Jurnal Enjiniring Pertanian
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Jurnal Enjiniring Pertanian by Author "Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian"
Now showing 1 - 20 of 76
Results Per Page
Sort Options
- ItemAnalisis Gaya Vertikal pada Sirip Roda Besi Traktor Tangan(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2004-10) Hendriadi, Agung; Salokhe, V.M; Pitoyo, Joko; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianAnallsis gaya vertical yang bekerja pada strip rods besi traktot tangan adalah penting sebagai parameter rancangan alat bantu traksi pada kendaraan yang bekerja di lahan sawah. Penelltian ini dilaksanakan dengan menggunakan satu buah roda besi traktor tangan di soil bin dengan menggunakan special testing rig yang dirancang untuk pencapaina tujuan penelitian. Sebuah transducer dirancang khusus untuk mengeukur besarnya gaya vertical yang bekerja pada sirip roda. Percobaan pengukuran gaya vertical dilahasanakan pada berbagai jumlah strip roda dan berbagai gaya penarikan horizontal. Sebagai tambahan, gaya vertical dinamis terukur dibandingkan juga dengan nilai perkiraan. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa untuk variasi jumlah sirip dan gaya tarik horizontal, pada awalnya gaya vertical dinamis meningkat,sampai nilal tertentu, dan setelah mencapai nilai maksimum tertentu. Nilai-nilai tersebut menurun secara continue sampai ke titik not dan bahkan negative. Untuk variasi gaya penarikan horizontal, nilai maksimum dicapal hampir pada pasial rotasi roda yang sama. Pada watiasi jumlah sisip roda, gaya vertikal dinamis meningkat dengan meningkatnya gaya tarik horizontal. Total gaya vertical dinamis roda dengan jumlah sirip 18 meningkat sangat tajam dengan meningkatnya gaya tarik horizontal dibandingkan roda dengan jumlah sirip 14 dan 16.
- ItemAnalisis Model Pengolahan Padi (Studi Kasus di Kabipaten Lombok Timur, NTB)(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2007-04) Nugraha, Sigit; Thahir, Ridwan; Lubis, Safaruddin; Sutrisno, Sutrisno; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianAnalisis model pengolahan padi dilakukan di desa Selubung Ketangga, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, pada lokasi Proyek Poor Farmer Income Improvement Trough Innovation (PFI3P). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pendapatan petani melalui perbaikan kualitas beras dan meningkatkan rendemen giling. Kegiatan penelitian dimulai dengan identifikasi lokasi untuk penempatan model pengolahan padi dan pemasangan alat pengering gabah dengan bahan bakar sekam. Tahun 2004 install model pemasangan 1 unit penyosoh ICHI N-70 dan 1 unit mesin penggerak RINO S 115, 24 HP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengeringan padi menggunakan mesin pengering bahan bakar sekam dapat menghasilkan gabah kering giling lebih baik dengan rendemen giling yang tinggi (65,7 %), sehingga dapat meningkatkan rendemen giling gabah petani antara 2-3 % dibanding dengan rendemen giling petani sebelumnya antara 60-63 %. Penyosohan dengan ICHI N-70 yang dilengkapi dengan pencucian sistem pengkabut air dapat menghasilkan beras yang lebih baik, putih, bersih, cerah, dan dapat meningkatkan harga jual sebesar Rp 300,-/kg. Analisis model penggilingan padi secara menyeluruh dapat meningkatkan pendapatan petani dari kehilangan hasil sebesar 5, 65 %, meningkatkan rendemen giling antara 2- 3 % dan meningkatkan harga jual beras sebesar Rp 300,- /kg. Peningkatan pendapatan petani mencapai Rp 1.630.290,- per hektar.
- ItemAplikasi Sistem Kendali On-Off Pada In Store Dryer (ISD) Untuk Pengering Jagung(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2009-04) Hendarto, Deni; Nelwan, Leopold O.; Subrata, I Dewa Made; Paramawati, Raffi; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianSistem pengeringan dalam penyimpanan In Store Dryer (ISD) adalah metode pengeringan dalam penyimpan menggunakan udara lingkungan yang dihembuskan melalui tumpukan biji-bijian yang akan dikeringkan. Sebagai negara tropis, kondisi udara lingkungan di Indonesia pada umumnya memiliki RH yang tinggi, akan tetapi pada siang hari suhu rata-rata dapat lebih tinggi dari 30oC dengan kelembaban lebih rendah dari 70 %. Udara dengan kondisi demikian cukup potensial untuk digunakan sebagai media pengeringan jagung, mengingat kadar air keseimbangan jagung pada kondisi tersebut dapat mencapai kurang dari 14 %. Untuk itu dibutuhkan sistem kendali yang dapat mengendalikan pengaliran udara pada saat yang tepat. Diharapkan dengan sistem kendali pada ISD ini, maka konsumsi energi dapat dihemat dan kualitas dapat dipertahankan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini mencakup rancang bangun sistem kendali on-off berdasarkan algoritma sistem kendali yang membandingkan kondisi udara lingkungan dan di dalam ISD, rancang bangun hardware sistem kendali on-off pada ISD, mengkalibrasi sensor suhu dan kelembaban, validasi metode perhitungan kadar air, serta menguji performansi sistem kendali on-off pada ISD. Dengan suhu lingkungan rata-rata 32,8 oC dan RH rata-rata 51,93 %, pengeringan pada ISD dengan beban 1201,2 kg mampu menurunkan kadar air dari sekitar 17,61 % hingga 12,37 %b.k. selama pengeringan 50 jam. Sedangkan pengeringan dengan beban 915 kg mampu menurunkan kadar air dari sekitar 18,02 % menjadi 12,25 %b.k. dengan suhu lingkungan rata-rata 31,14 oC dan RH lingkungan rata-rata 54,16 % selama 40 jam.
