Ketahanan Pangan
Permanent URI for this community
Browse
Browsing Ketahanan Pangan by Author "Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
- ItemDirektori Pangan Lokal 2019(Badan Ketahanan Pangan, 2019) Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian; Badan Ketahanan PanganIndonesia merupakan negara terbesar ke dua di dunia dalam keragaman hayati. Setidaknya terdapat 77 jenis sumber karbohidrat, 26 jenis kacang-kacangan, 389 jenis buah-buahan, 228 jenis sayuran, dan 110 jenis rempah dan bumbu-bumbuan yang dimiliki Indonesia. Potensi sumber daya pangan lokal yang besar tersebut membutuhkan inovasi teknologi dan kreativitas para pelaku usaha pangan lokal agar dapat menghasilkan produk olahan pangan lokal yang memberikan nilai tambah dan berdaya saing. Selain inovasi dan teknologi pengolahan, diperlukan juga upaya perluasan jangkauan pemasaran pangan lokal dengan memanfaatkan teknologi informasi dan membangun kemitraan. Pengembangan produk olahan pangan lokal harus didorong terus menuju industrialisasi dan komersialisasi dengan melibatkan sebanyak mungkin pelaku usaha berbasis UMKM. Dalam hal ini, pemerintah perlu memberikan dukungan dan fasilitasi agar tumbuh iklim usaha olahan pangan lokal yang kondusif. Buku Direktori Pangan Lokal tahun 2019 ini disusun untuk mendokumentasikan produk pangan lokal dari berbagai wilayah Indonesia yang dilengkapi dengan data kepemilikan serta profil lengkap produk. Direktori ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan data produk pangan lokal bagi pihak pihak yang berkepentingan dan sebagai sebuah langkah awal dalam mewujudkan industrialisasi dan komersialisasi produk olahan pangan lokal. Penghargaan dan ucapan terima kasih disampaikan kepada para pelaku usaha pangan lokal dan semua pihak yang telah berpartisipasi dalam mewujudkan direktori ini.
- ItemDirektori Perkembangan Konsumsi Pangan 2020(Badan Ketahanan Pangan, 2020) Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian; Badan Ketahanan PanganPenyelenggaraan pangan dilaksanakan untuk memenuhi konsumsi pangan sebagai kebutuhan dasar manusia. Oleh karena itu, data tentang konsumsi pangan merupakan salah satu informasi penting dalam merumuskan kebijakan pangan, baik dari sisi penawaran, permintaan termasuk kebijakan distribusi pangan. Berkenaan dengan data dan informasi tersebut, Badan Ketahanan Pangan menerbitkan “Direktori Perkembangan Konsumsi Pangan Seri 20 Tahun 2020”. Data dan informasi yang disajikan dalam direktori ini bersumber dari hasil Susenas-BPS mencakup konsumsi pangan nasional dan 34 provinsi untuk wilayah perkotaan, perdesaan, serta perkotaan dan perdesaan, pada periode 2014-2019. Selain itu, juga disajikan hasil analisis terhadap kualitas konsumsi pangan penduduk yang diukur dengan parameter skor Pola Pangan Harapan (PPH) sebagai salah satu indikator kinerja pembangunan ketahanan pangan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 - 2019.
- ItemIndeks Ketahanan Pangan Indonesia 2018(Badan Ketahanan Pangan, 2019) Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian; Badan Ketahanan PanganIndeks Ketahanan Pangan (IKP) yang disusun oleh Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian merupakan penyesuaian dari indeks yang telah ada berdasarkan ketersediaan data tingkat kabupaten/kota. Sembilan Indikator yang digunakan dalam penyusunan IKP merupakan turunan dari tiga aspek ketahanan pangan, yaitu ketersediaan, keterjangkauan dan pemanfaatan pangan. Pemilihan indikator yang digunakan dalam IKP didasarkan pada: (i) hasil review terhadap indeks ketahanan pangan global; (ii) tingkat sensitifitasdalam mengukur situasi ketahanan pangan dan gizi; (iii) keterwakilan 3 pilar ketahanan pangan; dan (iv) ketersediaan data tersedia secara rutin untuk periode tertentu (bulanan/tahunan) serta mencakup seluruh kabupaten/kota.
- ItemPetunjuk Teknis Kegiatan Pengamanan dan Stabilisasi Harga Pangan(Badan Ketahanan Pangan, 2020) Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian; Badan Ketahanan PanganProduksi hasil pertanian bervariasi jumlahnya baik antar wilayah maupun antar waktu yang mengakibatkan jumlah pasokan tidak merata di setiap wilayah sepanjang waktu. Pada saat panen raya produksi hasil pertanian sangat berlimpah namun kecenderungan permintaan selalu tetap sepanjang waktu sehingga terjadi over supply dan penurunan harga. Disisi lain, pada saat masa paceklik pasokan mengalami penurunan yang dapat mengancam pemenuhan ketersediaan pangan sehingga memicu kenaikan harga. Faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya fluktuasi harga antara lain meningkatnya harga input/sarana produksi yang disebabkan oleh penerapan teknologi produksi dan faktor kebijakan pemerintah seperti penetapan harga dasar (floor price). Peningkatan harga komoditas pangan dapat juga berasal dari faktor distribusi seperti panjangnya rantai jalur distribusi, kendala transportasi, perilaku pedagang dalam menetapkan marjin keuntungan, aksi spekulasi maupun kompetisi antar pedagang. Selama ini, faktor distribusi diindikasikan sebagai faktor yang paling berpengaruh terhadap tingginya volatilitas harga komoditas yang terjadi. Kendala transportasi yang menyebabkan produksi pangan dari daerah sentra tidak dapat diterima secara merata dan kontinu oleh konsumen di daerah non sehingga disparitas harga di tingkat konsumen sangat bervariasi antar wilayah. Permasalahan lain yang juga terjadi adalah tingginya disparitas harga antara produsen dan konsumen yang mengakibatkan keuntungan tidak proporsional antara pelaku usaha. Diperlukan upaya untuk menjaga keseimbangan harga tingkat konsumen antar wilayah dan keuntungan yang berkeadilan untuk konsumen maupun produsen. Salah satu solusi dalam mengatasi permasalahan ini, Kementerian Pertanian melakukan kegiatan Pengamanan dan Stabilisasi Harga Pangan. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya untuk mengatasi gejolak pasokan dan harga pangan pokok/strategis, dengan cara memperpendek rantai distribusi pemasaran dari wilayah produsen ke wilayah konsumen agar lebih efisien. Melalui bantuan subsidi transportasi untuk pangan, produk pangan dapat terdistribusi dengan baik dari produsen ke konsumen dalam satu wilayah maupun antar wilayah sehingga diharapkan ada kontinuitas pasokan dengan harga yang menguntungkan untuk produsen juga wajar dan terjangkau untuk konsumen.
- ItemPetunjuk Teknis Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat Melalui Toko Tani Indonesia Tahun 2020(Badan Ketahanan Pangan, 2020) Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian; Badan Ketahanan PanganHarga dan pasokan pangan merupakan indikator-indikator strategis yang saling terkait dan sering digunakan untuk mengetahui: (a) status distribusi pangan, (b) permasalahan yang disebabkan oleh rantai distribusi pangan dan (c) ketidakcukupan pasokan pangan di suatu wilayah. Permasalahan utama yang terjadi selama ini adalah tingginya disparitas harga antara produsen dan konsumen yang mengakibatkan keuntungan tidak proporsional antara pelaku usaha. Harga yang tinggi di tingkat konsumen tidak menjamin petani (produsen) mendapatkan harga yang layak, sehingga diperlukan keseimbangan harga yang saling menguntungkan, baik di tingkat produsen maupun tingkat konsumen.