Browsing by Author "Husni ...[at al], Ali"
Now showing 1 - 6 of 6
Results Per Page
Sort Options
- ItemField Evaluation of Elephant Grass Mutant Lines (Pennisetum purpureum Schumach.) in Highlands(Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian, 2022-01-19) Husni ...[at al], Ali; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik PertanianAbstract. Forages plays a pivotal key to run livestock business successfully. Elephant grass cv. Taiwan is one of high quality forages with high productivity and nutrient content. Planting the elephant grass in highlands has not been widely applied, hence, the mutation induction techniques can produce mutants with new superior characteristics to adapt in the highlands. This study aimed to evaluate yield characters and nutrient contents of the elephant grass mutant lines in Cijeruk, Bogor. The research used randomized block design (RBD) with nine treatments and three replications. The results showed that each elephant grass mutant line had different response to each parameter. The best growth rate, productivity, and quality was obtained from M7 line with the highest parameters on plant height (226.86 cm), stem length (142.91 cm), stem diameter (2.13 cm), crude protein content (PK; 17.50%), and crude fiber (32.01%).
- ItemHibridisasi Somatik Lada liar dengan Lada Budi Daya(Perhimpunan Bioteknologi Pertanian Indonesia, 1997-11) Husni ...[at al], Ali; Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan, BogorHibridisasi seksual untuk mentransfer sifat ketahanan dari lada liar (Piper colubrinum) ke lada budi daya (Piper nigrum) sukar dilakukan. Untuk mengatasi masalah tersebut bioteknologi kultur jaringan dapat digunakan melalui hibridisasi somatik dengan cara teknik fusi protoplas. Melalui teknik ini dapat dihasilkan hibrida baru dari hasil persilangan antardua tetua yang mempunyai kekerabatan yang jauh yang secara seksual inkompatibel. Untuk mendapatkan protoplas digunakan daun yang ditoreh melintang 1 mm yang diinkubasikan dalam 10 ml larutan enzim selulase R-10 2% + macerozim R-10 0,5% selama 16 jam. Masing-masing protoplas lada budi daya dengan lada liar dengan kerapatan 10s difusikan dengan PEG 6000 pada konsentrasi 30% selama 25 menit. Protoplas hasil fusi ditabur dalam beberapa komposisi media padat. Perkembangan protoplas diamati secara periodik di bawah mikroskop sampai terbentuk mikro kalus. Mikro kalus yang terbentuk kemudian disubkultur pada beberapa komposisi media baru untuk mendorong pertumbuhan mikro kalus menjadi kalus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi enzim selulase R-10 2% dengan macerozim R-10 0,5% dapat mengisolasi protoplas lada dengan kerapatan dan viabilrtas yang tinggi. Larutan PEG 6000 30% selama 20 menit dapat menginduksi terjadinya fusi dengan keberhasilan 26%. Protoplas hasil fusi mengalami pembelahan sel dan membentuk mikro kalus pada minggu pertama setelah dikulturkan. Protoplas yang ditabur dalam media padat 14 LV+ABA 0,01 mg/l+BA 4,5 mg/l+sukrosa 3% dapat menghasilkan mikro kalus yang berwama hijau. Pemberian selapis tipis media cair MS+2.4-D 2 mg/l+thiadiazuron 0,1 mg/l di atas media padat dapat mendorong pertumbuhan mikro kalus menjadi kalus.
- ItemInisiasi dan Multiplikasi Tunas Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) secara In Vitro pada Konsentrasi IBA Berbeda(KOMISI NASIONAL SUMBER DAYA GENETIK, 2021-09-15) Husni ...[at al], Ali; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianThe objective of this research was to find out the effect of IBA concentration on the initiation and multiplication of elephant grass shoot explant through in vitro. The research was conducted from December 2019 to May 2020 at the Tissue Culture Laboratory, ICABIOGRAD. The research used one factor completely randomized design. The treatment in the initiation stages were used the different IBA concentrations (ppm), namely A0 (0), A1 (0.01), A2 (0.1), and A3 (1). In the multiplication stage there were B1 (1), B2 (2), and B3 (3). The result of this research indicates that there is no significant effect of any response design at the initiation stage. On the other hand, the result of the average value of explant growth showed that the use of IBA 1 ppm (A1) was more dominant (number of shoot, leave, and root) than the other concentrations. Then A2 treatment (IBA 0.1 ppm) was more dominant in the response to leaf length that was 7.51 cm and explant length that was 8.55 cm. In the multiplication stage, there was growth in the average number of shoots (1.8) shoots at the end of the multiplication stage. After that, in response to the number of leaves, there was also growth in the average number of leaves (3.93) at the final stage of multiplication. Moreover, there was growth in the average value of the number of roots for each stage with an average value of 3.23 roots in the final stage of multiplication.
