Browsing by Author "Nurbaeti, Bebet"
Now showing 1 - 13 of 13
Results Per Page
Sort Options
- ItemBuku Saku Tanaman Obat Keluarga (Toga)(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat, 2015) Mindarti, Susi; Nurbaeti, Bebet; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat
- ItemHama Wereng Coklat (Nilaparvata lugens Stal) dan Pengendaliannya(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat, 2010) Nurbaeti, Bebet; Diratmaja, IGP Alit; Putra, SunjayaUpaya dalam peningkatan produksi padi menuju swasembada beras dihadapkan pada berbagai masalah, Salah satunya adalah serangan hama dan penyakit. Wereng coklat (Nilaparvata lugens Stal) merupakan salah satu hama utama tanaman padi di Indonesia. Hama ini cukup berbahaya, disamping dapat merusak secara langsung dengan mengisap cairan tanaman sehingga tanaman menjadi layu dan kering, dapat juga berperan sebagai vektor penyakit virus kerdil rumput dan kerdil hampa yang mengakibatkan gagal panen.
- ItemKajian Adaptasi Beberapa Varietas Unggul Baru Padi Di Kabupaten Majalengka(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Haryati, Yati; Nurbaeti, Bebet; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Varietas unggul mampu meningkatkan produksi padi dan pendapatan petani. Peningkatan produktivitas dicapai melalui peningkatan potensi atau daya hasil tanaman, toleransi dan atau ketahanannya terhadap organisme pengganggu tanaman, serta adaptasi terhadap kondisi lingkungan spesifik lokasi. Pengkajian dilaksanakan di Kelompoktani Bakung, Desa Cipinang, Kecamatan Rajagaluh, Kabupaten Majalengka. Rancangan yang digunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 4 perlakuan dan 6 ulangan. Masing-masing perlakuan yaitu Varietas Inpari - 30, Inpari - 31, Inpari - 32 dan Inpari - 33. Data yang diamati yaitu tinggi tanaman (30, 45, 60 dan 90 HST), Jumlah anakan (30, 45, 60 dan 90 HST), panjang malai, jumlah gabah isi, jumlah gabah hampa dan produktivitas (t/ha). Data dianalisis menggunakan SAS 9,0 for windows. Hasil kajian menunjukkan bahwa Varietas Inpari 30, 32 dan 33 cukup adaptif di wilayah Kabupaten Majalengka dengan produktivitas 8,71; 8,79 dan 8,49 ton ha-1 GKP, sehingga dapat dikembangkan di sekitar wilayah tersebut.
- ItemKajian Jarak Tanam Spesifik Lokasi untuk Optimalisasi Produktivitas Inpari 32 di Kabupaten Majalengka(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2019-12) Haryati, Yati; Nurbaeti, Bebet; Noviana, Irma; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Salah satu varietas unggul baru yang diminati di wilayah Kabupaten Majalengka adalah Inpari 32. Pengaturan jarak tanam untuk mengatur populasi tanaman yang disesuaikan dengan sifat varietas merupakan cara pengelolaan yang masih dapat dioptimalkan pada suatu wilayah. Pengkajian dilaksanakan di Gapoktan Guna Tani, Desa Babakan manjeti, Kecamatan Sukahaji, Kabupaten Majalengka pada Bulan April-Juli 2018. Kegiatan kajian jarak tanam dengan dua perlakuan yaitu 1) jarak tanam rekomendasi 40 x 30 x 17 cm dan 2) jarak tanam legowo cara petani 30 x 20 x 20 cm Masing-masing perlakuan diulang pada 15 petak lahan sawah milik petani dengan luasan masing-masing sesuai petakan alami milik petani. Data yang diamati pertumbuhan tanaman yaitu tinggi tanaman dan jumlah anakan produktif dan komponen hasil yaitu panjang malai, jumlah gabah isi, jumlah gabah hampa dan hasil. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan uji independent sample t-test pada taraf signifikan 0,05 menggunakan SPSS for windows 20.0. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa Varietas Inpari 32 memberikan hasil yang cukup tinggi 7,86 t/ha GKP pada jarak tanam legowo 40 x 30 x 17 cm sehingga cocok untuk dikembangkan sebagai rekomendasi jarak tanam legowo yang sesuai di wilayah Kabupaten Majalengka
