hal ini karena usahatani jagung umumnya pada lahan suboptimal diantaranya lahan pasang surut. Lahan ini bereaksi masam danmiskin unsur hara. Untuk itu diperlukan varietas jagung yang adaptif. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui penampilan fenotipik varietas unggul jagunghibrida di lahan pasang surut Kalimantan Barat. Kegiatan dilaksanakan di Kubu Raya, padamusim kemarau 2015. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 3 ulangan. Perlakuan berupa enam varietas jagung hibrida yaitu: Bima 4, Bima 14, Bima 15, Bima 19, Bima 20, dan P 31 (sebagai pembanding). Ukuran petak 7 m x 12 m, jarak tanam 75 cm X 40 cm dengan dua tanaman per lobang. Penentuan dosis pupuk P dan K berdasarkan PUTK, sedangkan pupuk N dengan BWD. Variabel yang diukur : a) umur 50% keluar rambut, b) tinggi tanaman, c) tinggi tongkol, d) jumlah baris per tongkol, e) panjang dan diameter tongkol, f). berat 1000 biji , g) produktivitas, dan analisis usahatani. Hasil penelitian menunjukan: 1) varietas jagung hibrida yang lebih tinggi produktivitasnya adalah Bima 14 (7,85 t/ha),2) Bima 14 memberikan keuntungan usahatani sebesar Rp. 12.441.383,-/ha dengan R/C rasio 1,92.
- ItemPenampilan Fenotipik Varietas Unggul Jagung Komposit Pada Sistem Tanam Jajar Legowo Di Lahan Sub Optimal Kalimantan Barat(Politeknik Pembangunan Pertanian Medan, 2021-06) Subekti, Agus; Politeknik Pembangunan Pertanian MedanKebutuhan jagung untuk pakan ternak unggas di Kalimantan Barat mencapai 180.000 ton/tahun, sementara produksi hanya 103.742 ton, sehingga kekuranggannya masih perlu didatangkan dari luar Kalimantan Barat. Produktivitas jagung di Kalimantan Barat masih rendah (3,67 t/ha), ini karena umumnya usahatani jagung diusahakan pada lahan sub optimal diantaranya lahan pasang surut. Lahan sub optimal umumnya bereaksi masam dan miskin unsur hara. Untuk itu diperlukan varietas jagung yang memiliki penampilan fenotipik yang lebih baik/toleran. Tujuan dari kegiatan ini adalah memperoleh varietas unggul jagung komposit yang memiliki penampilan fenotipik baik/toleran dengan sistem tanam jajar legowo 2:1 pada agroekosistem lahan sub optimal di Kalimantan Barat. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 3 ulangan. Perlakuan berupa enam varietas jagung komposit yaitu: Sukmaraga, Lamuru, Bisma, Provit A2, Pulut Uri1 dan jagung lokal. Ukuran petak 7 m x 12 m, penanaman dilakukan dengan sistem jajar legowo 2:1 (50 cm X 40 cm X 100 cm), dengan dua tanaman per lubang. Penentuan dosis pupuk P dan K berdasarkan Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK), sedangkan pupuk N dengan Bagan Warna Daun (BWD). Variabel yang diukur : a) tinggi tanaman, b) tinggi tongkol, c) umur 50% keluar rambut, d) jumlah baris per tongkol, e) panjang tongkol, f) diameter tongkol, g). berat 1000 biji , dan h) produktivitas. Hasil pengujian menunjukan bahwa varietas jagung komposit dengan sistem jajar legowo 2:1 yang memiliki penampilan fenotipik baik/toleran dan cocok untuk dikembangkan pada lahan sub optimal pasang surut di Kalimantan Barat adalah varietas Sukmaraga dengan produktivitas 5.57 t/ha dan varietas Lamuru dengan produktivitas 5,43 t/ha.
- ItemTeknologi Raisa Untuk Budi Daya Padi Varietas Inpari 46 GSR TDH(Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, 2022) Subekti, Agus; Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi PertanianPada saat ini dan masa yang akan datang, isu pangan tidak hanya berupa kecukupan jumlah beras, tetapi juga mutu beras yang sehat menjadi tuntutan untuk kesehatan, kelestarian lingkungan, dan pertanian yang berkelanjutan. Untuk itu, diperlukan varietas unggul padi yang ramah lingkungan. Sistem pertanian berkelanjutan diperlukan agar produktivitas pertanian dan kelestarian lingkungan terus dapat dipertahankan, baik untuk generasi sekarang maupun yang akan datang. Hasil budi daya VUB padi Inpari 46 GSR TDH dengan menggunakan teknologi RAISA dapat terbukti cocok dikembangkan pada lahan pasang surut di Kalimantan Barat.