Repository logo
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
Repository logo
  • Communities & Collections
  • All of Repositori
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
  1. Home
  2. Browse by Author

Browsing by Author "Dariani, Wiwik"

Now showing 1 - 7 of 7
Results Per Page
Sort Options
  • No Thumbnail Available
    Item
    Hasil Survei Afrtican Swine Fever di Wilayah Kerja Balai Besar Veteriner Maros Tahun 2023
    (Perpustakaan Balai Besar Veteriner Maros, 2024-12) Dariani, Wiwik
    Babi merupakan salah satu komoditas peternakan yang potensial untuk dikembangkan. Namun, upaya pengembangannya dapat terhalang akibat penyakit African Swine Fever. African Swine Fever disebabkan oleh virus yang menginfeksi babi domestik dan babi liar. Penularan virus ASF dapat melalui kontak langsung, makanan yang terkontaminasi, muntahan, dan gigitan kutu Ornithodoros. Penyakit ini menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar bagi peternak. Tujuan dari survei ini untuk mengetahui status dan situasi African Swine Fever tahun 2023 di beberapa daerah di wilayah kerja BBVet Maros. Sebanyak 832 serum babi diuji ELISA antibodi African Swine Fever, 20 swab rektal, 40 swab nasal, dan 649 darah babi diuji Real Time Polimerase Chain Reaction (PCR) African Swine Fever. Hasil pengujian laboratorium menyakan bahwa dari seluruh serum yang diuji, memberikan hasil 5 serodubius, 769 seronegatif dan 58 seropositif. Sedangkan dari sampel swab rektal memberikan hasil 1 positif dan 9 negatif, sampel swab nasal memberikan hasil 10 positif dan 30 negatif serta sampel darah memberikan hasil 16 positif dan 633 negatif. Berdasarkan hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa African Swine Fever masih ditemukan di wilayah kerja BBVet Maros yakni di daerah yang memiliki riwayat kasus African Swine Fever sebelumnya.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Hasil Survei Classical Swine Fever di Wilayah Kerja Balai Besar Veteriner Maros Tahun 2023
    (Perpustakaan Balai Besar Veteriner Maros, 2024-12) Dariani, Wiwik
    Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi dalam pengembanganternak babi. Upaya pengembangan tersebut dapat terhalang akibat adanya penyakit pada babi. Salah satu penyakit pada babi yang merugikan peternak dan berdampak ekonomi adalah Classical Swine Fever (CSF). Tujuan dari survei ini untuk mengetahui status dan situasi CSF tahun 2023 di beberapa daerah di wilayah kerja BBVet Maros. Sebanyak 1.893 serum babi diuji ELISA antibodi CSF, 1.681 darah babi, 42 darah diuji Real Time Polymerase Chain Reactin (RT-PCR) CSF dan 1.666 darah diuji ELISA antigen CSF. Hasil pengujian laboratorium menyakan bahwa dari seluruh serum yang diuji, memberikan hasil 1.279 seropositif dan 614 seronegatif. Sedangkan dari sampel darah yang diuji RT-PCR CSF seluruhnya memberikan hasil negative CSF dan dari pengujian ELISA antigen CSF memberikan hasil 11 positif CSF dan 1655 negatif CSF. Berdasarkan hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa Classical Swine Fever masih ditemukan dan bersifat endemis di beberapa wilayah kerja BBVet Maros.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Penyidikan Kasus Kematian Babi di Kabupaten Minahasa dan Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2023
    (2023-12-15) Dariani, Wiwik; Syahril Sulaiman; Sukri
    Terjadi kematian babi di Desa Tounelet 1 Kecamatan Sonder Kabupaten Minahasa dan di Desa Matani Satu Kecamatan Tumpaan Kabupaten Minahasa Selatan dan selanjutnya dilakukan penyidikan untuk mengetahui penyebab kematian. Penyidikan dillakukan dengan pengumpulkan data dan informasi serta pengambilan spesimen di lapangan untuk mengetahui penyebab kasus kematian pada babi di dua kabupaten tersebut. Gejala klinis yang teramati antara lain nafsu makan menurun bahkan hilang, demam, bintik bintik kemerahan di kulit, diare, abortus, dan perdarahan pada telinga dan mulut. Berdasarkan kerangka waktu, masa inkubasi berkisar 4 hari. Hasil pengujian laboratorium menyatakan bahwa kematian babi di Kabupaten Minahasa karena penyakit African Swine Fever dan Clasical Swine Fever, sedangkan kematian babi di Kabupaten Minahasa Selatan disebabkan bukan karena African Swine Fever dan Classical Swine Fever. Munculnya kasus African Swine Fever dan Classical Swine Fever di peternakan di Desa Tounelet 1 Kecamatan Sonder Kabupaten Minahasa diduga akibat kontak dengan angkutan babi dan pakan. Pelaksananaan biosekuriti, pemberian vitamin, komunikasi, informasi, dan edukasi peternak merupakan langkah pengendalian dan pencegahan penyakit
