Browsing by Author "Jauhari, Sodiq"
Now showing 1 - 14 of 14
Results Per Page
Sort Options
- Item313 Kreasi Inspiratif Masyarakat Karomah Pari (Kawasan Rumah Pangan Lestari) di Jawa Tengah(BPTP Jateng / KAN, 2013) Hermawan, Agus; Pramono, Joko; hartoyo, Budi; Dyah Ariani, Forita; Prayudi, Bambang; Ambarsari, Indrie; Jauhari, Sodiq; Subiharta; Qanytah; Sarjana; Sularno; Muryanto; Bahri, Syamsul; Maharso Yuwono, Dian; Suhendra, Tota; Aryana, Citra; Kormalawati; Dewi Anomsari, Selvia; Prasetianti, Dwinta; Kumianto, Heri; Khosiyah, Parti; Fitriana, Nur; Ernawati; Iswanto; Susila, Arif; Anwar, Hairil; Oelviani, Reni; E, Herwinarni Mumpuni; BPTP JatengKaromah Pari merupakan salah satu program strategis Kementerian Pertanian untuk mendorong terciptanya Rumah Pangan Lestari (RPL) dengan memanfaatkan halaman atau pekarangan secara intensif, ramah lingkungan, dan berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga. RPL dapat diterapkan pada rumah dengan pekarangan sempit, sedang maupun luas. RPL diupayakan dapat diterapkan bersama-sama dalam satu kawasan, baik RT, RW, dusun, atau desa. Tujuan ideal dari Karomah Pari meliputi: 1)peningkatan keterampilan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan untuk budidaya tanaman, ternak dan ikan, serta melaksanakan diversifikasi pangan, pengolahan hasil dan pengolahan limbah rumah tangga menjadi kompos, 2) pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan secara lestari. 3) pengembangan kegiatan ekonomi produktif sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga, 4) pengembangan sumber benih/bibit untuk menjaga keberlanjutan pemanfaatan pekarangan, pelestarian tanaman pangan lokal untuk masa depan, serta 5) penciptaan lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri.
- ItemBudidaya dan Pascapanen Cabai Merah (Capsicum annuum L.)(BPTP Jateng / KAN, 2010) Subagyono, Kasdi; Sisca Piay, Sherly; Tyasdjaja, Ariarti; Ermawati, Yuni; Rudi Prasetyo Hantoro, F.; Prayudi, Bambang; Sutoyo; Jauhari, Sodiq; herawati, Heni; Basuki, Seno; BPTP JatengCabai Merah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi. Kebutuhan cabai terus meningkat setiap tahun sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya industri yang membutuhkan bahan baku cabai. Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.) adalah tanaman perdu dengan rasa buah pedas yang disebabkan oleh kandungan capsaicin. Secara umum cabai memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin, diantaranya kalori, protein, lemak, kabohidarat, kalsium, vitamin A, B1, dan vitamin C. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah menyusun buku Budidaya dan Pascapanen Cabai Merah sebagai panduan dan rujukan bagi pengguna. Buku ini memuat informasi syarat tumbuh, varietas, teknik budidaya, hama dan penyakit, panen, pascapanen dan pemasaran cabai
- ItemInovasi Teknologi dan Kelembagaan Korporasi dalam Sistem Pertanian Modern(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) Setiani, Cahyati; Jauhari, Sodiq; Haryati, UmiPengkajian inovasi teknologi dan kelembagaan korporasi dilakukan dalam sistem pertanian modern di Kabupaten Sukoharjo pada Januari – Juni 2015. Pengkajian dilakukan dengan metode studi pustaka, survei, dan Focus Group Discussion (FGD). Responden 30 petani yang diambil secara purposive random sampling. Sistem pertanian modern diterapkan pada lahan sawah seluas 100 ha dengan inovasi teknologi yang diterapkan adalah pengelolaan tanaman terpadu (PTT) padi dan kelembagaan korporasi. Data yang dikumpulkan meliputi efisiensi dan efektivitas inovasi teknologi dan kelembagaan korporasi. Data yang dikumpulkan dianalisis secara deskriptif, finansial, dan analisis EFQM. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa: i) inovasi teknologi PTT padi diterapkan secara penuh (5%), sebagian (75%), dan tidak diterapkan (20%), ii) sistem usahatani padi di lahan sawah belum efektif dan efisien, iii) tingkat kinerja kelembagaan korporasi mencapai 9,71%. Berdasarkan hasil pengkajian disimpulkan bahwa usahatani padi di lahan sawah tidak merupakan sumber pendapatan utama sehingga inovasi teknologi yang diintroduksikan harus bersifat aplikatif dan tidak dianggap rumit oleh petani. Hal tersebut mengakibatkan kelembagaan korporasi kurang efektif dan efisien. Penyiapan sarana pendukung yang terkait bagi keberlanjutan penerapan inovasi teknologi PTT dan kelembagaan korporasi perlu lebih dipersiapkan
- ItemINOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI(BPTP Jateng/IAARD PRESS, 2018) Hermawan, Agus; Pramono, Joko; Anwar, Hairil; prasetyo, Teguh; Suhendra, Tota; Sutoyo; triastono, Joko; Oelviani, Renie; Jauhari, Sodiq; citra, Aryana; BPTP JatengKomoditas pangan utama (padi, jagung, dan kedelai) tersebut tidak hanya berdimensi ekonomi, tetapi mempunyai dimensi lebih luas, yaitu dimensi sosial dan politik. Gangguan terhadap ketersediaan pangan yang memicu lonjakan harga, akan diikuti oleh ketidak stabilan sosial dan politik. Didahului oleh krisis pangan akibat kemarau panjang, Indonesia telah mengalami dua kali krisis politik yang dikuti dengan pergantian kekuasaan, yaitu pada tahun 1965/66 dengan bergantinya era orde lama ke orde baru dan pada tahun 1997/98 berupa pergantian dari era orde baru ke era reformasi.
- ItemKajian Strategi Peningkatan Hasil Padi Melalui Penerapan Tanam Varietas Unggul Di Kawasan Lahan Tadah Hujan(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2018) Jauhari, Sodiq; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Strategi penerapan konsep pendekatan konsep PTT menggunakan padi VUB. Adalah salah satu upaya dalam meningkatkan produksi dan produktifitas tanaman padi. Pengkajian bertujuan untuk mendapatkan padi varietas unggul baru yang berpotensi hasil tinggi spesifik lokasi. Pengkajian dilaksanakan di tiga wilayah Kabupaten Jepara yaitu kecamatan Mayong tepatnya Desa Pelang sebagai pelaksana kelompok tani Lestari dan Desa Mayong Kidul pelaksana kelompok tani Rukun tani, serta Desa Ragu Klampitan pelaksana kelompok tani Sri Rejeki Kecamatan Batealit MT-2013, luas lahan masing-masing 2000m² dengan melibatkan 5 petani kooperator. Metode pengkajian menggunakan onfarm reseach participation, di area Demplot Pendekatan yang digunakan adalah OFCOR (On Farm Client Orientid Research dengan menguji beberapa varietas tanaman padi unggul baru spesifik lokasi diantaranya padi varietas Inpari-30, Inpari-31, Inpari-10, Conde dan mekongga serta varietas Ciherang sebagai pembanding. Inovasi yang diintroduksikan mengacu pada konsep pendekatan PTT. Parameter yang diamati adalah keragaan pertumbuhan tanaman dan produksi, serta tanggapan petani. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif (prosentase, dan kisaran / rata-rata. uji BNT dengan taraf 5% untuk membandingkan antara rataan pengamatan setiap variabel yang diuji. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa keragaan varietas dengan menerapkan konsep Pengelolaan tanaman terpadu yang dilaksanakan di tiga lokasi menunjukkan perbedaan hasil dibandingkan dengan varietas Ciherang yang biasa ditanam petani dengan peningkatan 21,2%. Masing-masing produktivitas padi memberikan hasil: varietas Mekongga 6,9 t/ ha GKG, Inpari-30 7,1 ton/ha GKG dan varietas Conde menghasilkan 5,4 ton/ha GKG. Sedangkan varietas unggul lain tidak menunjukkan perbedaan atau lebih rendah yaitu, Inpari-31 5,2 ton/ha GKG dan Inpari-10 menghasilkan 5,1 ton/ha GKG. Sedangkan varietas pembanding Ciherang 5,2 ton/ha GKG. Dua varietas VUB (Mekongga dan Inpari-30) mempunyai peluang yang sama untuk diadopsi lebih cepat oleh petani, dan direspon positip oleh petani karena dapat memberikan peningkatan hasil dan berpotensi cukup baik untuk dikembangkan pada lahan spesifik lokasi.