- ItemPeluang Penyediaan Benih Padi Melalui Penumbuhan Calon Penangkar Pada Tingkat Kelompoktani di Kabupaten Majalengka(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) Haryati, Yati; Nurbaeti, Bebet; Maryati, TitiekKetersediaan benih padi bermutu dengan jumlah yang cukup, tepat waktu, dan mudah diperoleh petani memegang peranan penting dalam mendukung peningkatan produksi padi. Penumbuhan calon penangkar pada kelompoktani merupakan salah satu langkah strategis dalam mendukung ketersediaan benih bermutu yang mudah diakses oleh petani dengan harga yang lebih murah. Kegiatan penumbuhan calon penangkar benih padi dilaksanakan di Desa Cipinang, Kecamatan Rajagaluh, Kabupaten Majalengka. Pelaksanaan kegiatan diawali dengan Rapid Rural Appraisal (RRA) untuk mengetahui kondisi eksisting usahatani, peluang, kendala, dan permasalahan dalam penangkaran benih padi pada tingkat kelompok tani. Informasi hasil RRA, bahwa usahatani padi dilaksanakan sepanjang tahun dengan tiga musim tanam dan benih berasal dari kios sarana produksi, membenihkan sendiri, dan saling menukar benih dari sesama petani. Kendala yang dihadapi petani untuk menjadi penangkar benih adalah pengetahuan petani masih terbatas sehingga perlu pembinaan yang intensif. Oleh karena itu peningkatan kapasitas/ pengetahuan mengenai teknik produksi benih padi bermutu menjadi sangat penting dilakukan. Peluang penangkaran benih di Kabupaten Majalengka cukup tinggi dengan sasaran luas tanam padi pada Tahun 2015 seluas 99.932 ha dan 2.870 ha diantaranya berada di Kecamatan Rajagaluh. Jumlah benih yang dibutuhkan untuk luasan tersebut di Kabupaten Majalengka apabila diasumsikan kebutuhan benih 25 kg per ha adalah 2.498.300 kg atau 2.498,3 ton, sedangkan untuk Kecamatan Rajagaluh diperlukan benih 71.750 kg atau 71,75 ton. Untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan hanya + 18 ha selama 3 musim tanam
- ItemPengaruh karakteristik individu terhadap tingkat pengetahuan dan sikap petani pada produksi benih padi di Kabupaten Indramayu(BPTP Jawa Barat, 2016-11-11) Muhammad Safei, Atang; Haryati, Yati; Nurbaeti, Bebet; BPTP Jawa BaratPemerintah pada saat ini menggalakkan program pemenuhan kebutuhan benih berbasis desa mandiri benih pada kelompok penangkar. Kemampuan kelompok penangkar dalam memproduksi benih padi harus ditingkatkan untuk menjaga kualitas benih bersertifikat. Tingkat kemampuan kelompok tani dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap petani terhadap produksi benih bersertifikat. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik individu petani yang dapat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan dan sikap pada produksi benih padi bersertifikat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2016. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, yaitu petani kooperator yang melaksanakan program produksi benih padi bersertifikat dengan jumlah sampel 14 orang. Pengujian hipotesis menggunakan analisis rank spearman dengan program SPSS versi 20. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat produktivitas dan jabatan dalam kelompok tani mempunyai pengaruh terhadap tingkat pengetahuan petani tentang produksi benih padi bersertifikat dengan tingkat signifikansi sebesar 0,016 dan 0,046. Petani dengan tingkat produktivitas padi lebih tinggi dan memegang jabatan dalam kelompok tani mempunyai tingkat pengetahuan pada produksi benih padi bersertifikat lebih baik. Pendapatan, luas lahan dan pengalaman mengikuti pelatihan mempunyai pengaruh terhadap sikap petani pada produksi padi bersertifikat.
