Browsing by Author "Azis, Abdul"
Now showing 1 - 14 of 14
Results Per Page
Sort Options
- ItemANALISIS KEBIJAKAN PENGEMBANGAN LAHAN KERING PADI GOGO DI ACEH TIMUR(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Iskandar, T.; A. Bakar, Basri; Azis, Abdul; Balai Pengkajian Teknologi PertanianTujuan penelitian untuk mengetahui potensi dan kendala pengembangan lahan kering padi gogo di Aceh Timur dan memberikan rekomendasi kepada Pemda. Data yang dikumpulkan meliputi data sekunder dan data primer. Penarikan sampel menggunakan teknik kuota sampling dan tetap berpegang pada prinsip representatif. Metode analisis data dilakukan baik secara statistik maupun deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan jika harga padi meningkat, petani akan memanfaatkan lahan kering seoptimal mungkin untuk padi gogo. Penyediaan VUB padi gogo, stok pupuk dan obat anti serangga/hama yang mencukupi bagi kebutuhan petani dan tepat waktu, meningkatkan produktivitas padi gogo yang mengakibatkan terjadinya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Penyediaan bibit unggul yang diinginkan petani, tahan kekeringan, tahan hama dan penyakit, produksi tinggi, umur pendek, rasa enak dan wangi akan membantu petani dalam menghasilkan kualitas padi gogo yang baik dengan jumlah panen yang meningkat sehingga mampu mendongkrak margin keuntungan petani. Sedangkan bantuan sarana pertanian kepada petani dapat dijadikan insentif yang diharapkan mampu meminimalisir keinginan petani padi dalam mengalih fungsikan lahannya.
- ItemENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG PADA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) DI PROVINSI ACEH(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Azis, Abdul; AB, Basri; Chairunas; Fauzi, E; Balai Pengkajian Teknologi PertanianTujuan kegiatan memberikan pendampingan, pengawalan dan contoh teknologi budidaya jagung spesifik lokasi, dalam upaya meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani jagung di Provinsi Aceh. Kegiatan dilakukan di Kecamatan Babussalam dan Lawe Alas, Kabupaten Aceh Tenggara pada 2 (dua) lokasi masingmasing lokasi luasnya 0,5 ha, mulai bulan Maret sampai Nopember 2012. Pelaksanaan program pendampingan SL-PTT untuk memberikan dorongan/motivasi kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam memanfaatkan paket teknologi seperti benih Varietas Unggul Baru (VUB), sistem tanam, penggunaan pupuk organik serta mesin pertanian melalui Pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dalam usaha peningkatan produksi, pendapatan dan kesejahteraan petani. Kegiatan percontohan pada SL-PTT, melalui demplot dan pelatihan bagi para petugas dan petani serta mengembangkan 3 (tiga) varietas unggul baru (VUB) yaitu varietas unggul baru hibrida Bima 3,10 dan pioner 27 yang dilengkapi dengan petunjuk teknis. Hasil pelaksanaan demplot produksi varietas hibrida bima 3 dan bima 10 masing-masing 6,0 ton ha-1 dan 4,5 ton ha-1 pipil kering dengan kadar air 20%. Hasil produksi yang dicapai dapat meningkatkan produksi > 10%. Secara umum pelaksanaan SL-PTT jagung hibrida di Aceh mendekati baik, sehingga masih perlu penyempurnaan terutama distribusi benih atau saprodi agar tidak mengganggu jadwal tanam akibat pengaruh iklim yang sangat ektrim. Perlu melibatkan pemerintah/investor sebagai penyedia modal dan penjamin pemasaran hasil.
