Browsing by Author "Bobihoe, Julistia"
Now showing 1 - 20 of 34
Results Per Page
Sort Options
- Item25 Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi Provinsi Jambi(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi, 2012-01) Yanti, Linda; Bobihoe, Julistia; Busyra; Asni, Nur; Zubir; Susilawati, Endang25 Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi Provinsi Jambi merupakan hasil dari beberapa kegiatan BPTP Jambi yang telah berdampak baik bagi pengguna terutama petani. Untuk itu perlu didiseminasikan dan diharapkan dapat tersebar luas serta memberi manfaat bagi para pengguna khususnya di tingkat petani. 25 Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi Provinsi Jambi tersebut dihimpun dari komoditas padi, kedelai, jagung, kentang, perkebunan, pengolahan hasil pertanian, hama penyakit dan peternakan
- ItemAnalisis Kelayakan Finansial Usahatani Jagung Varietas Bisma di Kabupaten Belu(BPTP Jambi, 2003) Kario, Nelson H.; Bobihoe, Julistia; Endrizal; BPTP JambiBagi masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) jagung dikenal sebagai komoditas pangan yang sangat penting karena masih sangat dibutuhkan sebagai sumber utama bahan pangan baik dikonsumsi langsung maupun dicampur dengan beras atau kacang nasi sebagai makanan sehari-hari.
- ItemBudidaya Jamur Merang(BPTP Jambi, 2010) Bobihoe, Julistia; BPTP JambiBudidaya jamur merang skala rumah tangga bisa dilakukan di dapur, kamar kosong, garasi atau ruangan di pinggiran rumah (luas tanam 10 m2 dan produksi 4-5 kg/hari)
- ItemBudidaya Tanaman Sayuran(BPTP Jambi, 2010) Edi, Syafri; Bobihoe, Julistia; BPTP JambiLahan terlebih dahulu diolah dengan cangkul sedalam 20-30 cm supaya gembur, setelah itu dibuat bedengan dengan arah membujur dari Barat ke Timur agar mendapatkan cahaya penuh. Bedengan sebaiknya dibuat dengan ukuran lebar 100-120 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai kondisi lahan. Jarak antar bedengan + 30 cm. Lahan yang asam (pH rendah) lakukan pengapuran dengan kapur kalsit atau dolomite 2-4 minggu sebelum tanam dengan dosis 1,5 t/ha.
- ItemIdentifikasi Sumber Ekonomi Pertanian di Kabupaten Timor Tengah Selatan(BPTP Jambi, 2006) AB, Didiek; Yusuf; Bobihoe, Julistia; BPTP JambiPengkajian identifikasi sumber ekonomi pertanian dilaksankan di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) pada tahun 2004. Kajian ini berdasarkan munculnya 3 komoditas unggulan TTS hasil penilaian LQ yaitu jeruk keprok soe, jagung dan sapi potong yang diharapkan merupakan sumber penghasilan utama bagi petani dan keluarganya.
- ItemInovasi Teknologi Mendukung Produktivitas Padi Di Luar Musim Tanam (Off Season) Lahan Rawa Pasang Surut Provinsi Jambi(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Jumakir; Takdir M; Bobihoe, Julistia; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Lahan pasang surut mempunyai potensi cukup besar untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian berbasis tanaman pangan dalam menunjang ketahanan pangan nasional. Provinsi Jambi diperkirakan memiliki lahan rawa seluas 684.000 ha atau sekitar 12 persen dari luas wilayahnya. Umumnya petani dilahan pasang surut tanam padi hanya satu kali dalam setahun yaitu pada musim hujan sedangkan musim kemarau (off season) tidak tanam padi dengan pola tanam padi–bera. Tujuan tulisan ini adalah adalah menginformasikan terjadi peningkatan produktivitas padi off season melalui inovasi teknologi dengan pendekatan PTT dan teknologi Hazton di lahan rawa pasang surut. Inovasi teknologi dengan pendekatan PTT dan teknologi Hazton memberikan hasil cukup tinggi. Inovasi teknologi dengan pendekatan PTT mampu meningkatkan hasil padi sebesar 41,86 persen sedangkan teknologi Hazton sebesar 25,58 persen dibandingkan cara petani. Peluang peningkatan produksi padi di lahan pasang surut memiliki potensi dan prospek yang baik karena didukung oleh ketersediaan teknologi, sumber daya manusia dan lahan serta agroekosistem yang cocok. Inovasi teknologi Hazton mempunyai prospek pada lahan rawa pasang surut dengan tipe luapan air A/B dengan tipologi lahan potensial/sulfat masam.
