Browsing by Author "Barus, Junita"
Now showing 1 - 13 of 13
Results Per Page
Sort Options
- Item16. Potensi dan Pemanfaatan Arang Sekam Padi Sebagai Pembenah Tanah dan Pengaruhnya Terhadap Tanah dan Tanaman di Lampung(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Barus, Junita; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiLahan yang terdegradasi ditunjukkan oleh kandungan bahan organik (C-Organik) yang rendah < 2 %, sehingga berdampak terhadap penurunan kualitas lahan. Untuk memperbaiki kualitas lahan yang terdegradasi digunakan pupuk organik (pupuk kandang, kompos tanaman, dll) serta bahan pembenah tanah (kapur, bahan organik, bahan fosfat alam, zeolit, dan biochar/arang hayati). Bahan organik sulit lapuk seperti sekam padi, brangkasan kacang hijau, tongkol jagung, batok kelapa, tandan kosong kelapa sawit, dan lain sebagainya yang diproses dengan teknik phiyrolisis dapat dimanfaatkan sebagai pembenah tanah atau biochar, yang berfungsi selain sebagai sumber karbon, diantaranya dalam meningkatkan kemampuan tanah menahan air. Limbah sekam padi cukup berpotensi di Lampung mengingat areal sawah di Lampung tergolong luas yaitu 456.725 ha dengan produksi padi pada tahun 2012 sekitar 3.101.455 ton dan produktivitas rata-rata 4,83 t/ha. Pembuatan arang sekam di Lampung telah banyak dilakukan petani, namun kebanyakan masih menggunakan alat sederhana. Salah satu kelompok tani yang telah membuat arang sekam kapasitas besar adalah Kelompok Tani Suka Maju di Desa Sukajaya, Kecamatan Rajabasa, Bandar Lampung. Arang sekam yang dihasilkan merupakan hasil sampingan dari proses pengeringan gabah padi dengan menggunakan alat Bed Dryer dengan bahan bakar sekam padi yang berkapasitas 3 – 3,5 ton. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa pemberian arang sekam sebagai pembenah tanah mampu memperbaiki sifat fi sik dan kimia tanah dan meningkatkan hasil tanaman.
- Item7. Kajian Penggunaan Pupuk Organik Pabrikan dan Pupuk NPK Terhadap Hasil VUB Padi Pada Lokasi Demplot SL-PTT di Kabupaten Lampung Selatan(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2012) Barus, Junita; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Berbagai macam pupuk organik produk pabrikan telah beredar di masyarakat sehingga perlu di uji efektifi tasnya, agar diketahui sejauh mana manfaatnya dalam peningkatan produksi terutama pada tanaman padi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji beberapa kombinasi dosis pupuk anorganik dan pupuk organik pabrikan (POP). Jenis pupuk organik yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk organik bersubsidi, dimana perusahaan yang memproduksinya juga memproduksi pupuk kimia NPK Phonska dan SP36. Ada empat taraf kombinasi dosis pupuk tersebut, yaitu: (A) 200 kg NPK Phonska (15 : 15 : 15) + 200 kg urea + 800 kg POP; (B) 150 kg NPK Phonska (15 : 15 : 15) + 150 kg urea + 800 kg POP; (C) 100 kg NPK Phonska (15 : 15 : 15) + 100 kg urea + 800 kg POP; dan (D) 200 kg NPK Phonska (15 : 15 : 15) + 200 kg urea. Perlakuan disusun dalam rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan. Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan vegetatif, komponen hasil, dan hasil gabah (t/ha). Data yang diperoleh dianalisis sidik ragamnya dan apabila nyata pada taraf 0,05 dilanjutkan dengan uji DMRT. Hasil yang diperoleh yaitu pupuk organik tidak nyata meningkatkan hasil gabah, namun pemberian pupuk organik disamping pupuk anorganik (NPK) dengan takaran 100% (Perlakuan A) memberikan hasil tertinggi (5,84 t/ha). Pengurangan 50% takaran pupuk NPK, walaupun ditambah dengan pupuk organik (Perlakuan C) memberikan hasil terendah yaitu 5,41 t/ha.
