Seminar Hasil Penelitian Rintisan dan Bioteknologi Tanaman
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Seminar Hasil Penelitian Rintisan dan Bioteknologi Tanaman by Author "Koswanudin ...[at al], Dodin"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemEvaluasi Ketahanan Plasma Nutfah Jagung terhadap Lalat Bibit Atherigona exigua Stein(Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan, 2001-12) Koswanudin ...[at al], Dodin; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianPenelitian dilakukan di Instalasi Penelitian Bioteknologi Cikeumeuh, Bogor, pada bulan Desember 1999 sampai Februari 2000. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok dengan dua ulangan. Plasma nutfah jagung yang dievaluasi ketahanannya terhadap lalat bibit (Atherigona exigua) sebanyak 100 varietas jagung lokal, dengan kontrol peka varietas Arjuna dan kontrol tahan varietas Sadewa. Petak percobaan berukuran 1 m x 5 m dengan jarak tanam 20 cm x 25 cm. Pemupukan dilakukan sesuai dosis anjuran. Parameter yang diamati meliputi daya tumbuh, jumlah telur, populasi larva, dan kerusakan tanam an. Pengelompokan tingkat ketahanan berdasarkan pada intensitas serangan, yaitu tahan (0-25%), agak tahan (26-50%), agak rentan (51-75%), dan rentan (>76%). Dan hasil penelitian diperoleh sembilan varietas rentan, 10 varietas agak rentan, 71 varietas agak tahan, dan 10 varietas tahan terhadap lalat bibit (A. exigua).
- ItemKompatibilitas S/NPV dengan Ekstrak Biji Mimba untuk Mengendalikan Ulatgrayak pada Kedelai(Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, 2002-11) Koswanudin ...[at al], Dodin; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianPenelitian dilakukan di laboratorium dan rumah kaca Kelompok Peneliti Rekayasa Protein dan Imunologi, Balitbio Bogor pada tahun anggaran 2001. Ulatgrayak kedelai dikoleksi dari lapang, kemudian dipelihara dan diperbanyak di laboratorium pada pakan buatan. Kedelai Wilis ditanam dalam pot plastik dan dipelihara sebaik-baiknya. S/NPV yang digunakan adalah isolat yang diperoleh dari strain Pasuruan dan diperbanyak pada bulan Juli 2001, kemudian diperba nyak lagi dan dimurnikan dengan sentrifuse berkecepatan 3500 rpm. Suspensi yang telah diketahui konsentrasinya (larutan stok) diencerkan kembali sehingga diperoleh konsentrasi 102-108. Biji mimba diperoleh dari daerah Jawa Timur dicuci bersih kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari selama 3 hari. Selanjutnya digiling berulang-ulang hingga diperoleh serbuk biji mimba yang halus. Sebanyak 50 g biji mimba direndam dalam air 1 I diaduk-aduk dan dibiarkan selama 12 jam, kemudian disaring, filtratnya diambil dan dilarutkan dengan pelarut teepol hingga volume menjadi 1 I. Larutan stok dibuat konsentrasi 10~1. Tanaman kedelai yang berumur 35 hari disemprot dengan larutan campuran S/NPV dengan ekstrak biji mimba sesuai konsentrasi yang digunakan, untuk S/NPV dengan konsentrasi 3,7 x 102-3,7 x 108 PiBS/ml masing-masing dicampur dengan ekstrak biji mimba dengan konsentrasi 10"1, volume larutan semprot 6 ml/tanaman. Sebagai kontrol menggunakan air suling dan ekstrak biji mimba. Tanaman kedelai disungkup dengan kurungan milarset kemudian diinfestasikan dengan larva ulatgrayak instar ketiga sebanyak 15 ekor/perlakuan. Setelah 3 hari ulat dipanen masing-masing 10 ekor/perlakuan dan dipelihara pada pakan buatan untuk diamati perkembangannya. Kombinasi S/NPV pada konsentrasi 3,7 x 107 dan 3,7 x 10s PiBS dengan ekstrak mimba konsentrasi 10"1 kompatibel dan efektif untuk mengendalikan ulatgrayak.