- ItemInovasi Teknologi Unggulan BPTP Jambi(BPTP Jambi, 2010) Asni, Nur; Bobihoe, Julistia; Edi, Syafri; Susilawati, Endang; BPTP JambiMerupakan komoditas unggulan Provinsi Jambi. Hal ini terlihat dari total luas pertanaman yang mencapai 622.414 Ha, dengan total produksi 250.928 ton. Walau demikian mutu/kualitas bokar masih rendah, karena belum menggunakan teknologi yang tepat guna.
- ItemInpara 3 Varietas Unggul Baru yang Adaptif di Lahan Rawa Lebak Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi(BPTP Jambi, 2010) Bobihoe, Julistia; BPTP JambiLahan rawa lebak merupakan salah satu sumberdaya yang potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan pertanian tanaman pangan di Provinsi Jambi. Namun demikian pemanfaatan nya belum dilakukan secara optimal.
- ItemKajian Perbenihan Padi Varietas Unggul Baru (VUB) Inpari 13 di Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Bobihoe, Julistia; Muliyanti, Kamalia; Endrizal; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiSalah satu penyebab rendahnya produktivitas padi sawah di Provinsi Jambi adalah adanya penggunaan varietas yang sama pada suatu wilayah dengan kurun waktu yang lama, sehingga tidak mampu lagi berproduksi lebih tinggi karena kemampuan genetiknya terbatas. Disamping itu benih padi yang unggul dan bermutu kurang tersedia di lokasi penanaman. Untuk mengatasi permasalahan ketersediaan benih varietas unggul baru (VUB) yang adaptif, perlu di bangun sistim perbenihan benih, sehingga dapat menjamin ketersediaan VUB padi pada waktu yang tepat. Kegiatan kajian perbenihan dilaksanakan di kelompok tani penangkar padi Usaha Sepakat Desa Pudak Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi, yang dilaksanakan pada MK 2013 (Maret – Juli 2013). Tujuan pengkajian adalah untuk membangun dan membuka peluang usaha perbenihan padi VUB Inpari 13 yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman padi dan pendapatan petani penangkar. Varitas Unggul Baru (VUB) yang digunakan dalam kegiatan ini adalah Inpari 13 kelas benih BS/label kuning. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa varietas Inpari 13 memperoleh produksi 5,70 t/ha (GKG), dari hasil tersebut dapat dijadikan benih sejumlah 4,5 ton. Hasil analisis usahatani, apabila hasil padi dijadikan konsumsi, diperoleh keuntungan Rp. 12.200.000 dengan R/C ratio 2,15, apabila dijadikan benih diperoleh keuntungan Rp. 33.400.000 dengan R/C ratio 3,87. Dengan demikian terdapat selisih keuntungan antara padi konsumsi dengan padi untuk benih sebesar Rp. 21.200.000/ha. Hasil pengkajian menunjukkan dengan adanya kegiatan perbenihan VUB Inpari 13 mempunyai peluang meningkatkan pendapatan petani disamping usahatani padi yang tujuannya hanya untuk konsumsi.
- ItemKarakterisasi Padi Lokal Dataran Tinggi di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi(IAARD Press, 2017-12-03) Bobihoe, Julistia; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianPadi lokal merupakan salah satu sumber daya genetik (SDG) yang cukup beragam jenisnya dan terdapat di dataran rendah, menengah, dan tinggi, baik di lahan kering, rawa lebak, dan rawa pasang surut. Keragaman agroekosistem menyebabkan Provinsi Jambi memiliki SDG padi lokal yang beraneka ragam. Kabupaten Kerinci merupakan daerah dataran tinggi yang merupakan bagian dari Bukit Barisan, berjarak 418 km dari ibukota Provinsi Jambi dengan luas wilayah sekitar 3.808,50 km2. Kemampuan/daya adaptasi terhadap lingkungan yang ekstrim menjadi alasan bagi sebagian besar petani untuk terus menanam dan membudidayakan padi lokal. Tujuan kegiatan ini adalah mengarakterisasi SDG padi dataran tinggi Kerinci, Provinsi Jambi. Karakterisasi sepuluh jenis padi lokal dilaksanakan di visitor plot BPTP Jambi sejak bulan April–Oktober 2015. Data yang dikumpulkan meliputi karakter agronomis dan morfologis sesuai Panduan Sistem Karakterisasi dan Evaluasi Tanaman Padi. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa terdapat lima jenis padi lokal dataran tinggi yang mempunyai potensi hasil tinggi dengan bobot 1.000 butir sebesar 20–24 g, yaitu Payo Dukung, Payo Ekor Tupai, DI, Payo Bungo Nilo, dan Payo Jambu.