- ItemKAJIAN SISTIM TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH TADAH HUJAN(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Soraya; Barus, Junita; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianKajian sistim tanam terhadap pertumbuhan dan hasil beberapa varietas unggul baru padi sawah telah dilaksanakan di Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran pada MH 2013/2014 bulan Januari 2014. Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sistim Tabela (tanam benih langsung) dan Tapin (tanam pindah) terhadap pertumbuhan dan hasil beberapa varietas padi di lahan sawah tadah hujan. Perlakuan terdiri atas dua faktor, Faktor pertama adalah varietas (Inpari-10, Inpari-14, dan Inpari-15). Faktor kedua adalah sistem tanam yaitu Tabela dan sistem tanam Tapin. Luas lahan 0,25 ha untuk masing-masing varietas dan cara tanam. Perlakuan disusun secara faktorial (2X3) dengan rancangan acak kelompok dan diulang tiga kali. Parameter yang diamat meliputi: pertumbuhan tanaman, komponen hasil dan hasil padi. Data dianalisis dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf 5 %. Hasil pengkajian menunjukkan varietas Inpari-10 memberikan pertumbuhan dan hasil lebih baik yaitu 5,74 t/ha dibandingkan dengan varietas Inpari 14 dan 15 (5,30 t/ha dan 5,57 t/ha). Pengaruh sistim tanam terhadap pertumbuhan dan hasil padi sawah tadah hujan pada sistim Tapin (tanam pindah) memberikan hasil lebih baik yaitu 5,62 t/ha daripada sistim Tabela (tanam benih langsung) 5,46 t/h.
- ItemKAJIAN TAKARAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP HASIL PADI HIBRIDA DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Mawardi, Rahadian; Barus, Junita; Balai Pengkajian Teknologi PertanianUpaya untuk mempertahankan swasembada beras nasional adalah dengan penggunaan teknologi yang tepat guna. Salah satu teknologi yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan padi hibrida, namun demikian perlu adanya uji adaptasi pada lingkungan spesifik dan juga penggunaan teknologi budidaya yang tepat. Untuk itu telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengkaji takaran pupuk anorganik terhadap hasil padi hibrida yang berasal dari Cina, yaitu varietas LPH6. Pengkajian ini dilakukan pada dua musim tanam, yaitu MH 2011 (tanam bulan Januari 2011) dan MH 2012 (tanam bulan Januari 2012) di Desa Negararatu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Perlakuan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok dengan empat ulangan dan lima perlakuan pemupukan, terdiri dari A: 250 kg/Ha urea + 200 kg/Ha NPK; B: 250 kg/Ha urea + 200 kg/Ha NPK + 50 kg/Ha KCl; C: 300 kg/Ha urea + 100 kg/Ha SP-36 + 50 kg/Ha KCl; D: 300 kg/Ha urea + 100 kg/Ha SP-36 + 100 kg/Ha KCl; E: 300 kg/Ha urea + 100 kg/Ha SP-36 + 150 kg/Ha KCl. Data komponen hasil dan produksi di analisis sidik ragam dan kemudian dilakukan uji lanjut dengan DMRT pada taraf 5%. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perlakuan A (dosis yang biasanya diterapkan petani setempat) terbukti tidak mencukupi untuk produksi padi hibrida yang optimal. Penambahan pupuk urea dari 250 kg/Ha menjadi 300 kg/Ha dan penambahan pupuk KCl 100 kg/Ha atau 150 kg/Ha meningkatkan komponen hasil dan produksi padi baik pada MH 2011 maupun MH 2012. Dosis optimal adalah pada perlakuan D dengan peningkatan hasil pada MH I dan MH II masing-masing 24.0 % dan 14.5 %.