- ItemPertumbuhan dan hasil bawang merah varietas maja cipanas dan sembrani di dataran tinggi Lembang(BPTP Jawa Barat, 2015-10-16) Ramdhaniati, susi; Mindarti, susi; Nurbaeti, Bebet; BPTP Jawa BaratSalah satu kebijakan pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan dan gizi dapat dilakukan melalui pemanfaatan sumber daya yang tersedia di lingkungan, antara lain, melalui penggunaan lahan pekarangan. Bawang merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang strategis dapat dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan pertumbuhan dan hasil varietas bawang merah Maja Cipanas dan Sembrani halaman daerah di Lembang dataran tinggi. Kegiatan yang dilakukan di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Varietas yang ditanam adalah varietas Maja Cipanas dan Sembrani. Data dikumpulkan untuk sampel enam puluh tanaman per variasi dalam karakter pertumbuhan (tinggi tanaman dan jumlah anakan) dan hasil umbi bawang merah. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan dalam pengembangan jumlah anakan dan tinggi tanaman di kedua varietas, sedangkan karakter umbi hasil menunjukkan tidak ada perbedaan dalam dua varietas.
- ItemPetunjuk Teknis Aplikasi Perangkap Berferomon di Pertanaman Padi(BPTP Jawa Barat, 2013) Florina, Dini; Nurbaeti, Bebet; BPTP Jawa BaratPetunjuk teknis ini berusaha menjelaskan bagaimana siklus hidup Penggerek Batang Padi Kuning (PBPK), apa yang dimaksud dengan Feromon Seks, cara pembuatan perangkap berferomon, serta penggunaan perangkap berferomon pada komoditas non-padi.
- ItemPetunjuk teknis budidaya ubi cilembu organik(BPTP Jawa Barat, 2015-12-16) Sutrisna, Nana; Haryati, Yati; Nurbaeti, Bebet; BPTP Jawa Barat
- ItemPetunjuk Teknis Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT) Padi Gogo(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat, 2009) Nurbaeti, Bebet; Nurawan, AgusPeluang pengembangan pertanian, khusunya tanaman pangan (padi), baik dari segi potensi sumberdaya lahan, maupun peningkatan produktivitas melalui penerapan paket-paket teknologi yang telah dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian. Rata-rata nasional tingkat produksi padi gogo masih rendah, yaitu baru mencapai 2,58 t/ha atau sekitar 45% dari rata-rata produksi padi sawah nasional yang sudah mencapai rata-rata 5,68 t/ha. Untuk itu, karena petani padi gogo yang umumnya petani miskin yang, petani tradisional yang mempunyai banyak keterbatasan. Petani padi gogo, umumnya belum mengenal teknologi pertanian yang sudah maju. Dengan adanya keterbatasan-keterbatasan di atas, maka intensifikasi yang perlu dilakukan di lahan kering untuk padi gogo adalah menerapkan teknologi Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT) Tanaman Padi Gogo.
- ItemPetunjuk Teknis Pengendalian Hama dan Penyakit Utama Tanaman Cabai Merah dan Tomat(BPTP Jawa Barat, 2014) Nurbaeti, Bebet; Mindarti, Susi; BPTP Jawa BaratTanaman Cabai dan Tomat, dapat dibudidayakan oleh petani dan masyarakat baik dengan skala luas di kebun ataupun skala kecil dihalaman rumah. Akan tetapi banyak kendala dan masalah yang muncul dalam budidaya cabai dan tomat. Masalah yang sering muncul dalam budidaya cabai dan tomat adalah adanya gangguan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), terutama hama dan penyakit. Gangguan OPT dianggap salah satu kendala penting karena untuk menanggulanginya petani biasanya menggunakan pestisida. Penggunaan pestisida pada umumnya dianggap manjur untuk membasmi OPT, sehingga penggunaannya kurang bijaksana dengan jumlah dan jenis yang berlebih. Konsekwensi penggunaan pestisida berlebih menyebabkan banyak kerugian, seperti meningkatkan biaya produksi, pencemaran racun pestisida terhadap hasil panen dan lingkungan, musnahnya musuh alami, dll. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan membekali masyarakat tani dengan wawasan dan pengetahuan cara pengendalian yang tepat dan ramah lingkungan, yaitu dengan menerapkan teknologi Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu (PHT), yaitu budidaya tanaman sehat sesuai dengan agroekosistemnya, pemanfaatan musuh alami, pemantauan OPT secara rutin sehingga penggunaan pestisida hanya digunakan setelah OPT mencapai ambang pengendalian, dan sekaligus menjadikan petani sebagai pakar PHT di lahannya sendiri.
- ItemPotensi Produksi dan Pengembangan VUB Inpari 30 dan Inpari 32 Di Jawa Barat(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2018) Noviana, Irma; Nurbaeti, Bebet; Haryati, Yati; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Penggunaan Varietas Unggul Baru (VUB) padi berperan penting dalam peningkatan produktivitas dan produksi. Tujuan penelitian adalah mengetahui Potensi Produksi dan Pengembangan Varietas Padi Inpari 30 dan 32 padi di Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan di dua kabupaten yaitu Ciamis dan Majalengka pada Bulan Juni hingga September 2016 di lahan sawah irigasi. Tiga varietas padi yang digunakan adalah Inpari 30, Inpari 32 dan Ciherang (kontrol) yang diulang sebanyak 6 kali. Teknologi yang diterapkan adalah Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi. Peubah yang diamati: Karakteristik agronomis tanaman (tinggi tanaman, jml anakan produktif, produktivitas, jumlah malai per rumpun), komponen hasil (jumlah gabah isi dan hampa per malai, bobot 1.000 butir), sebaran varietas Inpari 30, Inpari 32 dan Ciherang di Jawa Barat, distribusi/sebaran varietas hasil produksi BPTP. Hasil penelitian adalah 1) Potensi produksi Varietas Inpari 30 lebih tinggi dari Ciherang di Kabupaten Ciamis dan Majalengka, 2) Inpari 32 memiliki rendemen benih lebih tinggi dari Ciherang, 3) Distribusi benih sumber hasil produksi BPTP Jawa Barat didominasi oleh varietas Inpari 30 dan Inpari 32, 4) Varietas Inpari 30 dan Inpari 32 berpotensi untuk dikembangkan sebagai alternatif VUB menggantikan varietas Ciherang di Jawa Barat.
- ItemProduktivitas dan kualitas benih kedelai varietas anjasmoro pada lahan sawah irigasi dan lahan sawah tadah hujan(BPTP Jawa Barat, 2017-10-12) Haryati, Yati; Nurbaeti, Bebet; Noviana, Irma; BPTP Jawa BaratPengembangan pertanaman kedelai dapat diarahkan pada tiga agroekosistem utama, yaitu lahan sawah irigasi, lahan sawah tadah hujan, dan lahan kering. Untuk mendapatkan produktivitas yang paling tinggi dan resiko kegagalan yang paling kecil, lahan sawah setelah padi mempunyai potensi yang paling besar untuk pengembangan tanaman kedelai. Dengan pertimbangan tersebut produksi benih kedelai dilaksanakan di lahan sawah irigasi dan tadah hujan. Kegiatan dilaksanakan di Jawa Barat pada empat Kabupaten yaitu Cianjur, Sumedang, Majalengka dan Indramayu. Pelaksanaan kegiatan pada Bulan Maret sampai Juni 2016. Varietas yang digunakan adalah Anjasmoro.Teknologi yang diterapkan PTT kedelai yaitu: 1) Tanpa Olah tanah (TOT), 2) Jarak tanam 40 x 20 cm, 3) Pembuatan saluran drainase, 4) Pemupukan berdasarkan status hara tanah sawah (PUTS), 5) Penggunaan mulsa jerami, 6) Pengairan dilakukan sesuai fase kritis (15 - 21 HST), fase berbunga (25 - 35 HST), dan pengisian polong (55 - 70 HST), 7) Pengendalian hama/penyakit berdasarkan konsep PHT dan 8) Panen dan pasca panen. Data yang diamati yaitu karakteristik agronomis (tinggi tanaman, jumlah cabang, produktivitas), komponen hasil (jumlah polong isi dan polong hampa per tanaman, bobot 100 butir), dan produksi benih. Pengumpulan data dengan metode eksperimen dan survey. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil yang diperoleh bahwa produksi benih Varietas Anjasmoro di lahan sawah irigasi di Sumedang 1,71 t ha-1 dan Cianjur 1,81 t ha-1 dan kualitas/daya tumbuh masing-masing mencapai 93% dan di lahan sawah tadah hujan di Majalengka 1,30 t ha-1 dan Indramayu 1,20 t ha-1 dengan kualitas/daya tumbuh benih masing-masing 83% dan 90%.