- ItemKeragaan Galur Harapan Padi Sawah Dataran Tinggi Di Provinsi Jambi(BPTP Jambi, 2005) Bobihoe, Julistia; Asni, Nur; Hernita, Desi; BPTP JambiKabupaten Kerinci adalah daerah dataran tinggi (800dpl) merupakan satu daerah sentra produksi padi di Provinsi Jambi, untuk mendukung peningkatan produksi, diperlukan varietas yang adaptif dan berpotensi hasil tinggi.
- ItemKERAGAAN VARIETAS UNGGUL BARU (VUB) INPARA 3 DAN INPARA 5 DI LAHANPASANG SURUTPROVINSI JAMBI(BB Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Bobihoe, Julistia; Endrizal, Endrizal; BPTP JambiProvinsi Jambi mempunyai lahan rawa seluas 684.000 ha dan yang punya potensi untuk pengembangan pertanian 206.832 ha dan lahan lebak 40.521 ha. Untuk mendukung pengembangan tanaman pangan dilahan rawa, Badan Litbang Pertanian telah menghasilkan paket teknologi untuk mendukung usahatani atau agribisnis di lahan rawa dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Diantara komponen teknologi yang sangat mendukung peningkatan produksi adalah varietas unggul yang adaptif dengan sistem tanam jajar legowo di lahan rawa yaitu varietas Inpara 3 dan Inpara 5. Kegiatan pengkajian dilaksanakan di Desa Teluk Ketapang Kec. Senyerang Kab. Tanjung Jabung Barat. Kegiatan dilaksanakan pada bulan Maret – Oktober 2013. Tujuan kegiatan pengkajian adalah ; 1). Melihat keragaan varietas Inpara 3 dan Inpara 5 di lahan rawa pasang surut, 2) Meningkatkan produksi padi di lahan rawa pasang surut dengan menggunakan VUB padi Inpara 3 dan Inpara 5. Kegiatan dilaksanakan pada luasan 2 ha., dengan menerapkan teknologi budidaya padi dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (PTT) padi lahan pasang surut. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa pertumbuhan varietas Inpara 3 dan Inpara 5 lebih baik dibandingkan dengan varietas IR 42, dan Cisokan. Produksi varietas Inpara 3 adalah 6,7 ton/ha dan Inpara 5 adalah 5,5 ton/ha, sedangkan produksi padi varietas IR 42 dan Cisokan masing-masing 3,5 t/hadan 4,0 t/ha. Dari hasil analisis usahatani, varietas Inpara 3 dapat memberi keuntungan Rp. 16.025.000/ha dan Inpara 5 Rp. 11.425.000/ha dengan B/C Ratio masing-masing 1,48 dan 1,08, sementara varietas IR42 memberi keuntungan hanya Rp. 4.025.000/ha dan Cisokan Rp. 6.025.000/ha dengan B/C Ratio masing-masing 0,4 dan 0,6. Dilihat dari pertumbuhan tanaman, serangan hama dan penyakit serta respon petani terlihat bahwa untuk kedepannya varietas unggul baru Inpara 3 dan Inpara 5 akan menjadi alternatif pilihan varietas yang akan dikembangkan oleh petani di lahan pasang surut sebaagai pengganti varietas IR 42, dan Cisokan.
- ItemKeragaan Varietas Unggul Baru (VUB) pada Pengkajian sistem Usahatani Padi di Lahan Sawah Irigasi Provinsi Jambi(BPTP Jambi, 2008) Bobihoe, Julistia; Jumakir; BPTP JambiUntuk memenuhi kebutuhan pangan yang terus menerus meningkat, lahan sawah irigasi masih tetap menjadi andalan dalam usaha peningkatan produktivitas padi di Provinsi Jambi. Program intensifikasi khusus dan supra insus padi sawah yang diterapkan selama ini tidak mampu lagi meningkatkan produksi padi secara nyata. Pada beberapa dekade terakhir ini, produktivitas padi pada beberapa daerah sentra produksi cenderung melandai bahkan menurun.
