Browsing by Author "Kurniyati, Elly"
Now showing 1 - 6 of 6
Results Per Page
Sort Options
- ItemKumpulan DESKRIPSI VARIETAS PADI(BPTP Jawa Tengah, 2014) Sahru Romdon, Anggi; Kurniyati, Elly; Bahri, Syamsul; Pramono, Joko; BPTP Jawa TengahDAFTAR NAMA - NAMA VARIETAS PADI
- ItemPenyediaan Benih Kedelai Melalui Sekolah Lapang Mandiri Benih Kedelai (SL-MBK) di Kabupaten Purworejo(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Jatuningtyas, Ratih Kurnia; Kurniyati, Elly; Triastono, Joko; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianSalah satu strategi yang ditempuh dalam upaya mencapai swasembada kedelai adalah melalui penyediaan benih bermutu varietas unggul baru yang sesuai preferensi konsumen. Untuk membantu petani dalam mengakses dan memperoleh benih kedelai bermutu, serta mewujudkan Desa Mandiri Benih Kedelai, diperlukan inovasi teknologi dan kelembagaan dengan menggunakan pendekatan Sekolah Lapang (SL). Pada tahun 2018, BPTP Jawa Tengah melaksanakan kegiatan Sekolah Lapang Mandiri Benih Kedelai (SL-MBK), dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan petani/kelompok tani dalam memproduksi benih kedelai. Kegiatan dilaksanakan pada Kelompok Tani Sri Makmur, Desa Tersidilor, Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo. Kegiatan SL-MBK dilaksanakan melalui demontrasi plot sebagai laboratorium lapang (LL) dan bimbingan teknis (bimtek) perbenihan kedelai. Pelaksanaan kegiatan SL-MBK melibatkan beberapa instansi/kelembagaan yang peranannya sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Kegiatan Bimtek dapat meningkatkan pengetahuan petani sebesar 25 %. Proses produksi benih seluas 12 ha menghasilkan benih kedelai kelas ES/BR sebanyak 4.000 kg, yang dipasarkan melalui kerjasama dengan Produsen Benih Swasta. SL-MBK yang terintegrasi lokasi Desa Mandiri Benih (DMB) Kedelai dapat direkomendasikan untuk dikembangkan lebih luas, karena dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani/kelompok tani tentang produksi benih kedelai dan dapat menumbuhkan produsen benih kedelai, sehingga Kelompok Tani dapat berkontribusi dalam penyediaan benih kedelai untuk mendukung swasembada kedelai.
- ItemPersepsi Petani Padi Kabupaten Kendal Terhadap Perubahan Iklim (Studi Kasus di Desa Podosari dan Desa Margorejo Kecamatan Cepiring)(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Kurniyati, Elly; Sahru R, Anggi; Norma Setiapermas, Meinarti; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Petani Kabupaten Kendal telah menyadari bahwa iklim telah berubah. Para petani merasakan yang paling banyak berubah adalah meningkatnya suhu dan perubahan pola curah hujan. Petani kesulitan menentukan waktu tanam yang tepat, sehingga resiko kegagalan karena hujan yang tidak menentu atau kekeringan akibat kemarau panjang cukup besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi dan tindakan antisipatif petani dalam menghadapi perubahan iklim. Penelitian dilakukan di 2 desa, yaitu Desa Podosari dan Desa Margorejo, Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal dari bulan Oktober sampai dengan November 2014 dengan menggunakan metode survei. Menurut persepsi petani musim hujan datang lebih lambat dan berakhir lebih cepat dengan durasi yang makin singkat. Suhu udara makin sering berubah dan dirasakan makin terasa panas. Resiko kekeringan dan serangan hama penggerek batang (stem borer) yang ditandai dengan kematian malai, juga intrusi dan genangan air laut menjadi ancaman serius bagi petani Desa Margorejo yang sebagian besar lahannya berada di daerah pesisir atau hilir saluran irigasi. Petani di daerah tersebut sering mengalami resiko gagal panen dan kerugian. Tindakan antisipatif yang petani lakukan adalah mengganti varietas padi yang biasa ditanam dengan varietas baru yang toleran rendaman seperti varietas Inpara 2 dan Inpari 30.