- ItemKajian Model Integrasi Ternak Sapi Dan Kelapa Sawit Di Kabupaten Aceh Timur(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Yunizar, Nani; Fenty, F; Ab, Basri; Azis, Abdul; Pesireron, Marietje; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuTujuan untuk mendapatkan model pengembangan SISKA di lahan perkebunan kelapa sawit yang sesuai dengan kondisi wilayah. Kajian dilaksanakan di Desa Alue Nyamuk Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur mulai Maret - November 2011. Pengkajian ini menggunakan 20 ekor sapi Bali jantan berumur 1,5 – 2 tahun, terdiri dari 10 ekor milik petani kooperator yang menerapkan model SISKA dan 10 ekor lagi milik petani non kooperator sebagai pembanding. Petani kooperator yang dipilih adalah petani yang memelihara sapi dikandangkan. Sedangkan pembanding diambil petani yang memelihara sapi dilepas di kebun sawit. Perlakuan yang diberikan pada ternak sapi petani kooperator yaitu pemberian pakan konsentrat yang berasal dari bungkil kelapa dan dedak dengan perbandingan 1: 2 atau 1 kg bungkil kelapa dikombinasikan dengan 2 kg dedak untuk per ekor per hari. Hijaun yang diberikan adalah pelepah sawit yang dikombinasikan dengan rumput alam sebanyak 10 % dari bobot badan. Feed suplement yang diberikan berupa mineral blok dan vitamin. Sebagai upaya pengendalian parasit internal dilakukan pemberian obat cacing. Pemeliharaan dilakukan selama 3 bulan. Data yang diamati yaitu 1) pertambahan bobot badan harian (PBBH) sapi yang dianalisis secara kuantitatif menggunakan uji t 2) tingkat pendapatan dan asset pemilikan petani sebelum kegiatan (data dianalisis secara deskriptif). Hasil pengamatan dari 10 ekor sapi milik petani kooperator yang menerapkan model SISKA selama 60 hari menunjukan rata-rata pertambahan bobot badan harian per ekor sebanyak 0,74 kg. Hal ini melebihi pertambahan bobot badan dari sapi milik non kooperator yang tidak menerapkan model SISKA yang hanya mencapai 0,3 kg per ekor per hari.
- ItemKajian Pola Distribusi Dan Penerapan Inovasi Teknologi Spesifik Lokasi Di Provinsi Aceh(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Chairunas; Fauzi, Emlan; Azis, Abdul; Marbun, Oswald; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Tujuan kajian untuk memetakan pola distribusi faktor-faktor penentu penerapan inovasi PTT padi sawah di Provinsi Aceh. Penelitian dilaksanakan di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Pidie Jaya dan Bireuen yang merupakan daerah lumbung padi di Provinsi Aceh. Jumlah keseluruhan sampel terdiri dari 240 orang petani responden dan 24 orang Petugas Penyuluh Lapangan (PPL). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penerapan inovasi PTT padi sawah di Provinsi Aceh masih tergolong sedang. Sebanyak 60,3% petani baru menerapkan sebagian rekomendasi komponen teknologi pada PTT padi sawah. Sebanyak 25,5% petani melaksanakan komponen dasar PTT padi karena memang sudah biasa dilakukan oleh masyarakat setempat. Hanya 14,1% yang telah menerapkan sebagian besar komponen inovasi PTT secara tepat dan masalah yang menyebabkan belum tingginya tingkat adopsi inovasi PTT padi di Provinsi Aceh adalah karena intensitas dan kualitas penyuluhan di tingkat petani masih rendah. Kurangnya biaya operasional penyuluh dan terbatasnya pengetahuan dan pemahaman PPL dan petugas lapangan lainya terhadap inovasi PTT padi menyebabkan tidak tepatnya informasi yang disampaikan kepada petani.