- ItemKAJIAN TAKARAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP HASIL PADI HIBRIDA DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Mawardi, Rahadian; Barus, Junita; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianUpaya untuk mempertahankan swasembada beras nasional adalah dengan penggunaan teknologi yang tepat guna. Salah satu teknologi yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan padi hibrida, namun demikian perlu adanya uji adaptasi pada lingkungan spesifik dan juga penggunaan teknologi budidaya yang tepat. Untuk itu telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengkaji takaran pupuk anorganik terhadap hasil padi hibrida yang berasal dari Cina, yaitu varietas LPH6. Pengkajian ini dilakukan pada dua musim tanam, yaitu MH 2011 (tanam bulan Januari 2011) dan MH 2012 (tanam bulan Januari 2012) di Desa Negararatu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Perlakuan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok dengan empat ulangan dan lima perlakuan pemupukan, terdiri dari A: 250 kg/Ha urea + 200 kg/Ha NPK; B: 250 kg/Ha urea + 200 kg/Ha NPK + 50 kg/Ha KCl; C: 300 kg/Ha urea + 100 kg/Ha SP-36 + 50 kg/Ha KCl; D: 300 kg/Ha urea + 100 kg/Ha SP-36 + 100 kg/Ha KCl; E: 300 kg/Ha urea + 100 kg/Ha SP-36 + 150 kg/Ha KCl. Data komponen hasil dan produksi di analisis sidik ragam dan kemudian dilakukan uji lanjut dengan DMRT pada taraf 5%. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perlakuan A (dosis yang biasanya diterapkan petani setempat) terbukti tidak mencukupi untuk produksi padi hibrida yang optimal. Penambahan pupuk urea dari 250 kg/Ha menjadi 300 kg/Ha dan penambahan pupuk KCl 100 kg/Ha atau 150 kg/Ha meningkatkan komponen hasil dan produksi padi baik pada MH 2011 maupun MH 2012. Dosis optimal adalah pada perlakuan D dengan peningkatan hasil pada MH I dan MH II masing-masing 24.0 % dan 14.5 %.
- ItemKAJIAN TAKARAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP HASIL PADI HIBRIDA DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Mawardi, Rahadian; Barus, Junita; Balai Pengkajian Teknologi PertanianUpaya untuk mempertahankan swasembada beras nasional adalah dengan penggunaan teknologi yang tepat guna. Salah satu teknologi yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan padi hibrida, namun demikian perlu adanya uji adaptasi pada lingkungan spesifik dan juga penggunaan teknologi budidaya yang tepat. Untuk itu telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengkaji takaran pupuk anorganik terhadap hasil padi hibrida yang berasal dari Cina, yaitu varietas LPH6. Pengkajian ini dilakukan pada dua musim tanam, yaitu MH 2011 (tanam bulan Januari 2011) dan MH 2012 (tanam bulan Januari 2012) di Desa Negararatu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Perlakuan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok dengan empat ulangan dan lima perlakuan pemupukan, terdiri dari A: 250 kg/Ha urea + 200 kg/Ha NPK; B: 250 kg/Ha urea + 200 kg/Ha NPK + 50 kg/Ha KCl; C: 300 kg/Ha urea + 100 kg/Ha SP-36 + 50 kg/Ha KCl; D: 300 kg/Ha urea + 100 kg/Ha SP-36 + 100 kg/Ha KCl; E: 300 kg/Ha urea + 100 kg/Ha SP-36 + 150 kg/Ha KCl. Data komponen hasil dan produksi di analisis sidik ragam dan kemudian dilakukan uji lanjut dengan DMRT pada taraf 5%. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perlakuan A (dosis yang biasanya diterapkan petani setempat) terbukti tidak mencukupi untuk produksi padi hibrida yang optimal. Penambahan pupuk urea dari 250 kg/Ha menjadi 300 kg/Ha dan penambahan pupuk KCl 100 kg/Ha atau 150 kg/Ha meningkatkan komponen hasil dan produksi padi baik pada MH 2011 maupun MH 2012. Dosis optimal adalah pada perlakuan D dengan peningkatan hasil pada MH I dan MH II masing-masing 24.0 % dan 14.5 %.
