Buletin Hasil Kajian
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Buletin Hasil Kajian by Author "Histifarina, Dian"
Now showing 1 - 9 of 9
Results Per Page
Sort Options
- ItemAnalisis preferensi konsumen terhadap produk olahan terubuk(BPTP Jawa Barat, 2016-11-11) Sinaga, Anna; Histifarina, Dian; Liferdi; BPTP Jawa BaratDalam upaya penganekaragaman pangan berbasis sumber daya lokal, maka pengembangan produk olahan terubuk merupakan salah satu alternatif dan mempunyai nilai guna terutama jika diolah menjadi beragam produk. Terubuk (bunga tebu) merupakan salah satu sumber pangan yang mengadung nilai kalori cukup tinggi. Terubuk banyak mengandung mineral, terutama kalsium dan fosfor, disamping vitamin C. Terubuk selain dikonsumsi dalam bentuk sayuran, juga berpotensi untuk diolah menjadi aneka bentuk produk olahan pangan seperti kerupuk, nugget, tepung, sup krim dan lain-lain. Di sisi lain, preferensi konsumen yang selalu cenderung berubah perlu difahami oleh produsen. Pemahaman ini penting terutama untuk yang berhubungan dengan pengembangan produk pangan baru terkait dengan kualitas produk yang dihasilkan seperti tara, tekstur, aroma dan sebagainya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat preferensi konsumen terhadap produk olahan terubuk dan karakteristik attribute mutu produk olahan terubuk yang diinginkan konsumen. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif analitis. Data diperoleh melalui wawancara langsung kepada responden yang dipilih dengan penarikan metode contoh purposif. Responden terdiri dari 57 orang yang tergabung dalam kelompok tani yang mengembangkan terubuk, karyawan Dinas Pertanian kabupaten Karawang dan petugas lapang (ppl). Produk olahan terubuk yang diuji adalah nugget, kripik dan terubuk kering. Data dianalisis dengan metode tabel frekuensi, grafik dan chi-square. Tingkat preferensi konsumen yang suka terhadap attribut mutu produk olahan terubuk memberikan perbedaan nyata dari segi attribute mutu warna, rasa, penampilan, tekstur dan aroma dengan persentase pada kisaran 58-89%. Produk olahan terubuk, yang berpeluang untuk dikembangkan adalah nugget.
- ItemFaktor dan strategi pengembangan pangan lokal hanjeli di desa sukajadi kecamatan wado kabupaten sumedang(BPTP Jawa Barat, 2017-10-12) Prawiranegara, Darojat; Histifarina, Dian; Sutrisna, Nana; BPTP Jawa BaratPengembangan pemasaran hanjeli di Desa Sukajadi diharapkan mampu menjadikan hanjeli sebagai komoditi baru di bidang usahatani. Pemerintah dalam program Diversifi kasi Pangan tahun 2017 bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan rakyat melalui pengembangan pangan lokal. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukajadi Kecamatan Wado Kabupaten Sumedang pada juni 2017 sampai dengan bulan Desember 2017. Metode pengambilan sampeldalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dokumentasi dan FGD (Focus Group Discussion). Metode yang digunakan untuk menganalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Faktor pengaruh internal dari sudut pandang produsen secara berurut adalah sebagai berikut: 1) Manajemen/keorganisasian KWT Pantastik, 2) Pemasok bahan baku, 3) Konsumen, 4) Perantara pemasaran dan 5) Pesaing. Faktor pengaruh eksternal dari sudut pandang konsumen secara berurut adalah sebagai berikut: 1) Produk (ragam produk, kualitas, design, kemasan, merk), 2) Promosi (promo penjualan, iklan, tenaga penjualan), 3) Harga produk, dan 4) Tempat (lokasi, cakupan pasar, transfortasi). Strategi pengembangan produk olahan hanjeli pada bidang pemasaran adalah 1) Mendorong hanjeli menjadi pangan fungsional, (2) Meningkatkan jumlah produksi hanjeli, (3) Sosialisasi dan promosi, (4) Pemasaran berorientasi online, (5) Meningkatkan ragam produk olahan hanjeli (produk inovatif), (6) Dukungan terintegrasi, (7) Mendorong pada kekhas-an hanjeli produk lokalita (wisata kuliner).
