Prosiding Seminar Nasional Akselerasi Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi, Mendukung Ketahanan Pangan di Wilayah Kepulauan
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Prosiding Seminar Nasional Akselerasi Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi, Mendukung Ketahanan Pangan di Wilayah Kepulauan by Author "Hendayana, Rahmat"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemKebutuhan Teknologi untuk UMKM Sektor Pertanian Mendukung Ketahanan Pangan(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2007) Hendayana, Rahmat; Alfons, Janes Berthy; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuUsaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di sektor pertanian merupakan bagian integral dari perekonomian nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang penting dan strategis dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional yang kokoh. Penelitian tentang UMKM sektor pertanian ini telah di lakukan awal tahun 2007, melibatkan 14 unit UMKM sektor pertanian di 4 wilayah provinsi yaitu Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur dan DI Yogyakarta, bertujuan untuk mengungkap dukungan teknologi terhadap UMKM dan kontribusinya terhadap eksistensi UMKM sektor pertanian dalam menuju tercapainya ketahanan pangan. Bahasan dilengkapi hasil telaahan informasi sekunder dari berbagai sumber yang relevan. Dengan mengunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan kuantitaif dalam penelitian ini, dihasilkan kesimpulan: (1) UMKM di sektor pertanian merupakan realitas kegiatan ekonomi yang dilakukan petani dalam berbagai dimensi, antara lain usaha penjualan sarana produksi pertanian, penjualan hasil usahatani, kegiatan usahatani dan usaha-usaha lain yang mendukung usahatani seperti perbengkelan alat mesin pertanian, (2) Eksistensi dan keberhasilan UMKM sektor pertanian dipengaruhi tidak hanya oleh ketersediaan permodalan, akan tetapi juga dipengaruhi inovasi teknologi, yang mampu menciptakan nilai tambah ekonomi, tidak rumit, cocok dengan kebiasaan atau budaya UMKM, bisa diterapkan dengan risiko minimal dan hasilnya segera terlihat, (3) Adopsi inovasi teknologi dalam UMKM akan mendorong pencapaian produktivitas optimal, dan meningkatkan pendapatan sehingga dapat memberikan sumbangan dalam memperkuat ekonomi rumah tangga yang pada gilirannya akan mampu mendukung ketahanan pangan yang tangguh, (4) Untuk dapat menggunakan inovasi teknologi yang optimal pada UMKM sektor pertanian, dalam prakteknya diperlukan pendampingan dan monitoring secara berkala dan berkesinambungan.
- ItemLumbung Pangan dan Penggilingan Padi Sebagai Sumber Permodalan Alternatif di Pedesaan(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2007) Hendayana, Rahmat; Siagian, Viktor; Hutapea, Yanter; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuPengembangan kelembagaan permodalan seperti lumbung pangan dan usaha penggilingan padi di pedesaan Sumatera Selatan mempunyai arti penting dalam mendukung pencapaian ketahanan pangan. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dan permasalahan lumbung pangan dan penggilingan padi dalam melayani permodalan usahatani. Pengkajian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga Desember 2006 di Kabupaten OKU Timur, Oku Selatan, OKI, Muara Enim, Lahat, Musi Rawas, Musi Banyuasin dan Banyuasin. Hasil Pengkajian menunjukan bahwa penggilingan padi meskipun dimiliki secara perorangan, selain berfungsi sebagai lembaga produksi, juga menjalankan perannya sebagai lembaga yang menyediakan modal kerja bagi petani. Dalam kiprah usahanya dengan keterbatasan yang ada, dirasakan sebagai penolong karena kemudahan-kemudahan yang diberikan untuk melayani petani. Lumbung pangan sebagai lembaga pembentukan pemerintah, dalam melayani kebutuhan modal petani, belum mampu berperan penuh, karena keterbatasan kemampuannya, sehingga lumbung ini perlu didukung oleh pemodal-pemodal baik formal (Bank) maupun informal (perorangan) di pedesaaan guna melayani kebutuhan petani
- ItemStrategi Optimalisasi Inovasi Kelembagaan Dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Daerah(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2007) Hendayana, Rahmat; Alfons, Janes Berthy; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuKajian optimalisasi inovasi kelembagaan dalam mewujudkan ketahanan pangan daerah, merupakan hasil telaahan mendalam terhadap data dan informasi sekunder dari berbagai sumber yang relevan, tahun 2007. Tujuan yang ingin dicapai adalah mengetahui kondisi eksisting dan indikator kelembagaan pangan yang optimal, sehingga dapat disusun strategi pencapaian kelembagaan ketahanan pangan yang optimal di daerah. Sumber data dan informasi utama dalam bahasan ini adalah publikasi hasil kajian ketahanan pangan yang tersedia di pustaka maupun hasil penelusuran (surfing) internet. Melalui interpretasi dan telaah kualitatif yang dilakukan dalam pembahasan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (a) Keberhasilan ketahanan pangan, tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan teknologi semata, akan tetapi juga dientukan oleh unsur kelembagaan pendukungnya, baik yang bersifat formal maupun non formal. Teknologi menjadi syarat keharusan sedangkan kelembagaan merupakan syarat kecukupan; (b) Keberadaan kelembagaan formal maupun non formal memiliki peran strategis dan krusial dalam mewujudkan ketahanan pangan di level nasional maupun daerah dalam perannya memfasilitasi akses terhadap teknologi yang telah tersedia maupun teknologi yang diperlukan tetapi belum tersedia, menyediakan kebutuhan petani, fasilitasi modal kerja dan pemasaran; (c) Kelembagaan ketahanan pangan yang optimal dicirikan oleh konsistensinya dalam menerapkan prinsip-prinsip kelembagaan yang mencakup prinsip kebutuhan, efektivitas, efisiensi, fleksibilitas, manfaat, pemerataan dan keberlanjutan, (d) Untuk mencapai kondisi kelembagaan ketahanan pangan yang optimal diperlukan strategi diawali dengan melakukan inventarisasi elemen lembaga yang sudah ada kemudian menumbuhkan elemen lembaga yang dibutuhkan tetapi belum tersedia dan atau menumbuhkan elemen lembaga yang sudah ada tetapi belum berfungsi efektif dan efisien dalam pengelolaan pangan di daerah; dan terakhir menumbuhkan keterkaitan yang harmonis secara fungsional dan secara institusional antar elemen kelembagaan ketahanan pangan.