Browsing by Author "Kurniawati, Sri"
Now showing 1 - 10 of 10
Results Per Page
Sort Options
- ItemInformasi Teknologi Rekomendasi Teknologi Padi BPTP Banten(BPTP Banten, 2022-10-13) Saryoko, Andi; Kurniawati, Sri; Nursusilawati, Pepi; BPTP BantenBuku informasi teknologi ini berisikan tiga rekomendasi teknologi yaitu Teknologi budidaya padi dengan sistem jajar legowo (Jarwo) Super, Teknologi budidaya padi gogo dengan sistem tanam larikan gogo (Largo) Super, dan Teknologi pengendalian WBC biotipe 2 dan 3 melalui pergiliran varietas di Provinsi Banten dan memberikan hasil yang signifikan dalam peningkatan produksi padi.
- ItemKEARIFAN LOKAL MASYARAKAT SUKU BADUY DALAM MENGENDALIKAN HAMA DAN PENYAKIT PADI(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Kurniawati, Sri; Setyowat, Iin; Saryoko, Andy; Balai Pengkajian Teknologi PertanianMasyarakat Suku Baduy sangat memegang teguh adat istiadat (pikukuh) yang diturunkan oleh para leluhurnya. Salah satu yang tetap dilakukan adalah tatacara dalam bertani padi termasuk dalam mengendalikan hama penyakit padi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan sumber data primer dari hasil observasi dan wawancara dan data sekunder berupa studi literatur. Istilah yang digunakan oleh masyarakat Baduy dalam mengendalikan hama dan penyakit padi adalah “ngubaran pare” (mengobati padi) menggunakan “samara pungpuhunan” yaitu racikan tumbuhan yang berfungsi sebagai pestisida nabati. Tumbuhan yang digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit tersebut diantaranya adalah Bangban, Barahulu, Kihura, Hanjuang, Bangle, Pacing Tawa, Bingbin, Mengkudu, Laos, Jeruk Bali, Daun Walang, Teureup, Kukuyaan dan Pacing Asri. Selain penggunaan pestisida nabati tersebut, pengaturan waktu dan pola tanam dan penanaman beragam jenis padi dalam satu wilayah pengelolaan lahan merupakan salah satu komponen dalam mengendalikan hama dan penyakit padi.
- ItemKERAGAMAN BAKTERI PADA PERTANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI, TADAH HUJAN DAN RAWA(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Kurniawati, Sri; Hamzah Muttaqin, Kikin; Giyanto; Balai Pengkajian Teknologi PertanianBakteri merupakan mahluk hidup bersel satu yang memiliki peran penting dalam ekosistem. Keberadaan dan keragamannya dalam suatu agroekosistem dipengaruhi oleh input teknologi budidaya yang diterapkan. Penelitian keragaman bakteri dilakukan pada pertanaman padi yang diambil di lahan sawah irigasi, sawah tadah hujan dan lahan sawah rawa. Luang lingkup penelitian meliputi identifikasi teknologi budidaya padi dan isolasi bakteri. Metode yang digunakan adalah wawancara dengan petani dan isolasi bakteri menggunakan metode pengenceran bertingkat dan pencawanan dilakukan pada media tryptic soy agar (TSA) 100% dan 5%, King’s B, water yeast extract agar (WYE), casamino acid yeast extract agar (YCED) dan nutrient agar (NA). Bakteri yang berhasil diisolasi sebanyak 400 isolat. Keragaman bakteri tertinggi terdapat di lahan sawah tadah hujan sebesar 37.5%, dan selanjutnya di lahan sawah rawa sebesar 31.75% dan terakhir lahan sawah irigasi 30.75%. Isolat bakteri yang diperoleh diantaranya merupakan kelompok Actinomyset, Bacillus, Cromobacterium dan Pseudomonas kelompok fluorescens yang banyak dilaporkan berpotensi sebagai agens hayati.
- ItemKETAHANAN KACANG TANAH LOKAL SERANG BANTEN TERHADAP PENYAKIT KARAT(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Kurniawati, Sri; Nur Susilawati, Pepi; Balai Pengkajian Teknologi PertanianKacang tanah merupakan salah satu bahan pangan yang banyak di konsumsi oleh masyarakat Banten. Salah satu faktor pembatas produksi kacang tanah adalah adanya serangan penyakit karat daun (Puccinia arachidis). Penelitian dilakukan di Desa Sukarame Kec. Cikeusal Kabupaten Serang Provinsi Banten pada lahan seluas 1.500 m 2. Rancangan percobaan menggunakan rancangan acak kelompok dengan 3 ulangan terdiri dari 10 varietas yaitu 7 varietas lokal asal Serang dan 3 varietas unggul baru (VUB). Data dianalisis menggunakan Analysis of Variance (Anova) dan dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf nyata 5%, menggunakan piranti lunak Statistical Analysis System (SAS) versi 9.1.3 untuk Windows. Respon ketahanan kacang tanah lokal terhadap penyakit karat yang terbaik berasal dari Kecamatan Taktakan dan Walantaka. Adapun produksi terbaik adalah pada kacang tanah yang berasal dari Kecamatan Bojonegara. Namun demikian, Varietas Unggul Baru memiliki respon ketahanan yang lebih baik dibandingkan dengan varietas lokal. Demikian juga dengan produksi VUB Landak Sima dan Gajah lebih baik dibandingkan dengan varietas lokal.
