KAJIAN TAKARAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP HASIL PADI HIBRIDA DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
Loading...
Date
2017-10
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Abstract
Upaya untuk mempertahankan swasembada beras nasional adalah dengan
penggunaan teknologi yang tepat guna. Salah satu teknologi yang dapat digunakan
adalah dengan menggunakan padi hibrida, namun demikian perlu adanya uji adaptasi
pada lingkungan spesifik dan juga penggunaan teknologi budidaya yang tepat. Untuk itu
telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengkaji takaran pupuk anorganik
terhadap hasil padi hibrida yang berasal dari Cina, yaitu varietas LPH6. Pengkajian ini
dilakukan pada dua musim tanam, yaitu MH 2011 (tanam bulan Januari 2011) dan MH
2012 (tanam bulan Januari 2012) di Desa Negararatu, Kecamatan Natar, Kabupaten
Lampung Selatan. Perlakuan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok dengan empat
ulangan dan lima perlakuan pemupukan, terdiri dari A: 250 kg/Ha urea + 200 kg/Ha
NPK; B: 250 kg/Ha urea + 200 kg/Ha NPK + 50 kg/Ha KCl; C: 300 kg/Ha urea + 100
kg/Ha SP-36 + 50 kg/Ha KCl; D: 300 kg/Ha urea + 100 kg/Ha SP-36 + 100 kg/Ha KCl;
E: 300 kg/Ha urea + 100 kg/Ha SP-36 + 150 kg/Ha KCl. Data komponen hasil dan
produksi di analisis sidik ragam dan kemudian dilakukan uji lanjut dengan DMRT pada
taraf 5%. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perlakuan A (dosis yang biasanya
diterapkan petani setempat) terbukti tidak mencukupi untuk produksi padi hibrida yang
optimal. Penambahan pupuk urea dari 250 kg/Ha menjadi 300 kg/Ha dan penambahan
pupuk KCl 100 kg/Ha atau 150 kg/Ha meningkatkan komponen hasil dan produksi padi
baik pada MH 2011 maupun MH 2012. Dosis optimal adalah pada perlakuan D dengan
peningkatan hasil pada MH I dan MH II masing-masing 24.0 % dan 14.5 %.
Description
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produksi padi
dalam rangka mempertahankan swasembada beras nasional. Padi hibrida dengan
keunggulan heterosisnya memiliki daya hasil 10-25% lebih tinggi dibanding varietas
padi inbrida yang ada saat ini, namun untuk mengaktualisasikan potensi genetik
keunggulan heterosis tersebut perlu lingkungan yang sesuai dan teknologi budidaya
yang tepat. Berdasarkan data tahun 2011, luas tanam padi hibrida di Indonesia baru
mencapai 494.368 hektar atau sekitar 3,94 persen dari total luas tanam padi. Sementara
di China, lebih dari 50 % luas tanam padi menggunakan padi hibrida, serta terus
dilakukan upaya perbaikan potensi, kualitas gabah, dan toleransinya terhadap
lingkungan biotik dan abiotik (Cheng et al., 2007). Bahkan telah dikaji varietas padi
hibrida yang super high yield dengan perbaikan faktor-faktor genetiknya (Wu, 2009).
Keywords
Padi hibrida, pupuk anorganik.