Browsing by Author "Kurniawati, Nia"
Now showing 1 - 10 of 10
Results Per Page
Sort Options
- ItemEfektivitas Pemasangan Jaring Dalam Mengendalikan Hama Penggerek Batang Padi Kuning (Scirpophaga incertulas Wlk) di Pesemaian(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) N. Usyati; Kurniawati, Nia; Nuryanto, Bambang; Jamil, AliPemasangan jaring umumnya digunakan sebagai salah satu cara dalam pengendalian hama burung di pertanaman padi. Sampai saat ini pemasangan jaring tersebut belum banyak digunakan untuk mengendalikan hama penggerek batang padi kuning (Scirpophaga incertulas Wlk). Pada MT-1 tahun 2015 penelitian dengan tujuan mendapatkan informasi mengenai efektivitas pemasangan jaring dalam mengendalikan hama penggerek batang padi kuning di persemaian telah dilakukan di lahan koperasi Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Sukamandi dan di lahan Petani di daerah Pabuaran Subang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) dengan tiga perlakuan dan 20 titik pengamatan sebagai ulangan. Perlakuan terdiri atas: 1) pengambilan kelompok telur penggerek dan aplikasi insektisida; 2) jaring tanpa insektisida; 3) cara petani (aplikasi insektisida saja). Jaring digunakan hanya saat di pesemaian. Variabel yang diamati meliputi populasi ngengat, jumlah kelompok telur, dan tingkat serangan penggerek batang padi. Pengamatan dilakukan dengan interval satu minggu sekali sejak benih disebar sampai tanaman berumur satu bulan di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemasangan jaring efektif dalam mengendalikan hama penggerek batang padi kuning di pesemaian dan efektivitasnya setara dengan pengendalian cara petani yaitu pengendalian yang hanya menggunakan aplikasi insektisida saja.
- ItemEvaluasi Ambang Kendali Hama Penggerek Batang Padi Kuning Scirpophaga Incertulas (Walker) (Lepidoptera: Pyralidae) Dan Nilai Ekonominya Pada Varietas Padi Yang Berbeda Umur(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB PADI), 2017) N. Usyati; Kurniawati, Nia; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB PADI)Penggerek batang padi kuning adalah salah satu hama utama pada pertanaman padi di Indonesia. Insektisida merupakan andalan petani untuk mengendalikan hama ini,namun hasilnya tidak memuaskan. Salah satu factor penyebabnya adalah waktu aplikasi insektisida yang tidak tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi ambang kendali hama penggerek batang padi kuning untuk menentukan waktu aplikasi insektisida yang tepat pada varietas padi yang berbedaumur. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Sukamandi pada musim kemarau tahun 2011. Rancangan yang digunakan adalah split plot dengan 3 ulangan. Petak utama adalah varietas (A), yaitu: a1–varietas IR42 (berumur sedang); a2–varietas IR64 (berumur genjah); dan a3–varietas INPARI 13 (berumur sangat genjah). Anak petak adalah dasar ambang kendali (B), yaitu: b1– aplikasi insektisida dilakukan pada 4 hari setelah penerbangan ngengat apabila jumlah ngengat yang tertangkap pada light trap sebanyak 1 individu; b2– aplikasi insektisida dilakukan pada 4 hari setelah penerbangan ngengat apabila jumlah ngengat yang tertangkap pada light trap kurang dari 10 individu; b3– aplikasi insektisida dilakukan pada 4 hari setelah penerbangan ngengat apabila jumlah ngengat yang tertangkap pada lighttrap lebih dari 10 individu; b4–aplikasi insektisida dilakukan apabila intensitas serangan 5%; b5–aplikasi insektisida dilakukan apabila intensitas serangan 10%, b6–aplikasi insektisida dilakukan apabila intensitas serangan lebih dari 10%, dan b7–kontrol (tanpa pengendalian). Variabel yang diamati adalah tingkat intensitas serangan hama penggerek batang padi dan hasil panen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ambang kendaliuntuk hama penggerek batang padi kuning pada varietas IR42, IR64, dan Inpari 13 adalah sama yaitu pada 4 hari setelah penerbangan ngengat apabila jumlah ngengat yang tertangkap pada light trap sebanyak 1 individu. Dasar ambang kendali ini secara ekonomi memberikan pendapatan tertinggi sebesar Rp 981.000/ ha dan rasio biaya: pendapatannya adalah 1: 2,49.
- ItemHama Dan Musuh Alami Tanaman Padi Hasil Tangkapan Berbagai Alat Perangkap(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) Trisnaningsih; Kurniawati, NiaPertanaman padi sawah sering diserang oleh berbagai hama seperti wereng coklat dan penggerek batang padi. Untuk mengetahui poulasi hama sejak dini, perlu dilakukan pengamatan secara terus menerus di lapangan. Sehubungan dengan itu dilakukan penelitian mengenai hama dan musuh alami tanaman padi hasil tangkapan berbagai alat perangkap. Penelitian dilakukan di KP. Sukamandi pada MT-1 dan MT-2 tahun 2011. Areal pertanaman padi yang digunakan untuk penelitian di kedua lokasi tersebut adalah seluas 0,25 ha. Pengamatan populasi hama dan musuh alami dilakukan dengan berbagai jenis alat perangkap yaitu perangkap rekat, perangkap bak kuning, dan lampu perangkap. Serangga hasil tangkapan selanjutnya di identifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkap bak kuning lebih banyak menangkap serangga hama dan musuh alami yaitu sebanyak 16 jenis pada MT 1 (Musim Kemarau) dan 13 jenis pada MT 2 (Musim Hujan), dibandingkan dengan perangkap rekat yaitu 13 jenis pada MT1 dan 12 jenis pada MT 2. Untuk hasil tangkapan serangga hama dan musuh alami dengan lampu perangkap selama penelitian sangat berfluktuatif.
- ItemIdentifikasi Ketahanan Aksesi Plasma Nutfah Padi Terhadap Penyakit Tungro di Rumah Kaca(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) Roza, Celvia; Kusdiaman, Dede; Kurniawati, Nia; N. Usyati; Jana Mejaya, MadePenelitian identifikasi ketahanan aksesi plasma nutfah padi terhadap penyakit tungro telah dilakukan di rumah kaca BB Padi pada MT-1 dan MT-2 tahun 2013. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi materi genetik aksesi plasma nutfah padi yang memiliki ketahanan terhadap penyakit tungro. Metode penelitian yang digunakan adalah metode skrining baku dari IRRI tahun 2002. Tanaman diamati dan ditentukan nilai skala keparahan gejala penyakitnya berdasarkan SES IRRI 2013. Dari 75 aksesi koleksi plasma nutfah padi yang diuji diperoleh 3 aksesi yang menunjukkan reaksi tahan terhadap virus tungro yaitu Beronaja (519) dengan skor ketahanan 1, Pare Lottong (7928) dengan skor ketahanan 1, dan Pare Pulu (7929) dengan skor ketahanan 3. Ketiga aksesi plasma nutfah tersebut berpotensi untuk dijadikan tetua dalam perakitan varietas yang tahan terhadap serangan penyakit tungro.itu grassy stunt.
- ItemKetahanan Aksesi Plasma Nutfah Padi Terhadap Varian Virus Tungro Asal Garut, Magelang dan Lanrang(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) Kusdiaman, Dede; Jamil, Ali; Roza, Celvia; Kurniawati, Nia; N. UsyatiPenelitian ketahanan aksesi plasma nutfah padi terhadap varian virus tungro asal Garut, Magelang, dan Lanrang telah dilakukan di rumah kaca BB Padi pada MT-1 dan MT-2 tahun 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi materi genetik aksesi plasma nutfah padi (aksesi baru yang sudah dikarakterisasi secara agronomi) yang memiliki ketahanan terhadap penyakit tungro. Metode penelitian yang digunakan adalah metode skrining baku dari IRRI tahun 2014. Varian virus tungro yang digunakan untuk skrining adalah varian 073(Garut), 031 (Magelang), dan 013 (Lanrang). Empat belas hari setelah inokulasi tanaman diamati dan ditentukan nilai skala keparahan gejala penyakitnya berdasarkan SES IRRI 2014. Hasil penelitin menunjukkan bahwa dari 60 aksesi koleksi plasma nutfah padi BB Padi yang diskrining baik terhadap varian virus tungro 073 (Garut), 031 (Magelang), dan 013 (Lanrang) tidak diperoleh satu aksesi pun yang bereaksi tahan. Semua aksesi bereaksi rentan terhadap tungro dengan skala 7 sampai 9.