- ItemFaktor dan strategi pengembangan pangan lokal hanjeli di desa sukajadi kecamatan wado kabupaten sumedang(BPTP Jawa Barat, 2017-10-12) Prawiranegara, Darojat; Histifarina, Dian; Sutrisna, Nana; BPTP Jawa BaratPengembangan pemasaran hanjeli di Desa Sukajadi diharapkan mampu menjadikan hanjeli sebagai komoditi baru di bidang usahatani. Pemerintah dalam program Diversifi kasi Pangan tahun 2017 bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan rakyat melalui pengembangan pangan lokal. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukajadi Kecamatan Wado Kabupaten Sumedang pada juni 2017 sampai dengan bulan Desember 2017. Metode pengambilan sampeldalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dokumentasi dan FGD (Focus Group Discussion). Metode yang digunakan untuk menganalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Faktor pengaruh internal dari sudut pandang produsen secara berurut adalah sebagai berikut: 1) Manajemen/keorganisasian KWT Pantastik, 2) Pemasok bahan baku, 3) Konsumen, 4) Perantara pemasaran dan 5) Pesaing. Faktor pengaruh eksternal dari sudut pandang konsumen secara berurut adalah sebagai berikut: 1) Produk (ragam produk, kualitas, design, kemasan, merk), 2) Promosi (promo penjualan, iklan, tenaga penjualan), 3) Harga produk, dan 4) Tempat (lokasi, cakupan pasar, transfortasi). Strategi pengembangan produk olahan hanjeli pada bidang pemasaran adalah 1) Mendorong hanjeli menjadi pangan fungsional, (2) Meningkatkan jumlah produksi hanjeli, (3) Sosialisasi dan promosi, (4) Pemasaran berorientasi online, (5) Meningkatkan ragam produk olahan hanjeli (produk inovatif), (6) Dukungan terintegrasi, (7) Mendorong pada kekhas-an hanjeli produk lokalita (wisata kuliner).
- ItemKajian pemanfaatan tepung cassava sebagai bahan baku pembuatan brownies(BPTP Jawa Barat, 2015-10-16) Histifarina, Dian; BPTP Jawa BaratTepung cassava merupakan salah satu produk olahan dari ubi kayu yang saat ini banyak dikembangkan untuk pembuatan produk kue/bakery. Pemanfaatan tepung cassava pada berbagai macam produk olahan kue diharapkan dapat digunakan sebagai pengganti tepung terigu yang masih diimpor. Salah satu produk olahan dan tepung cassava sebagai bahan baku brownies. Brownies merupakan salah satu jenis bakery yang dapat dibuat dari 100% tepung cassava. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu brownies pada beberapa formulasi perbandingan tepung cassava:tepung terigu. Penelitian dilaksanakan di laboratorium Mekanisasi dan Pengolahan Hasil Pertanian BPTP Jawa Barat dari bulan Maret sampai September 2013. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif. Parameter pengamatan meliputi kadar air, kadar abu, sifat organoleptik (rasa, aroma, warna, tekstur dan penampilan keseluruhan) serta uji proksimat brownies terbaik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa brownies yang dibuat dari 100% tepung cassava menghasilkan sifat organoleptik sesuai dengan 100% tepung terigu, terutama dalam penampilan, tekstur dan aroma. Kandungan gizi brownies 100 tepung cassava memiliki kadar karbohidrat 45,81%, protein 6,45% dan lemak 24,67%.