- ItemBiodisel dari Minyak Biji Kapok(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2007-04) Handoyo, R; Anggraini, Ananta Andy; Anwar, Saiful; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianMakin berkurangnya produksi minyak bumi Indonesia memaksa Pemerintah dan masyarakat untuk memikirkan sumber energi alternatif yang antara lain dari minyak nabati. Minyak nabati dapat dimanfaatkan dalam bentuk minyak asli (plant oil) maupun setelah diproses menjadi biodiesel. Minyak biji kapok telah diteliti dan terbukti dapat diproses secara transesterifikasi menggunakan metanol menjadi biodiesel. Metil ester dari minyak biji kapok, sifat-sifatnya berubah menjadi lebih mendekati sifat minyak solar, antara lain viskositas, titik nyala, dan angka cetane. Berdasarkan sifat tersebut, biodiesel dari minyak biji kapok berpotensi menggantikan minyak solar untuk bahan bakar motor diesel. Uji coba penggerakan motor diesel menghasilkan daya dan efisiensi yang tidak jauh berbeda dibandingkan dengan minyak solar, sedang emisi CO, HC dan NOx bahkan lebih kecil.
- ItemDesain dan Rekayasa Prototipe Mesin Pembenam Pupuk di Lahan Sawah(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2009-04) Purwanto, C. Yusup; Sulistiadji, Koes; Pitoyo, Joko; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianDesain dan Rekayasa Prototipe Mesin Pembenam Pupuk di Lahan Sawah. Pemupukan memegang peranan penting dalam peningkatan produksi padi. Pada umumnya petani mengaplikasikan pupuk tersebut dengan cara disebarkan ke permukaan lahan menggunakan tangan. Cara ini cukup efisien akan tetapi efektifitasnya relatif rendah akibat terjadi proses pencucian, volatilisasi, nitrifikasi yang diikuti denitrifikasi. Aplikasi pupuk makro dengan cara membenamkannya di daerah perakaran tanaman akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyerapan unsur NPK oleh tanaman dan selanjutnya meningkatkan produktivitas tanaman, menghemat kuantitas aplikasi pupuk, dan mengurangi pencemaran lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah mendesain dan merekayasa prototipe mesin pembenam pupuk di lahan sawah. Prototipe mesin pembenam pupuk didesain, difabrikasi, dan diuji di Laboratorium Perekayasaan Balai Besar Mekanisasi Pertanian, Serpong sesuai prosedur yang baku mulai perancangan, gambar teknis, fabrikasi, dan pengujian. Dalam rekayasa prototipe mesin ini jenis pupuk yang dijadikan parameter desain adalah pupuk anorganik (urea) untuk tanaman padi di sawah. Prototipe mesin pembenam pupuk mampu menebar pupuk rata-rata 3,95 g/m panjang lintasan pada 1 sisi hopper. Kapasitas kerja mesin adalah 9 jam/ha dengan dosis 200,89 kg/ha.
