Browsing by Author "Nugraha, Sigit"
Now showing 1 - 13 of 13
Results Per Page
Sort Options
- ItemAnalisis Model Pengolahan Padi (Studi Kasus di Kabipaten Lombok Timur, NTB)(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2007-04) Nugraha, Sigit; Thahir, Ridwan; Lubis, Safaruddin; Sutrisno, Sutrisno; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianAnalisis model pengolahan padi dilakukan di desa Selubung Ketangga, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, pada lokasi Proyek Poor Farmer Income Improvement Trough Innovation (PFI3P). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pendapatan petani melalui perbaikan kualitas beras dan meningkatkan rendemen giling. Kegiatan penelitian dimulai dengan identifikasi lokasi untuk penempatan model pengolahan padi dan pemasangan alat pengering gabah dengan bahan bakar sekam. Tahun 2004 install model pemasangan 1 unit penyosoh ICHI N-70 dan 1 unit mesin penggerak RINO S 115, 24 HP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengeringan padi menggunakan mesin pengering bahan bakar sekam dapat menghasilkan gabah kering giling lebih baik dengan rendemen giling yang tinggi (65,7 %), sehingga dapat meningkatkan rendemen giling gabah petani antara 2-3 % dibanding dengan rendemen giling petani sebelumnya antara 60-63 %. Penyosohan dengan ICHI N-70 yang dilengkapi dengan pencucian sistem pengkabut air dapat menghasilkan beras yang lebih baik, putih, bersih, cerah, dan dapat meningkatkan harga jual sebesar Rp 300,-/kg. Analisis model penggilingan padi secara menyeluruh dapat meningkatkan pendapatan petani dari kehilangan hasil sebesar 5, 65 %, meningkatkan rendemen giling antara 2- 3 % dan meningkatkan harga jual beras sebesar Rp 300,- /kg. Peningkatan pendapatan petani mencapai Rp 1.630.290,- per hektar.
- ItemEvaluasi Mutu Beras di Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur Hasil Panen Musim Kemarau 2007(Buletin Teknologi Pasca Panen, ) Nugraha, Sigit
- ItemIdentifikasi Kadar Silika Pada Sekam Padi Dari Berbagai Varietas Unggul Baru(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Setia Adiandri, Resa; Nugraha, Sigit; Hidayah, Nikmatul; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Sekam merupakan hasil samping dari proses pecah kulit dari rangkaian proses penggilingan padi dengan rendemen sekitar 20% yang belum banyak dimanfaatkan menjadi produk bernilai ekonomi tinggi. Tujuan dari penelitian in adalah untuk mengidentifikasi sekam dari berbagai varietas padi untuk mengetahui potensi peningkatan nilai tambah sebagai bahan baku pembuatan nano silica dalam rangka mendukung bioindustri padi berkelanjutan. Sampel yang digunakan merupakan gabah dari 52 varietas. Pengujian dilakukan terhadap sekam yang dihasilkan dari proses pecah kulit dengan kondisi proses yang sama antar sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen sekam dan kandungan silika pada sekam dari 52 varietas padi cukup tinggi dengan jumlah rendemen berkisar 18,45-26,68% dan kandungan silika 23,40-37,56%. Rendemen sekam tertinggi ditunjukkan oleh padi varietas Situ Patenggang, sedangkan kandungan sillika tertinggi ditunjukkan oleh padi varietas Ciherang. Selain Ciherang ada beberapa varietas padi yang menunjukkan kadar silika cukup tinggi di atas 35 % yaitu varietas Inpari 18, Inpari 21, Inpari 24, Inpari 31, dan Situ Patenggang. Keenam varietas padi dengan kadar silika tinggi tersebut sangat berpotensi dikembangkan lebih lanjut dan digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan nano silika.
- ItemInovasi Teknologi Pascapanen Untuk Mengurangi Susut Hasil dan Mempertahankan Mutu Gabah/Beras di Tingkat Petani(Buletin Teknologi Pasca Panen, ) Nugraha, Sigit
- ItemKarakteristik Mutu Fisikokimia Jamur Merang (Volvarella Volvacea) Selama Penyimpanan Dalam Berbagai Jenis Larutan Dan Kemasan(Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, ) Adiandri, Resa Setia; Nugraha, Sigit; Rachmat, Ridwan
- ItemKeragaan Kehilangan Hasil Pascapanen Padi pada 3 (Tiga) Agroekosistem(Buletin Teknologi Pasca Panen, ) Nugraha, Sigit; Thahir, Ridwan; Sudaryono, nFN
- ItemMutu Beras dan Rendemen Giling di Penggilingan Padi Kecil Pada Beberapa Daerah Sentra Produksi Padi(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Eka, Rahayu; Nugraha, Sigit; Suismono; Rachmat, Ridwan; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiPenggilingan padi kecil (PPK) masih mendominasi proses penggilingan padi di Indonesia. Beragamnya kondisi bahan baku di PPK dapat menyebabkan beragamnya mutu beras giling yang dihasilkan. Tulisan ini membahas tentang gambaran mutu beras dan rendemen giling yang dihasilkan di PPK pada beberapa daerah sentra produksi padi. Penelitian dilakukan dengan metode survei lapang. Survei dilakukan di tiga PPK yang ditentukan secara acak di enam daerah sentra produksi padi yaitu Sleman, Garut, Klaten, Lamongan, Palembang, dan Makasar. Pada masing-masing PPK dilakukan pengamatan terhadap proses penggilingan padi untuk mengetahui persentase rendemen dan dilanjutkan dengan pengambilan sampel dari setiap tahap penggilingan. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa beragamnya mutu gabah yang ada di setiap penggilingan padi menghasilkan beragamnya rendemen giling dan mutu beras yang dihasilkan. Rata-rata rendemen giling pada PPK pengamatan berkisar antara 55,83 – 64,74%. Berdasarkan SNI 6128 : 2008, rata-rata mutu fi sik beras giling di PPK pengamatan di Palembang, Yogyakarta, Lamongan, Makasar, dan Klaten belum sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan SNI. Sedangkan rata-rata mutu fi sik beras giling hasil penggilingan PPK pengamatan di Garut termasuk dalam mutu V.
- ItemPelayuan dan Pengeringan Bawang Merah Menggunakan Instore Drying Untuk Mempertahankan Mutu Dan Mengurangi Tingkat Kerusakan(Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, ) Nugraha, Sigit; Adiandri, Resa Setia; Yulianingsih, nFN
- ItemPengaruh Enzymatic Pre-Treatment Pada Proses Penyosohan Terhadap Profil Mutu Fisikokimia Beras(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Hidayah, Nikmatul; Setia Adiandri, Resa; Nugraha, Sigit; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh enzymatic pre-treatment pada proses penyosohan beras terhadap mutu fisikokimia beras. Enzim yang digunakan adalah enzim protease, selulase dan xilanase. Penelitian dilakukan dengan menggunakan response surface methodology untuk mendapatkan kondisi proses penyosohan dengan enzymatic pre-treatmentyang paling optimum. Konsentrasi enzim yang digunakan adalah 50 – 100 mg/ml dengan waktu tempering 1-3 menit dan waktu sosoh 30-50 detik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa enzymatic pretreatment pada proses penyosohan beras berpengaruuh terhadap mutu fisikokimia beras yang dihasilkan. Kondisi proses penyosohan dengan enzymatic pre-treatment yang paling optimum adalah konsentrasi enzim 61,54 mg/ml, waktu tempering 3 menit, dan waktu sosoh 30 detik dengan rendemen sebesar 68,67%, whiteness 45,24%, butir kepala 80,98%, butir patah 18,85%, dan menir 0,17%. Proses penyosohan dengan enzymatic pre-treatment pada kondisi optimum diketahui dapat meningkatkan rendemen beras dan megurangi waktu penyosohan.
- ItemPengaruh Penyosoh Terhadap Mutu Fisik dan Cemaran Logam Pada Beras Giling(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2006-04) Thahir, Ridwan; Nugraha, Sigit; Sunarmani, Sunarmani; Yulianingsih, Yulianingsih; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianBeras giling dengan penampilan yang putih, bersih dan cemerlang semakin menjadi permintaan konsumen. Untuk memenuhi permintaan tersebut, para penggilingan padi melakukan berbagai modifikasi terhadap alat penyosoh. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat mutu fisik beras giling dan adanya cemaran logam dalam beras yang dihasilkan oleh penggilingan padi. Penelitian dilakukan dengan metode survei terhadap 30 penggilingan padi yang terdiri dari penggilingan padi besar (PPB), menengah (PPM), kecil (PPK) dan keliling (PPKL) di sentra produksi padi di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur pada tahun 2002. Pengamatan terhadap alat penyosoh menunjukkan semua penggilingan padi menggunakan tipe friksi, satu atau dua pass dengan komponen lokal. Beras pecah kulit yang dihasilkan oleh PPB, PPM, PPK dan PPKL masih mengandung butir gabah yang tinggi, berturut-turut 2,60; 3,52; 6,76; dan 39,76 %. PPB menghasilkan mutu beras giling paling baik, rata-rata beras kepala, pecah, menir dan kadar abu berturut-turut 80,75; 18,47; 0,78 dan 0,42 %. PPKL menghasilkan mutu beras giling paling rendah. Kandungan logam, baik logam berat maupun logam nutrien masih dibawah ambang batas dari Badan POM 1989. Kandungan logam berat Pb, Sn, Cd dan Ni pada beras giling berturut-turut 0,80; 0,60; 0,08 dan 0,57 mg/kg, sedangkan logam nutrien Cu, Zn dan Fe berturut-turut 2,80; 13,49; 2,46 mg/kg. Proses penyosohan beras tidak mengakibatkan cemaran logam berat dan logam nutrien, bahkan terjadi pengurangan kandungan unsur logam. Penurunan kandungan logam nutrien yang cukup besar ditemukan pada unsur Fe sebesar 79,94% dari beras pecah kulitnya.
- ItemPola Konfigurasi Penggilingan Padi Kecil dan Implikasi terhadap Rendemen dan Mutu Beras Giling(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Nugraha, Sigit; Suismono; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiKonversi gabah menjadi beras berfl uktuasi dengan trend menurun antara 5-6%. Penyebab utama adalah umur penggilingan padi, dimana 32% diantaranya berumur lebih dari 15 tahun dan menerapkan system penyosohan satu phase. Diperkirakan sebesar 65% sebaran penggilingan padi di Indonesia adalah penggilingan padi kecil (PPK), sehingga konversi gabah menjadi beras didominasi oleh peran penggilingan padi kecil, Status penggilingan padi kecil dengan kinerja yang kurang maksimal, dengan rendemen yang kecil perlu dilakukan revitalisasi dalam rangka mendukung keberhasilan program peningkatan swasembada beras nasional. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pola konfi gurasi penggilingan padi kecil (PPK) terhadap rendemen dan mutu beras giling. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan melakukan uji coba dan pengamatan kinerja PPK yang telah ditentukan respondennya. Uji coba dan pengamatan kinerja PPK dilaksanakan pada 18 PPK, di 18 Kecamatan, pada 6 wilayah kabupaten/kota di sentra produksi padi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pengambilan sampel 1 kg gabah kering giling dan ½ kg beras giling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konfi gurasi penggilingan padi yang diterapkan akan berpengaruh terhadap besarnya rendemen dan mutu beras giling yang dihasilkan. Kadar air gabah kering giling 13,17-13,55% untuk Jawa Tengah dan kadar air gabah kering giling antara 13,47-13,62% untuk Jawa Timur. Potensi peningkatan rendemen 3,21-3,42% untuk Jawa Barat, 2,67-3,61% untuk Jawa Tengah dan antara 1,57-3,77% untuk Jawa Timur, dengan kandungan butir beras pecah 18,27-26,04% untuk Jawa Barat, 14,19-25,64% untuk Jawa Tengah dan antara 20,25-26,20% untuk Jawa Timur.
- ItemTeknologi Pascapanen Kedelai(Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, 2014) Suismono; Widowati, Sri; Nugraha, SigitKedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak termasuk salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan dari Asia Timur seperti kecap, tahu dan tempe. Berdasarkan peninggalan arkeologi, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 3500 tahun yang lalu di Asia Timur. Kedelai merupakan sumber utama protein nabati dan minyak nabati karena akarnya memiliki bintil pengikat nitrogen bebas, sehingga kedelai merupakan tanaman dengan protein tinggi. Penghasil kedelai utama dunia adalah Amerika Serikat meskipun kedelai praktis baru dibudidayakan masyarakat di luar Asia setelah 1910. Buku teknologi pascapanen kedelai ini merupakan serangkaian hasil penelitian dan pemanfaatan serta studi literature yang mengurai sekilas tanaman kedelai, penanganan pascapanen, pengolahan pascapanen serta produk-produk berbasis kedelai untuk pangan masyarakat dengan kandungan gizi yang terkandung dalam kedelai.
- ItemUji Stabilitas Mutu Beras Varietas Cilamaya Muncul dan Ciliwung Selama Penyimpanan Pada Variasi Suhu dan Kemasan(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) Adiandri, Resa Setia; Rahayu, Eka; Nugraha, SigitUji stabilitas mutu beras dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perubahan mutu beras selama penyimpanan dalam kondisi suhu dan jenis kemasan yang berbeda-beda. Penyimpanan dilakukan selama 4 bulan pada kondisi suhu penyimpanan 22 oC dan 28oC dengan jenis kemasan adalah kantong plastik (polipropilen) dan karung plastik. Varietas beras yang diujikan adalah varietas Cilamaya Muncul (short grain) dan Ciliwung (long grain). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air beras yang disimpan pada suhu 28oC cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya waktu penyimpanan baik pengemasan menggunakan kantung plastik maupun karung plastik. Nilai derajat putih beras varietas Cilamaya Muncul secara umum mengalami penurunan nilai derajat putih seiring dengan meningkatnya waktu penyimpanan sedangkan untuk varietas Ciliwung nilai derajat putihnya semakin meningkat dengan bertambahnya waktu penyimpanan baik yang dikemas dengan plastik polipropilen maupun karung plastik. Dengan peningkatan waktu penyimpanan juga menyebabkan terjadinya peningkatan nilai asam lemak bebas seiring dengan peningkatan waktu penyimpanan baik pada beras Cilamaya Muncul maupun Ciliwung. Sedangkan untuk kandungan aflatoksin baik aflatoksin B1, B2, G1, dan G2 tidak terdeteksi pada suhu 22oC dan 28oC baik yang dikemas dengan kantong plastik polipropilen maupun karung plastik.