- ItemKeragaan Benih Induk Jagung Hibrida Silang Tiga Jalur untuk Menghasilkan Benih Jagung Hibrida Bima URI 20(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Jauhari, Sodiq; Samijan; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianProduksi benih jagung hibrida Bima URI 20 menggunakan tetua hasil persilangan tiga jalur tetua varietas Bima 4 Asal persilangan G180//Mr14 sebagai tetua betina dengan galur murni Nei9008P sebagai tetua jantan (G180/Mr14 x Nei 9008P) dilaksanakan di Desa Wirosari Kecamatan Patean Kabupaten Kendal MK-1. Pada tahun 2018. Tujuan pengkajian adalah untuk mengetahui keragaan produksi benih jagung hibrida Bima URI 20 dengan tetua silang tiga jalur. pengkajian dilakukan menggunakan pendekatan OFCOR (On Farm Client Orientid Research) dengan partisipatif aktif dari petani pelaksana. Petani kooprator yang terlibat sebanyak 7 orang sebagai ulangan. Bahan induk tetua yang digunakan adalah hasil persilangan galur sistem tiga jalur yang di hasilkan oleh pemulia Balitserial Maros untuk menghasilkan benih jagung hibrida F1 Bima URI 20. Parameter yang diamati meliputi keragaan pertumbuhan tanaman dan produksi. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif (tabulasi, kisaran dan rata-rata). Benih jagung ditanam dengan jarak 70 cm x 40cm, dua tanaman/lubang. Tanaman induk betina adalah hibrida silang tunggal varietas Bima 4 dengan induk jantan (G180/Mr14 x Nei 9008P). Komposisi tanaman jantan dan betina adalah 1 : 4. Pupuk diberikan 350 kg Ponska/ha ditambah 300 Urea/ha, dilaksanakan pada 7– 10 hari setelah tanam (HST), dan 30–35 HST. Pupuk organik diberikan 2 t/ha, pada saat tanam sebagai penutup benih setelah dimasukkan ke lubang tanam. Hasil pengkajian menunjukan Tampilan faktor ginetik dan lingkungan tumbuh memberikan tampilan beragam terhadap keragaan daya tumbuh masing-masing tetua, yaitu 98% untuk tetua jantan dan 78% tetua betina, dengan tampilan tinggi tanaman maksimal 194 cm untuk tetua betina dan 141 cm tetua jantan, serta letak tinggi tongkol untuk tetua betina 73,8cm dan tetua jantan 59,2 cm. Produksi calon benih F1 Bima URI 20 dengan silang silang tiga jalur dapat menghasilkan calon benih sejumlah 2,21 t/ ha sedangkan tetua jantan menghasilkan 0,78 t/ha.
