Browsing by Author "Rejekiningrum, Popi"
Now showing 1 - 8 of 8
Results Per Page
Sort Options
- ItemAnalisis Indeks Penggunaan Air Untuk Deteksi Kekritisan Air (Studi Kasus DAS Cicatih-Cimandiri, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat)(Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi, 2020-11-11) Rejekiningrum, Popi; Balai Penelitian Agroklimat dan HidrologiPemenuhan kebutuhan air di suatu wilayah ditentukan oleh ketersediaan air, kebutuhan air, kecukupan air, dan potensi sumber daya air di wilayah tersebut. Ketersediaan air ditentukan oleh kondisi neraca air yang direpresentasikan dalam komponen curah hujan, evapotranspirasi, aliran permukaan, perkolasi, dan simpanan air tanah. Sedangkan kebutuhan air ditentukan oleh kebutuhan air penduduk, kebutuhan air industri, dan kebutuhan air untuk pertanian. Untuk itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk: (1) Karakterisasi dan analisis kebutuhan air, (2) Karakterisasi dan analisis ketersediaan air, dan (3) Identifikasi indeks penggunaan air. Alokasi optimum untuk memenuhi kebutuhan air untuk penduduk/domestik, industri, dan pertanian diprediksi melalui pendekatan optimasi kebutuhan air dan ketersediaan air dengan model optimal water sharing. Adapun indikasi terjadinya kritis air diidentifikasi melalui indeks penggunaan air (IPA) yaitu rasio antara total kebutuhan dengan ketersediaan air. Nilai IPA antara 0 – 0,5 kondisi sumberdaya air tidak kritis, antara 0,6 – 0,9 kritis, dan jika lebih dari 1 sangat kritis. Hasil analisis menunjukkan bahwa telah terjadi indikasi kritis air dan sangat kritis pada aplikasi irigasi konvensional pada sekali tanam dengan IPA antara 0,75-0,76, 0,89-0,90 pada dua kali tanam, dan 1,09-1,11 pada tiga kali tanam. Sedangkan pada aplikasi irigasi intermittent tidak ditemukan indikasi kritis air (IPA antara 0,37-0,39 pada sekali tanam, 0,38-0,39 pada dua kali tanam, dan 0,40-0,41 pada tiga kali tanam).
- ItemMenata Jaringan Irigasi Mempercepat Swasembada Pangan(IAARD Press, 2018-09-02) Sulaiman, Andi Amran; Setiawan, Budi Indra; Subagyono, Kasdi; Rejekiningrum, Popi; Kartiwa, Budi; Badan Litbang Pertanian
- ItemPedoman Umum Adaptasi Perubahan Iklim Sektor Pertanian(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2011) Rejekiningrum, Popi; Las, Irsal; Amien, Istiqlal; Pujilestari, Nurwindah; Estiningtyas, Woro; Surmaini, Elza; Suciantini; Sarvina, Yeli; Pramudia, Aris; Kartiwa, Budi; Muharsini, Sri; Sudarmaji; Hardiyanto; Hermanto, Catur; Putranto, Gatot Ari; Marbun, OswaldDengan sifat iklim yang dinamis, variabilitas dan perubahan iklim merupakan suatu keniscayaan yang mesti dan telah mulai terjadi di beberapa tempat. Namun karena pemanasan global akibat berbagai aktivitas manusia mempercepat dinamika dan perubahan iklim yang terjadi secara alami. Perubahan iklim berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan dan aktivitas manusia. Walaupun ikut berkontribusi sebagai penyebab, sektor pertanian merupakan korban dan paling rentan (vulnerable) terhadap perubahan iklim, terutama Ketahanan Pangan Nasional. Dampak perubahan iklim terhadap ketahanan pangan nasional terjadi secara runtut, mulai dari pengaruh negatif terhadap sumberdaya (lahan dan air), infrastruktur pertanian (irigasi) hingga sistem produksi melalui produktivitas, luas tanam dan panen. Petani juga memiliki sumberdaya yang lebih terbatas untuk dapat beradaptasi pada perubahan iklim. Berdasarkan konsekuensi dan dampak dari perubahan iklim tersebut, diperlukan arah dan strategi antisipasi dan penyiapan program aksi adaptasi dengan dukungan teknologi inovatif dan adaptif. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu suatu panduan atau pedoman umum, baik dalam rangka antisipasi untuk menyiapkan strategi dan program adaptasi maupun dalam rangka pelaksanaan atau aksi adaptasi. Pedoman Umum Adaptasi Perubahan Iklim Sektor Pertanian ini menguraikan beberapa dampak perubahan iklim pada masing-masing sub sektor, arah dan strategi serta program aksi adaptasi perubahan iklim pada sektor pertanian. Pedoman umum adaptasi perubahan iklim sektor pertanian diharapkan menjadi acuan bagi seluruh pemangku kepentingan dalam menyusun program dan petunjuk operasional terkait upaya adaptasi perubahan iklim di sektor pertanian.