- ItemKajian pengolahan mie dengan bahan baku tepung terigu yang disubstitusi tepung cassava(BPTP Jawa Barat, 2014-11-15) Histifarina, Dian; Sunandar, Nandang; Sukmaya; BPTP Jawa BaratKetergantungan Indonesia terhadap beras dan produk pangan impor seperti terigu yang tinggi, membuat ketahanan pangan nasional sangat rapuh. Dari aspek kebijakan pembangunan makro, kondisi tersebut mengandung resiko (rawan), yang juga terkait dengan stabilitas ekonomi, sosial, dan politik. Salah satu kebijakan pembangunan pangan dalam mencapai ketahanan pangan adalah melalui diversifi kasi pangan, yang dimaksudkan untuk memberikan alternatif bahan pangan sehingga mengurangi ketergantungan terhadap beras dan terigu. Salah satu produk pangan yang sangat tergantung pada tepung terigu adalah produk mie. Perkembangan konsumsi mie cukup pesat dan mie merupakan jenis makanan yang sesuai dengan kebutuhan atau preferensi konsumen di Indonesia. Alternatif jenis tepung dari umbi-umbian dapat mensubstitusi terigu dalam pembuatan mie. Tujuan pengkajian adalah untuk mengetahui pengaruh substitusi terigu pada proses pengolahan mie cassava. Pengkajian dilakukan di laboratorium Mutu Hasil BPTP Jawa Barat dari bulan Juli hingga Oktober 2013. Formulasi substitusi terigu yang digunakan antara 70-100%. Data yang diamati meliputi kadar air, kadar abu, protein, warna, dan sifat organoleptik (warna, rasa, fl avor, tekstur dan penampilan keseluruhan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi mie dengan komposisi 30% tepung cassava dan 70% tepung terigu merupakan formulasi terbaik dengan mutu mendekati mie terigu 100% dan sesuai SNI mie.
- ItemKeragaan pertumbuhan beberapa varietas krisan (chrysanthemum morifolium ramat) di kabupaten sukabumi(BPTP Jawa Barat, 2017-10-12) Putra, Sunjaya; Histifarina, Dian; BPTP Jawa BaratTerkait dengan upaya meningkatkan produktivitas dan mutu hasil diperlukan penerapan inovasi teknologi dengan mengintroduksi varietas baru secara berkelanjutan. Hingga tahun 2010 Badan Litbang Pertanian sudah menghasilkan lebih dari 31 varietas. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui keragaman sifat agronomis varietas baru krisan di Kabupaten Sukabumi. Penelitian dilaksankan di Desa Langensari, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi pada bulan Mei hingga September 2015. Bahan yang digunakan adalah 6 varietas bunga krisan diantaranya : Limeron, Kineta, Solinda Pelangi, Ririh, Kulo dan Pasopati, pupuk kandang ayam, pupuk Urea, SP36, KCL, KNO3, GA3, hormon Paclobutrazol, pupuk daun, fungisida, insektisida dll. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 6 perlakuan varietas bunga krisan dan 4 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Varietas Krisan Arosuka, Puspita Nusantara, Kusumaswasti, Kineta, Velma dan Azzura mempunyai tinggi tanaman > 70 cm termasuk kedalam grade A, Varietas tertinggi dicapai oleh Arosuka (98 cm), Puspita Nusantara (95 cm) dan terendah varietas Azzura (77,3 cm). Jumlah ruas berkisar 25-32 ruas dengan batang yang tebal dan kokoh mencapai diameter 2,1 cm untuk varietas Puspita Nusantara dan Kineta serta varietas lainnya antara 1,9 - 2 cm. Bentuk daun bulat sampai elips, terbesar pada varietas Kusuma Swasti dengan panjang 11,5 cm dengan lebar 9,25 cm dan terkecil pada varietas Azzura dengan panjang 7,25 cm dan lebar 5,5 cm. Tangkai bunga varietas Kineta mencapai 23 cm dan terpendek varietas Velma (11,75 cm). Jumlah kuntum bunga varietas Arosuka sebanyak 20 kuntum tetapi diameter bunga terkecil yaitu 3 cm dan jumlah kuntum bunga paling sedikit pada varietas Puspita Nusantara (11 kuntum).
- ItemPengaruh perlakuan pencelupan dalam larutan cacl(BPTP Jawa Barat, 2016-11-11) Histifarina, Dian; Rahmat, Ridwan; BPTP Jawa BaratKeripik sayur merupakan salah satu jenis produk olahan yang dihasilkan dari sayuran baik sayuran umbi, buah maupun daun yang digoreng menggunakan alat penggorengan vacuum frying. Makanan ini cukup favorit saat ini, Karena memiliki rasa yang gurih, renyah dan menyehatkan. Mutu keripik sayur yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh tahapan proses produksi. Salah satu yang berpengaruh adalah perlakuan pemblansingan dan pencelupan dalam larutan CaCl. Blansing berfungsi untuk menonaktifkan enzim yang akan merubah warna keripik, sementara larutan Ca Cl2 berfungsi untuk mempertahankan tekstur keripik agar lebih renyah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pencelupan terubuk dalam larutan CaCl dan pemblansingan terhadap mutu keripik terubuk. Penelitian dilaksanakan di laboratorium Kimia Agro di Bogor dari bulan Agustus hingga September 205. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor (pencelupan dalam CaCl2 dan Pemblansingan) diulang sebanyak 4 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pencelupan dalam CaCl222 dan blansing 10 menit (A) menghasilkan perlakuan terbaik dengan karakteristik rendemen 24,6%; kadar air 1,65%; kadar lemak 1,46% ;kadar vit. C 2,76%.
