Browsing by Author "Pusat penelitian dan pengembangan perkebunan"
Now showing 1 - 19 of 19
Results Per Page
Sort Options
- ItemBudidaya & pascapanen Kelapa(Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, 2013) Pusat penelitian dan pengembangan perkebunanKomoditi Kelapa adalah salah satu komoditi perkebunan yang sangat penting dalam perekonomian nasional yaitu sebagai penghasil minyak nabati dalam memenuhi kebutuhan masyarakat disamping sebagai komoditas ekspor. Hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan sehingga tanaman Kelapa dijuluki sebagai pohon kehidupan (tree of life). Tanaman Kelapa juga merupakan tanaman sosial karena lebih 95% diusahakan oleh petani.
- ItemBudidaya Jahe,kencur,temulawak,kunyit,sambiloto,dan pegagan(Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, 2005) Pusat penelitian dan pengembangan perkebunanJahe merupakan salah satu komoditas ekspor rempah-rempah Indonesia, disamping itu juga menjadi bahan baku obat tradisional maupun fitofarmaka, yang memberikan peranan cukup berarti dalam penyerapan tenaga kerja dan penerimaan devisa negara. Sebagai komoditas ekspor dikemas berupa jahe segar, asinan (jahe putih besar), jahe kering (jahe putih besar, kecil dan jahe merah), maupun minyak atsiri dari jahe putih kecil (jahe emprit) dan jahe merah. Volume permintaannya terus meningkat seiring dengan permintaan produk jahe dunia serta makin berkembangnya industri makanan dan minuman di dalam negeri yang menggunakan bahan baku jahe. Pada tahun 1998, ekspor jahe Indonesia mencapai 32.807 ton dengan nilai nominal US $ 9.286.161. Tahun 2003 turun menjadi 7.470 ton dengan nilai US S 3.930.317 karena mutu yang tidak memenuhi standar. Namun permintaan jahe mengalami peningkatan setiap tahun. Kondisi ini di Indonesia, direspon dengan makin berkembangnya areal penanaman dan munculnya berbagai produk jahe.
- ItemBuletin Palma No.26(Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, 2000-11-26) Pusat penelitian dan pengembangan perkebunanPenelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain Mapanget Sulawesi Utara. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui ukuran dan jumlah stomata beberapa kelapa Dalam Potensial Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan yaitu kultivar kelapa Dalam Teng Tenga (DTA). Dalam Sawarna Delam Takome (DTE), Dalam Rennel ( DRL dan Dalam Afrika Barat (WAT) dengan 5 ulangan. Untuk mengetahui perbedaan j jumlah dan ukuran stomata di antara perlakuan dan antar bagian pinak daun, digunakan analisis sidik mgam dan diikuti dengan Uji BNT. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan jumlah stomata antara kelima kultivar kelapa yang diamati Stomata lebih banyak menyebar pada bagian pangkal dibandingkan pada bagian tengah dan ujung pinak daun. Ukuran stomata tidak berbeda pada kelima kultivar yang diamati Pinak daun bagian pangkal dan tengah kelapa DTA ukurannya lebih lebar dan bagian ujung DSA Delm
- ItemBuletin Palma No.26(pusat penelitian dan pengembangan pertanian, 2001-07-27) Pusat penelitian dan pengembangan perkebunanTidak stabilnya produkai tanaman kelapa di Indonesia Jonesia terutama cerminan adanya interaksi pengujian adaptasi pada berba dan belum melalui antara faktor genetis dan lin am Mapang tingkat stabilitas kelapa Dalam digunakan untuk memperkuat deskripsi kelapa D Pene enelitian Ki Kima Atas, Sulawen Utara, selama 18 dikarenakan kultivar yang tidak unggul oleh kondisi lingkungan. Ketidakstabilan basil tanaman kelapa merupakan 32 (DMT 32). No Per nelitian (DMT ini bertujuan untuk mengetahui 83) 3), dan resiprokalnya Dalam Mapanget yang sudah tersebar di penampilan ampuan dan sehingga hasil petani. Penelitian dilakukan di ahun 1995 sampai dengan 1998. Rancangan elama 4 tahun yaitu mulai tahu 6 kali. Pengamatan dilakukan terhadap 4 perlakuan yaitu DMT 32, Rancangan Acak Kelompok sebanyak 6 (RAK) terdiri dar air, berat daging buah, dan berat kopra panen dibutuhkan 240 butir Panen ya dapat cukan di Instalasi MTDM 3283, 8132 dan diulang komponen buah, meliputi berat be buah, berat buah tanpa tanpa sabut, sabut, berat buah tanpa buah yang digunakan sebanyak 10 lilakukan setiap dikemukakan oleh Eberhart dan Russel. Har dari keempat perlakuan, namun demik 32, DMT 3283, maupun buah untuk setiap ulangan. Jadi setiap kali 2 bulan. Stabilitas hasil dihitung des Cussel. Hasil pengamatan selama 4 tahun memperlihatkan mengikuti metode yang litas komponen buah yang baik demikian DMT 83 cenderung memiliki penampilan yang lebih stabil dibandingkan dengan DMT
- Itembuletin Palma No.28(Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, 2002-06-28) Pusat penelitian dan pengembangan perkebunanAsam lemak omega 9 dan omega 6 tergolong asam lemak tidak jenuh. Pada daging buah kelapa tua jenis Dalam Tenga (DTA), asam lemak omega 9 adalah 6209 mg/butir dan asam lemak omega 6 adalah 1960 mg/butir. Sedangkan pada daging buah kelapa muda hibrida GKB x DTE asam lemak omega 9 omega 6 adalah 1187 mg/butir dan asam lemak adalah 403 mg/butir. Peran kedua jenis asam lemak ini sangat penting, terutama pada proses perkembangan dan pematangan sel-sel syaraf otak. Lintuk memenuhi kebutuhan nutrisi dari kedua jenis asam lemak daging buah kelapa (terutama kelapa muda) dapat menjadi salah satu alternatif sebagai sumber asam lemak omega 9 dan omega 6. memanfaatkan potensi dikonsumsi Lipaya yang segar dapat dapat dilakukan juga diolah dalam menjadi rangka koktil dan makanan ringan (Coconut chip) kedua jenis asam lemak tersebut, disamping
- ItemBuletin Palma No.29(Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, 2005-06-29) Pusat penelitian dan pengembangan perkebunanPenelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Kima Atas, Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma lain, Sulawesi Utara selama 9 tahun (1993-2002), terletak pada ketinggian 80 m di atas permukaan laut, jenis tanah vulkanik muda dan tipe iklim B₁ Oldeman. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan lima ulangan, jumlah tanaman sebanyak 16 pohon per plot dengan jarak tanam 8.5 x 8.5 m segi tiga. Perlakuan terdiri atas lima jerus kelapa hibrida, yaitu Kelapa Genjah Kuning Nias (GKN) x Kelapa Dalam Sawarna (DSA), Genjah Kuning Bali (GKB) x Dalam Sawarna (DSA), Gerijah Hijau Jombang (GHJ) x Dalam Sawarna (DSA), Genjah Raja (GRA) x Dalam Sawarna (DSA) dan KHINA-1 (kontrol). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu pembungaan dan sifat produksi setiap jerus kelapa hibrida. Pengamatan dilakukan terhadap waktu berbunga, produksi buah dan kopra. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kelapa hibrida GKN x DSA paling cepat berbunga dan KHINA-1 paling lambat berbunga
- ItemBuletin Palma No.32(Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, 2006-06) Pusat penelitian dan pengembangan perkebunanCendawan Metarhizium anisopline (Metch) Sorokin dikenal sebagai salah satu agens hayati yang dapat menekan populasi hama Oryctes rhinoceros L. (Coleoptera Scarabaeidae). Teknik pembiakan dengan air kelapa mempunyai prospek yang baik karena lebih murah dan mudah dilaksanakan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari patogenisitas cendawan M. anisopliae yang dibiakkan pada media air kelapa dari beberapa kultivar kelapa terhadap hama O rhinoceros. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai Oktober 2005 di Laboratorium Hama Penyakit Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain (BALITKA), Manado. Cendawan M. anisopline diisolasi dari larva O. rhinoceros kemudian dimunikan dan diperbanyak dalam media air kelapa dan agar murni. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan tujuh perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan terdiri atas kultivar kelapa Dalam Bali (DBI), Dalam Tenga (DTA), Dalam Mapanget (DMT), Dalam Palu (DPU), Genjah Kuning Nias (GKN), Genjah Salak (GSK) dan kontrol (agar murni). Hasil penelitian menunjukkan bahwa cendawan M. amsopiar dapat tumbuh dengan baik pada media air kelapa dan mempunyai patogenisitas yang tinggi terhadap hama O. rhinoceros. Hasil uji patogenisitas terlihat stadia larva lebih rentan terinfeksi M. anisoplite dibandingkan imago O. risinoceros, Mortalitas larva instar I mencapai 100% pada 10 hsp (hari setelah perlakuan), instar II 11 hsp dan instar III 14 hsp sedangkan mortalitas imago bervariasi antara 61.7-76.7% pada 20 hsp.
- ItemBuletin Palma No.33(Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, 2007-12) Pusat penelitian dan pengembangan perkebunanKemampuan memangsa predator Celiseches mario terhadap larva instar satu sampai lima, pupa dan imago hama Brontispa longissinst dipelajari di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan C. morio dapat memangsa tahap perkembangan larva instar satu sampai instar lima, pupa dan imago B. longissima. Kemampuan tertinggi ditemukan pada saat memangsa larva instar dua dan terendah pada imago. Rata-rata jumlah larva instar dua yang dimangsa dalam waktu 24 jam adalah 23,5 ekor. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan C. morio sebagai agens hayati potensial untuk hama B. longissima.
- ItemBuletin Palma No.34(Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, 2008-06) Pusat penelitian dan pengembangan perkebunanKompleks musuh alami hama Brontispa longissima Gestro (Coleoptera: Chryso-melidae), keanekaragaman hayati dan komposisi artropoda telah di pelajari pada ekosistem kelapa di Desa Toboli, Pelawa, Bambalemo, Lemusa, Olo Baru dan Olaya, Kecamatan Parigi Provinsi Sulawesi Tengah dari bulan November 2007 sampai dengan Pebruari 2008. Daun pucuk yang terserang diambil dari 10 pohon pada setiap desa secara acak dengan metode transek pada setiap jarak 300 m. Musuh alami yang ditemukan dikelompokkan sebagai predator, parasitoid dan entomopatogen. Musuh alami yang potensial, yaitu predator cocopet Chelisoches morio Ferrier (Dermaptera: Chelisochidae), semut (Hymenoptera: Formicidae) parasitoid Tetrastichus brontispar Ferrier (Hymenoptera: Eulopidae) dan cendawan Metarhizium anisopliae var. anisopliar (Moniliales: Hypomy-cetes) sebagai entomopatogen pada larva, pupa, dan imago. Indeks Shannon ordo 0,272 sampai 0,373 dan rata-rata 0,314 0,038, famili 0,297 sampai 0,436 dan rata-rata 0,366 ± 0,054, menunjukkan diversitas artropoda yang rendah (<1) seperti terjadi pada kondisi eksplosi hama. Pada saat penelitian populasi hama Brontispa pada kondisi eksplosi, selain diversitas rendah komposisi artropoda didominasi oleh hama (74,7%), selebihnya predator (24,5%), parasitoid (0,73%) dan polinator (0,03%).
- ItemBuletin Palma No.35(Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, 2008-12) Pusat penelitian dan pengembangan perkebunanPenelitian dilaksanakan di pulau Buru pada bulan September 2007. Pengamatan dila-kukan pada populasi kelapa di sepanjang ga ris pantai Pulau Buru Kecamatan Namlea dan kecamatan Waplau. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah tandan dan jumlah buah tanaman kelapa, Sifat kimia tanah (setiap lokasi) serta contoh daun no. 14 (pada dua kecamatan yang berbeda). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kadar hara P tanah disemua lokasi berada dibawah batas kritikal yaitu 1,40 ppm sedangkan kadar hara N tanah berada diatas batas kritikal yaitu 0,21%-0,48% di 10 lokasi kadar hara P daun berada diatas batas kritikal yaitu 0,13% didaerah Lamahang, Waplau, Waprea dan Jikumerasa sedangkan kadar N daun berada dibawah batas kritikal, yaitu 0,57% dan produksi buah kelapa di kecamatan Wapalu berkisar antara 23.84 buah/pohon/tahun sampai 74.86 buah/pohon/tahun sedangkan di kecamatan Namlea berkisar antara 14.79 buah/pohon/tahun sampai 86.64 buah/pohon/tahun.
- ItemBuletin Palma No.36(Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, 2006) Pusat penelitian dan pengembangan perkebunanBuah kelapa muda merupakan salah satu produk yang bernilai ekonomi tinggi. Penelitian terhadap mutu kelapa muda tujuh varietas kelapa Genjah dan satu varietas kelapa Dalam telah dilakukan, dalam bentuk buah kelapa utuh (whole nut), dan sebagian sabut sudah dipisahkan (trimmed nut). Karakteristik yang diamati, yaitu berat buah utuh, berat trimmed mit, berat daging buah, volume dan kadar gula air kelapa. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa varietas kelapa berpengaruh sangat nyata terhadap karakter berat buah, volume dan kadar gula air kelapa. Untuk kelapa Genjah, berat buah utuh, berat trimmed coconut, berat daging buah, volume air kelapa dan kadar gula, berturut-turut adalah 1.592,00-2.398,67g; 815,67-1.186,00 g; 157,00-222,34 g: 284,33 ml-454,00 ml dan 4.67%-6.03%. Untuk kelapa Dalam Mapanget berturut-turut adalah 3.594 g 2.076 g; 389,33 g, 920,33 ml dan 4,66%. Semua varietas masuk pada kategori standardisasi kelapa muda yang ditetapkan. Varietas kelapa muda yang mengandung kadar gula tertinggi adalah Genjah Tebing Tinggi (GTI), diikuiti oleh Genjah Salak (GSK), Genjah Hijau Nias (GHN), Genjah Kuning Nias (GKN), dan Genja Raja (GRA).
- ItemBuletin Palma No.37(Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, 2009) Pusat penelitian dan pengembangan perkebunanPenelitian dilaksanakan di Laboratorium dan Bengkel Rekayasa Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain Manado dari bulan Mei sampai September 2009. Kegiatan penelitian terdiri dari perancangan alat pengolahan bioetanol, pengujian dan penggunaan produk bioetanol sebagai bahan bakar mesin. Pengamatan terdiri dari karakteristik bahan olah, kondisi fisik dan sistem unit proses, neraca massa dan analisis ekonomi pengolahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan alat pengolahan bioetanol berupa destilator-dehidrator sistem sinambung dapat meningkatkan kadar etanol bahan baku dari 13-30% menjadi 80-94%, dan kadar 83% meningkat menjadi 95-97%. Neraca massa produk etanol beragam tergantung pada kondisi bahan olah dan suhu pemanasan selama pengolahan. Etanol kadar 97% dapat digunakan sebagai bahan bakar mesin dengan rasio bensin alkohol 90:10. Penggunaan bahan bakar campuran bensin bioetanol menghemat penggunaan bahan bakar sebesar 12,5-29,0% dibanding dengan bahan bakar bensin. Secara ekonomi, pengolahan bioetanol dari etanol kadar 25-35% untuk menghasilkan etanol kadar 90-95% adalah menguntungkan. Alat pengolahan bioetanol adalah efisien digunakan pada skala kelompok tani dan skala industri kecil-menengah.
- ItemBuletin Vol.13(Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, 2002) Pusat penelitian dan pengembangan perkebunanPenelitian dilakukan di Laboraturium Kultur Jaringan Kelti Plasma Nutfah dan Pemuliaan, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, BOgor mulai Oktober 1999- Juli 2000 yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa taraf konsentrasi Benzyl Adenin (BA) dan NAA terhadap pertumbuhan temu lawak secara in vitro.
- ItemBuletin Vol.27(Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, 2016-12) Pusat penelitian dan pengembangan perkebunanRendahnya produktivitas jambu mete di Indonesia diduga disebabkan oleh silang dalam akibat keragaman genetik yang rendah. Peningkatan produktivitas dan kualitas jambu mete di daerah marginal akan mendorong peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat yang selama ini terpinggirkan. Oleh karena itu, pengembangan jambu mete berproduksi tinggi perlu dipacu. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Cikampek, sejak Januari sampai Desember 2015 dengan menggunakan metode observasi dengan mengamati secara individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keragaman tanaman hasil grafting dari 16 aksesi jambu mete berdasarkan karakter morfologi. Batang bawahnya 802, umur tanaman 4 tahun, jumlah tanaman pada masing-masing aksesi 8 tanaman, jarak tanam 8 m x 8 m, jumlah daun yang diamati 50 daun per tanaman. Pengamatan dilakukan terhadap karakter morfologi kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keragaman 16 aksesi jambu mete pada karakter morfologi antar aksesi mempunyai karakter yang bervariasi terutama pada karakter bentuk daun, bentuk pangkal dan ujung daun, bentuk tajuk, arah percabangan dan warna daun muda serta daun tua. Sedangkan pada karakter bentuk tepi daun, bentuk permukaan daun bagian atas dan bawah tidak bervariasi. Tingkat keragaman pada karakter morfologi daun berkisar antara 67,18-87,59% yang terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok I dan Il yang dipisahkan oleh karakter warna daun muda dan arah percabangan. Pada karakter tinggi tanaman, lebar tajuk, panjang daun, lebar daun, tebal daun, dan panjang tangkai daun sangat bervariasi. Tingkat keragaman berkisar antara 77,44-95,91% yang terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu I dan II yang dipisahkan oleh karakter tinggi tanaman, panjang tangkai daun dan lebar tajuk. Berdasarkan karakter kualitatif dan kuantitatif berkisar antara 77,45-95,46%, tanaman hasil grafting dari 16 aksesiter terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok I dan kelompok II, yang dipisahkan oleh karakter tinggi tanaman.
- ItemLaporan Kinerja Tahun 2020(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2021) Pusat penelitian dan pengembangan perkebunanPusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan merupakan salah satu unit kerja di bawah Badan Litbang Pertanian dengan mandat melakukan Penelitian dan Pengembangan komoditas perkebunan dan bio-industri. Visi dan misi Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan selaras dengan visi dan misi Balitbangtan 2020-2024 yang mengacu pada misi dan misi Kementerian Pertanian, dengan memperhatikan dinamika lingkungan strategis, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kondisi yang diharapkan pada tahun 2020. Visi Puslitbang Perkebunan adalah “Menjadi Lembaga Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Terkemuka Penghasil Teknologi dan Inovasi Perkebunan Mendukung Pertanian Maju, Mandiri, dan Modern”. Sedangkan sasaran umum kebijakan Puslitbang Perkebunan mendukung visi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
- ItemPemanfaatan Formula Agens Hayati Bacillus spp dan Pseudomonad Fluoresen dan Pestisida Nabati Berbahan Aktif Sitronelal dan Eugenol Untuk Mengendalikan Penyakit Layu Fusarium (>80%) dan Meningkatkan (>50%) Produktivitas Tomat(pusat penelitian dan pengembangan perkebunan, 2013) Pusat penelitian dan pengembangan perkebunanTomat merupakan tanaman hortikultura yang disukai oleh semua orang.
- ItemPemodelan pertumbuhan dan Produksi Gula(pusat penelitian dan pengembangan perkebunan, 2013) Pusat penelitian dan pengembangan perkebunanKeragaan pertumbuhan tebu merupakan interaksi antara faktor genetik dan lingkungan ( G X E ) (Anonymous, 2013; 2013b)
- ItemPengembangan Sistem Peringatan Dini Berbasis Sistem Pakar Untuk Ketahanan Pangan(pusat penelitian dan pengembangan perkebunan, 2013) Pusat penelitian dan pengembangan perkebunanPertanian adalah industri yang sangat bergantung pada iklim dan perubahannya.
- ItemPengembangan Teknologi Remediasi Melalui Pemanfaatan Akumulator dan Kedelai Pada Lahan Pasca Penambangan Nikel(pusat penelitian dan pengembangan perkebunan, 2013) Pusat penelitian dan pengembangan perkebunanPenambangan nikel di sulawesi selatan berlokasi di sorowako, luwu timur yang luasnya mencapai 118.300 ha.