- ItemPedoman Umum Inventori Gas Rumah Kaca dan Mitigasi Perubahan Iklim Sektor Pertanian(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2011) Setyanto, Prihasto; Susanti, Emi; Las, Irsal; Amien, Istiqlal; Makarim, A. K.; Nursyamsi, Dedy; Rubiyo; Anwar, Khairil; Widarto, Heru Tri; Rejekiningrum, Popi; Surmaini, Elza; Estiningtyas, Woro; Suciantini; Pujilestari, Nurwindah; Sutarya, Rakhmat; Harmanto; Miranti; Hamdani, Adang; Sukarman; Wahyunto; Thalib, Amlius; Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
- ItemPengembangan Sistem Irigasi Pompa Tenaga Surya Hemat Air Dan Energi Untuk Antisipasi Perubahan Iklim Di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta(Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, ) Rejekiningrum, Popi; Kartiwa, Budi; Balitklimat
- ItemPetunjuk Teknis Penentuan Sumber Air dan Jenis Irigasi Suplementer(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2015) Kartiwa, Budi; Heryani, Nani; Rejekiningrum, Popi; Susanti, Erni; Estiningtyas, Woro; Suciantini; Haryono; Sosiawan, Hendri; Sutrisno, Nono; Hamdani, Adang; Talaohu, Sidik Hadi; Sudarman, Kurmen; Pramudia, Aris; Apriyana, Yayan; Surmaini, Elza; Husen, Edi; Syahbuddin, Haris; Nursyamsi, DediPetunjuk teknis (Juknis) Penentuan Sumber Air dan Jenis Irigasi Suplementer merupakan pedoman bagi: (1) koordinator POPT Kabupaten (Dinas Pertanian), (2) Danramil wilayah kekeringan (KODIM), (3) koordinator Liaison Officer (LO) Upaya Khusus (UPSUS) BPTP, di 14 provinsi yang terkena kekeringan, serta (4) beberapa eselon 2 dan 3 Balitbangtan, (5) Eselon 2 dan 3 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, (6) eselon 2 dan 3 Ditjen Tanaman Pangan, dan (7) Tim kekeringan Kementerian Pertanian. Juknis Penentuan Sumber Air dan Jenis Irigasi Suplementer terdiri atas: (1) pendahuluan, (2) jenis-jenis sumber dan bangunan air, (3) identifikasi sumber dan bangunan air eksisting, (4) identifikasi dan pengembangan sumber dan bangunan air baru, (5) perawatan sumber dan bangunan air, dan (6) pelaporan hasil
- ItemRoad Map Penelitian dan Pengembangan Lahan Kering(Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, 2014) Las, Irsal; Agus, Fahmuddin; Nursyamsi, Dedi; Husen, Edi; Sutriadi, Teddy; Wiratno; Syahbuddin, Haris; Jamil, Ali; Ritung, Sofyan; Mulyani, Anny; Hendrayana, Rahmat; Dariah, Ai; Suryani, Erna; Sulaeman, Yiyi; Nurida, Neneng L.; Rejekiningrum, PopiEksistensi lahan kering di Indonesia memiliki peran strategis mendukung pembangunan menuju pertanian bioindustri berkelanjutan. Peran strategis lahan kering tersebut ditunjukkan antara lain oleh potensi areal yang luas, adanya peluang untuk meningkatkan nilai tambah melalui pengembangan komoditas komersial (perkebunan, hortikultura dan peternakan), dapat mengkompensasi produksi pertanian karena lahannya terdegradasi, dan karena konversi lahan. "Road Map Penelitian dan Pengembangan Lahan Kering Mendukung Pertanian Bioindustri Berkelanjutan" disusun untuk memberikan arahan secara koseptual dan komprehensif berlandaskan tag line Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian "Science. Innovation. Networks", serta memuat bahasan antara lain: (1) potensi, karakteristik dan permasalahan lahan kering; (2) state of the art pengembangan IPTEK lahan kering; (3) arah, strategi, dan road map penelitian dan pengembangan lahan kering; dan (4) konsep dan strategi pengembangan lahan kering untuk mendukung pembangunan pertanian bioindustri berkelanjutan.
- ItemRoad Map Strategi Sektor Pertanian Menghadapi Perubahan Iklim(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2011) Las, Irsal; Runtuwutu, Eleonora; Surmaini, Elza; Estiningtyas, Woro; Suciantini; Amien, Istiqlal; Rejekiningrum, Popi; Pujilestari, Nurwindah; Unadi, Astu; Agus, Fahmudin; Susanti, Erni; Syahbuddin, Haris; Makarim, A.K; Irawan; Suwandi; Mudiarsa, Ketut G.; Wijayanti, Ari; Sutrisno, Nono; Noble, Pither; Wahyunto; Thalib, Amlius; Hamdani, Adang; HaryonoPerubahan iklim telah dan akan mengancam hampir semua lini kehidupan di muka bumi. Peningkatan suhu udara, kekeringan, banjir, dan badai topan adalah dampak langsung dari perubahan iklim. Fenomena alam ini telah terjadi di berbagai belahan dunia dan menimbulkan kerugian besar, termasuk penurunan produksi pertanian. Sektor pertanian paling peka terhadap perubahan iklim yang mengubah sistem produksi dan pola tanam. Di sisi lain, pertanian berperan penting dalam kehidupan umat manusia, baik sebagai sumber pangan maupun industri yang menggerakkan roda perekonomian. Meski peka terhadap iklim, sektor pertanian potensial dalam hal mitigasi. Indonesia dengan jumlah penduduk keempat terbesar di dunia dan terus meningkat dari tahun ke tahun dituntut untuk mampu menyediakan pangan bagi semua lapisan masyarakat. Di sisi lain, dinamika pembangunan nasional berdampak terhadap konversi lahan pertanian dan sosial-ekonomi masyarakat. Hal ini merupakan tantangan yang perlu dicarikan jalan keluarnya.