- ItemDesain dan Uji Kinerja Laboratorium Unit Pengangkat Serasi Tebu Pada Mesin Pencacah Serasah Tebu(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2011-10) Wiyono, Joko; Hermawan, Wawan; P, Radite; Setiawan, A.; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianPenanganan limbah tebu (serasah) selama ini melalui pembakaran tidak membantu kesuburan tanah. Diperlukan mesin pengumpul dan pencacah serasah tebu. Tujuan dari perekayasaan adalah untuk merancang bangun mesin pengangkat serasah tebu. Mesin pengumpul dan pencacah tumpukan serasah tebu merupakan bagian dari mesin pencacah serasah biomass tebu. Rancangan unit pengangkat serasah terdiri atas bagian penarik dan penyalur. Pertimbangan disain mesin berdasarkan data ciri fisik tumpukan serasah dan kondisi lahan. Rata-rata kerapatan isi serasah tebu di lahan adalah 7,71 kg/m3, rata-rata tekanan pemadatan tumpukan serasah dari ketebalan 40 cm ke 30 cm adalah 50,65 N/rn2 dan pemadatan tumpukan serasah dari ketebalan 27 cm ke 8 cm adalah 1.166,60 Nim2. Unit pengangkat serasah tebu terdiri atas komponen silinder penarik, komponen penyalur, komponen cover, rangka dan komponen transmisi. Pengujian dilakukan di Laboratorium Teknik Mesin Budidaya Pertanian IPB dengan sampel serasah dari kebun PG Subang. Pengujian dilakukan dalam 6 variasi tingkat penarik (ranking index: 1, 2, 3, 4, 5 dan 6) dan 3 variasi tingkat penyaluran (conveying index: 1, 1,14 dan 1,20). Dalam pengujian, kerapatan isi serasah tebu dikondisikan 8 kg/m3 dan kecepatan pengumpanan serasah tebu adalah 0,3 m/s. Hasil pengujian menunjukan bahwa silinder penarik dan konveyor dapat bekerja dengan baik. Kapasitas kerja unit pengangkat serasah tebu adalah 1.964,76-2.101,25 kg/jam. Rata-rata kebutuhan daya pemutar silinder penarik adalah 18 Watt. Rata-rata kebutuhan daya penyaluran (konveyor) adalah 98 Watt. Rata-rata kebutuhan daya pengangkatan serasah tebu adalah 116 Watt. Persentase serasah tertinggal di silinder penarik berkisar 1,5-3,7% dan 3,13-9,20% pada konveyor.
- ItemDesain dan Uji Kinerja Mesin Tanam Tebu Kombinasi Pemupukan dan Pemasang Pipa Irigasi Tetes(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2020-04-17) Kinkin, Gambuh Asmara; Wiyono, Joko; Triwahyudi, Sigit; Mulyantara, Lilik Tri; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianMesin penanam tebu kombinasi pemupukan dan pemasang pipa irigasi tetes merupakan salah satu inovasi di bidang mekaniasasi pertanian berupa alat penanam benih tebu yang ditarik traktor roda empat. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendesain dan melakukan uji kinerja mesin tanam tebu kombinasi pemupukan dan pemasang pipa irigasi tetes. Alat ini di rekayasa dengan memanfaatkan putaran roda implemen dan putaran power take off (PTO) dari traktor untuk menggerakkan pisau pemotong benih. Batang benih tebu dimasukkan melalui bagian pengumpan secara presisi dengan sistem transmisi roda gigi. Hasil uji kinerja dengan pengoperasikan mesin pada kecepatan 2,33 km/jam, benih yang tertanam pada kedalaman 19,30 cm, sedangkan kedalaman peletakan saluran pipa irigasi tetes yaitu pada kedalaman 22,3 cm. Penggunaan benih 6,5 ton/ha dengan panjang potongan benih 38,5 cm dan prosentase kerusakan mata tunas 4,17%. Prosentase benih tidak tertanam (missing hill) sebesar 17,33% dan penggunaan pupuk 308,31 kg/ha. Mesin ini memiliki kapasitas penanaman benih tebu 3,68 jam/ha dengan effisiensi penanaman sebesar 62,68%.
- ItemDesain dan Uji Teknis Unit Pengumpan dan Unit Pemisah pada Mesin Sortasi Buah Mangga(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2007-10) Ahmad, Usman; Hermansyah, Hermansyah; Yanuardi, Ardiatno; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianPrototipe mesin sortasi buah mangga otomatis menggunakan pengolahan citra telah dibangun dan pernah diuji coba. Meskipun dapat beroperasi secara otomatis, mesin masih mempunyai kelemahan mendasar antara lain pengumpanan yang masih manual, dan pada unit pemisahnya, sentakan tangkai pendorong pada unit pemisah menyebabkan kerusakan (memar) pada buah mangga yang disortasi. Selain itu arah pergerakan tangkai yang miring menyebabkan mangga yang didorong seringkali membentur tepi kotak penampung, yang juga menyebabkan memar. Penelitian ini bertujuan mendesain unit pengumpan dan modifikasi unit pemisah serta melakukan uji coba mekanisme pengumpanan dan pemisahan buah mangga sesuai mutunya. Hasil pengujian menunjukkan unit pengumpan yang dibuat dalam bentuk piringan berputar belum menunjukkan kinerja yang baik. Hanya 72,41% buah mangga dapat diumpankan ke dalam ruang akuisisi citra, sedangkan sisanya tidak dapat ditangkap kamera dengan utuh karena berada di luar area jangkauan kamera. Sentakan tangkai pendorong berhasil diredam dengan memperpanjang lintasan gerak tangkai, sehingga gerakannya tidak lagi menyentak. Tangkai unit pemisah juga dapat bergerak lurus, sehingga mangga yang didorong dapat masuk ke kotak penampung tanpa membentur bagian tepi kotak. Tingkat kerusakan akibat benturan dapat dikurangi dari sekitar 50% menjadi 3 sampai 5%.
