Browsing by Author "Kariyasa, I Ketut"
Now showing 1 - 7 of 7
Results Per Page
Sort Options
- ItemCara Cepat Swasembada Jagung(IAARD Press, 2018) Sulaiman, Andi Amran; Kariyasa, I Ketut; Hoerudin; Subagyono, Kasdi; Bahar, Farid A.; Badan Litbang Pertanian
- ItemKebijakan Swasembada Pangan Berkelanjutan: Komponen Strategis Dalam Prespektif Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015(Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, 2015) Heriawan, Rusman; Suryana, Achmad; Saliem, Handewi Purwanti; Ariani, Mewa; Kariyasa, I Ketut; Rangga Ditya Yofa; Susilowati, Sri HeryPeranan sektor pertanian dalam ekonomi nasional masih sangat dibutuhkan terutama dalam rangka penyediaan pangan dan bahan baku industri, lapangan kerja dan pendapatan, sumber devisa, serta pengentasan kemiskinan. Dengan penduduk yang terus bertambah, penyediaan pangan juga dituntut terus meningkat dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan. Buku ini dinilai relevan dan kontekstual untuk memantapkan keberhasilan menuju swasembada pangan berkelanjutan. Penanganan kendala secara tepat dan konstruktif Kebijakan Pertaniankan berkzontribusi positif dalam pencapaian swasembada pangan berkelanjutan.
- ItemKetangguhan Pertanian Menangkal Krisis Pangan Dunia : #KERJAB3RSAMA Menteri Pertanian Capaian Kinerja Kementerian Pertanian 2020-2023(Kementerian Pertanian, 2023) Kariyasa, I Ketut; Saefudin; Azmi, Zainul; Sativa, Mirza; Sitaresmi, Ruri; Sumedi; Choer, Akbar; Mahdi, Naufal Nur; Alpian, MuhamadSektor pertanian menjadi penyelamat ekonomi nasional dimasa pandemi, itu istilah yang publik katakan, bagaimana tidak? produksi, pangsa dan penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian tumbuh positif pada kuartal I 2020 dan terus berlanjut hingga 2023, sementara sektor-sektor strategis seperti industri dan jasa, terjun bebas menghadapi pandemi. Hal ini menunjukkan bahwa, strategi, gerak cepat dan langkah antisipatif Kementerian Pertanian terbukti ampuh dan membuahkan hasil. Sektor pertanian telah menyangga kurang lebih 273,8 juta penduduk untuk memastikan dan memenuhi kebutuhan pangan. Pada saat yang bersamaan anggaran sektor pertanian melandai namun jalan keluar telah ditemukan oleh Kementerian Pertanian melalui optimalisasi pembiayaan non APBN diiringi oleh langkah terobosan, kooordinasi, konsolidasi dan sinergi lintas sektoral. Namun demikian tidak boleh lengah karena hingga saat ini situasi belum sepenuhnya membaik dimana ancaman perubahan iklim.
- ItemLangkah SYL Mewujudkan Swasembada Beras Ditengah Tantangan Yang Tidak Biasa(Kementerian Pertanian RI, 2022) Suryana, Achmad; Mardianto, Sudi; Kariyasa, I Ketut; Jamal, Erizal; Basit, Abdul; Saefudin; Agustian, Adang; Gunawan, Endro; Chaidirsyah, Ranny Mutiara; Mucharam, Iim; Biro PerencanaanKetersediaan dan keterjangkauan bahan pangan pokok, merupakan indikator utama keberhasilan pembangunan di banyak negara. Untuk Indonesia, itu diterjemahkan dalam bentuk ketersediaan beras. Syahrul Yasin Limpo atau biasa disingkat dengan SYL, sangat menyadari hal itu. Sehingga pernyataan pertamanya pasca pelatikan sebagai Menteri Pertanian adalah, akan terus mengupayakan peningkatan produksi pangan strategis, terutama beras. Berbekal pengalaman sebagai pamong praja dalam berbagai posisi dan jabatan di Sulawesi Selatan, SYL memahami betul berbagai persoalan untuk dapat meningkatkan produksi beras di Indonesia. Usahatani padi melibatkan jutaan rumah tangga petani, dan umumnya diisi oleh petani yang semakin menua (aging). Rumah tangga petani mengusahakan sawah secara mandiri, dalam petakan yang tidak terlalu luas, dan selalu terancam keberadaannya karena alih fungsi ke penggunaan lain. Untuk mendapatkan air harus bersaing dengan penggunaan lain, dan kualitas air yang didapat juga semakin menurun. Dengan kondisi semacam ini, tantangan untuk dapat mencukupi produksi beras menjadi tidak mudah. Ditambah lagi fenomena perubahan iklim, yang ditandai meningkatnya intensitas curah hujan sehingga terjadi banjir (La Niña) dan sebaliknya dapat menimbulkan kemarau panjang sehingga terjadi kekeringan (El Niño). Belum genap 6 bulan menjalani tugas sebagai Menteri Pertanian, wabah pandemi COVID 19 menyerang Indonesia. Bagi pembangunan pertanian, COVID 19 berdampak karena adanya pembatasan pergerakan masyarakat, dan yang paling utama anggaran pembangunan yang dikucurkan negara melalui APBN semakin terbatas karena dialihkan untuk penanganan COVID 19. Menghadapi semua situasi di atas dengan cerdik SYL menjadikannya sebagai arena pembuktian, bahwa dibalik semua tantangan, terbuka peluang bagi yang kreatif dan mau berpikir business not as usual. Ada dua hal kunci yang dilakukan, Pertama, semua tantangan dijadikan sebagai inspirasi dan motivasi dalam merancang upaya dan cara bertindak (program dan kebijakan). Kedua adalah mencari dan menyiapkan teknologi dan inovasi yang sesuai untuk mengatasi tantangan menuju keadaan yang lebih baik.
