Prosiding Penyidikan Penyakit Hewan
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Prosiding Penyidikan Penyakit Hewan by Author "Amaliah, Fitri"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemInvestigasi Kasus Classical Swine Fever (CSF) di Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2019(Direktorat Kesehatan Hewan, 2020) F.D, Titis; Amaliah, Fitri; Arifuddin; K, Louise; Direktorat Kesehatan HewanLaporan awal kematian babi menunjukan sejumlah 30 ekor pada beberapa peternakan di Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara pada tanggal 01 Oktober 2019 dengan tanda klinis diare, demam, lethargy, anorexia, vomite, convulsion dan dyspnea. Investigasi dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab dan kemungkinan risiko penyebab kematian babi. Definisi kasus yang ditetapkan adalah babi dengan tanda klinis diare, demam, conjuntivitis, nasal discharge, dypsnea, lethargy, anorexia, vomite, convulsion dan atau paralysis dengan hasil uji elisa antigen Classical Swine Fever (CSF) positif dan atau PCR CSF positif. Pengambilan spesimen dan wawancara dengan menggunakan kuesioner dilakukan pada empat peternakan yang melaporkan adanya kasus dan 18 peternakan yang tidak melaporkan adanya kasus kematian babi. Data diperoleh dari hasil pengamatan lapangan dan wawancara. Analisis data secara deskriptif berdasarkan waktu, tempat dan hewan. Angka morbiditas pada tiga peternakan kasus berkisar 4-32% dan angka mortalitas 2-10%. Hasil pengujian laboratorium dari dua peternakan teridentifikasi positif elisa antigen CSF pada dua peternakan dan positif PCR CSF pada satu peternakan. Berdasarkan analisis data kuesioner relative risk (RR) dari keempat variabel risiko secara relative tidak menunjukkan risiko terhadap timbulnya penyakit CSF. Nilai RR babi tanpa vaksinasi CSF 5 (CI 95% 0,67-37,21), diawali dengan tanda diare 3,17 (CI 95% 0,38-26,17), kandang tanpa desinfeksi 1,38 (CI 95% 0,15-12,76) dan pengetahuan peternak tentang biosecurity yang baik 0,75 ( CI 95% 6,93-0,08). Kematian babi di Kabupaten Minahasa selama bulan Agustus–Oktober 2019 disebabkan oleh penyakit CSF. Tindakan pengendalian yang direkomendasikan adalah pengobatan antibiotik, perbaikan manajemen pemeliharan, penerapan biosecurity, peningkatan kekebalan babi dengan vaksinasi CSF serta sosialisasi penyakit CSF oleh Dinas Pertanian Kabupaten Minahasa dan Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Utara.
- ItemKombinasi Hormon PMSG dan HCG untuk Pengobatan Kasus Hipofungsi Gangguan Reproduksi pada Sapi / Kerbau di Kegiatan Upsus Siwab 2017(Direktorat Kesehatan Hewan, 2018) Wahyuni; W, Hadi Purnama; Djatmikowati, Titis Furi; Amaliah, Fitri; Samik, AbdulKasus hipofungsi ,merupakan kasus gangguan reproduksi yang paling tinggi dijumpai pada sapi / kerbau di wilayah kerja Balai Besar Veteriner Maros di lima provinsi ( Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat ) pada kegiatan upsus siwab 2017. Hormon Pregnant Mare Serum Gonadotropin (PMSG) merupakan hormone non pituitary gonadotropin yang dapat digunakan sebagai media reproduksi karena memiliki efek seperti FSH dan sedikit LH sedangkan hormone Human Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah glycoprotein yang berisi beberapa asam amino yang dapat berefek seperti LH dan FSH. Tujuan dari kegiatan ini untuk melihat hasil dari pemakaian kedua hormone tersebut pada kasus gangguan reproduksi yaitu hipofungsi pada sapi/kerbau.. Jumlah kasus hipofungsi total sebanyak 4865 ekor ( 62,2%) dari 7824 akseptor atau ekor jumlah kasus gangrep yang ditangani di tahun 2017 di lima provinsi wilayah kerja. Pemakaian hormone PMSG yang dikombinasi dengan HCG dapat menyembuhkan kasus hipofungsi 90,8% sehingga sapi / kerbau yang mengalami kasus hipofungsi dapat menimbulkan estrus kembali.
- ItemSurvey Triangulasi pada Hewan Domestik di Pulau Sulawesi : Hasil Pengujian Round 1 Sulawesi Utara dan Gorontalo Tahun 2016(Direktorat Kesehatan Hewan, 2018) Muflihanah; Hendrawati, Ferra; Zakaria, Faizal; Djatmikowati, Titis Furi; Dariani, Wiwik; Amaliah, Fitri; Supri; Firdaus, Taman; Said, Sitti Hartati; Hadi, Sulaxono; Zenal, Farida Camalia; Arasy, Ali Risqi; Hartaningsih, Nining; Harsono, Audi TriPenyakit zoonosis berdampak pada manusia dan ekonomi secara global. Terdapat kurang lebih 75% penyakit yang baru muncul (emerging diseases) merupakan zoonosis. Dalam era globalisasi dan perdagangan, perjalanan penyakit ini sangat cepat berpengaruh pada kesehatan masyarakat dan ekonomi. Melalui program USAID-EPT 2 program, FAO ECTAD Indonesia berkolaborasi dengan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (BBVet Maros) dan PREDICT2 melakukan surveilans triangulasi dan pengumpulan sampel ternak (hewan domestik) dalam rangka memahami potensi penularan patogen dari satwa liar ke hewan domestik dan manusia. Tujuan surveilans triangulasi adalah untuk mengindentifikasi ancaman virus zoonosis pada interface penularan patogen pada ternak dari satwa liar yang berisiko tinggi, mengidentifikasi faktor biologi yang menggerakkan munculnya, penularan dan penyebaran penyakit zoonosis pada ternak dan kaitannya dengan satwa liar serta memperkirakan risiko relatif spillover patogen yang tidak dikenal atau dikenal dari satwa liar ke hewan domestik, yang memungkinkan penularan virus zoonosis antar wilayah. Desain surveilans adalah berbasis risiko untuk meningkatkan kemungkinan deteksi virus. dengan populasi target hewan domestik yang diternakkan (sapi, kerbau, kuda, babi, kambing) yang memiliki keterkaitan (interface) yang tinggi dengan satwa liar di dua Kabupaten Provinsi Gorontalo (Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Pohuwato) dan Sulawesi Utara (Kabupaten Bolaang Mongondow, Minahasa Selatan, Minahasa dan Kota Tomohon). Telah dilakukan pengujian terhadap 172 sampel swab rektal untiuk mendeteksi lima target family virus yaitu Influenza (HPAI, Human Flu), Paramyxovirus (Nipah, Hendra), Coronavirus (SARS, MersCov), Filovirus (Ebola), Flavivirus (JE) menggunakan protokol PREDICT dengan teknik PCR konvensional. Hasil menunjukkan sebanyak 6,97% sampel presumptif positif terhadap Influenza A, 0,58% presumptif positif terhadap paramyxovirus, dan 172 sampel presumptif negatif terhadap Coronavirus, Flavivirus dan Filovirus.