- ItemDesign dan Uji Kinerja Mesin Tanam Tebu Kombinasi Pemupukan dan Pemasang Pipa Irigasi Tetes(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2020-04-17) Kinkin, Gambuh Asmara; Wiyono, Joko; Triwahyudi, Sigit; Mulyantara, Lilik; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianMesin penanam tebu kombinasi pemupukan dan pemasang pipa irigasi tetes merupakan salah satu inovasi di bidang mekaniasasi pertanian berupa alat penanam benih tebu yang ditarik traktor roda empat. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendesain dan melakukan uji kinerja mesin tanam tebu kombinasi pemupukan dan pemasang pipa irigasi tetes. Alat ini di rekayasa dengan memanfaatkan putaran roda implemen dan putaran power take off (PTO) dari traktor untuk menggerakkan pisau pemotong benih. Batang benih tebu dimasukkan melalui bagian pengumpan secara presisi dengan sistem transmisi roda gigi. Hasil uji kinerja dengan pengoperasikan mesin pada kecepatan 2,33 km/jam, benih yang tertanam pada kedalaman 19,30 cm, sedangkan kedalaman peletakan saluran pipa irigasi tetes yaitu pada kedalaman 22,3 cm. Penggunaan benih 6,5 ton/ha dengan panjang potongan benih 38,5 cm dan prosentase kerusakan mata tunas 4,17%. Prosentase benih tidak tertanam (missing hill) sebesar 17,33% dan penggunaan pupuk 308,31 kg/ha. Mesin ini memiliki kapasitas penanaman benih tebu 3,68 jam/ha dengan effisiensi penanaman sebesar 62,68%.
- ItemDeteksi Dini Kekringan Pertanian Berbasis Sistem Informasi Geografis(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2008-10) Suprapto, Anjar; Sudira, Putu; Arif, Sigit Supadmo; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianDampak perubahan perilaku kekeringan kian menjadi tantangan bagi sektor pertanian guna memenuhi kebutuhan air bagi tanaman. Data lapang juga menunjukkan kekeringan agronomis tidak hanya terjadi pada lahan kering dan lahan tadah hujan, tetapi juga sudah melanda lahan sawah, baik lahan sawah irigasi teknis maupun setengah teknis. Kekeringan yang terjadi terus meningkat besarannya (magnitude), baik intensitas, periode ulang, dan lamanya. Penelitian ini bertujuan menyusun sistem informasi yang dapat memberikan peringatan terjadinya kekeringan pada lahan pertanian berbasis sistem informasi geografis. Sistem informasi yang disusun diharapkan dapat digunakan pada instansi pemerintah atau swasta (stake holder) yang berkepentingan untuk dasar perencanaan pengelolaan lahan berdasarkan kecukupan air dan memberikan informasi dini kecukupan air pada lahan pertanian kepada pengguna. Data penyusun sistem informasi ini berupa data tabular dan data spasial. Data tabular berupa data angka dari data tanah, tanaman dan ketersediaan air, sedangkan data spasial mengandung data luas, posisi dari lahan pertanian. Kecukupan air ditentukan dari neraca air tanaman yaitu perbandingan ketersediaan air dan kebutuhan air tanaman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem informasi deteksi dini kekeringan pertanian yang dihasilkan dapat memberikan informasi kapan, dimana dan berapa besar terjadinya kekeringan pada periode tahun tanam tertentu di Daerah Irigasi Kumisik Kabupaten Tegal. Penelitian ini menggunakan data yang sudah tersedia di instansi pengairan, oleh karena itu diharapkan dapat diaplikasikan pada instansi pemerintah (Dinas Pengairan) untuk membantu menentukan pola tanam yang aman pada suatu Daerah irigasi.
- ItemEvaluasi Aspek Teknis dan Finansial Penerapan Mesin Pengepres Biji Jarak untuk Memenuhi Kebutuhan Bahan Bakar Skala Pedesaan(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2010-04) Suparlan, Suparlan; Wijaya, Erlita Rahmarestia; Nurhasanah, Ana; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianMinyak jarak merupakan salah satu sumber energi alternatif yang dikembangkan untuk mensubstitusi minyak bakar berbahan baku fosil. Teknologi prosesing minyak jarak telah tersedia, namun status teknologi tersebut masih dalam tahap pengembangan sehingga perlu dilakukan analisis kelayakan baik dari aspek teknis maupun finansial. Hal tersebut perlu dilakukan dalam rangka mendukung program pengembangan desa mandiri energi (DME). Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi teknis dan finansial terhadap penerapan mesin pengepres minyak biji jarak tipe double stage yang dikembangkan BBP Mekanisasi Pertanian, Serpong, dan membandingkan dengan mesin pres tipe single stage yang dikembangkan oleh BALITAS, Malang. Analisis teknis dan finansial dihitung berdasarkan hasil kinerja mesin baik di laboratorium maupun di lokasi penerapan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pada kondisi operasi optimum diperoleh kapasitas pengepresan untuk mesin pres tipe double stage lebih rendah (65 kg/jam) dibandingkan tipe single stage (80 kg/jam). Tipe double stage mempunyai efisiensi pengepresan lebih tinggi (68,1%) dibandingkan tipe single stage (64,3%). Sedangkan rendemen minyak hasil pengepresan adalah 26,0% untuk tipe double stage dan 24,1% untuk tipe single stage. Hasil analisis finansial menunjukkan bahwa jika harga biji jarak Rp 1000/kg, maka penggunaan mesin pres akan memberikan keuntungan apabila harga jual minyak jarak minimum Rp 5.000/liter, dengan B/C ratio 1,13. Jika harga biji jarak Rp 1.500/kg, maka harga jual minyak jarak minimum Rp 6.500/liter, dengan B/C ratio 1,12. Satu unit mesin pengepres jarak yang dikembangkan BBP-Mektan dapat digunakan untuk mengolah hasil tanaman jarak seluas 31 ha pada tingkat produktivitas hasil 4.36 ton/ha/tahun.