- ItemKAJIAN TAKARAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP HASIL PADI HIBRIDA DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Mawardi, Rahadian; Barus, Junita; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungUpaya untuk mempertahankan swasembada beras nasional adalah dengan penggunaan teknologi yang tepat guna. Salah satu teknologi yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan padi hibrida, namun demikian perlu adanya uji adaptasi pada lingkungan spesifik dan juga penggunaan teknologi budidaya yang tepat. Untuk itu telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengkaji takaran pupuk anorganik terhadap hasil padi hibrida yang berasal dari Cina, yaitu varietas LPH6. Pengkajian ini dilakukan pada dua musim tanam, yaitu MH 2011 (tanam bulan Januari 2011) dan MH 2012 (tanam bulan Januari 2012) di Desa Negararatu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Perlakuan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok dengan empat ulangan dan lima perlakuan pemupukan, terdiri dari A: 250 kg/Ha urea + 200 kg/Ha NPK; B: 250 kg/Ha urea + 200 kg/Ha NPK + 50 kg/Ha KCl; C: 300 kg/Ha urea + 100 kg/Ha SP-36 + 50 kg/Ha KCl; D: 300 kg/Ha urea + 100 kg/Ha SP-36 + 100 kg/Ha KCl; E: 300 kg/Ha urea + 100 kg/Ha SP-36 + 150 kg/Ha KCl. Data komponen hasil dan produksi di analisis sidik ragam dan kemudian dilakukan uji lanjut dengan DMRT pada taraf 5%. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perlakuan A (dosis yang biasanya diterapkan petani setempat) terbukti tidak mencukupi untuk produksi padi hibrida yang optimal. Penambahan pupuk urea dari 250 kg/Ha menjadi 300 kg/Ha dan penambahan pupuk KCl 100 kg/Ha atau 150 kg/Ha meningkatkan komponen hasil dan produksi padi baik pada MH 2011 maupun MH 2012. Dosis optimal adalah pada perlakuan D dengan peningkatan hasil pada MH I dan MH II masing-masing 24.0 % dan 14.5 %.
- ItemKAJIAN TAKARAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP HASIL PADI HIBRIDA DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Mawardi, Rahadian; Barus, Junita; Balai Pengkajian Teknologi PertanianUpaya untuk mempertahankan swasembada beras nasional adalah dengan penggunaan teknologi yang tepat guna. Salah satu teknologi yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan padi hibrida, namun demikian perlu adanya uji adaptasi pada lingkungan spesifik dan juga penggunaan teknologi budidaya yang tepat. Untuk itu telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengkaji takaran pupuk anorganik terhadap hasil padi hibrida yang berasal dari Cina, yaitu varietas LPH6. Pengkajian ini dilakukan pada dua musim tanam, yaitu MH 2011 (tanam bulan Januari 2011) dan MH 2012 (tanam bulan Januari 2012) di Desa Negararatu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Perlakuan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok dengan empat ulangan dan lima perlakuan pemupukan, terdiri dari A: 250 kg/Ha urea + 200 kg/Ha NPK; B: 250 kg/Ha urea + 200 kg/Ha NPK + 50 kg/Ha KCl; C: 300 kg/Ha urea + 100 kg/Ha SP-36 + 50 kg/Ha KCl; D: 300 kg/Ha urea + 100 kg/Ha SP-36 + 100 kg/Ha KCl; E: 300 kg/Ha urea + 100 kg/Ha SP-36 + 150 kg/Ha KCl. Data komponen hasil dan produksi di analisis sidik ragam dan kemudian dilakukan uji lanjut dengan DMRT pada taraf 5%. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perlakuan A (dosis yang biasanya diterapkan petani setempat) terbukti tidak mencukupi untuk produksi padi hibrida yang optimal. Penambahan pupuk urea dari 250 kg/Ha menjadi 300 kg/Ha dan penambahan pupuk KCl 100 kg/Ha atau 150 kg/Ha meningkatkan komponen hasil dan produksi padi baik pada MH 2011 maupun MH 2012. Dosis optimal adalah pada perlakuan D dengan peningkatan hasil pada MH I dan MH II masing-masing 24.0 % dan 14.5 %.