- ItemKajian Pola Distribusi Dan Penerapan Inovasi Teknologi Spesifik Lokasi Di Provinsi Aceh(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Chairunas; Fauzi, Emlan; Azis, Abdul; Marbun, Oswald; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Tujuan kajian untuk memetakan pola distribusi faktor-faktor penentu penerapan inovasi PTT padi sawah di Provinsi Aceh. Penelitian dilaksanakan di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Pidie Jaya dan Bireuen yang merupakan daerah lumbung padi di Provinsi Aceh. Jumlah keseluruhan sampel terdiri dari 240 orang petani responden dan 24 orang Petugas Penyuluh Lapangan (PPL). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penerapan inovasi PTT padi sawah di Provinsi Aceh masih tergolong sedang. Sebanyak 60,3% petani baru menerapkan sebagian rekomendasi komponen teknologi pada PTT padi sawah. Sebanyak 25,5% petani melaksanakan komponen dasar PTT padi karena memang sudah biasa dilakukan oleh masyarakat setempat. Hanya 14,1% yang telah menerapkan sebagian besar komponen inovasi PTT secara tepat dan masalah yang menyebabkan belum tingginya tingkat adopsi inovasi PTT padi di Provinsi Aceh adalah karena intensitas dan kualitas penyuluhan di tingkat petani masih rendah. Kurangnya biaya operasional penyuluh dan terbatasnya pengetahuan dan pemahaman PPL dan petugas lapangan lainya terhadap inovasi PTT padi menyebabkan tidak tepatnya informasi yang disampaikan kepada petani.
- ItemPEMANFAATAN BIOCHAR DAN EFISIENSI PEMUPUKAN JAGUNG MENDUKUNG PROGRAM PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU DI PROVINSI ACEH(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Chairunas; Azis, Abdul; A. Bakar, Basri; Darmadi, Didi; Balai Pengkajian Teknologi PertanianPenelitian dilakukan di Kabupaten Pidie yang merupakan daerah pengembangan lahan kering terluas yang merupakan daerah sentra produksi tanaman pangan lahan kering provinsi Aceh. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan pengkajian ini menggunakan RAK Faktorial dengan perlakuan sebagai berikut : Faktor I adalah tiga tingkat dosis biochar yaitu 0, 10, dan 20 ton/ha, faktor II adalah tiga tingkat dosis pupuk anorganik yaitu P0 = tanpa pupuk, P1 = 200 kg/ha Urea + 75 kg/ha SP36 + 75 kg/ha KCl, P2 = 400 kg/ha Urea + 150 kg/ha SP36 + 150 kg/ha KCl. Sehingga diperoleh sembilan kombinasi perlakuan pada setiap komoditi, masing-masing kombinasi perlakukan pada masing-masing komoditi diulang tiga kali. Apabila hasil uji F memberi pengaruh yang nyata, maka analisis akan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5% (BNT0,05). Data sekunder merupakan data awal untuk penentuan kegiatan selanjutnya. Data tersebut dikumpulkan dari berbagai sumber. Data primer merupakan data yang dikumpulkan dari hasil kegiatan dilapangan berdasarkan variabel pengamatan yang meliputi komponen pertumbuhan, komponen hasil dan hasil ubinan (6.25 m2). Ukuran plot percobaan 5 m x 6 m, jarak antara perlakuan 1 m dan jarak antara ulangan 1 m sekaligus sebagai saluran drainase. Hasil penelitian menujukkan bahwa Jagung resppon terhadap pemupukan NPK-bast tetapi kurang respon terhadap biochar. Hasil tertinggi 7 ton/ha jagung pipilan diperoleh pada kombinasi pemupukan 200 kg/ha Urea + 75 kg/ha SP36 + 75 kg/ha KCl dan biochar 10 ton/ha lebih tinggi 79.03 % dibandingkan dengan tanpa pemupukan dan tanpa biochar.
- ItemPEMBERIAN PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS(BB Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Azis, Abdul; Hasanuddin; BPTP JambiIntensifikasi jagung dengan asupan pupuk kimiadalam jumlah besar dan dalam jangka waktu lama, sertakurangnya memperhatikan penggunaan bahan organikdalam sistem produksi pertanian telah mengakibatkanterganggunya keseimbangan hara tanah yang berakibatterhadap penurunan kualitas sumberdaya lahan itu sendiri.Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagungmanis. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh, Lampineung – Banda Aceh mulai April - Agustus 2014. Bahan yang digunakan adalah benih jagung manis hibrida varietas bonanza, sekam padi, pupuk kandang sapi.Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial pola 3 x 3 dengan 3 ulangan. Faktor yang diteliti yaitu biochar tiga taraf (0, 5 dan 10 ton ha-1) dan pupuk kandang tiga taraf (0, 10 dan 20 ton ha-1). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman dan diameter batang umur 15, 30 dan 45 HST, panjang tongkol, diameter tongkol dan bobot tongkol tanpa kelobot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi pupuk kandang 10 dan 20 ton ha-1tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung.
- ItemPENDAMPINGAN PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL-PTT) JAGUNG DI PROVINSI ACEH(BB Pengkajian Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Chairunas; AB, Basri; Azis, Abdul; BPTP JambiPendampingan Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Jagung di Provinsi Aceh. Tujuan kegiatan untuk melaksanakan pendampingan pada Laboratorium Lapang (LL) dari SL- PTT jagung sebanyak 200 unit dengan cara apresiasi demplot, pelatihan dan bimbingan penerapan PTT untuk mempercepat adopsi inovasi teknologi. Lokasi kegiatan di kabupaten Aceh Tenggara dan Gayo Lues dilakukan mulai Maret-Desember 2013. Setiap kabupaten didampingi dan dikawal oleh Liaison Officer (LO) yang dibantu oleh peneliti dan penyuluh. Prosedur kegiatan pendampingan SL-PTT meliputi: a) apresiasi teknologi PTT jagung, b) demplot penerapan PTT, c) pelatihan penyuluh dan petani, dan d) bimbingan penerapan PTT. Cakupan kegiatan meliputi: a) koordinasi dengan pemerintah kabupaten, b) membantu dalam pelaksanaan kajian kebutuhan dan peluang (KKP) untuk menggali potensi permasalahan di lokasi SL-PTT, c) melaksanakan apresiasi PTT, d) melaksanakan bimbingan penerapan PTT, e) pelaksanaan demplot PTT, f) melaksanakan pelatihan penyuluh dan POPT di kabupaten pelaksana SL-PTT, serta g) monitoring evaluasi kegiatan SL-PTT. Hasil kegiatan: Percepatan penerapan inovasi teknologi yang mampu meningkatkan produksi jagung pada LL 20 % dan pada SL 10 %.
- ItemPendampingan Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi di Aceh Besar(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-08-06) Azis, Abdul; Bakar, Basri A.; Hairmansis, Aris; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiPendampingan Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) padi 60 % lokasi dengan peningkatan produksi mencapai 5% di Provinsi Aceh. Tujuan SL-PTT untuk melaksanakan pendampingan pada Laboratorium Lapang (LL) dari SL-PTT padi sebanyak 1.800 unit dengan cara apresiasi demplot, pelatihan dan bimbingan penerapan PTT untuk mempercepat adopsi inovasi teknologi. Lokasi pendampingan SL-PTT dilaksanakan di kegiatan SLPTT pada 18 kabupaten dengan display varietas pada kabupaten Aceh Besar. Setiap kabupaten didampingi dan dikawal oleh Liasen Officer (LO) yang dibantu oleh peneliti dan penyuluh. Prosedur kegiatan pendampingan SL-PTT meliputi: a) apresiasi teknologi PTT, b) demplot penerapan PTT, c) pelatihan penyuluh dan petani, dan d) bimbingan penerapan PTT. Cakupan kegiatan tersebut meliputi : a) koordinasi dengan pemerintah kabupaten, b) membantu dalam pelaksanaan kajian kebutuhan dan peluang (KKP) untuk menggali potensi permasalahan dilokasi SLPTT, c) melaksanakan apresiasi PTT, d) melaksanakan bimbingan penerapan PTT, e) pelaksanaan demplot PTT, f) melaksanakan pelatihan penyuluh dan POPT di kabupaten pelaksana SL-PTT, serta g) monitoring evaluasi kegiatan SL-PTT. Hasil kegiatan terjadinya percepatan penerapan inovasi teknologi yang mampu meningkatkan produksi 1 ton/ha pada LL dan 0,5 ton/ha pada SL.
- ItemPengaruh Pemupukan Kcl Dan Kompos Jerami Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Padi Sawah (Oryza Sativa L.)(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Salbiah, Cut; Basri AB; Azis, Abdul; Marbun, Oswald; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemupukan KCl dan kompos jerami terhadap pertumbuhan dan hasil padi sawah (Oryza sativa L.). Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) pola factorial dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama pupuk KCl (0, 100, 150 kg ha). Faktor kedua takaran kompos jerami (0, 10, 20 ton/ha). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk KCl berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 35 HST, jumlah anakan umur 25 HST, jumlah malai per rumpun, jumlah gabah isi per malai, persentase gabah hampa per malai, bobot 1000 butir gabah dan hasil gabah per hektar. Pemberian kompos jerami memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah anakan umur 35 HST, jumlah malai per rumpun, jumlah gabah isi per malai, persentase gabah hampa per malai, bobot 1000 butir gabah dan hasil gabah per hektar. Pengaruh interaksi antara pemupukan KCl dan kompos jerami memberikan pengaruh nyata terhadap pH tanah, K tersedia dan bobot 1000 butir gabah. Kombinasi perlakuan terbaik pada pelakuan pupuk KCl 100 kg ha-1 dengan kompos jerami 20 ton ha
- ItemPERSEPSI PETANI TERHADAP TEKNOLOGI CABAI MELALUI DEMONSTRASI PLOTING DI KONAWE SULAWESI TENGGARA(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2018) Ma’suf, Assayuthi; Azis, Abdul; Altandjung, Ririen I.; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua BaratPenerapan teknologi cabai di lahan milik petani memiliki tantangan yang berbeda pada masing-masing wilayah. Meskipun sebelumnya telah dilakukan penyuluhan, tidak semua petani menerima teknologi yang dianjurkan. Salah satu metode penyuluhan pertanian yang dapat mempercepat penyebarluasan inovasi teknologi baru adalah demonstrasi ploting (demplot). Implementasi demplot diharapkan dapat merubah pengetahuan, sikap, dan perilaku petani serta keluarganya. Tujuan pengkajian ini adalah untuk mengetahui persepsi petani terhadap teknologi cabai di Kabupaten Konawe. Metode pengkajian menggunakan pendekatan ‘with and without’ dan analisis persepsi. Waktu pengkajian dilakukan pada bulan Maret-Agustus 2017. Diseminasi teknologi dilakukan dengan pendekatan partisipatif kepada kelompok tani dalam pelaksanaan demplot cabai. Data yang dikumpulkan yaitu paket teknologi cabai, dan tingkat persepsi petani terhadap teknologi cabai dari Balitbangtan. Penilaian tingkat persepsi menggunakan interval kelas dan item pertanyaan menggunakan pilihan ganda menggunakan skala likert. Paket teknologi cabai yang diintroduksikan adalah penggunaan VUB Balitbangtan ‘Lingga dan Kencana’, pengolahan tanah secara sempurna, penyiapan benih dan pembibitan, penggunaan MPHP, pemupukan sesuai rekomendasi, penggunaan ameliorasi, pengendalian hama/penyakit secara terpadu, pemeliharaan tanaman, dan panen tepat waktu. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa nilai interpretasi petani sebesar 76,20 yang artinya petani memberikan persepsi yang positif terhadap teknologi cabai yang diintroduksikan.
- ItemPROPORSI PUPUK ORGANIK DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI SAWAH(BB Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Azis, Abdul; Bakar, Basri A.; BPTP JambiTujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan jarak tanam yang terbaik, dosis pupuk kandang terhadap sifat kimia tanah dan hasil padi sawah. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok faktorial dengan tiga ulangan. Perlakuan terdiri atas jarak tanam (30 x 15, 30 x 30 dan 30 cm x 45 cm) dan dosis pupuk kandang (0 , 10 dan 20 ton pupuk kandang ha-1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak tanam berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah anakan dan panjang malai. Namun tidak berpengaruh terhadap jumlah gabah dan berat 1.000 butir. Perlakuan pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah anakan dan produksi gabah kering panen. Perlakuan jarak tanam 30 x 15 cm dan dosis pupuk kandang 20 ton ha-1 dapat menghasilkan produksi gabah kering panen 6,61 ton ha-1. Terdapat interaksi yang nyata antara jarak tanam dan dosis pupuk kandang terhadap nilai kapasitas tukar kation.
- ItemSistem Modelling Swasembada Padi Berkelanjutan di Provinsi Aceh(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) A. Bakar, Basri; Azis, Abdul; T. Iskandar; Hairmansis, ArisDalam menghadapi persoalan pangan beras yang sangat komplek, pencapaian swasembada padi berkelanjutan di Provinsi Aceh memiliki arti penting untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. Karena itu, diperlukan adanya serangkaian kebijakan yang dirumuskan berdasarkan analisis yang komprehensif terhadap sistem produksi beras. Dengan menggunakan simulasi dinamika sistem berdasarkan data historis dari tahun 2000-2012 diperoleh hasil rekomendasi kebijakan yang harus dlakukan untuk mencapai swasembada padi berkelanjutan sebagai berikut: (1) penambahan luas lahan 1.000 ha/tahun termasuk pemanfaatan lahan suboptimal seperti lahan rawa dan lahan kering, (2) peningkatan produktivitas dari 5,12 ton/ha menjadi 5,70 ton/ha dan Indek Pertanaman dari IP 1,52 menjadi 1,68 melalui perbaikan jarlnqan irigasi 18,8%/ tahun, penggunaan pupuk berimbang sebesar 70%, penggunaan benih VUB sebesar 60%, pengendalian OPT mencapai 70%, dan peningkatan penyuluhan mencapai 50% dari total jumlah desa, percepatan penyiapan lahan dan tanam dengan alat dan mesin pertanian (alsintan), penurunan losses panen sebesar 0,5% dan losses pasca panen sebesar 1%, serta penurunan tingkat konsumsi beras l,5%/ tahun. Alokasi anggaran per tahun yang diperlukan pada tahun 2014 sekitar Rp. 25,6 milyar, sementara kemampuan alokasi anggaran pemerintah Aceh pada tahun 2014 untuk program swasembada padi berkelanjutan sekitar Rp. 7,1 milyar. Untuk itu, diperlukan adanya kejelasan dan ketegasan pembagian peran dan tanggung jawab antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, swasta dan petani melalui Peraturan Pemerintah atau Keputusan Presiden.
- ItemUji Multilokasi 6 Varietas Padi Gogo Di Provinsi NAD(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Azis, Abdul; AB, Basri; Ali, Nasir; Pesireron, Marietje; ; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuTujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan varietas unggul baru padi gogo yang specifik lokasi dan model sistem produksi benih padi gogo di sentra produksi padi gogo. Kajian dilakukan pada lahan kering di Desa Saree Aceh Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar mulai Januari – Juni 2009. Metodologi menggunakan rancangan acak kelompok (Randomized Block Design). Data yang diperoleh dianalisis secara statistika menggunakan analisis sidik ragam. Ruang lingkup kegiatan yaitu Participatory Rural Appraisal(PRA), Identifikasi dan analisa permasalahan. Pengambilan cantoh tanah untuk mengetahui kandungan kandungan kimia tanah, pelaksanaan kegiatan di lapangan, analisis data, pelaporan. Hasil dari Uji multilokasi 6 galur padi gogo dan 2 varietas padi gogo pada ketinggian 425 m dari pemukaan laut, bila diberikan pupuk NPK phonska (15 : 15 : 15) 300 kg ha-1 dan pupuk urea 100 kg ha-1, dengan tanam benih langsung akan memberikan produksi padi 8,1 kg/12,6 m atau 6,4ton ha-1 GKG pada lahan kering. Berat gabah kering giling galur harapan SEB-8FA-281-2 ubinan 3mx4m= 12,6 m2 memberikan hasil 7,71 kg (6,11 ton ha-1 ) dengan umur tanaman 11 hari setelah tanam memberikan harapan menjadi varietas. Pada uji adaptasi, keempat varietas mampu beradaptasi dengan baik dengan produktivitas varietas Towuti sebesar 6,29 ton ha-1, dan tidak berbeda nyata dengan varietas situ bagendit sebesar 5,60 ton ha-1, Cirata 5,60 ton ha-1 dan Limboto (5,42 ton ha-1).