- ItemEvaluasi Kinerja Mesin Panen Padi Pada Lahan Pasang Surut(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2008-04) Sulistiadji, Koes; Rosmeika, Rosmeika; Gunanto, Andri; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianLahan pasang surut mempunyai potensi untuk ditanami padi, namun terbatasnya jumlah tenaga kerja untuk panen merupakan kendala yang harus diatasi. Saat ini di Indonesia berkembang tiga jenis mesin panen padi, yaitu stripper tipe Riding, stripper tipe Walking, dan mesin sabit mower. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja kerja mesin panen tersebut di lahan pasang surut. Metode yang digunakan adalah metode evaluasi kinerja teknis, pengamatan susut tercecer, dan analisis finansial. Data unjuk kerja teknis yang didapat adalah Stripper tipe Riding mempunyai kapasitas kerja lapang 2,5-4,2 jam/ha, efisiensi kerja lapang 52,52 %, dan losses 7,8 %. Sedangkan stripper tipe walking mempnyai kapasitas kerja lapang 7,5 jam/ha, efisiensi kerja 80 %, dan losses 1,68-2,10 %. Mesin sabit mower mempunyai kapasitas kerja lapang 18 jam/ha, efisiensi kerja 95,5 %, dan losses 0,35 %. Sedangkan analisis finansial menunjukkan bahwa tiga jenis mesin panen padi yang dievaluasi lebih murah dibandingkan cara panen padi manual.
- ItemEvaluasi Kinerja Mesin Pencacah Jerami Padi (Chopper) Studi Kasua di KTT Anhini Mukti, Srandakan, bantul(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2019-04) Budiman, Diana A.; Hidayat, Muhammad; Handaka, Handaka; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianKetersediaan hijauan makanan ternak (HMT) yang melimpah pada musim hujan dan sangat langka pada musim kemarau merupakan masalah utama bagi Kelompok Tani Ternak (KTT) Andhini Mukti, yang mengelola ternak sapi sebanyak 188 ekor. Alternatif penyediaan HMT adalah memanfaatkan sisa panen berupa jerami pada musim kemarau (MK) 1 pada lahan sawah milik anggota KTT Andhini Mukti seluas 26 ha. Namun untuk keperluan tersebut dibutuhkan mesin pencacah (chopper) sebagai tambahan tenaga, agar jerami padi tersebut dapat menjadi HMT yang dapat dicerna (digestible) oleh ternak. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi kinerja mesin pencacah jerami padi. Metode uji yang digunakan adalah dengan melakukan uji lapang mesin pencacah jerami padi khususnya pada MK1 sebagai HMT. Metode yang digunakan adalah analisis teknis dan finansial. Hasil uji lapang mesin pencacah jerami menggunakan engine 5,5 hp menunjukkan mesin tersebut mempunyai kapasitas kerja 400 kg/jam, efisiensi pencacahan 86,7 %, keseragaman hasil cacahan (≤ 2 cm) 88 % dan kebutuhan bahan bakar 1,42 liter/jam yang setara luasan 20,5 liter/Ha. Biaya pokok operasional mesin pencacah jerami adalah Rp 170,97/kg.