- ItemKomponen hasil beberapa Varietas Unggul baru Padi Sawah dengan Sistem Tanam Legowo(BPTP Jambi, 2008) Barus, Junita; M, Dewi Rumbaina; Irawati, Arfi; BPTP JambiRevitalisasi pertanian yang dicanangkan pemerintah, bertujuan untuk mencapai swasembada beras dalam upaya mendukung ketahanan pangan nasional. Untuk itu, perhatian sangat ditujukan pada padi sawah karena sebagian besar produksi padi berasal dari lahan sawah baik dari lahan irigasi (72 %), lahan tadah hujan (7 %), lahan pasang surut (10 %) dan hanya sekitar 11 % dari lahan kering (Anonymous, 2004). Banyak varitas unggul yang sudah dilepas, namun kurang sosialisasi ke petani, sehingga secara nasional varitas IR 64 masih menduduki areal terluas dalam pertanaman padi.
- ItemPengaruh Pemupukan NPK Terhadap Pertumbuhan Bibit Lada Perdu(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 1993) Barus, Junita
- ItemPertumbuhan dan Hasil Tigavarietas Padi Hibrid(BPTP Jambi, 2008) Barus, Junita; Ernawati; Irawati, Arfi; BPTP JambiJumlah permintaan terhadap beras terus meningkat, sementara pada sisi lain kemampuan lahan-lahan sawah kita dalam memproduksi padi terus menurun, belum lagi penciutan areal sawah dari tahun ketahun. Hal ini membuat kita berpikir langkah apa yang cepat untuk meningkatkan produksi beras dan mengatasi problem pangan nasional. Kini pemerintah mulai melirik penggunaan varietas padi hibrida yang sudah banyak diadopsi di sejumlah negara.
- ItemStudi Serangan Penyakit Embun Tepung pada Tanaman Padi Gogo(BPTP Jambi, 2008) Mustikawati, Dwi Rumbaina; Barus, Junita; BPTP JambiTujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh penyakit embun tepung pada tanaman padi gogo. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Seputih Raman, Lampung Tengah pada bulan Oktober 2005. Perlakuan disusun secara acak kelompok dengan tiga ulangan. Perlakuan terdiri dari: (A) Varietas lokal (Lampung Arak), (B) Varietas Limboto, (C) Varietas Situpatenggang, (D) Galur TB 47H-MR-10, (E) Lokal + Limboto (1 : 1) yaitu 1 baris varietas lokal, 1 baris Limboto, (F) Lokal + Situpatenggang (1 : 1), (G) Lokal + Galur TB 47H-MR-10 (1: 1), (H) Lokal+ Limboto (1 : 2) yaitu 1 baris varietas lokal, 2 baris Limboto, (I) Lokal + Situpatenggang (1 : 2), (J) Lokal + Galur TB 47H-MR-10 (1: 2). Penanaman dilakukan secara tugal sebanyak 5 benih/lubang tanam. Pupuk yang diberikan yaitu 200 kg urea, 150 kg SP36 dan 75 kg KCl per ha. Ukuran petak 5 x 6 m, jarak tanam 30 x 15 cm. Paremeter yang diamati adalah serangan penyakit penyakit embun tepung dan hasil.
- ItemTeknologi Budidaya Padi(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2008) Pujiharti, Yulia; Barus, Junita; Wijayanto, Bambang; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianSelama ini produksi padi nasional masih mengandalkan sawah irigasi, namun ke depan bila hanya mengandalkan padi sawah irigasi akan menghadapi banyak kendala. Hal tersebut disebabkan banyaknya lahan sawah irigasi subur yang beralih fungsi ke penggunaan lahan non pertanian, tingginya biaya pencetakan lahan sawah baru dan berkurangnya debit air. Dilain pihak lahan kering tersedia cukup luas dan pemanfaatannya untuk pertanaman padi gogo belum optimal, sehingga ke depan produksi padi gogo juga dapat dijadikan andalan produksi padi nasional. Salah satu strategi dalam upaya pencapaian produktivitas usahatani padi adalah penerapan inovasi teknologi yang sesuai dengan sumberdaya pertanian di suatu tempat (spesifik lokasi). Teknologi usahatani padi spesifik lokasi tersebut dirakit dengan menggunakan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT).