Browsing by Author "Sosiawan, Hendri"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
- ItemBUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA PANTAI TERDAMPAK SALINITAS(Balittra, 2021) Anisa, Wahida; Sosiawan, Hendri; Susilawati, Ani; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaTanah salin adalah tanah-tanah yang mempunyai nilai ESP (Exchangeable Sodium Percentage) 15 % atau lebih atau mempunyai SAR (Sodium Adsorption Ratio) 13 atau lebih dan seringkali mempunyai pH 8,5 atau lebih (Soil Survey Staff 2014). Tanah salin ini di jumpai di daerah rawa pasang surut yang berbatasan dengan garis pantai. Suasana salin akibat pengaruh air asin/air laut menyebabkan terbentuknya tanah pirit pada tanah mineral atau tanah gambut yang relatif tidak matang atau suasana tawar. Masalah salinitas terjadi ketika jumlah garam terlarut dalam tanah cukup tinggi. Penimbunan garam di daerah perakaran mempengaruhi terhadap kemampuan tanaman untuk menyerap air. Garam mempengaruhi pertumbuhan tanaman umumnya melalui: (a) keracunan yang diakibatkan penyerapan unsur penyusun garam secara berlebihan, seperti sodium, (b) penurunan penyerapan air, dikenal sebagai cekaman air dan (c) penurunan dalam penyerapan unsur-unsur penting bagi tanaman khususnya potasium. Gejala awal munculnya kerusakan tanaman oleh salinitas adalah: (a) warna daun yang menjadi lebih gelap daripada warna normal yang hijau-kebiruan, (b) ukuran daun yang lebih kecil dan (c) batang dengan jarak tangkai daun yang lebih pendek. Jika permasalahannya menjadi lebih parah, daun akan menjadi kuning (klorosis) dan tepi daun mati mengering terkena “burning” (terbakar, menjadi kecoklatan). Menurut FAO (2005) bahwa kisaran nilai salinitas (EC) tanah pada budidaya padi dan tingkat kehilangan hasil adalah: (1) EC < 4 dS/m, maka perkiraan kehilangan hasil tanaman < 10%, (2) EC > 4 dS/m, maka perkiraan kehilangan hasil tanaman 10-20%, (3) EC > 6 dS/m, maka perkiraan kehilangan hasil tanaman 20-50%, (4) EC > 10 dS/m, maka perkiraan kehilangan hasil tanaman > 50%.
- ItemPanen Air Menuai Kesejahteraan Petani(IAARD Press, 2018) Sulaiman, Andi Amran; Setiawan, Budi Indra; Sosiawan, Hendri; Kartiwa, Budi; Torang, Syamsir; Aquino, Foyya; Saputro, Septian Dwi FauziAir merupakan satu komponen kunci dalam produksi pertanian. Air berperan dalam melarutkan hara dan oksigen kemudian membawanya ke sekitar perakaran. Pada lahan kering, ketersediaan air sering kali menjadi masalah utama. Buku ini membahas secara komprehensif tentang konsep panen air (water harvesting) dan penyalurannya ke lahan-lahan pertanian. Pemerintah berperan besar dalam penyediaan air ini, seperti ditunjukkan oleh program pengembangan empat juta hektare lahan kering. Buku ini juga membahas secara tuntas aneka infrastruktur air, seperti embung, long storage, dam parit, dan bangunan air lainnya, lengkap dengan desain fisik, manfaat, dan anggarannya. Aplikasi konsep panen air telah dicontohkan di beberapa tempat yang menunjukkan bagaimana perbaikan dan pembuatan infrastruktur air dapat mendongkrak pendapatan petani. Selain infrastruktur air, buku ini juga membahas bagian penting dalam distribusi air panen, serta aneka teknik irigasi mulai dari irigasi tetes, irigasi berselang, hingga irigasi curah dengan big gun sprinkle. Semua hal tersebut membuat buku ini layak menjadi rujukan utama bagi mahasiswa, pengambil kebijakan, investor, hingga masyarakat umum tentang bagaimana memanen air dan menyalurkannya ke lahan pertanian untuk mendongkrak produksi pertanian dan kesejahteraan para petaninya.
- ItemPENGELOLAAN LAHAN GAMBUT TERDEGRADASI DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT SWADAYA PETANI(Balittra, 2021) Sosiawan, Hendri; Masganti; Susilawati, Ani; Hartatik, Wiwik; Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa
- ItemPetunjuk Teknis Penentuan Sumber Air dan Jenis Irigasi Suplementer(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2015) Kartiwa, Budi; Heryani, Nani; Rejekiningrum, Popi; Susanti, Erni; Estiningtyas, Woro; Suciantini; Haryono; Sosiawan, Hendri; Sutrisno, Nono; Hamdani, Adang; Talaohu, Sidik Hadi; Sudarman, Kurmen; Pramudia, Aris; Apriyana, Yayan; Surmaini, Elza; Husen, Edi; Syahbuddin, Haris; Nursyamsi, DediPetunjuk teknis (Juknis) Penentuan Sumber Air dan Jenis Irigasi Suplementer merupakan pedoman bagi: (1) koordinator POPT Kabupaten (Dinas Pertanian), (2) Danramil wilayah kekeringan (KODIM), (3) koordinator Liaison Officer (LO) Upaya Khusus (UPSUS) BPTP, di 14 provinsi yang terkena kekeringan, serta (4) beberapa eselon 2 dan 3 Balitbangtan, (5) Eselon 2 dan 3 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, (6) eselon 2 dan 3 Ditjen Tanaman Pangan, dan (7) Tim kekeringan Kementerian Pertanian. Juknis Penentuan Sumber Air dan Jenis Irigasi Suplementer terdiri atas: (1) pendahuluan, (2) jenis-jenis sumber dan bangunan air, (3) identifikasi sumber dan bangunan air eksisting, (4) identifikasi dan pengembangan sumber dan bangunan air baru, (5) perawatan sumber dan bangunan air, dan (6) pelaporan hasil