- ItemKetahanan Aksesi Plasma Nutfah Padi Terhadap Varian Virus Tungro Asal Garut, Magelang dan Lanrang(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) Kusdiaman, Dede; Jamil, Ali; Roza, Celvia; Kurniawati, Nia; N. UsyatiPemasangan jaring umumnya digunakan sebagai salah satu cara dalam pengendalian hama burung di pertanaman padi. Sampai saat ini pemasangan jaring tersebut belum banyak digunakan untuk mengendalikan hama penggerek batang padi kuning (Scirpophaga incertulas Wlk). Pada MT-1 tahun 2015 penelitian dengan tujuan mendapatkan informasi mengenai efektivitas pemasangan jaring dalam mengendalikan hama penggerek batang padi kuning di persemaian telah dilakukan di lahan koperasi Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Sukamandi dan di lahan Petani di daerah Pabuaran Subang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) dengan tiga perlakuan dan 20 titik pengamatan sebagai ulangan. Perlakuan terdiri atas: 1) pengambilan kelompok telur penggerek dan aplikasi insektisida; 2) jaring tanpa insektisida; 3) cara petani (aplikasi insektisida saja). Jaring digunakan hanya saat di pesemaian. Variabel yang diamati meliputi populasi ngengat, jumlah kelompok telur, dan tingkat serangan penggerek batang padi. Pengamatan dilakukan dengan interval satu minggu sekali sejak benih disebar sampai tanaman berumur satu bulan di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemasangan jaring efektif dalam mengendalikan hama penggerek batang padi kuning di pesemaian dan efektivitasnya setara dengan pengendalian cara petani yaitu pengendalian yang hanya menggunakan aplikasi insektisida saja.
- ItemPEMODELAN KONSEP FUNDAMENTAL REPOSITORI INSTITUSI DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK ZACHMAN(Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, ) Kurniawati, Nia; Mustafa, Badollahi; Ardiansyah, Firman; Mulyani, Eko Sri
- ItemPengendalian Hama dan Penyakit Utama Tanaman Padi(Pertanian Press, 2024) Suprihanto; Sulaiman, Andi Amran; Djufry, Fadjry; Thamrin, Muhammad; Sasmita, Priatna; Usyati, N.; Dewi, Ratna Sari; Anggara, Agus Wahyana; Effendi, Baehaki Suherlan; Santoso; Kurniawati, Nia; Suhartini; Wening, Rina Hapsari; Hasmi, IndrusTanaman pangan merupakan sub sektor yang paling rentan di pengaruhi iklim. Adanya kenaikan suhu dan peningkatan curah hujan akan berpengaruh pada pola tanam sekaligus berpengaruh terhadap perilaku organisme pengganggu tanaman (OPT). Peningkatan serangan OPT akan menurunkan kuantitas dan kualitas hasil. Tanaman padi memiliki beragam potensi cekaman biotik berupa hama dan penyakit yang sangat mempengaruhi kehilangan hasil sehingga diperlukan pengendalian hama dan penyakit padi, diperlukan pemahaman yang baik tentang jenis dan karakteristik hama dan penyakit tersebut. Berdasarkan Permentan Nomor 13 Tahun 2023 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Lingkup Badan Standardisasi Instrumen Pertanian, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) berganti nama menjadi Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Padi (BBPSI Padi). Sesuai dengan tugasnya, BBPSI Padi melaksanakan pengujian standar instrumen padi. Untuk mendukung hal tersebut, diperlukan upaya-upaya dalam membuat standar instrumen padi salah satunya adalah pengendalian hama dan penyakit tanaman padi yang dapat diimplementasikan di lapangan dan sesuai dengan peraturan dan kebutuhan pertanian modern. Buku Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Padi ini memberikan informasi dan tuntunan praktis yang sangat cukup mengenal jenis dan bioteknologi hama dan penyakit utama padi serta solusi pengendalian terbaik berdasarkan rekomendasi BBPSI Padi.