- ItemEvaluasi Kinerja Mesin Pengupas Kulit Buah Kopi Basah Tipe Silinder Horisontal(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2010-04) Widyotomo, Sukrisno; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianPengupasan kulit buah kopi basah (pulping) merupakan salah satu tahapan proses pengolahan kopi yang membedakan antara pengolahan kopi secara basah dengan kering. Mesin pengupas kulit buah kopi basah (pulper) digunakan untuk memisahkan atau melepaskan komponen kulit buah dari bagian kopi berkulit cangkang (HS). Disain dan konstruksi mesin ini sangat beragam, dan secara umum dibedakan berdasarkan jumlah silinder pengupasnya. Dalam beberapa tahun terakhir ini, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia telah melakukan perekayasaan dan pengujian dari beberapa jenis mesin pengupas kulit buah kopi basah. Mesin dibuat dengan landasan disain dan konstruksi yang tepat guna sehingga dapat diterima oleh petani kopi, mudah dalam hal pengoperasian dan perawatan, serta suku cadang mudah diperoleh di pedesaan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik kinerja mesin pengupas kulit buah kopi dari jenis silinder tunggal (single), ganda (double) dan tiga (triple) dalam proses pemisahan kulit buah kopi Arabika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas kerja terendah berdasarkan jumlah silinder pengupas adalah 973 kg/jam untuk silinder tunggal, 2420 kg/jam untuk silinder ganda, dan 6530 kg/jam untuk tiga silinder pengupas, sedangkan kapasitas kerja tertinggi berdasarkan jumlah silinder pengupas adalah 1890 kg/jam untuk silinder tunggal, 3030 kg/jam untuk silinder ganda, dan 7600 kg/jam untuk tiga silinder pengupas. Putaran tertinggi yang dapat digunakan untuk silinder tunggal adalah 325 rpm dengan kapasitas kerja mesin 1890 kg/jam. Pada kondisi operasional tersebut diperoleh 1% biji pecah, 9,2% kopi tanpa kulit tanduk, 20% kulit terikut biji, dan 4,1% buah tidak terkupas. Pada kapasitas kerja 3000 kg/jam diperoleh komposisi hasil pengupasan mesin pengupas kulit buah kopi basah tipe silinder ganda masing-masing 5,4% kopi tanpa kulit tanduk, 15% kulit terikut biji, dan 3% buah tidak terkupas. Sedangkan mesin pengupas kulit buah kopi basah tipe tiga silinder dengan kapasitas kerja 7600 kg/jam akan diperoleh 3,6% kopi tanpa kulit tanduk, 6,7% kulit terikut biji, dan 1,8% buah tidak terkupas.
- ItemEvaluasi Kinerja Teknis Mesin Pencacah Hijauan Pakan Ternak(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2006-10) Hidayat, Muhammad; Harjono, Harjono; Marsudi, Marsudi; Gunanto, Andri; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianStabilitas usaha ternak ruminansia sangat tergantung pada ketersediaan pakan baik kualitas, kuantitas dan kontinyuitas pakan sepanjang tahun. Ketersediaan hijauan pakan umumnya tidak bisa terpenuhi terutama pada musim kemarau. Jerami padi yang persediaannya cukup melimpah dapat digunakan untuk bahan pakan yang bernutrisi tinggi setelah melalui beberapa proses pengkayaan nutrisi seperti yang telah dilakukan peternak. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa jerami padi yang akan diolah menjadi bahan pakan harus dicacah sepanjang 2 – 5 cm agar pengaruh mikroorganinsme dapat lebih cepat dan merata. Proses pencacahan yang dilakukan petani masih secara manual dengan kapasitas 5 – 6 kg jerami segar/jam. Untuk meningkatkan kapasitas kerja petani telah direkayasa mesin pencacah jerami padi yang mampu untuk mencacah jerami segar maupun jerami kering. Hasil Rancang bangun alat-mesin pencacah jerami terdiri dari 5 komponen utama yaitu rangka utama, unit pengumpan, unit pencacah, unit penyaluran hasil dan sistem penerusan daya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja teknis mesin pencacah jerami untuk bahan pakan ternak. Metode yang dilakukan terdiri dari persiapan bahan uji, instrumen uji, uji unjuk kerja dan analisa hasil. Uji unjuk kerja mnggunakan jerami segar dengan kadar air 55 % dan jerami kering dengan kadar air 23 % masing masing dilakukan 5 kali ulangan. Uji unjuk kerja menghasilkan kapasitas 401,13 kg/jam untuk jerami kering dan 1126,06 kg/jam untuk jerami basah dengan konsumsi bahan bakar rata-rata 1,34 l/jam, efisiensi pencacahan rata-rata 94,33 % dan tingkat kebisingan suara 84 db
- ItemEvaluasi Sifat Mekanis Tanah untuk Mekanisasi Panen Padi Sawah (Studi Kasus di Sukabumi)(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2007-10) Handaka, Handaka; Pitoyo, Joko; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianPengukuran sifat mekanis tanah dapat digunakan untuk memprediksi parameter rancangan pengolahan tanah (tillage) seperti daya sangga tanah (soil bearing capacity) dan kemampuan bergerak (trafficability) dari suatu mesin pertanian. Pemetaan (mapping) dari sifat-sifat mekanis tanah dapat juga digunakan untuk memfasilitasi studi tentang pengaruhnya terhadap daya mesin dan ukuran ukuran mesin pengolah tanah, mesin panen, dan mesin-mesin pertanian lainnya. Tujuan dari studi ini adalah untuk melakukan pengukuran sifat mekanis tanah dengan menggunakan instrument pengukuran SR-2. Instrumen ini digunakan untuk memprediksi trafficability dari mesin pertanian yang berjalan di atas tanah, dan resistensi dari mesin yang sedang bekerja. Dengan melakukan pengukuran cone indeks dan sinkage, maka tahanan terhadap mesin yang sedang bekerja dapat diperhitungkan. Hasil pengukuran menunjukkan, bahwa sifat mekanis tanah di Sukamandi menunjukkan variabilitas cukup besar sesuai dengan kandungan lengas pada saat diukur, namun demikian sebagian besar memberikan indikasi memungkinkan untuk operasi combine harvester (cone indeks >2,5 kgf/m2). Pada penggunaan sinkage diperoleh indikasi bahwa penggunaan combine harvester tidak akan mengalami kesulitan karena masih dalam kisaran 6-10,5 kgf/cm2 .