- ItemSolusi SYL Memenuhi Pembiayaan Pertanian Melalui Optimalisasi KUR(Kementerian Pertanian, 2022-12) Mardianto, Sudi; Kariyasa, I Ketut; Suryana, Achmad; Basit, Abdul; Musyafak, Akhmad; Pasaribu, Sahat Marulitua; Jamal, Erizal; Gunawan, Endro; Megahwati, Indah; Saefudin; Sativa, Mirza; Wulandari, Tatu; Mahdi, Naufal NurAncaman krisis pangan global yang terjadi saat ini dan masih berlangsungnya Pandemi Covid-19, Kementan merasa tidak hanya “vaksin” kesehatan yang diperlukan oleh para petani, tetapi juga dibutuhkan “vaksin” permodalan pertanian untuk membantu petani dalam bertahan dan bangkit mengembangkan usaha taninya. “vaksin” permodalan pertanian ini bertujuan agar petani memiliki imunitas dan terbangun semangat dan motivasinya serta kepercayaan dirinya ditengah keterbatasan. Vaksin permodalan pertanian itu bernama Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian. Vaksin ini diharapkan dapat mendorong berjalannya usahatani dan pembangunan pertanian lebih baik untuk menaikan “naik kelas petani” dalam mewujudkan pertanian maju, mandiri dan modern.
- ItemStrategi Kebijakan Pembangunan Pertanian Meningkatkan Peran Sektor Pertanian Ditengah Pandemi Covid-19(Kementerian Pertanian, 2022) Fahmid, Imam Mujahidin; Subagyono, Kasdi; Kariyasa, I Ketut; Mardianto, Sudi; Wahyudi; Agustian, Adang; Ashari; Chaidirsyah, Ranny Mutiara; Sumedi; Gunawan, Endro; Pramudia, Aris; Kadir; Muslim, Chairul; Darwis, Valleriana; Yofa, Rangga Ditya; Raharjo, Agung Saras Sri; Puspa P, Resty; Saefudin; Mucharam, Iim; Azis, Dani Abdul; Subekti, Eka SrieSalah satu tantangan besar pembangunan pertanian yaitu bagaimana pertumbuhan ekonomi yang dicapai dapat meningkatkan pendapatan petani yang sebagian besar memiliki lahan dengan luasan yang kurang dari setengah hektar. Untuk itu, peningkatan produksi komoditas pertanian dan peningkatan daya saing produk pertanian diarahkan mampu mendongkrak Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pertanian dan hasilnya dirasakan oleh petani dengan adanya kenaikan tingkat kesejahteraan petani. Tantangan lainnya dalam pembangunan pertanian adalah bahwa pada tahun 2020, seluruh belahan dunia menghadapi pandemi Covid-19 yang berpengaruh terhadap berbagai sektor termasuk sektor pertanian. Meskipun untuk angkutan komoditas pangan tetap diizinkan, namun para pelaku distribusi (pedagang) memiliki kekhawatiran atas wabah pandemi ini sehingga tetap berpengaruh terhadap pergerakan barang komoditas pangan. Pasca mulai recoverynya dari pandemi Covid-19, yaitu sejak akhir Februari 2022 justru telah muncul konflik 2 negara yakni Rusia dan Ukraina yang telah menyebabkan kerusakan yang luas dan hilangnya nyawa dikedua negara. Dengan terdapatnya konflik/perang terbuka diantara dua negara tersebut akan memiliki banyak implikasi bagi pasar global dan ketahanan pangan. Hal ini akan menjadi tantangan bagi ketahanan pangan bagi banyak negara. Pada sisi lain tantangan perubahan iklim karena faktor alam juga akan berpengaruh terhadap sektor pertanian. Dalam menyikapi perubahan iklim tersebut, Indonesia menjadi salah satu negara yang berkomitmen dalam penanggulangan perubahan iklim (climate action). Komitmen tersebut dituangkan dalam RPJMN 2020-2024 sebagai Prioritas Nasional, yang mengintegrasikan pembangunan rendah karbon yang berkelanjutan. Oleh karena itu, dalam menyikapi tantangan dan peluang pengembangan sektor pertanian ke depan, maka para pelaku pembangunan pertanian khususnya bagi generasi muda harus berpikir untuk menjadikan pertanian modern sebagai profesi dan menggunakan teknologi pertanian yang sudah maju. Sebab potensi lahan Indonesia sangat luas dan jika dikelola oleh generasi milenial, dipastikan pertanian Indonesia semakin kuat dalam mencukupi kebutuhan pangan secara mandiri dan ke depan dapat menyuplai pangan untuk dunia. Buku ini mengupas beberapa aspek yang mencakup: (1) Strategi Meningkatkan Produksi Pangan ditengah Pandemi Covid-19; (2) Peran Input Produksi dan Harga dalam Pengembangan Produk Pertanian; (3) Pengembangan Kelembagaan Usaha Pertanian; dan (4) Strategi Peningkatan Daya Saing, Nilai Tambah dan Ekspor Komoditas Pertanian.
- ItemToko Tani Indonesia Membenahi Rantai Pasok dan Stabilisasi Harga Pangan(IAARD Press, 2018-09-03) Sulaiman, Andi Amran; Kariyasa, I Ketut; Subagyono, Kasdi; Hermanto; Agustian, Adang; Anugrah, Iwan Setiajie; Nashwari, Inti Pertiwi; Herodian, Sam; Balitbangtan