- ItemKeragaan Hasil Padi Adaptif VUB di Wilayah Sektor Perbenihan Formal dan Informal Kabupaten Purworejo Jawa Tengah(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Jauhari, Sodiq; Prasetyo, Teguh; Anggi Sr; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiLaju pertumbuhan penduduk dan tingkat konsumsi beras di Kabupaten Purworejo Jawa tengah relatif masih tinggi sehingga menuntut peningkatan produksi yang sinambung, sementara ancaman kekeringan dimusim kemarau dan kebanjiran dimusim hujan sudah semakin sering melanda pertanaman petani. Kegiatan bertujuan untuk memberikan alternatif usahatani padi adaptif melalui penerapan VUB spesifi k lokasi dan teradopsinya varietas unggul baru kepada petani, sehingga dapat meningkatkan pendapatan. Metodologi Pengkajian ini di laksanakan di wilayah perbenihan formal dan informal pada MK-2 2013. Kegiatan pengkajian dilakukan menggunakan pendekatan OFCOR (On Farm Client Orientid Research) dengan partisipatif aktif dari petani. Petani kooprator yang terlibat sebanyak 7 petani sebagai ulangan. Inovási teknologi yang diintroduksikan ádalah budidaya tanaman padi dengan menggunakan konsep pengelolaan tanaman terpadu dengan tujuh varietas padi yang digunakan yaitu: 5 (lima) varietas unggul baru yang tersedia di BB Padi yaitu Inpari 18, 19, 20, 29, dan 30, serta 2 (dua) varietas padi yang biasa digunakan petani setempat sebagai pembanding yaitu varietas Ciherang dan IR 64. Parameter yang diamati adalah keragaan pertumbuhan tanaman dan produksi, serta tanggapan petani. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif (prosentase, dan kisaran / rata-rata. uji BNT dengan taraf 5 % untuk membandingkan antara rataan pengamatan setiap variabel yang diuji. Hasil display 5 varietas unggul baru (VUB) di dua wilayah perbenihan memberikan hasil produktivitas yang berbeda yaitu wilayah perbenihan informal varietas unggul baru (VUB) padi tertinggi diperoleh Inpari-20 sejumlah 8,7 t/ha. GKP dan Inpari-18 8,3 t/ha GKP. Dan varietas pembanding mendapatkan hasil masingmasing varietas IR-64 sejumlah 5,8 ton GKP/ha dan varietas Ciherang 7,1 ton/ ha. atau ada peningkatan 22,9% lebih tinggi dari varetas pembanding. Sedangkan produktivitas wilayah perbenihan formal varietas unggul baru (VUB) padi tertinggi diperoleh Inpari-18 sejumlah 8,2 t/ha GKP dan Inpari-30 memberikan angka 8,1 t/ha GKP dengan rata-rata umur panen lebih cepat. Sedangkan hasil produktivitas varietas pembanding memberikan hasil rata-rata varietas Ciherang 8,1 t/ha GKP dan IR-64 6,6 t/ha GKP. atau ada peningkatan 15,3%. Hasil display padi VUB Inpari-18, Inpari-20 dan Inpari-30 mempunyai tingkat ketahanan H/P utama padi cukup baik dan memberikan hasil tertinggi diwilayah spesifi k lokasi area genangan banjir. Varietas VUB dengan penerapan PTT di wilayah perbenihan formal maupun informal secara teknis dan sosial layak untuk dikembangkan, serta adaptif sebagai alternatif varietas pilihan usahatani padi, sehingga sangat direspon oleh petani.
- ItemKeragaan Hasil Padi Adaptif VUB di Wilayah Sektor Perbenihan Formal dan Informal Kabupaten Purworejo Jawa Tengah(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Jauhari, Sodiq; Prasetyo, Teguh; Anggi SR; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiLaju pertumbuhan penduduk dan tingkat konsumsi beras di Kabupaten Purworejo Jawa tengah relatif masih tinggi sehingga menuntut peningkatan produksi yang sinambung, sementara ancaman kekeringan dimusim kemarau dan kebanjiran dimusim hujan sudah semakin sering melanda pertanaman petani. Kegiatan bertujuan untuk memberikan alternatif usahatani padi adaptif melalui penerapan VUB spesifi k lokasi dan teradopsinya