- ItemKeragaman Genetik 17 Padi Lokal Asal Provinsi Jambi Berdasarkan Karakterisasi Morfologi dan Marka Molekuler(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Rokhmah, Nofi A; Wening, Rina H; Bobihoe, Julistia; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiPadi lokal sampai saat ini masih tetap dibudidayakan oleh petani. Padi lokal telah beradaptasi dengan baik di lingkungan tumbuhnya, serta memiliki ketahanan terhadap hama dan penyakit. Provinsi Jambi merupakan salah satu daerah yang potensi padi lokalnya beragam. Pada tiga kabupaten yang merupakan daerah pasang surut ditemukan 17 genotipe padi lokal. Karakterisasi morfologi dan molekuler diperlukan untuk mengetahui potensi yang dimiliki oleh masing-masing padi lokal tersebut. Kegiatan karakterisasi morfologi ini dilakukan di Kebun Percobaan BB Padi Sukamandi pada musim kemarau tahun 2013. Karakterisasi morfologi menggunakan metode SES (standard evaluation system) IRRI terhadap karakter kuantitatif dan kualitatif. Karakterisasi marka molekuler dilakukan di Laboratorium DNA BB Padi. Penanda molekuler yang digunakan sebanyak 15 marka mikrosatelit/SSR (Simple Sequence Repeats). Data yang diperoleh dari identifi kasi penanda mikrosatelit ini dianalisis menggunakan program PowerMarker. Hasil karakterisasi morfologi menunjukkan adanya keragaman pada karakter kuantitatif seperti tinggi tanaman, jumlah anakan, umur masak, seed set, dan bobot 1000 butir. Sedangkan hasil karakterisasi terhadap karakter kualitatifnya tidak banyak menunjukkan keragaman. Hasil identifi kasi marka molekuler menunjukkan rerata nilai diversitas gen adalah 0,396, sedangkan rerata nilai PIC (polymorphism information content) adalah 0,316. Nilai PIC tertinggi (0,554) dihasilkan oleh marka RM 3459 yang terpaut dengan gen harvest index. Hasil analisis pengelompokkan berdasarkan pada ukuran alel dari 17 genotipe padi lokal ini, menunjukkan hubungan kekerabatan genotipe padi lokal yang terbagi menjadi tiga kelompok besar. Informasi yang diperoleh dari penelitian ini dapat digunakan oleh pemulia tanaman sebagai bahan perakitan varietas padi.
- ItemKeuntungan Tanam Padi Jajar Legowo(BPTP Jambi, 2011) Bobihoe, Julistia; BPTP JambiLegowo adalah cara tanam padi sawah yang memiliki beberapa barisan tanaman kemudian diselingi oleh 1 baris kosong dimana jarak tanam pada barisan pinggir ½ kali jarak tanaman pada baris tengah.
- ItemPeluang Pengembangan Padi Gogo Di Lahan Kering Provinsi Jambi(BPTPJambi, 2006) Bobihoe, Julistia; BPTP JambiLahan kering merupakan salah satu sumber daya lahan yang mempunyai potensi besar untuk pembangunan pertanian baik tanaman pangan, hortikultura maupun perkebunan. Dalam konsep revitalisasi pertanian, perikanan dan kehutanan (RPPK), posisi pertanian lahan kering menjadi lebih penting dari sebelumnya. Padi gogo merupakan salah satu tanaman pangan yang diusahakan pada lahan kering. Provinsi Jambi didominasi oleh lahan kering provinsi Jambi (5.343.500 ha).
- ItemPemanfaatan sungai Tantang sebagai Irigasi Pedesaan dalam Mendukung Pembangunan Pertanian di Lahan Sawah semi Intensif Desa Sri Agung Provinsi Jambi(BPTP Jambi, 2008) Jumakir; Bobihoe, Julistia; BPTP JambiPenelitian ini dilaksanakan di desa Bandar Jaya SK 6 Kecamatan Rantau Rasau Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada tahun 2004. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Participatory Rural Appraisal (PRA) yang melibatkan kelompok Tani Jaya dengan luas lahan 50 ha. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menggali permasalahan usahatani padi serta alternatif pemecahan masalah dalam meningkatkan produktivitas lahan dan tanaman padi.
- ItemPembuatan Kompos Jerami dengan Menggunakan Dekomposer (M-Dec)(BPTP Jambi, 2010) Bobihoe, Julistia; BPTP JambiPupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair.
- ItemPenampilan Galur-Galur Harapan Kedele Di Lahan Pasang Surut Provinsi Jambi(BPTP Jambi, 2005) Bobihoe, Julistia; Jumakir; Handoko, Sigid; BPTP JambiLahan rawa pasang surut disamping potensial yang cukup besar untuk pertanaman kedelai. Namun produtiivitas tanaman kedelai masih relatif rendah. Oleh karena itu dalam rangka peningkatan produktivitas tanaman kedelai di lahan pasang surut dibutuhkan upaya perbaikan varietas supaya bisa dihasilkan Varietas Unggul Baru (VUB) spesifik lokasi. Penggunaan varietas unggul merupakan salah satu metode perbaikan teknis budidaya yang sangat erat kaitannya dengan peningkatan produktivitas tanaman kedelai.
- ItemPengaruh Mulsa dan Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah di Lahan Kering Bersumur di Bima(BPTP Jambi, 2003) Zairin, M; Bobihoe, Julistia; BPTP JambiAssessment on shallot production using mulch and manure was conducted on upland in Wera Bima district during dry seson 2000. Shallot was watering using traditional well.