- ItemPreferensi petani terhadap pengembangan tanaman hias mendukung bioindustri di kabupaten sukabumi(BPTP Jawa Barat, 2017-10-12) Marbun, Oswald; Histifarina, Dian; BPTP Jawa BaratTanaman krisan (Chrysanthemum morifolium Ramat) merupakan salah satu jenis tanaman hias yang memiliki potensi ekonomi yang tinggi dan banyak diminati oleh pasar dan konsumen. Permintaan bunga krisan baik dalam bentuk bunga potong maupun dalam bentuk bunga pot hingga saat ini cukup tinggi dan bahan masih belum terpenuhi. Produksi bunga krisan mencapai 208.768.506 dari luas tanam 2.612.862 Ha pada tahun 2015. Peningkatan permintaan yang tinggi ini juga sangat dipengaruhi oleh adanya perubahan preferensi konsumen terhadap komoditas krisan baik dari segi varietas, warna, bentuk dan ukuran. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui prerefensi konsumen terhadap karakteristik fi sik bunga krisan. Pengkajian dilakukan di desa Langensari, kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi pada bulan Juni - Oktober 2016. Pengumpulan data dilakukan dengan cara metode survey dengan kuisioner. Jenis data yang dikumpulkan penilaian preferensi terhadap warna bunga, bentuk bunga, ukuran bunga, ketegaran tangkai bunga dan tinggi tangkai. Analisis data menggunakan statistik non parametrik (test friedman) untuk mengetahui perbedaan penilaian terhadap karakter yang sama antar varietas atau perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa warna bunga merupakan karakteristik utama yang menjadi pilihan dari konsumen dan jenis krisan lokon kuning dan lokon putih yang paling banyak diminati.
- ItemStudi penerapan hazard analysis critical control point (haccp) pada industri kecil manisan buah kering(BPTP Jawa Barat, 2014-11-15) Histifarina, Dian; BPTP Jawa BaratTuntutan jaminan keamanan pangan terus berkembang sesuai dengan persyaratan konsumen yang terus meningkat dan seirama dengan kenaikan kualitas hidup manusia. Jaminan akan keamanan pangan adalah merupakan hak azasi konsumen. Konsumen sudah menyadari bahwa mutu, khususnya keamanan pangan hasil pertanian tidak dapat dijamin hanya dengan hasil uji produk akhir dari laboratorium. Produk yang aman dikonsumsi diperoleh dari bahan baku yang baik, ditangani secara baik dan benar, serta diolah dan didistribusikan secara baik, sehingga pada akhirnya dihasilkan produk yang baik. Berdasarkan hal tersebut, maka studi penerapan HACCP (Hazard Anlysis Critical control Point) pada industri kecil manisan mangga kering dilakukan mulai dari bahan baku yang digunakan hingga proses pengolahan dan pengemasan. Agar HACCP dapat berfungsi dengan baik dan efektif, perlu diawali dengan melakukan identifi kasi bahaya pada setiap bahan yang digunakan serta pada setiap tahapan proses pengolahan produk pangan dan juga penetapan titik kendali kritis (Critical Control Point/CCP). Hasil pengkajian menunjukkan bahwa titik kendali kritis (CCP) pada industri olahan manisan mangga kering adalah penyortiran, pencucian, pengeringan dan pengemasan , sedangkan untuk titik kontrol poin pada industi manisan mangga kering adalah pada saat proses pengirisan mangga dan perendaman dalam larutan gula yang akan mempengaruhi mutu manisan mangga kering.