- ItemPreferensi Petani terhadap Varietas Unggul Baru Kedelai di Kabupaten Purworejo(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Triastono, Joko; Jatuningtyas, Ratih Kurnia; Kurniyati, Elly; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianPenelitian preferensi petani terhadap varietas unggul kedelai bertujuan untuk mengetahui : 1) alasan petani menanam kedelai pada musim kemarau, 2) alasan petani memilih kedelai varietas Grobogan pada musim kemarau, dan 3) preferensi petani terhadap varietas unggul baru kedelai. Penelitian dilakukan di Desa Tersidilor, Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo yang merupakan lokasi kegiatan display 5 varietas unggul baru kedelai. Metode pengambilan sampel dengan purposive random sampling terhadap 33 petani yang menanam kedelai pada musim kemarau (MT III) 2018. Untuk mengetahui alasan petani menanam kedelai dan memilih kedelai varietas Grobogan pada musim kemarau digunakan analisis deskriptif. Untuk mengetahui preferensi petani terhadap 5 varietas unggul baru kedelai (varietas Grobogan, Dena-1, Dega-1, Anjasmoro dan Argopuro) digunakan analisis deskriptif yang dibagi menjadi tiga kategori preferensi, yaitu suka, biasa dan tidak suka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) terdapat beberapa alasan petani menanam kedelai pada musim kemarau, yaitu : mudah perawatan, dapat menyuburkan tanah, tradisi turun temurun, tidak ada air, biaya produksi rendah, dan dapat menambah pendapatan; 2) terdapat alasan petani memilih varietas Grobogan pada musim kemarau, yaitu : produktivitas tinggi, umur genjah, ukuran biji besar, tahan terhadap hama/penyakit, harga jual tinggi, dan kemudahan mendapatkan benih; 3) preferensi petani terhadap kedelai varietas Grobogan dan Dega-1 adalah suka, sedangkan preferensi petani terhadap kedelai varietas Dena-1, Anjasmoro dan Agromulyo adalah tidak suka. Varietas Dega-1 dapat digunakan sebagai alternatif untuk dikembangkan bersama varietas Grobogan karena umur genjah, produktivitas tinggi dan ukuran biji besar, namun perlu disiapkan ketersediaan benihnya.
- ItemRespon Petani Terhadap Sekolah Lapang Mandiri Benih Kedelai(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Kurniyati, Elly; Jatuningtyas, Ratih Kurnia; Triastono, Joko; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianKedelai merupakan salah satu tanaman pangan strategis di Indonesia. Permintaan kedelai secara nasional belum mampu tercukupi dari produksi dalam negeri, sehingga harus mendatangkan tambahan dari negara lain. Pemerintah mulai fokus untuk mendongkrak produksi kedelai melalui peningkatan produktivitas, perluasan areal tanam dan peningkatan indeks pertanaman. Dukungan inovasi teknologi di bidang perbenihan kedelai sangat diperlukan, utamanya dukungan ketersediaan varietas unggul baru (VUB) yang memiliki potensi hasil tinggi. Upaya yang ditempuh pemerintah untuk meningkatkan ketersediaan benih diantaranya melalui program Desa Mandiri Benih (DMB) padi dan kedelai. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Tengah mengambil peran sebagai pendamping, melalui metode Sekolah Lapang Mandiri Benih Kedelai (SL-MBK). Kegiatan pendampingan SL-MBK dilaksanakan di Desa Tersidilor, Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo pada musim tanam III tahun 2018.. Kajian respon dilakukan dengan menggunakan kuesioner terhadap 33 orang petani responden di Kelompok Tani Sri Makmur untuk mendapatkan umpan balik terhadap kegiatan ini. Hasil kajian menunjukkan bahwa 84,85% responden memberikan respon yang positif atau baik, artinya kegiatan SL-MBK memberikan manfaat dan tambahan pengetahuan baru tentang bagaimana proses produksi calon benih kedelai hingga prosesing menjadi benih kedelai berlabel atau bersertifikat.
- ItemTingkat Adopsi dan Dampak Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi di Kabupaten Brebes(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) Kurniyati, Elly; Sahru Romdon, Anggi; MuryantoPendekatan pengelolaan tanaman terpadu (PTT) merupakan salah satu program utama untuk peningkatan produktivitas, namun terkendala tingkat adopsi di beberapa daerah yang cenderung menurun. Terkait dengan tingkat adopsi PTT, pengkajian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik petani dan akses terhadap sumberdaya lahan, menganalisis tingkat adopsi dan faktor yang menjadi pertimbangan adopsi teknologi PTT, dan menganalisis dampak PTT terhadap produktivitas padi. Penelitian dilakukan di Kabupaten Brebes pada bulan September-Oktober 2011, dengan responden 30 orang petani peserta program PTT yang diambil secara purposif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata umur petani (47,14 tahun) berada pada kategori pengetrap awal, mereka berada pada periode produktif dan kondusif untuk menerima inovasi baru, didukung tingkat pendidikan rata-rata 9,74 tahun dan pengalaman berusahatani 23,15 tahun sudah dapat dianggap mampu mengikuti perkembangan teknologi dan diharapkan mudah menerima inovasi baru. Percepatan adopsi juga dimungkinkan karena aksesibilitas terhadap lahan, penyuluhan, sarana produksi, penggilingan, dan permodalan relatif dekat dan mudah. Tingkat adopsi teknologi PTT saat pelaksanaan program semuanya termasuk kategori tinggi, walaupun sesudah program beberapa diantaranya menurun. Hal ini dipengaruhi oleh faktor yang menjadi pertimbangan adopsi antara lain peluang terhadap kenaikan produktivitas, resiko kegagalan akibat penerapan teknologi rendah, dan kemudahan teknologi tersebut untuk diterapkan. Dampak positif program terhadap produktivitas padi ditunjukkan dengan peningkatan produktivitas non PTT yang sebelumnya hanya 5,29 t/ha setelah PTT naik 13,99% menjadi 6,03 t/ha GKG.