varietas unggul baru kepada petani, sehingga dapat meningkatkan pendapatan. Metodologi Pengkajian ini di laksanakan di wilayah perbenihan formal dan informal pada MK-2 2013. Kegiatan pengkajian dilakukan menggunakan pendekatan OFCOR (On Farm Client Orientid Research) dengan partisipatif aktif dari petani. Petani kooprator yang terlibat sebanyak 7 petani sebagai ulangan. Inovási teknologi yang diintroduksikan ádalah budidaya tanaman padi dengan menggunakan konsep pengelolaan tanaman terpadu dengan tujuh varietas padi yang digunakan yaitu: 5 (lima) varietas unggul baru yang tersedia di BB Padi yaitu Inpari 18, 19, 20, 29, dan 30, serta 2 (dua) varietas padi yang biasa digunakan petani setempat sebagai pembanding yaitu varietas Ciherang dan IR 64. Parameter yang diamati adalah keragaan pertumbuhan tanaman dan produksi, serta tanggapan petani. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif (prosentase, dan kisaran / rata-rata. uji BNT dengan taraf 5 % untuk membandingkan antara rataan pengamatan setiap variabel yang diuji. Hasil display 5 varietas unggul baru (VUB) di dua wilayah perbenihan memberikan hasil produktivitas yang berbeda yaitu wilayah perbenihan informal varietas unggul baru (VUB) padi tertinggi diperoleh Inpari-20 sejumlah 8,7 t/ha. GKP dan Inpari-18 8,3 t/ha GKP. Dan varietas pembanding mendapatkan hasil masingmasing varietas IR-64 sejumlah 5,8 ton GKP/ha dan varietas Ciherang 7,1 ton/ ha. atau ada peningkatan 22,9% lebih tinggi dari varetas pembanding. Sedangkan produktivitas wilayah perbenihan formal varietas unggul baru (VUB) padi tertinggi diperoleh Inpari-18 sejumlah 8,2 t/ha GKP dan Inpari-30 memberikan angka 8,1 t/ha GKP dengan rata-rata umur panen lebih cepat. Sedangkan hasil produktivitas varietas pembanding memberikan hasil rata-rata varietas Ciherang 8,1 t/ha GKP dan IR-64 6,6 t/ha GKP. atau ada peningkatan 15,3%. Hasil display padi VUB Inpari-18, Inpari-20 dan Inpari-30 mempunyai tingkat ketahanan H/P utama padi cukup baik dan memberikan hasil tertinggi diwilayah spesifi k lokasi area genangan banjir. Varietas VUB dengan penerapan PTT di wilayah perbenihan formal maupun informal secara teknis dan sosial layak untuk dikembangkan, serta adaptif sebagai alternatif varietas pilihan usahatani padi, sehingga sangat direspon oleh petani.
- ItemPenerapan Komponen Teknologi PTT padi di Desa Majasto, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2012-06) Iriani, Endang; Wulanjari, M. Eti; Jauhari, Sodiq; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiSalah satu program Kementrian Pertanian di bidang pangan adalah peningkatan produksi padi dan peningkatan pendapatan petani. Salah satu strategi yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah memasyarakatkan penerapan Pengelolaaan Tanaman Terpadu (PTT) melalui Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT). Salah satu lokasi kegiatan SL-PTT ini adalah Desa Majasto, Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo. Kegiatan yang dilaksanakan adalah demplot seluas 0,25 hektar dengan penerapan teknologi PTT. Teknologi PTT yang diimplementasikan meliputi komponen dasar maupun komponen penunjang dengan penerapan spesifi k lokasi. Varietas yang diintroduksikan terdiri dari 6 varietas yaitu Inpari 1, Inpari 2, Inpari 6, Inpari 8, Mekongga, dan Conde yang ditanam dalam design rancangan acak kelompok dengan 3 ulangan. Parameter yang diamati meliputi teknis, ekonomi, dan persepsi petani. Hasil dari kegiatan menunjukkan bahwa secara umum daya tumbuh dan pertumbuhannya seragam antar varietasnya dan menunjukkan spesifi kasi sesuai diskripsi masingmasing varietas. Keragaan tingkat ketahanan varietas terhadap