Browsing by Author "Ramlah"
Now showing 1 - 11 of 11
Results Per Page
Sort Options
- ItemIdentifikasi Molekular Dinamika Genetik Virus Avian Influenza Subtipe H5N1 Clade 2.1.3 dan 2.3.2(Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan, 2013) Andesfha, Ernes; Ramlah; Natih, Ketut Karuni Nyanakumari; Djusa, Enuh Rahardjo; Mucharini, Hanystrain virus HPAI H5N1 pertama kali dikenal di dunia pada tahun 1959 yang memusnahkan dua flok di satu peternakan ayam di Skotlandia, Inggris. Strain yang ditemukan ini berbeda dengan strain yang beredar di Indonesia, sedangkan yang beredar di Indonesia yaitu virus HPAI H5N1 yang menyebabkan pandemic Avian Influenza tahun 2003-2004 lalu yang merupakan hasil evolusi virus 1999 sampai 2022 yang menciptaan genotype Z dan kemudian disebut sebagai "Trah Asia HPAI A-H5N1" (Asian lineage HPAI A-H5N1). Tulisan ini berisikan identifikais molekuler yang bertujuan untuk mengetahui dinamika genetik virus AI H5N1 sebagai slah satu langkah pengendalian dan pemberantasan penyakit AI. Metode yang digunakan adalah metode Polymerase Chain Reaction (PCR) dan sequencing.
- ItemKajian Respon Imun Ayam Petelur Pascavaksinasi Avian Influenza (AI) di Delapan provinsi di Indonesia tahun 2022(Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan, 2023-12) Ramlah; Hidayanto, N.H.; Suryanti, S.; Suryati, Y.
- ItemMonitoring dan Evaluasi Pascavaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Tahun 2022(Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan, 2023-12) Zahid, M.; Rahayuningtyas, I.; Ramlah; Hidayanto, N.H.; Setiawaty, R.; Emilia; Natih, K.K.N.; Astuti, L.S.Artikel ini berisikan tentang monitoring dan Evaluasi pascavaksinasi Penyakiy Mulut dan Kuku (PMK) selama tahun 2022 di Indonesia. Awalnya Indonesia sudah dinyatakan bebas PMK sejak tahun 1987, lalu di bulan April tahun 2022 di Surabaya, Jawa Timur kasus PMK muncul kembali di Indonesia yang merebak ke wilayah Indonesia lainnya. Tulisan ini bertujuan mengetahui efektivitas vaksin PMK yang digunakan pada sapi yang telah diberikan vaksinasi PMK. Adapun yang di uji adalah serum darah pascavaksinasi PMK. Data di peroleh dari 24 provinsi yang terdampak PMK. Total sampe; yamg diperoleh sebanyak 5.119 sampel dari target 5.160 sampel. Hasil pengujian serologik dengan metode ELISA terhadap serum yang diperoleh menunjukkan bahwa rata-rata 97,20% hewan target (sapi) yang divaksinasi PMK memberikan respon pembentukan antibodi (positif) terhadap virus PMK, sebanyak 2,21% tidak terbentuk antibodi (negatif), dan dubius sebesar 0,59% dari 66 lokasi sampling. Faktor yang memengaruhi keberhasilan vaksinasi PMK diantaranya adalah penaganana rantai dingin vaksin yang baik, penyimpanan dan pendistribusian vaksin yang tepat ke lapangan. Selain itu penerapan biosekuritas yang baik di kandang juga ikut mempengaruhi keberhasilan vaksinasi PMK.
- ItemPengkajian Mutu Vaksin Avian Influenza (AI) pada Beberapa Provinsi di Indonesia(Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan, 2014) Emilia; Ramlah; Setiawaty, Rahajeng; Suryati, Yati
- ItemPotensi Vaksin AI Inaktif Clade 2.1.3 dan Clade 2.3.2 Tahun 2013(Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan, 2015) Ramlah; Emilia; Suryati, Yati; Natih, Ketut Karuni Nyanakumari
- ItemPurifikasi Virus Avian Influenza (AI) H5N1 Clade 2.3.2 sebagai Masterseed Virus AI Challenge(Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan, 2017) Ramlah; Setiawaty, Rahajeng; Emilia; Suryati, Yati; Djusa, Enuh Rahardjo
- ItemReisolasi Kandidat Masterseed Virus Tantang High Pathogenic Avian Influenza Subtipe H5N1(Direktorat Kesehatan Hewan, 2018) Ramlah; K, Hidayanto; KKN, Natih; S, Suryanti; S, Suryati; S, MukartiniVirus AI subtype H5N1 masih menjadi perhatian utama. Berdasarkan hasil pertemuan IVM tahun 2015-2016 diperoleh 4 kandidat virus tantang yang akan dipergunakan untuk uji efikasi dan potensi vaksin AI yang beredar di Indonesia. Isolat masterseed virus AI diperoleh dari BBVet Wates, yang kemudian dimurnikan di BBPMSOH. Isolat virus AI H5N1 diberi kode A (A/chicken/Barru/ BBVM41-13/2013 clade 2.1.3), kode B (A/duck/Tanah Laut/0514095/2014 clade 2.3.2), kode C (A/ chicken/Semarang/04141225-07/2014 clade 2.3.2.1c) dan kode D (A/chicken/Sleman/BBVW-190812/2012 clade 2.1.3). Reisolasi virus AI dilakukan dengan pengenceran 102 dan 103. Virus AI H5N1 diinfeksi pada telur SPF umur 10 hari. Pengamatan terhadap telur terinfeksi dilakukan selama 2 hari. Terjadi kematian embrio pada hari pertama dan kedua post infeksi. Pada saat kematian embrio, telur terinfeksi selanjutnya disimpan pada suhu 4oC selama 12 jam, kemudian diambil cairan allantoisnya dan diamati gejala klinis embrio. Selanjutnya dilakukan uji aglutinasi dengan hasil positif aglutinasi cepat dan lambat. Kemudian dilakukan uji HA-HI untuk memastikan virus tidak terkontaminasi ND, EDS dan murni virus AI. Masterseed virus AI dilanjutkan sampai pasase ke 4 dengan prosedur limited dilution pada telur SPF dengan pengenceran 103 sampai dengan 108. Isolat virus Kode A dilakukan sampai pada pasase ke 3 dengan titer HA peningkatan titer sebesar 512 HAU (9log2). Isolat virus Kode B, C dan D dilanjutkan sampai pada pasase ke 4. Isolat virus Kode C menunjukkan peningkatan titer sebesar 256 HAU (8log2). Berdasarkan kenaikan titer pada tiap pasase dan gejala klinis embrio, isolat virus kode A dan C dipilih sebagai masterseed virus tantang AI. Selanjutnya virus AI kode A dan C dititrasi di telur SPF dan sel CEF. Titer virus AI kode A ditelur SPF adalah 108,3 EID50 dan pada kode C adalah 108,7 EID50. Titer virus AI kode A pada sel CEF adalah 108,5TCID50 dan pada kode C adalah 108,75 TCID50.