- ItemEvaluasi Teknis dan Ekonomis Mesin Panen Padi Tipe Sisir (Stripper) Merk Candua(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2006-10) Sulistiadji, Koes; Handaka, Handaka; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianStudi kelayakan terhadap Mesin Pemanen Padi Tipe Sisir dilaksanakan di Kabupaten, Pinrang, Propinsi Sulawesi Selatan. Mesin Pemanen padi Stripper Harvester Gathered (Rancangan IRRI) telah dimodifikasi oleh Bengkel Pengrajin Lokal (Bengkel Usaha Pinrang) yang semula ”Walking Type” menjadi ”Riding Type” dengan kemampuan kapasitas & kualitas kerja yang tidak jauh berbeda namun lebih mudah dioperasikan di berbagai macam jenis lahan. Mesin dengan nama ”Chandue” telah berkembang dan popoler di Propinsi Sulawesi Selatan khususnya Kabupaten Pinrang dan sekitarnya. Dua tipe mesin penyisir padi yang diuji di lapangan adalah : (a) Chandue tipe walking dan (b) Chandue tipe riding. Prinsip Kerja Mesin Penyisir Padi (Stripper Harvester type Gathered) adalah melakukan panen padi dengan cara menyisir tegakan tanaman padi yang siap panen, mengambil butiran padi dari malainya dan meninggalkan tegakan jerami di lapangan. Dari analisa aspek ekonomi, kedua tipe akan mendatangkan keuntungan antara Rp.8,6 juta – Rp.10,4 juta dengan asumsi : (a) Luas cakupan 60 ha per musim ; (b) Pendapatan Rp.90 juta dan (c) Biaya Operasi Rp. 79,6 juta (tipe walking DP 4000) dan Rp. 81,4 juta (tipe riding DP 6000). Mesin Stripper Chandue dan mesin-mesin sejenis hasil modifikasi IRRI-Stripper SG800 merupakan salah satu alternatif pilihan Mesin Panen Padi yang kemungkinan besar dapat dikembangkan di daerah yang langka tenaga kerja di Indonesia, seperti di Luar Pulau Jawa khususnya untuk Lahan Gambut atau Lahan Pasang Surut.
- ItemKajian Lingkungan dan Ekonomi Penangannan Sampah Organik Pasar Tradisional di Indonesia(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2004-10) Rahmarestia, Elita; Aye, And Yu; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianSampah pasar tradisional merupakan sumber kedua terbesar sampah perkotaan di Indonesia setelah sampah rumah tangga. Pada kondisi saat ini di mana pengolahan sampah di Indonesia belum dilakukan secara efektif dan efisien, terutama belum adanya pemisahan sampah organic dan non organic langsung dari sumbernya, pengolahan sampah organic yang berasal dari pasar-pasar traditional yang diusahakan pada skala bisnis akan lebih menarik jika dibandingkan dengan pengolahan sampah rumah tangga. Hal ini disebabkan sampah pasar tradisional mempunyai karakteristik komposisi sampah yang lebih seragam, komposisi komponen organiknya lebih tinggi dan kandungan bahan berbahaya dan beracun(limbah B31 kecil. Studi ini bertujuan untuk mengkaji aspek lingkungan dan aspek ekonomi empat scenario pengolahan sampah organic pasar-pasar tradisional di Indonesia. Emnpat scenario yang dikaji adalah 1) Pengkomposan tersebar dengan sistem padat karya, 2) Pengkornposan terpusat dengan menggunakan alsin wheel loader, 3) Degradasi secara anaerobik, gas bio yang dihasilkan dimanfaatkan sebagai sumber pembangkit tenaga listrik, 4) Pernbuatan gas bio di tempat pembuangan sampah (landfill) dimanfaatkan sebagai sumber pembangkit tenaga listrik. Skenarlo sistem pembuangain sampah saat ini, open dumping, dikaji sebagai scenario pembanding (baseline scenario), Aspek lingkungan yang dikaji dengan menggunakan Life Cycle Assessment (LCA) adalah efek rumah kaca (greenhouse effect) dan potensi terjadinya pengasaman (acidification potential). Kajian lingkungan rnenunjukkan bahwa empat scenario tersebut di atas dapat secara signifikan menurjukan efek rumah kaca dan efek pengasaman yang terjadi akibat sistem pembuangan sampah saat ini, Degradasi secara anaerobik rnerupakan cara terbaik dalam memperbalki dampak lingkungan yang terjadi saat ini dibandingkan skenario yang dikaji pada studi ini. Namun hanya pengkomposan yang layak (feasible) secara ekonomi.