serangan penyakit kresek menunjukkan bahwa varietas Conde dan Inpari 8 lebih tahan dibandingkan 4 varietas lainnya. Keragaan produksi rata-rata tiap varietas adalah berturut-turut varietas Mekongga (7,29 t/ha), Conde (8,61 t/ha), Inpari 1 (8,09 t/ha), Inpari 2 (6,09 t/ha), Inpari 6 (8,95 t/ha); dan Inpari 8 (8,38 t/ha). Persepsi petani terutama terhadap VUB padi secara ranking terpilih Mekongga, Inpari 8 (untuk antisipasi wereng cokelat dan kresek), dan Conde (untuk antisipasi penyakit kresek). Hasil analisa usahatani khususnya pada varietas Conde dengan penerapan teknologi mengalami kenaikan keuntungan sebesar 18% dibandingkan dari sebelumnya (dari Rp.14.620.000 menjadi Rp.17.860.000) dengan kenaikan R/C ratio sebesar 0,08. Implikasi kebijakan yang perlu dilaksanakan adalah penerapan program peningkatan produktivitas komoditas pangan dengan penerapan teknologi PTT secara lebih luas. Untuk pencapaian tujuan ini, penerapan teknologi PTT ini diperlukan pendampingan petugas. Upaya untuk memenuhi varietas yang menjadi pilihan petani perlu diperbanyak melalui usaha perbenihan dengan penangkarpenangkar benih di tingkat kelompok
- ItemPenerapan Mekanisasi Pada Usahatani Padi Dalam Rangka Mengatasi Kelangkaan Tenaga Kerja Dan Mendukung Tanam Serempak di Jawa Tengah(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) Prasetyo, Teguh; Setiani, Cahyati; Jauhari, SodiqUsahatani padi di lahan sawah intensif memerlukan inovasi teknologi, salah satunya adalah penggunaan benih padi VUB. Umur tanaman padi dengan menggunakan benih VUB relatif pendek, sehingga mensyaratkan periode kerja pengolahan lahan, saat tanam, pemeliharaan, dan panen harus dikerjakan dalam waktu singkat dan serempak. untuk mengatasi hal tersebut diperlukan mekanisasi pertanian dalam usahatni padi. Untuk mengetahui penggunaan mekanisasi pada usahatani padi dalam mengatasi kelangkaan tenaga kerja dan mendukung tanam serempak telah dilakukan pengkajian. Pengkajian dilakukan di Desa Jetak, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen. Lokasi pengkajian ditetapkan di blok III seluas 5 ha yang dikuasai oleh 22 orang petani yang tergabung dalam Kelompok Tani ”Tani Mulyo III”. Lokasi tersebut merupakan daerah sentra produksi padi, dengan pola tanam padi-padi-padi. Metode yang digunakan adalah membandingkan penggunaan mekanisasi pertanian secara penuh dalam sistem usahatani padi seperti transplanter, traktor, power sprayer, dan mesin panen dengan manajemen eksisting. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa ada tiga jenis sistem pengupahan tenaga kerja diluar keluarga untuk usahatani padi di lokasi pengkajian yaitu upah borongan, upah waktu, dan upah premi. Upah tenaga kerja untuk kegiatan usahatani padi relatif tinggi, pada manajemen usahatani eksisting rata-rata sebesar Rp 6.230.000,-/ha, sedangkan pada manajemen usahatani padi menggunakan mekanisasi secara penuh sebesar Rp 5.660.000,-/Ha. Biaya tenaga kerja tertinggi pada manajemen usahatani eksisting maupun dengan mekanisasi pertanian secara penuh adalah pada saat pengolahan lahan, tanam, dan panen. Dari aspek waktu dapat meningkatkan efisiensi sebesar 25,86%-27,55%, dari aspek biaya dapat meningkatkan nilai efisiensi sebesar 11,71%, dan dari aspek jumlah orang kerja dapat meningkatkan efisiensi sebanyak 45,07 %. Pendapatan usahatani padi yang menerapkan manajemen eksisting di lokasi penelitian adalah sebesar Rp. 21.547.600,-/ha/musim tanam dengan R/C rasio sebesar 3,22. Pada petani yang menerapkan manajemen usahatani dengan mekanisasi pertanian secara penuh, pendapatan yang diperoleh rata-rata sebanyak Rp 25.638.800,-/ha/ musim tanam dengan R/C rasio sebesar 3,84.