- ItemPopulasi Dan Tingkat Serangan Hama Pada Tanaman Padi Gogo Dengan Penambahan Amelioran, Pemupukan, Dan Varietas Yang Berbeda(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB PADI), 2017) Kurniawati, Nia; N. Usyati; Rustiati, Tita; Widyantoro; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB PADI)Peluang pengembangan pertanian di lahan kering cukup besar, baik dari segi potensi sumber daya lahan maupun peluang peningkatan produktivitas melalui penerapan paket-paket teknologi yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian. Sebagai salah satu sumber hara, pupuk (organik/ an organik) merupakan sarana produksi yang memegang peranan penting dalam meningkatkan produktivitas tanaman pangan. Pupuk NPK diharapkan dapat memenuhi unsur hara yang sangat dibutuhkan bagi tanaman padi gogo. Selain dengan pemupukan, dapat dilakukan dengan pemberian amelioran, penggunaan varietas yang tepat juga akan sangat menentukan dalam meningkatkan produksi padi gogo tersebut. Kendala utama yang sering dihadapi oleh petani adalah adanya Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Penelitian ini bertujuan untuk mengamati perkembangan populasi hama dan tingkat serangan hama pada tanaman padi gogo dengan penambahan ameliorant, pemupukan, dan varietas tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di desa Cikeusal, kecamatan Ciruas, kabupaten Serang, Banten pada MT-2 tahun 2014/2015. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAK Faktorial) dengan tiga faktor yang diulang sebanyak tiga kali. Adapun ketiga faktor tersebut, masing-masing terdiri dari dua taraf perlakuan. Faktor pertama adalah pemberian amelioran (A) terdiri dari dua taraf yaitu a0: perlakuan petani setempat, dan a5 berdasarkan PUTK. Faktor kedua adalah pemupukan (P), terdiri dari dua taraf yaitu p0: perlakuan berdasarkan kebiasaan petani setempat, dan p5: berdasarkan PUTK. Faktor ketiga adalah varietas (V), dimana varietas yang digunakan terdiri dari V0: Limboto, dan V5: Inpago 8. Variabel yang diamati meliputi tingkat serangan dan populasi hama, populasi musuh alami, dan hasil panen. Pengamatan dilakukan secara langsung di pertanaman pada 32 rumpun sampel secara acak diagonal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi dan tingkat serangan hama, serta populasi musuh alami pada tanaman padi gogo dengan penambahan amelioran, pemupukan, dan varietas yang berbeda sangat rendah dan tidak berbeda nyata. Hasil panen tertinggi diperoleh pada perlakuan amelioran (A5 = PUTK) dan varietas Limboto
- ItemPotensi Tanaman Berbunga dalam Konservasi Musuh Alami Sebagai Pendukung Pengendalian Hama Ramah Lingkungan(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) N. Usyati; Kurniawati, Nia; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiSampai saat ini insektisida adalah andalan petani dalam mengendalikan hama. Kondisi tersebut sangat beresiko karena penggunaan insektisida yang terus menerus berdampak negatif terhadap lingkungan. Untuk itu perlu dicari teknologi untuk mengendalikan hama yang efektif dan ramah lingkungan, salah satunya dengan penanaman tanaman berbunga. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifi kasi potensi tanaman berbunga dalam konservasi musuh alami sebagai pendukung pengendalian hama ramah lingkungan. Penelitian dilakukan di kebun percobaan BB-Padi Sukamandi pada MT-1 dan MT-2 Tahun 2011. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan 4 ulangan dan 7 perlakuan. Perlakuan meliputi: A: Cleome aspera J (Capparidaceae); B: Asystasia gangetica (L) (Acanthaceae); C: Eclipta prostrata (L) (Asteraceae); D: Cleome gynandra (L) (Capparidaceae); E: Wedelia trilobata (L) (Asteraceae); F: Sesamum orientale (L) (Pedaliaceae); dan G: Kontrol (tanpa tanaman berbunga). Ukuran plot yang digunakan adalah 8 m x 5 m dan jarak antar plot 50 m. Pengamatan dilakukan setiap 2 minggu sekali, sejak 2 minggu setelah tanam sampai 10 hari menjelang panen. Variabel yang diamati adalah kandungan nektar pada tanaman berbunga, lama berbunga untuk semua tanaman berbunga, dan populasi musuh alami (parasitoid dan predator). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bunga Wedelia trilobata (L) (Asteraceae) dan Sesamum orientale (L) (Pedaliaceae) adalah bunga yang paling berpotensi dalam konservasi musuh alami (predator dan parasitoid). Bunga W. trilobata (L) dan S. orientale (L) mampu meng-konservasi musuh alami (predator dan parasitoid) sejak stadia tanaman padi vegetatif awal sampai menjelang panen. Potensi yang dimiliki bunga W. trilobata (L) adalah berwarna kuning. Serangga pada umumnya lebih tertarik pada warna kuning. Selain itu, bunga W. trilobata (L) memiliki kandungan nektar sebesar 0.68% dan berbunga terus menerus sepanjang musim. Potensi yang dimiliki bunga S. orientale (L) adalah morfologi bunga yang besar dan berbentuk lonceng sehingga serangga mudah mengambil nektar. Kandungan nektar (kadar gula reduksi) bunga S. orientale (L) adalah 0.77%.