- ItemStudi Kasus: Infectious Bronchitis et Nephritis-Nephrosis pada Ayam Specific Pathogenic Free (SPF)(Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan, 2013) Irawati, Cynthia Devy; Budiantono; Kamal, Mustopa; Emilia; Ramlah; Nuryani, Neni
- ItemStudi Retrospektif Hasil Pengujian Vaksin Newcastle Disease (ND) di BBPMSOH Tahun 2009-2013(Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan, 2015) Hidayanto, Nur Khusni; Ramlah; Ardiawan, Ferry; Suryati, Yati
- ItemUji Patogenisitas Virus Avian Influenza (AI) subtipe H5N1 sebagai Kandidat Virus Tantang Pada Uji Potensi Vaksin Avian Influenza(Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan, 2018) Hidayanto, Nur Khusni; Ramlah; Natih, Ketut Karuni Nyanakumari; Suryati, Yati
- ItemUji Postulat Koch Virus Avian Influenza Subtipe H9N2 A/Chicken/Sidrap/07170094-44O/2017(Direktorat Kesehatan Hewan, 2018) Natih, Ketut Karuni Nayanakumari; Hidayanto, Nur Khusni; Ramlah; Irawati, Cynthia Devy; Kartini, Dina; Mukartini, SriDalam rangka pengendalian penyakit Avian Influenza (AI) subtipe H9N2 yang menyerang beberapa daerah di Indonesia pada akhir tahun 2015, Balai Besar Pengujian Mutu Sertifikasi Obat Hewan mendapat tugas untuk melakukan uji pemurnian isolat A/chicken/Sidrap/07170094-44O/2017 sebagai kandidat seed vaksin dan dilanjutkan dengan uji Postulat Koch untuk membuktikan kemurnian kandidat seed vaksin AI subtipe H9N2. Sebanyak 10 ekor ayam SPF umur 25 minggu diinokulasi virus AI subtipe H9N2 106 EID50 secara intranasal. Pengamatan dilakukan selama 21 hari terhadap gejala klinis, produksi telur, dan asupan pakan. Pengambilan darah dilakukan pada pre inokulasi, dan pasca inokulasi hari ke-7, ke-14 dan ke-21. Nekropsi dilakukan pada hari ke-5 dan hari ke-21 pasca inokulasi. Re-isolasi dilakukan dengan menginokulasi suspensi limpa dan oviduct pada TAB SPF umur 10 hari. Gejala klinis terlihat adanya diare pada hari pertama, perubahan pada bentuk dan ukuran telur pada hari ke-3, penurunan asupan pakan pada hari ke-4 dan penurunan produksi telur menjadi 66.07 % pada 2 minggu pasca inokulasi. Secara PA ditemukan adanya hyperemia pada trachea, pneumonia, hati rapuh dan kekuningan, hemoragi pada indung telur, penimbunan cairan putih telur pada oviduct dan vasa injeksi pada otak. Hasil histopatologi menunjukkan adanya tracheitis, pneumonia hemoragika, hepatitis, salphingitis dan perivascular cuffing dan vaskulitis pada otak. Hasil uji HI pre inokulasi menunjukkan negatif antibodi terhadap antigen AI subtipe H9N2, H5N1 dan ND, sedangkan pada pasca inokulasi menunjukkan positif antibodi terhadap antigen AI subtipe H9N2 dan negatif antibodi terhadap antigen AI H5N1 dan ND. Re-isolasi menunjukkan hasil murni virus AI subtipe H9N2. Uji stabilitas menunjukkan hasil yang stabil dari sampel master seed, working seed dan Postulat Koch yang homolog 100% pada nukleotida dan asam amino. Berdasarkan hasil uji Postulat Koch tersebut membuktikan bahwa virus AI subtipe H9N2 A/chicken/ Sidrap/07170094-44O/2017 yang sudah murni AI subtipe H9N2 bisa dijadikan sebagai seed vaksin.