Prosiding Seminar Teknologi Sistem Usaha Tani Lahan Rawa dan Lahan Kering
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Prosiding Seminar Teknologi Sistem Usaha Tani Lahan Rawa dan Lahan Kering by Author "Ahmadi"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
- ItemTEKNOLOGI SISTEM USAHATANI TAMPILAN POTENSI USAHATANI Dl LAHAN RAWA LEBAK(Balittra, 1996) Koesman, Ea; Ahmadi; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaLahan rawa lebak merupakan alternatif dalam peningkatan produksi pertanian. Pilihan tersebut disebabkan telah menyusutnya Iahan-lahan subur di Jawa akibat meningkatnya jumlah penduduk serta pengembangan sektor industrie Lahan rawa lebak di Indonesia diperkirakan mencapai luasan 14,7 juta ha yang tersebar di Kalimantan, Sulawesi, Irian dan Sumatera. Di Sumatera Selatan terdapat sekitar 2,0 juta ha. Usahatani Iahan rawa lebak sering dihambat oleh berbagai kendala baik bersifat biotik, maupun sosial ekonomi. Kendala abiotik yang umum terjadi adalah kekeringan serta genangan air yang tidak dapat diramal menurut musim. Selain itu, karakteristik Iahan rawa lebak yang berbeda-beda mempersulit pengembangan usahatani di Iahan rawa lebak. Penataan Iahan yang tepat sangat menentukan keberhasilan usahatani di Iahan rawa lebak. Hasil-hasil penelitian di rawa lebak menunjukan model sistem usahatani introduksi dapat meningkatkan produktivitas Iahan maupun pendapatan petani. Beberapa komoditas tanaman cocok untuk dikembangkan di Iahan rawa lebak, setelah tanam padi,di musim kemarau dapat ditanam ubi Alabio,kedelai,jagung,cabe keriting,kenaf. Sistem usahatani model surjan dapat memberikan pendapatan petani yang a-lkup tir,ggi yaitu RP. 2.182.000 di Kayu Agung (Sumatra Selatan), RP. 2.281.000 di Babirik dan RP. 2.824.000/ha/tahun di Tapus Kalimantan Selatan. Namun dilain pihak petani masih menggunakan teknologi sistem yang tradisional. Usaha-usaha pengembangan teknologi sistem usahatani hasil penelitian kepada petani di Iahan rawa lebak perlu ditjngkatkan melalui berbagai aspek dan ditunjang oleh berbagai disiplin penentu kebijaksanaan.