Seminar Hasil Penelitian Rintisan dan Bioteknologi Tanaman
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Seminar Hasil Penelitian Rintisan dan Bioteknologi Tanaman by Author "Ambarwati ...[at al], Alberta Dinar"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
- ItemTransformasi, Studi Molekuler, dan Bioasai Tanaman Ubi Jalar untuk Ketahanan terhadap Hama atau Penyakit(Balai Penelitian Bioteknologi TanamanPangan, 2001) Ambarwati ...[at al], Alberta Dinar; Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianPerakitan tanaman ubi jalar transgenik tahan hama boleng atau penyakit virus dilakukan dengan menyisipkan gen proteinase inhibitor (pinII) atau gen coat protein (CP) dari Sweet Potato Feathery Mottle Virus (SPFMV) ke dalam genom tanaman. Penguasaan teknik transformasi, molekuler, dan bioasai akan sangat mendukung keberhasilan dalam perakitan tanaman transgenik. Pada tahun 2000 dilakukan penelitian transformasi dengan gen pinII dan gen CP-SPFMV melalui penembakan partikel maupun Agrobacterium tumefaciens, serta mem-pelajari teknik dasar molekuler dan bioasai. Eksplan daun dan petiol ubi jalar varietas Jewel digunakan sebagai jaringan target. Ekstraksi DNA tanaman dila-kukan dengan beberapa modifikasi CTAB dan bioasai dilakukan pada umbi ubi jalar putativ transgenik dan nontransgenik (kontrol). Transformasi melalui penembakan partikel dengan ko-transformasi pTwa (pinII, Bar) dan pRQ6 (Gus, hpt) belum menghasilkan transforman yang tahan pada seleksi higromisin 25 mg/l. Sedangkan melalui A. tumefaciens dihasilkan 18 tanaman putativ transge-nik yang ditransformasi dengan gen pinII dan enam tanaman putativ transgenik dengan gen CP-SPFMV. Hasil kuantitas konsentrasi DNA berkisar 0,7-1,8 μg/μl. Optimasi PCR diperoleh pada kondisi 95oC selama 30 detik, 50oC selama 60 detik, dan 72oC selama 45 detik. Pengujian bioasai pada 32 umbi berdasarkan jumlah lubang gerekan menunjukkan rata-rata skor kerusakan umbi 4,4-4,5 de-ngan persentase mortalitas Cylas pada tanaman putativ transgenik lebih tinggi (30,8%) dibandingkan dengan tanaman nontransgenik (15%).