Browsing by Author "NOOR MUHAMMAD"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemINOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN DI LAHAN PASANG SURUT UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN(Balai Pengujian Standar Instrumen Pertanian Lahan Rawa, 2007) JUMBERI AHMADI; NOOR MUHAMMAD; ANWAR KHAIRILAlih fungsi lahan yang semakin cepat dan juelandainya pcningkatan produktivitas tanaman karena cekaman lingkungan serta menurunnya kualitas lahan merupakan masalah dan tantangan utama dalam peningkatan ketahanan pangan, Salah satu areal alternatif yang prospektif untuk produksi tanaman pangan adalah lahan rawa pasang surut karena arealnya cukup luas, yaitu sekitar 20,1 juta hektar dan teknologi pengelolaannya sudah tersedia. Untuk keperluan praktis, lahan pasang surut dikelompokkan menjadi empat tipologi lahan, yaitu potensial, sulfat masam, gambut dan salin dengan empat tipe luapan air, yaitu A, B, C dan D. Berbagai pola penataan lahan bisa dikembangkan di lahan pasang surut yang disesuaikan dengan dipologi lahan dan tipe luapan air. Dengan penataan lahan tersebut dan pengelolaan yang tepat sesuai dengan karakteristiknya, berbagai tanaman pangan dapat dikembangkan di lahan pasang surut disesuaikan dengan penataan lahannya. Berbagai komponen teknologi pengelolaan tanah dan air serta budidaya tanaman pangan di lahan pasang surut sudah dihasilkan dari berbagai kegiatan penelitian. Penerapan teknologi tersebut pada Jahan yang sudah direklamasi diperkirakan akan diperoleh produksi sebanyak 3,684 juta ton padi, 1,473 juta ton jagung dan 0,276 juta ton kedelai pertahun untuk pertanaman musim hujan saja. Beberapa model sistem usahatani dapat diterapkan disesuaikan dengan tujuannya, yaitu berbasis tanaman pangan untuk ketahanan pangan, sena berbasis komoditas unggulan untuk sistem agribisnis.
- ItemKARAKTERISTIK DAN POTENSI PENGEMBANGAN PERTANIAN LAHAN RAWA PASANG SURUT Kasus Desa Primatani Handil Gayam, Kab. Tanah Laut, Kalimantan Selatan(Balai Pengujian Standar Instrumen Pertanian Lahan Rawa, 2007) NOOR MUHAMMAD; SYARIFUDDIN ARIF; MUSLIHAT LILISekitar hampir 200 łokasi Primatani pada tahun 2007, diantaranya 10 łokasi termasuk agroekosistem rawa pasang surut. Salah satu dari 10 Desa Primatani di atas adalah Desa Handil gayam, Kecamatan Kurau, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Sebagian łokasi Primatani merupakan desa-desa wilayah baru seperti Desa Petak Batuah, Kalimantan Tengah, tetapi sebagian besar wilayah rawa pasang surut sudah dibuka antara tahun 19601990 bahkan sebelumnya seperti wilayah Desa Purwosari, Kec. Tamban, Kab. Barito Kuala, dibuka sejak tahun 1936. Wilayah rawa pasang surut pada awalnya sebagian besar merupakan wilayah pengembangan transmigrasi yang menjadi program pemerintah dałam Proyek Pembukaan Persawahan Pasang Surut (P4S) tahun 1969-1990. Desa Handil Gayam merupakan wilayah yang sudah lama dan cukup berkembang. Program pencetakan sawah pasang surut yang pada awalnya diragukan oleh para pakar pertanian Eropah (Belanda), ternyata berkembang dengan baik. Beberapa wilayah rawa yang semula merupakan hutan belukar telah menjadi kota Kecamatan bahkan ibu kota Kabupaten (Marabahan). Sudah tentu pengembangan rawa pasang surut tidak semudah seperti membalik telapak tangan, diperlukan partisipasi aktif petani kelembagaan eksternal dan dukungan kebijakaan pemerintah daerah maupun pusat. Tulisan ini menyajikan tentang karakter dan sebaran lahan rawa pasang surut di Desa Primatani Handil Gayam, Kalsel serta peluang pengembangannya sebagai salah satu sumber pertumbuhan produksi pertanian di Kalimantan Seletan