  • No Thumbnail Available
    Item
    Prevalensi Coccidiosis pada Ayam Ras di Wilayah Layanan Balai Besar Veteriner Maros
    (Perpustakaan Balai Besar Veteriner Maros, 2021-04) Sulaxono, Hadi; Sulaxono, Ratna Loventa; Dariani, Wiwik; Salam, St Aminah; Balai Besar Veteriner Maros
    Coccidiosis merupakan penyakit parasiter yang disebabkan oleh Eimeria spp., yang menyebkan kerugian ekonomis akibat patologis yang ditimbulkan. Penyakit menyerang berbagai ras unggas, ayam broiler, ayam layer dan ayam buras serta burung. Surveilans aktif telah dilakukan oleh Balai Besar Veteriner Maros untuk mengetahui prevalensi Coccidiosis pada ayam broiler dan ayam layer di daerah sentra pengembangan ayam ras ini. Sampel untuk pengujian berupa tinja segar ayam yang diambil langsung dari ayam dalam kandang. Sebanyak 276 sampel tinja ayam yang berasal sari 120 tinja ayam broiler, 156 ayam layer dari 4 kabupaten, yaitu Sidenreng Rappang, Pinrang, Bau-bau dan Maros telah diuji apung untuk mengetahui ada tidaknya ookista Eimeria spp. Hasilnya menunjukkan bahwa prevalensi coccidiosis pada ayam broiler sebesar 25,00% sedangkan pada ayam layer sebesar 1,28%. Infestasi Eimeria spp pada ayam layer ditemukan pada ayam layer di Pnrang sebesar 33,33% dan pada ayam broiler di Maros sebesar 25%.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Prevalensi Coccidiosis pada Ayam Ras di Wilayah Layanan Balai Besar Veteriner Maros
    (Perpustakaan Balai Besar Veteriner Maros, 2021) Hadi, Sulaxono; Sulaxono, Ratna Loventa; Dariani, Wiwik; Salam, St Aminah; Balai Besar Veteriner Maros
    Coccidiosis merupakan penyakit parasiter yang disebabkan oleh Eimeria spp., yang menyebkan kerugian ekonomis akibat patologis yang ditimbulkan. Penyakit menyerang berbagai ras unggas, ayam broiler, ayam layer dan ayam buras serta burung. Surveilans aktif telah dilakukan oleh Balai Besar Veteriner Maros untuk mengetahui prevalensi Coccidiosis pada ayam broiler dan ayam layer di daerah sentra pengembangan ayam ras ini. Sampel untuk pengujian berupa tinja segar ayam yang diambil langsung dari ayam dalam kandang. Sebanyak 276 sampel tinja ayam yang berasal sari 120 tinja ayam broiler, 156 ayam layer dari 4 kabupaten, yaitu Sidenreng Rappang, Pinrang, Bau-bau dan Maros telah diuji apung untuk mengetahui ada tidaknya ookista Eimeria spp. Hasilnya menunjukkan bahwa prevalensi coccidiosis pada ayam broiler sebesar 25,00% sedangkan pada ayam layer sebesar 1,28%. Infestasi Eimeria spp pada ayam layer ditemukan pada ayam layer di Pnrang sebesar 33,33% dan pada ayam broiler di Maros sebesar 25%
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Survey Triangulasi pada Hewan Domestik di Pulau Sulawesi : Hasil Pengujian Round 1 Sulawesi Utara dan Gorontalo Tahun 2016
    (Balai Besar Veteriner Maros, 2017) Muflihanah; Hendrawati, Ferra; Zakaria, Faizal; Djatmikowati, Titis Furi; Dariani, Wiwik; Amaliah, Fitri; Supri; Firdaus, Taman; Said, Sitti Hartati; Hadi, Sulaxono; Zenal, Farida Camallia; Arasy, Ali Risqi; Hartaningsih, Nining; Harsono, Audi Tr; Ramlan
    Penyakit zoonosis berdampak pada manusia dan ekonomi secara global. Terdapat kurang lebih 75% penyakit yang baru muncul (emerging diseases) merupakan zoonosis. Dalam era globalisasi dan perdagangan, perjalanan penyakit ini sangat cepat berpengaruh pada kesehatan masyarakat dan ekonomi. Melalui program USAID-EPT 2 program, FAO ECTAD Indonesia berkolaborasi dengan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (BBVet Maros) dan PREDICT2 melakukan surveilans triangulasi dan pengumpulan sampel ternak (hewan domestik) dalam rangka memahami potensi penularan patogen dari satwa liar ke hewan domestik dan manusia. Tujuan