- ItemMengenal VUB Padi Badan Litbang Pertanian(BPTP Banten, 2021-12-08) Kurniawati, Sri; Rukmini, ST; Widyastuti, Dewi; BPTP BantenUntuk meningkatkan produksi beras antara lain adalah mewujudkan varietas unggul baru (VUB) padi. Keuntungan penggunaan VUB adalah efektif, efisien (mudah dan murah), masif, dan berkelanjutan. Beberapa VUB padi varietas potensi produksi tinggi, yaitu Inpari 32, Mantap, Inpari 45 Dirgahayu, Siliwangi Agritan, dan Inpari 43 Agritan GSR.
- ItemPanduan Produksi Benih Talas Varietas Beneng(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten, 2021-11-05) Susilawati, Pepi Nur; Yursak, Zuraida; Kurniawati, Sri; Saryoko, Andy; BPTP BantenTalas Beneng (Xanthosoma undipes K.Kock) telah dilepas sebagai varietas unggul nasional dengan nama Varietas Beneng yang ditandai dengan terbitnya SK Kepmentan No.981/HK.540/C/10/2020 tanggal 13 Oktober 2020 Ketersdediaan benih sumber talas Varietas Beneng di Provinsi Banten sangat mendesak, terkait telah terbitnya SK Beneng sebagai varietas talas unggul nasional tersebut serta adanya permintaan terhadap benih Beneng yang sangat tingi. Untuk itu, panduan produksi benih talas Varietas Beneng tetap terjaga mutunya sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 12/PERMENTAN/TP.020/4/2018 tentang Produksi, Sertifikasi, dan Peredaran Benih Tanaman
- ItemPetunjuk Teknis Budidaya dan Pengolahan Talas Beneng(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten, 2021-11-02) Susilawati, Pepi Nur; Yursak, Zuraida; Kurniawati, Sri; Saryoko, Andy; BPTP BantenTalas Beneng (Xanthosoma undipes K.Kock) pada awalnya merupakan tanaman liar yang belum dimanfaatkan dan tidak memiliki nilai ekonomi, namun saat ini telah menjadi tanaman yang bermanfaat dan telah dibudidayakan secaa luas serta telah memberikan kontribusi terhadap pendapatan petani dan masyarakat. Untuk itu, dalam rangka memberikan acuan budidaya dan pengolahan Talas Beneng agar menghasilkan talas dengan produktivitas dan kualitas yang tinggi sesuai yang diharapkan, maka disusunlah buku petunjuk teknis ini.
- ItemPetunjuk Teknis Budidaya Kedelai Tahan Naungan di Provinsi Banten(BPTP Banten, 2021-11-29) Saryoko, Andy; Kurniawati, Sri; Kusumawati, Septi; Yursak, Zuraida; Mulyaqin, Tian; Ahyani; BPTP BantenKedelai (Glycine max Merr.) merupakan komoditas tanaman pangan yang bernilai ekonomis, namun produksi dalam negeri dan Provinsi Banten masih rendah. Dua permasalahan utama adalah semakin berkurangnya luas areal tanam kedelai dan produktivitasnya yang masih rendah. Pemanfaatan lahan naungan dan teknologi budidaya yang baik dapat menjadi solusi permasalahan tersebut.
- ItemTeknik Produksi Benih Sumber Padi(BPTP Banten, 2021-12-08) Kurniawati, Sri; Rukmini, ST; BPTP BantenProduksi benih sumber dilakukan dengan berpedoman pada teknis produksi benih sebagai berikut : penentuan lokasi, penentuan benih sumber yang digunakan, persemaian, persiapan lahan, penanaman, pemupukan, pengairan, penyiangan dan pengendalian OPT, panen, pengeringan, pengolahan benih, pengemasan dan penyimpanan.
- ItemTeknik produksi benih sumber padi(BPTP Banten, 2022-07-04) Kurniawati, Sri; Rukmini, ST; BPTP BantenTeknik produksi benih sumber padi berpedoman pada aspek penentuan lokasi untuk memperbanyak benih padi dengan berbagai kriteria, dengan memperhatikan prinsip agronomik dan pronsip genetik, menggunakan benih sumber harus satu kelas lebih tinggi dari kelas benih yang akan diproduksi, melakukan persemaian melalui olah tanah selama 2 hari, kemudian dibiarkan selama mibnimal 2 hari, kemudian dibiarkan mengering sampai 7 hari agar gabah yang ada dalam tanah tumbuh. Setelah itu , tanah diolah kembali sekaligus membersihkan lahan dari tanaman padi yang tumbuh. Bedengan dibuat dengan tinggi 5-10 cm, lebar 110 cm dan panjang disesuaikan dengan ukuran petakan sawah dan kebutuhan luas lahan untuk persemaian adalah 4% dari luas areal pertanaman.