- ItemPotensi Hasil Vub Padi Melalui Pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Di Zona Agroekosistem Sawah Irigasi Kabupaten Semarang(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Jauhari, Sodiq; Winarni, Endah; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Pengkajian penerapan PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) pada beberapa varietas unggul baru (VUB) padi sawah telah dilakukan di Kabupaten Semarang 5 Kecamatan (Susukan, Tengaran, Ungaran Timur, Kaliwungu dan Suruh) pada MT. 2012/2013. Pengkajian bertujuan untuk mengetahui tingkat produktivitas varietas unggul baru (VUB) padi sawah menggunakan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (PTT) yang di tanam di lahan sawah irigasi. Metode pengkajian menggunakan onfarm reseach participation, di area Demplot. Pendekatan yang digunakan adalah OFCOR (On Farm Client Orientid Research dimana pengkajian melibatkan partisipatif aktip petani kooperator dengan luas lahan 4.7 Ha. Varietas unggul baru (VUB) padi yang digunakan adalah Inpari-10, Inpari-11, Inpari-13, Inpari-14, Inpari-20 dan Inpari Sidenuk dan Mekogga. Pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (PTT) yang digunakan, diantaranya: pupuk organik dari pukan sapi dengan dosis 2,0 ton ha-1, pupuk anorganik spesifik lokasi, umur bibit muda, jumlah bibit 1-3 bibit per lubang dan sistem tanam legowo. Parameter yang diukur untuk mengetahui tingkat produktivitas masing-masing varietas unggul baru (VUB) padi adalah tinggi tanaman, jumlah anakan, panjang malai, jumlah gabah isi dan hampa malai-1, produksi ubinan ha-1, produksi riil masing-masing petani kooperator pemilik lahan dan tingkat respon petani pelaksana. Hasil pengkajian menunjukkan produktivitas tertinggi di masing-masing lokasi Kecamatan dihasilkan oleh varietas Cidenuk yaitu 8,7 t/ha, Varietas Inpari-14 sejumlah 7,7 t/ha, Inpari-13 7,6 t/ha, Inpari- 10 7,5t/ha dan Inpari-20 sejumlah 7,4 t/ha. Dengan peningkatan produktivitas hasil sejumlah 27,6%. Berdasarkan keragaan tanaman. Tingkat kesukaan petani terhadap VUB menunjukkan varietas Sidenuk paling disukai dan diikuti Inpari-20, Inpari-10 dan Inpari-13.
- ItemPotensi Pengembangan Perbenihan Jagung Hibrida Mendukung Kawasan Pertanian di Jawa Tengah(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Oelviani, Renie; Praptana, Heru; Jauhari, Sodiq; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianJagung merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang mendapat perhatian khusus dari pemerintah sejak beberapa tahun terakhir. Kebutuhan jagung yang terus meningkat berindikasi pada peningkatan kebutuhan benih jagung di kalangan petani. Potensi dan tingginya harga benih jagung menjadi pendorong bagi pemerintah untuk mengupayakan produksi benih jagung nasional. Sebagai gambara pada Tahun 2019 kebutuhan akan benih jagung hibrida di Jawa Tengah mencapai 9.316 ton dengan sasaran tanam 621.104 ha. Menumbuhkan penangkar benih jagung untuk memproduksi benih jagung hibrida merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan produksi benih nasional secara berkelanjutan. Adanya penangkar benih jagung hibrida ini diharapkan menjadi sarana pemerintah dalam mewujudkan kawasan pertanian jagung.