- ItemPembentukan Benih Somatik Dewasa Kedelai dan Aklimatisasi serta Uji terhadap Indikator Sifat Toleransi Kekeringan(BB Biogen, 2005) Husni ...[at al], Ali; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianSeleksi untuk toleransi/ketahanan terhadap kekeringan sangat kompleks karena adanya pengaruh interaksi antara genotipa dengan lingkungan yang menimbulkan perbedaan tanggap terhadap kekeringan. Kesulitan lain adalah kemampuan tanaman untuk tetap berproduksi tinggi pada kondisi kekeringan ditentukan oleh banyak faktor dan komponen, setiap faktor berbeda pada kondisi yang berbeda pula. Untuk mendapatkan tanaman kedelai yang toleran terhadap cekaman kekeringan telah dilakukan penelitian seleksi in vitro tanaman kedelai untuk toleransi terhadap kekeringan. Seleksi dilakukan dengan irradiasi sinar gamma dan komponen penyeleksi PEG. Konsentrasi PEG ditentukan dengan penelitian penapisan in vitro pada genotipa-genotipa kedelai yang sudah diketahui tanggapnya terhadap cekaman kekeringan. Keberhasilan untuk mendapatkan kultivar atau varietas baru tanaman hasil kultur in vitro sangat ditentukan oleh keberhasilan memindahkan planlet yang dihasilkan ke lingkungan luar (aklimatisasi). Kondisi planlet yang berasal dari botol masih sangat rentan, terutama terhadap suhu dan kelembaban udara serta patogen dalam tanah. Keberhasilan tersebut sangat menentukan bisa tidaknya dilakukan pengamatan dan pengujian berikutnya terhadap keragaman yang diperoleh. Benih somatik muda tanaman kedelai varietas Sindoro dan Wilis yang toleran terhadap PEG dipindahkan ke media MS atau ½ MS tanpa zat pengatur tumbuh untuk perakaran sehingga terbentuk benih somatik dewasa. Benih somatik yang telah dewasa kemudian diaklimatisasi di rumah kaca dalam media campuran tanah dengan kompos (1 : 1) dan dipelihara sampai menghasilkan polong G1. Benih G1 diuji sifat toleransi kekeringannya dengan 2 komponen ketahanan, yaitu daya tembus akar dan kandungan prolin dalam daun. Uji daya tembus akar dilakukan menggunakan campuran parafin dengan vaselin setebal 3 cm dengan perbandingan 60% : 40% yang setara dengan 12 bar dan analisis kandungan prolin pada daun yang mendapat cekaman kekeringan. Hasil pengujian yang dilakukan terhadap 15 somaklon hasil generasi pertama (G1) dari G0 yang tahan terhadap cekaman kekeringan akibat perlakuan PEG 20% diperoleh bahwa terdapat variasi kemampuan daya tembus akar terhadap lapisan uji di antara somaklon yang diuji. Hanya 7 somaklon yang mempunyai kemampuan menembus lapisan campuran parafin dan vaselin. Tiga somaklon mempunyai daya tembus akar yang lebih cepat dibandingkan varietas pembanding (Tanggamus dan Nanti), yaitu somaklon No. 2, No. 8, dan No. 12. Pengamatan terhadap komponen pertumbuhan, tidak memperlihatkan adanya korelasi antara daya tembus akar dengan panjang dan diameter akar. Hasil analisis kandungan prolin diperoleh 1 somaklon yang mempunyai kadar prolin jauh lebih tinggi dibandingkan dengan varietas pembanding, yaitu somaklon No. 4 dengan jumlah 1545 μmol/g berat basah daun. Sifat ketahanan terhadap cekaman kekeringan semua somaklon meningkat yang ditunjukkan oleh kandungan prolinnya lebih tinggi dari tanaman asal (Sindoro)
- ItemRegenerasi Massa Sel Embriogenik Kedelai yang Diseleksi dengan Polyethylen Glicol 6000 (PEG)(Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, 2003-12) Husni ...[at al], Ali; Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianUntuk meningkatkan produksi kedelai dapat dilakukan dengan perbaikan tanam-an yang adaptif terhadap lahan marginal antara lain lahan kering. Salah satu teknologi yang dapat digunakan adalah seleksi in vitro pada massa sel embrio-genik. Melalui teknologi ini dapat dihasilkan tanaman yang toleran terhadap ce-kaman biotik maupun abiotik. Pada penelitian ini dilakukan radiasi dengan sinar gamma (400 rad) pada eksplan embrio zigotik muda dan seleksi untuk cekam-an kekeringan dilakukan dengan larutan PEG 6000 pada massa sel embrioge-nik yang dihasilkan. Penelitian pada tahap ini bertujuan untuk mendapatkan struktur embrio somatik kedelai yang adaptif terhadap PEG (0-75%). Kalus em-briogenik dapat dihasilkan dari ketiga varietas kedelai yang digunakan (Sindoro, Wilis, dan Slamet) pada media M4C yang digunakan. Persentase keberhasilan pembentukan kalus paling tinggi dari ketiga varietas yang digunakan adalah Wilis sebesar 96,5%. Rata-rata struktur embrio somatik yang dihasilkan adalah sebanyak 4,13 untuk varietas Sindoro, 3,54 untuk varietas Wilis, dan 2,84 untuk varietas Slamet. Pemberian PEG pada media kultur dapat menyebabkan ke-matian biakan. Semakin tinggi konsentrasi PEG yang digunakan maka semakin banyak jumlah struktur embrio somatik yang mati. Jumlah struktur embrio so-matik yang dapat tumbuh setelah diseleksi dengan PEG adalah 18 pada va-rietas Sindoro, 42 varietas Wilis dan 36 varietas Slamet pada konsentrasi PEG 25%. Sedangkan jumlah struktur embriotik somatik pada perlakuan PEG 50% adalah 9 untuk varietas Sindoro, 20 varietas Wilis, dan 19 varietas Slamet. Jumlah total embrio somatik yang adaptif terhadap larutan PEG adalah 27 untuk Sindoro, 62 untuk Wilis, dan 55 untuk Slamet. Sampai saat ini, struktur embrio somatik tersebut sedang dikecambahkan untuk mendapatkan bibit somatik kedelai yang adaptif terhadap PEG.
- ItemRumput Gajah dan Peluang Perbanyakan Bibit Melalui Kultur Jaringan Untuk Memenuhi Kebutuhan Pakan Hijaun Ternak Bermutu(IAARD Press, 2018-11) Husni ...[at al], Ali; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian