Prosiding Seminar Nasional Mewujudkan Kedaulatan Pangan melalui Penerapan Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi pada Kawasan Pertanian
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Prosiding Seminar Nasional Mewujudkan Kedaulatan Pangan melalui Penerapan Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi pada Kawasan Pertanian by Author "Atekan"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemPEMANFAATAN CITRA SATELIT MULTI SPEKTRAL UNTUK MEMBANGKITKAN INFORMASI EVAPOTRANSPIRASI GUNA MENDUKUNG SISTEM PERTANIAN YANG PRESISI DI KABUPATEN MANOKWARI(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2018) Faisol, Arif; Atekan; Shofiyati, Rizatus; Budiyono; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua BaratEvapotranspirasi merupakan komponen penting dalam sistem pertanian presisi. Terbatasnya data iklim menjadi kendala dalam melakukan analisis evapotranspirasi sehingga diperlukan solusi alternatif. Citra satelit dapat menjadi solusi altenatif, untuk membangkitkan informasi evapotranspirasi dibutuhkan citra satelit yang memiliki spektrum gelombang elektromagnetik (band) visible (0,4 μm-0,7 μm), near-infrared (0,7 μm-1,3 μm), dan thermal infrared (8,0 μm-14,0 μm), salah satunya adalah citra satelit Moderate Resolution Imaging Spektroradiometer (MODIS). Metode yang digunakan untuk membangkitkan informasi evapotranspirasi dari citra satelit adalah metode neraca energi pada permukaan lahan atau Surface Energy Balance Algorithms for Land. Penelitian menunjukkan bahwa evapotranspirasi di Kabupaten Manokwari hasil pengolahan data satelit berada pada kisaran 0-3,58 mm/hari dan umumnya lebih rendah dari pengolahan data iklim. Hal ini disebabkan evapotranspirasi yang dibangkitkan dari citra satelit merupakan ekstrapolasi dari evapotranspirasi sesaat yang mengacu pada saat perekaman oleh satelit sehingga mengabaikan perubahan cuaca. Berdasarkan metode RMSE, akurasi citra satelit MODIS dalam membangkitkan informasi evapotranspirasi sebesar 84,11% dibanding metode pengolahan data iklim atau memiliki tingkat penyimpangan sebesar 15,89% sehingga citra satelit MODIS dapat digunakan sebagai solusi alternatif dalam membangkitkan informasi evapotranspirasi.
- ItemPENGEMBANGAN MODEL SISTEM USAHATANI JAGUNG BERBASIS PERTANIAN BIOINDUSTRI DI GORONTALO(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2018) Anasiru, Rahmat H.; Atekan; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua BaratPertanian bio-industri berkelanjutan memandang lahan sebagai sumberdaya alam dan industri yang memanfaatkan seluruh faktor produksi untuk menghasilkan pangan untuk ketahanan pangan, maupun produk lain yang dikelola menjadi bio-energi serta bebas limbah dengan menerapkan mengurangi, memanfaatkan kembali dan mendaur ulang (reduce, reuse and recycle). Konsep pertanian bio-industri tidak terlepas dari prinsip dasar kegiatan sistim usaha pertanian terpadu dimana di Indonesia telah banyak diteliti tentang sistim usaha tanaman-ternak, seperti integrasi tanaman Jagung dan Sapi. Provinsi Gorontalo berhasil mengembangkan produksi jagung dengan memanfaatkan potensi lahan pertanian seluas kurang lebih 12 ribu km2 yang sebagian besar terdiri dari lahan kering. Beberapa pertimbangan yang menjadi dasar pemilihan pengembangan jagung di Gorontalo antara lain tersedianya lahan yang sangat luas yang cocok untuk pengembangan tanaman jagung. Iklim Gorontalo juga mendukung upaya penanaman jagung. Air tanah di lahan datar cukup dangkal, dengan kedalaman berkisar antara 3-8 meter. Para petani jagung Gorontalo bisa panen 2-3 kali dalam satu tahun. Prinsip dasar pertanian bio-industri adalah pengelolaan usahatani pertanian nol limbah, mengurangi input baik untuk produksi maupun energi seminimal mungkin, pengolahan biomassa dan limbah menjadi bio-produk baru bernilai tinggi, pertanian ramah lingkungan serta pertanian sebagai kilang biologi (biorefinery) berbasis iptek maju penghasil pangan dan non pangan. Tujuan pengkajian pertanian bio-industri adalah untuk mengurangi limbah (minimize waste), mengurangi imported input produksi, mengurangi imported energy, pertanian pengolah biomassa dan limbah menjadi bio-produk baru yang mempunyai nilai tambah, serta pertanian yang ramah lingkungan.