Buletin Hasil Kajian
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Buletin Hasil Kajian by Author "Dianawati, Meksy"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
- ItemEfektivitas pelatihan budidaya teknis bawang merah terhadap perubahan perilaku petani di kecamatan pabuaran(BPTP Jawa Barat, 2017-10-12) Muhammad Safei, Atang; Dianawati, Meksy; BPTP Jawa BaratPenerapan teknis budidaya bawang merah yang baik dan benar merupakan faktor penting dalam meningkatkan produktivitas bawang merah. Pada umumnya petani mengendalikan OPT dengan pestisida yang berlebihan. Upaya pengendalian ramah lingkungan masih belum diperhatikan petani. Perubahan perilaku petani dapat dilakukan melalui metode pelatihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan petani setelah mengikuti pelatihan budidaya teknis bawang merah. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Cirebon pada bulan Juli-September 2016. Jenis penelitian ini adalah pre experimental design dengan desain penelitian pre and post test. Jumlah responden adalah 20 orang peserta pelatihan budidaya bawang merah. Pengambilan data menggunakan instrument kuesioner. Analisis data menggunakan uji wilcoxon dengan taraf signifi kansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan teknis budidaya bawang merah secara signifi kan mampu meningkatkan pengetahuan (nilai Asymp. Sig: 0,016), sikap (nilai Asymp. Sig: 0,013) dan ketrampilan (nilai Asymp. Sig: 0,007) petani dalam budidaya teknis bawang merah. Petani mengetahui karakteristik wilayah yang cocok untuk bawang merah, gejala serangan hama dan penyakit bawang, teknis pemupukan dan penyemprotan pestisida. Petani menjadi lebih yakin bahwa usaha perbenihan bawang merah lebih menguntungkan, pengendalian hama dan penyakit bawang merah dengan memanfaatkan musuh alami dan pestisida nabati lebih baik daripada pestisida kimia. Petani menjadi lebih terampil dalam membedakan karakteristik varietas bawang merah, mengenali hama dan penyakit bawang merah serta teknis pengendaliannya, menentukan dosis pemupukan dan melakukan pemasaran bawang merah.
- ItemEfektivitas pola distribusi dan minat petani terhadap benih upbs bptp jawa barat(BPTP Jawa Barat, 2017-10-12) Ramdhaniati, Susi; Yulyatin, Atin; Dianawati, Meksy; Ishaq, Iskandar; BPTP Jawa BaratUnit Pengelola Benih Sumber (UPBS) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat telah memproduksi benih dasar (BD/FS) dan benih pokok (BP/SS) sejak tahun 2007. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan benih padi di Jawa Barat terutama kepada varietas baru yang belum banyak dikenal dan diproduksi oleh petani. Kajian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas pola distribusi benih dan mengetahui kecenderungan minat kelas benih hasil produksi UPBS BPTP Jawa Barat pada tahun 2013. Evaluasi difokuskan pada distribusi benih dari jumlah transaksi pembelian dan jumlah benih yang didistribusikan (kg). Data ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif berdasarkan persentase. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pola distribusi melalui petugas BPTP Jabar dinilai efektif dalam penyebaran VUB dan kecenderungan minat petani terhadap kelas benih SS lebih tinggi dibandingkan kelas benih lainnya.
- ItemPemanfaatan limbah ternak di sentra usahaternak sapi perah (Studi Kasus di Kelompok S 28 Desa Pangalengan Kec. Pangalengan Kab. Bandung)(BPTP Jawa Barat, 2016-11-11) Lia Mulijanti, Siti; Rismayanti, Yayan; Dianawati, MeksyPemanfaatan limbah ternak sapi perah belum sepenuhnya dilaksanakan peternak. Hal ini karena keterbatasan pengetahuan, ketrampilan, minat dan waktu yang dimiliki peternak sapi perah. Pemanfaatan limbah ternak di sentra peternakan sapi perah menjadi pupuk organik, energi alternative biogas merupakan upaya yang harus dilaksanakan melalui pembinaan pelatihan dan display teknologi. Desa Pangalengan Kecamatan pangalengan Kabupaten Bandung merupakan salah satu sentra usaha ternak sapi perah, tapi pemanfaatan kotoran ternak selama ini belum optimal. Keterbatasan modal, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki peternak dalam mengolah limbah kotoran sapi menjadi biogas dan pupuk organik menjadi permasalahan utama. Makalah ini memaparkan upaya pemanfaatan limbah ternak menjadi energi alternative biogas yang dilaksanakan dengan metode pembinaan, pelatihan dan display teknologi pada kelompok ternak Sukamenak 28 Desa Pangalengan Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung. Tahapan kegiatan yang adalah: (1) Sosialisasi pemanfaatan limbah kotoran sapi perah; (2) pembinaan ; (3) pelatihan; (4) Demplot teknologi dan (5) inisiasi dukungan kelembagaan. Hasil pengkajian antara lain: (1) Limbah ternak sapi perah dapat dimanfaatkan sebagai kompos, biogas dan pupuk cair (POC), (2) Pembinaan peternak dalam memanfaatkan limbah ternak melalui pelatihan dan display teknologi telah meningkatkan pengetahuan dan minat peternak dalam mengolah limbah ternak. (3) Dinas instansi terkait mendukung pemanfaatan limbah ternak sebagai energi alternative dan pupuk organik dengan bantuan 21 instalasi biogas.
- ItemRespon berbagai varietas terhadap produksi tomat di lahan kering dataran tinggi kabupaten garut, jawa barat(BPTP Jawa Barat, 2017-10-12) Sujitno, Endjang; Dianawati, Meksy; BPTP Jawa BaratSalah satu cara untuk meningkatkan produksi tomat adalah dengan penggunaan varietas unggul baru. Tujuan penelitian adalah mengetahui respon berbagai varietas unggul baru terhadap produksi tomat di lahan kering dataran tinggi Kabupaten Garut, Jawa Barat. Percobaan dilaksanakan di Desa Rancasalak, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada ketinggian 900 mdpl dari Januari hingga Mei 2015. Percobaan dilaksanakan di lahan kering dengan jenis tanah andisol. Penelitian dilaksanakan dengan rancangan acak kelompok dengan 4 perlakuan varietas dan 6 ulangan dengan petani sebagai ulangan. Perlakuan varietas yang diuji adalah Warani, Maya, Marta, dan Permata. Data dianalisis dengan Anova dan apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan uji contras ortogonal dan uji korelasi pada P<0.05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok varietas dataran tinggi memiliki produksibuah per ha, bobot per buah, diameter buah, dan panjang buah nyata lebih tinggi, tetapi jumlah buah per tandan nyata lebih rendah dibandingkan varietas dataran rendah. Peubah yang berpengaruh terhadap produksi buah adalah jumlah buah per tandan (-75%), panjang buah dan lebar buah (60,9%), dan bobot per buah (60,4%).