- ItemKajian Pemilihan Alternatif Penyiangan Gulma Padi Sawah(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2011-04-09) Sulistyosari, Novi; Syuaib, M. Faiz; Herodian, Sam; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianSalah satu tahapan penting dalam kegiatan budidaya padi adalah penyiangan. Penyiangan secara konvensional memerlukan banyak tenaga kerja. Sementara itu jumlah tenaga kerja pertanian makin berkurang. Sehingga penyiangan yang dilakukan menggunakan alat, baik semi mekanis maupun mekanis diharapkan mampu menangani permasalahan yang ada. Namun dalam penggunaan alat-alat tersebut perlu diperhatikan faktor manusia dan aktivitasnya sehingga dimungkinkan adanya suatu rancangan sistem manusia mesin yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi nilai beban kerja opeartor dan efektivitas kerja pada beberapa tipe alat penyiang (manual semi mekanis dan mekanis) dan melakukan pemilihan tipe penyiangan yang tepat untuk diaplikasikan ditinjau dan beberapa aspek. Parameter yang diukur meliputi kapasitas kerja alat, efektivitas penyiangan, jumlah anakan, tingkat kerusakan tanman dan konsumsi energi operator serta biaya operasional alat. Metode penentuan efektivitas penyiangan dan jumlah anakan menggunakan rancangan acak sedangkan metodekonsumsi energi operator ditentukan dengan pengukurann denyut jantung operator. Metode analisis untuk pemilihan tipe penyiangan terbaik menggunakan analisis logika fuzzy(fuzzy logic analysis). Hasil nenunjukkan bahwa konsumsi energi operator (WEC) pada penyiangan menggunakan tipe gasrok, tipe roller, mekanis dan manual berturut turut adalah 1,375 kkal/menit, 1,175 kkal/menit, 0,855 kkal/menit dan 0,745 kkal/menit. Efektivitas penyiangan rata-rata pada 79,19%. Berdasarkan model pemilihan alat menggunakan analisis fuzzy logic operasi fuzzy OR ( fungsi maksimum) yang mencakup beberapa aspek maka dapat ditentukan tipe alat penyiang yang terbaik yaitu alat penyiang secara mekanis (power weeder)
- ItemKajian Pola Sebaran Aliran Udara Panas Pada Model Pengering Efek Rumah Kaca Hibrid Tipe Rak Berputar Menggunakan Computational Fluid Dynamics(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2009-10) Widodo, Puji; Wulandani, Dyah; Purwanto, Y. Aris; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianKajian Pola Sebaran Aliran Udara Panas pada Model Pengering Efek Rumah Kaca Hibrid Tipe Rak Berputar Menggunakan Computational Fluid Dynamics. Keseragaman kadar air akhir produk yang dikeringkan masih menjadi masalah yang banyak dijumpai pada pengering efek rumah kaca (ERK) tipe rak statis dan rak yang berputar secara horisontal. Distribusi aliran udara panas di dalam ruang selama periode pengeringan berpengaruh pada keseragaman kadar air produk. Hipotesis dalam penelitian ini adalah geometri ruang pengering dan posisi inlet outlet berpengaruh terhadap distribusi aliran udara panas di dalam ERK. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji distribusi aliran udara panas di dalam ERK tipe rak berputar dengan model simulasi menggunakan computational fluid dynamics (CFD) dan untuk menvalidasi model. Ada enam skenario model efek rumah kaca yang disimulasikan berdasarkan posisi inlet outlet dan geometeri ruang pengering. Parameter untuk proses simulasi adalah radiasi surya, kecepatan aliran udara, kelembaban udara lingkungan dan kondisi batas ruang pengering. Hasil simulasi suhu CFD pada beberapa skenario menunjukkan bahwa skenario lima telah menghasilkan suhu ruang pengering tertinggi yaitu 43,5oC dengan deviasi standar 2,2oC dan kecepatan aliran udara rata-rata yaitu 0,13 m/dt dengan deviasi standar 0,15 m/dt. Validasi simulasi dilakukan dengan membandingkan nilai suhu dan kecepatan udara antara hasil pengukuran dengan hasil simulasi dari model pengering yang optimum. Validasi suhu pada skenario lima yang dilakukan dengan tiga kali percobaan diperoleh hasil bahwa nilai simpangan mutlak 0,36%, 1,97%, dan 2,42%, sedangkan validasi kecepatan aliran udara diperoleh simpangan mutlak 0,38%, 0,33%, dan 0,76% serta validasi kelembaban udara diperoleh bahwa simpangan mutlak 0,38%, 0,36%, dan 0,76%.