- ItemRespon Petani Terhadap Inovasi Teknologi Padi di Jawa Tengah(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) Eti Wulanjari, Munir; Setiani, Cahyati; Jauhari, SodiqLahan pertanian semakin lama semakin berkurang, sebagai akibat dari beralihnya fungsi lahan pertanian ke non pertanian. Dari kondisi tersebut peluang yang masih dapat dilakukan untuk peningkatan produksi adalah dengan perbaikan teknologi budidaya, seperti peningkatan penggunaan benih unggul, pemupukan yang sesuai dengan anjuran teknologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon petani terhadap teknologi budidaya padi. Penelitian dilaksanakan di Jawa Tengah pada bulan Juni-September 2015. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja yaitu tiga daerah yang dianggap mewakili wilayah dengan tingkat produksi tinggi, sedang dan rendah. Setiap kabupaten dipilih dua Kecamatan. Kabupaten yang mewakili tingkat produksi tinggi adalah Kabupaten Sukoharjo (Kecamatan Polokarto dan Mojolaban). Kabupaten Pati mewakili tingkat produksi sedang (Kecamatan Wedarijaksa dan Jaken), sedangkan daerah yang mempunyai tingkat produksi rendah diwakili Kabupaten Batang ( Kecamatan Reban dan Tersono). Penelitian dilakukan dengan metode survei. Pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana dengan jumlah sampel 184 responden yaitu 62 responden dari Kabupaten Pati, 62 responden dari Kabupaten Sukoharjo dan 60 responden dari Kabupaten Batang. Pengumpulan data melalui wawancara dengan kuesioner terstruktur. Data yang terkumpul disajikan dalam bentuk tabel/diagram dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: respon petani terhadap teknologi di semua lokasi yang paling tinggi persentasenya adalah segera mencoba/menerapkan teknologi baru tersebut (37,4-70,97%). Sedangkan untuk respon petani terhadap teknologi anjuran yang disampaikan oleh penyuluh/ peneliti di semua lokasi yang paling tinggi persentasenya adalah menerapkan pada sebagian lahan yang dikuasai (31,03-74,19%), yang langsung menerapkan hanya 6,67-27,59%. Inovasi teknologi padi diarahkan pada petani yang berusia relatif muda (25-40 tahun), pendidikan setingkat SLTA ke atas, dan pemilikan lahan > 0,5 ha, serta diperlukan penguatan peran kelompok tani yang diikuti dengan peningkatan peran penyuluh.
- ItemTeknologi Spesifik Lokasi Mendukung Pengembangan Budidaya Jagung Balitbangtan di Lahan Sawah Tadah Hujan(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Jauhari, Sodiq; Oelviani, Renie; Jatuningtyas, Ratih Kurnia; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianTarget produksi jagung nasional belum bisa memenuhi kebutuhan jagung dalam negeri. Belum terpenuhinya kebutuhan dalam negeri ini disebabkan antara lain : pelaksanaan teknis budidaya yang belum memadai. Introduksi VUB Jagung hibrida Bima URI-19 dan Bima URI 20 diyakini dapat memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan hasil. Beberapa karakter keunggula jagung hibrida Balitbangtan adalah disamping daya tumbuh cukup baik, harga benih lebih murah, mempunyai tingkat ketahanan terhadap penyakit bulai toleran terhadap kekeringan,dan menghasilkan stay green, serta produktifitas cukup tinggi. jagung hibrida Balitbangtan dapat di jadikan varietas unggul alternatif. Tujuan dari kegiatan ini adalah mengintrodiuksikan keunggulan teknologi spesifik lokasi usahatani jagung hibrida VUB Balitbangtan di wilayah pendampingan kawasan jagung Jawa Tengah. Kegiatan dilakukan di 4 wilayah kabupaten yakni Blora, Demak, Kendal dan Pati dengan karakteristik wialayah lahan sawah tadah hujan dataran rendah MT 2016/2017. Kegiatan pengkajian melibatkan 4 kelompok tani sebagai mitra. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa peningkatan provitas jagung hibrida sangat ditentukan oleh sumberdaya lahan, peran teknologi budidaya dan dukungan sarana sesuai kebutuhan spesifik lokasi. Jagung VUB Balitbangtan Bima URI 20 menghasilkan nilai rata-rata 7,1 ton/ha dan Bima URI 19 menghasilkan 7,5 t/ha. Hasil ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan jagung eksisting yakni pioneer (6,8 ton/ha). Jagung hibrida Balitbangtan Bima URI 20 dan Bima URI 19 dapat di jadikan sebagai varietas unggul alternatif, karena tonase yang dihasilkan di atas provitas ditingkat petani dan lebih tinggi tonase yang ditargetkan oleh dinas pertanian Jawa tengah ( 5,9 t/ha).