surveilans triangulasi adalah untuk mengindentifikasi ancaman virus zoonosis pada interface penularan patogen pada ternak dari satwa liar yang berisiko tinggi, mengidentifikasi faktor biologi yang menggerakkan munculnya, penularan dan penyebaran penyakit zoonosis pada ternak dan kaitannya dengan satwa liar serta memperkirakan risiko relatif spillover patogen yang tidak dikenal atau dikenal dari satwa liar ke hewan domestik, yang memungkinkan penularan virus zoonosis antar wilayah. Desain surveilans adalah berbasis risiko untuk meningkatkan kemungkinan deteksi virus. dengan populasi target hewan domestik yang diternakkan (sapi, kerbau, kuda, babi, kambing) yang memiliki keterkaitan (interface) yang tinggi dengan satwa liar di dua Kabupaten Provinsi Gorontalo (Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Pohuwato) dan Sulawesi Utara (Kabupaten Bolaang Mongondow, Minahasa Selatan, Minahasa dan Kota Tomohon). Telah dilakukan pengujian terhadap 172 sampel swab rektal untiuk mendeteksi lima target family virus yaitu Influenza (HPAI, Human Flu), Paramyxovirus (Nipah, Hendra), Coronavirus (SARS, MersCov), Filovirus (Ebola), Flavivirus (JE) menggunakan protokol PREDICT dengan teknik PCR konvensional. Hasil menunjukkan sebanyak 6,97% sampel presumptif positif terhadap Influenza A, 0,58% presumptif positif terhadap paramyxovirus, dan 172 sampel presumptif negatif terhadap Coronavirus, Flavivirus dan Filovirus
  • No Thumbnail Available
    Item
    Survey Triangulasi pada Hewan Domestik di Pulau Sulawesi : Hasil Pengujian Round 1 Sulawesi Utara dan Gorontalo Tahun 2016
    (Direktorat Kesehatan Hewan, 2018) Muflihanah; Hendrawati, Ferra; Zakaria, Faizal; Djatmikowati, Titis Furi; Dariani, Wiwik; Amaliah, Fitri; Supri; Firdaus, Taman; Said, Sitti Hartati; Hadi, Sulaxono; Zenal, Farida Camalia; Arasy, Ali Risqi; Hartaningsih, Nining; Harsono, Audi Tri
    Penyakit zoonosis berdampak pada manusia dan ekonomi secara global. Terdapat kurang lebih 75% penyakit yang baru muncul (emerging diseases) merupakan zoonosis. Dalam era globalisasi dan perdagangan, perjalanan penyakit ini sangat cepat berpengaruh pada kesehatan masyarakat dan ekonomi. Melalui program USAID-EPT 2 program, FAO ECTAD Indonesia berkolaborasi dengan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (BBVet Maros) dan PREDICT2 melakukan surveilans triangulasi dan pengumpulan sampel ternak (hewan domestik) dalam rangka memahami potensi penularan patogen dari satwa liar ke hewan domestik dan manusia. Tujuan surveilans triangulasi adalah untuk mengindentifikasi ancaman virus zoonosis pada interface penularan patogen pada ternak dari satwa liar yang berisiko tinggi, mengidentifikasi faktor biologi yang menggerakkan munculnya, penularan dan penyebaran penyakit zoonosis pada ternak dan kaitannya dengan satwa liar serta memperkirakan risiko relatif spillover patogen yang tidak dikenal atau dikenal dari satwa liar ke hewan domestik, yang memungkinkan penularan virus zoonosis antar wilayah. Desain surveilans adalah berbasis risiko untuk meningkatkan kemungkinan deteksi virus. dengan populasi target hewan domestik yang diternakkan (sapi, kerbau, kuda, babi, kambing) yang memiliki keterkaitan (interface) yang tinggi dengan satwa liar di dua Kabupaten Provinsi Gorontalo (Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Pohuwato) dan Sulawesi Utara (Kabupaten Bolaang Mongondow, Minahasa Selatan, Minahasa dan Kota Tomohon). Telah dilakukan pengujian terhadap 172 sampel swab rektal untiuk mendeteksi lima target family virus yaitu Influenza (HPAI, Human Flu), Paramyxovirus (Nipah, Hendra), Coronavirus (SARS, MersCov), Filovirus (Ebola), Flavivirus (JE) menggunakan protokol PREDICT dengan teknik PCR konvensional. Hasil menunjukkan sebanyak 6,97% sampel presumptif positif terhadap Influenza A, 0,58% presumptif positif terhadap paramyxovirus, dan 172 sampel presumptif negatif terhadap Coronavirus, Flavivirus dan Filovirus.

Copyright © 2025 Kementerian Pertanian

Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian

  • Cookie settings
  • Privacy policy
  • End User Agreement
  • Send Feedback