Browsing by Author "Natasya, Retno"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemPENANGANAN PASCA PANEN JAGUNG MENGGUNAKAN MESIN PEMIPIL JAGUNG (CORN SHELLER) DI PENDARENG KELURAHAN NYARUMKOP KECAMATAN SINGKAWANG TIMUR KOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT(Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia, 2022-09-21) Natasya, Retno; Politeknik Enjiniring Pertanian IndonesiaPROPOSAL PKL 1.2019.THP.PENDAHULUAN.Indonesia sebagai negara tropis memiliki iklim dan kondisi geografis yang mendukung berbagai kegiatan pertanian. Kondisi ini mendukung para petani sehingga bisa menanam berbagai jenis tumbuhan, salah satunya yaitu jagung (Haeruddin, 2018). Menurut Cahyono (2007), jagung merupakan salah satu komoditi pertanian yang cukup potensial dikembangkan di Indonesia. Hal ini karena jagung merupakan sumber karbohidrat terbesar kedua setelah beras yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Penanganan pasca panen jagung seperti pemanenan atau pemetikan, pemipilan dan pengeringan merupakan hal yang penting. Penanganan pasca panen tersebut harus dilakukan dengan tepat agar didapatkan jagung yang bermutu tinggi dan menekan kehilangan hasil. Penanganan yang kurang baik akan menyebabkan kerusakan biji sehingga menurunkan mutu dan harga jual jagung. Teknologi penanganan pasca panen dapat menekan tingkat kehilangan kuantitatif dan kualitatif, serta menentukan derajat pencapaian peningkatan mutu. Di daerah pedesaan yang sangat miskin, jagung biasa dijadikan bahan pangan sehari-hari sebagai pengganti beras. Bahkan beberapa daerah di Indonesia menjadikan jagung sebagai bahan makanan pokok. Oleh karena itu, jagung dapat dijadikan sumber karbohidrat yang penting sebagai cadangan pangan apabila produksi beras menurun secara drastis dan tidak mencukupi kebutuhan masyarakat. Selain itu, jagung juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku bagi industri pakan ternak (Cahyono, 2007). Selain untuk bahan pangan dan pakan ternak, menurut Haeruddin (2018) jagung juga banyak dimanfaatkan dalam industri makanan, minuman, kimia dan farmasi. Berdasarkan komposisi kimia dan kandungan nutrisinya, jagung mempunyai prospek sebagai bahan baku industri. Jagung dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri pakan dan pangan. Dalam bentuk biji utuh, jagung dapat diolah menjadi beberapa produk, seperti tepung jagung, beras jagung dan makanan ringan (contohnya pop corn dan jagung marning). Selain itu, jagung dapat pula diproses menjadi minyak goreng, margarin dan formula makanan. Pemanfaatan jagung sebagai bahan baku industri ini dapat memberikan nilai tambah bagi usaha tani yang membudidayakan komoditas tersebut.
- ItemPenerapan Mesin Pengolahan Untuk Mendukung Proses Pengolahan Tepung Mocaf di CV. Setia Berkah Abadi(Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia, 2022-09-21) Natasya, Retno; Politeknik Enjiniring Pertanian IndonesiaPROPOSAL PKL 2.2019.THP.PENDAHULUAN.Singkong merupakan suatu komoditas pertanian yang cukup besar tingkat produksinya di Indonesia dan terus meningkat setiap tahunnya. Produksi singkong pada periode 2015-2017 berkisar antara 21,801 juta ton sampai 23,580 juta ton. Tahun 2018 tercatat produksi singkong mencapai 24,081 juta ton dan tahun 2019- 2020 mencapai 23,286 juta ton sampai 23,713 juta ton (BPS, 2016). Tingginya jumlah produksi singkong menjadikan tanaman ini berpotensi untuk dikembangkan menjadi sumber pangan berbasis karbohidrat, karena komponen terbesar dalam singkong adalah karbohidrat. Pemanfaatan singkong selama ini masih terbilang rendah dan kurang bervariasi. Ada sebagian masyarakat yang menjadikan tanaman ini sebagai makanan pokok, tetapi pengolahannya pun masih sangat sederhana, misalnya direbus atau digoreng. Kebanyakan masyarakat yang mengkonsumsi singkong ini adalah dari golongan ekonomi menengah ke bawah atau orang-orang desa, sehingga sering muncul persepsi bahwa makanan ini identik dengan kemiskinan. Padahal singkong memiliki potensi besar untuk dikembangkan, sehingga nilai ekonomi dari tanaman ini dapat meningkat. Jawa Barat merupakan salah satu daerah yang berpotensi sebagai penghasil singkong di Indoensia. Salah satu daerah penghasil singkong terbesar di Jawa Barat adalah Kecamatan Dramaga di Kabupaten Bogor. Tingginya produksi singkong di Kecamatan Dramaga memiliki potensi untuk dimanfaatkan sehingga dapat menghasilkan produk yang memiliki nilai ekonomi. Salah satu pemanfaatan untuk meningkatkan nilai ekonomi singkong adalah dengan mengolahnya menjadi tepung MOCAF (Modified Cassava Flour), seperti yang dilakukan oleh CV. Setia Berkah Abadi. Mocaf merupakan tepung yang terbuat dari singkong dengan menerapkan beberapa proses modifikasi dan fermentasi. Prinsip dasar pembuatan tepung mocaf adalah dengan prinsip memodifikasi sel singkong secara fermentasi. Proses fermentasi dilakukan dengan menggunakan mikroba. Mikroba yang tumbuh akan menghasilkan enzim pektinolitik dan sellulolitik yang akan menyebabkan perubahan karakteristik dari tepung. Sifat yang dimodifikasi ini dapat meningkatkan kualitas dari tepung singkong sehingga nilai ekonominya juga meningkat. Bahan baku yang murah dan tersedia dalam jumlah banyak juga menjadi keunggulan dalam produksi tepung mocaf. Pada proses pembuatan tepung mocaf alur produksi yang terjadi cukup panjang, dimulai dari bahan baku singkong yang berasal dari petani maupun pengepul hingga akhirnya sampai ke produsen pembuat tepung mocaf. Selanjutnya, singkong akan diolah menjadi tepung mocaf. Tepung mocaf yang sudah diproduksi akan dikemas dan didistribusikan ke produsen-produsen yang memproduksi makanan dengan bahan baku tepung mocaf. Alur distribusi dari mulai bahan baku hingga produk siap dijual ini perlu dilakukan pengawasan agar hasil akhir dari produk tetap optimal. Selain itu, agar proses pembuatan tepung mocaf dapat berjalan dengan optimal, maka diperlukan alat dan mesin (teknologi) guna mengefisienkan waktu dalam proses pengolahan tepung mocaf. Beberapa mesin yang sering digunakan dalam pembuatan tepung mocaf antara lain mesin perajang /slicer, mesin spinner, mesin penepung dan mesin pengemas. Oleh karena itu praktik kerja lapangan dilakukan untuk mengetahui proses pembuatan tepung mocaf dan penerapan teknologi dalam proses pembuatan tepung mocaf sehingga dapat mengoptimalkan produksinya di UMKM Setia Berkah Abadi kabupaten Bogor.
- ItemUJI FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA TEPUNG UBI JALAR UNGU (Ipomoea Batatas var Ayamurasaki)(Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia, 2022-09-01) Natasya, Retno; Politeknik Enjiniring Pertanian IndonesiaUbi jalar ungu banyak ditemui di Indonesia, tetapi pemanfaatannya masih rendah sehingga umur simpannya tidak bertahan lama. Oleh karena itu dilakukan pengolahan menjadi tepung ubi jalar ungu. Tahapan penting dalam pembuatan tepung ubi jalar ungu adalah pengeringan. Pengeringan dengan suhu tidak dikontrol akan menurunkan mutu tepung, baik secara fisik maupun organoleptik, dengan adanya hal tersebut maka perlu dilakukan pengkajian sifat fisik dan organoleptik tepung ubi jalar ungu dengan menggunakan perbedaan suhu pengeringan sehingga dapat diketahui proses pengeringan mana yang mempunyai sifat fisik dan organoleptik yang baik. Rancangan percobaan menggunakan 4 perlakuan suhu pengeringan yang berbeda yaitu T0, T1, T2 dan T3 selama 8 jam. Perlakuan T0 memiliki kadar air tertinggi yaitu 10,74 %. Perlakuan T0 memiliki randemen tertinggi yaitu 40 %. Perlakuan T0 memiliki nilai warna kecerahan tertinggi yaitu 65,02 %. Semakin tinggi suhu pengeringan yang digunakan maka kadar air, randemen dan warna semakin menurun. Hasil uji organoleptik tertinggi dari segi warna yaitu T0 sebesar 4,6, aroma yaitu T1 sebesar 4,5 dan tekstur yaitu T3 sebesar 4,67.