Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Berwawasan Agribisnis Mendukung Pembangunan Pertanian Wilayah Kepulauan
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Berwawasan Agribisnis Mendukung Pembangunan Pertanian Wilayah Kepulauan by Author "Hidayah, Ismatul"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemAnalisis Kelayakan Finansial Teknologi Usahatani Padi Sawah di Desa Woegeren, Kecamatan Mako. Kabupaten Buru Maluku(Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2005) Susanto, Andriko Noto; Hidayah, Ismatul; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuPenelitian yang bertujuan untuk menentukan kelayakan financial teknologi introduksi dan teknologi asli usahatani padi sawah, titik impas tambahan produksi padi dan titik impas harga padi yang telah dilakukan pada petani padi sawah irigasi di desa Waegeren, kecamatan Mako, kabupaten Buru pada tahun 2005. Digunakan metode pemahaman pedesaan secara partisipatif terhadap dua kelompok petani yaitu kooperator dan non-kooperator. Data yang dikumpulkan meliputi data komponen produksi. Hasi penelitian menujukkan bahwa usahatani yang dikelola petani kooperator dengan menerapkan teknologi introduksi mampu memberikan keuntungan yang lebih besar dibanding usahatani yang dikelola petani non-kooperator, dengan nilai R/C masing-masing yaitu 1,71 (petani kooperator), 1,53 (petani non-kooperator minimal), 1,41 (petani non-kooperator maksimal) dan 1,54 (petani non-kooperator rta-rata). Hasil analisis marginal R/C menunjukkan bahwa perubahan komponen teknologi petani yang disesuaikan dengan teknologi introduksi secara financial layak dilakukan karena setiap Rp. 1,00 tambahan biaya yang dikeluarkan oleh masing-masin kelompok petani non-kooperator akibat mengganti komponen teknologi menyebabkan diperolehnya tambahan penerimaan masing-masin sebesar Rp. 1,87 (non-kooperator minimal), Rp 4,68 (non-kooperator maksimal) dan Rp. 2,11 (non-kooperator rata-rata). Usahatani pola introduksi layak diterapkan dengan titik impas tambahan produksi yang harus dicapai untuk masing-masing kelompok petani non-kooperator yaitu 1441,34 kg GKG/ha (minimal) 256,37 kg GKG/ha (maksimal dan 829,99 kg GKG/ha (rata-rata). Dengan tambahan produksi sebesar 2.700 GKG/ha (minimal), 1.200 GKG/ha (maksimal) dan 1,750 GKG/ha (rata-rata) pada petani non-kooperator maka perubahan komponen teknologi tersebut layak dilakukan jika penurunan harga tidak sampai dibawah tititk impas harga yaitu Rp. 1.099,10/kg
- ItemStrategi Pemberdayaan Perempuan Tani-Nelayan dalam Pembangunan Pertanian di Maluku(Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2005) Hidayah, Ismatul; Nurdin, Maryam; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuTingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) dapat menunjukan besarnya keterlibatan penduduk dalam kegiatan produktif. Di provinsi Maluku sector pertanian merupakan sector yang paling banyak melibatkan tenaga keja petani dan keluarganya. Salah satu unsure keluarga adalah perempuan, baik sebagai istri maupun sebagai perempuan yang menjadi kepala keluarga. Perempuan sebagai kepala keluarga tersebut bertindak sebagai pengelola usahatani dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Oleh karena itu sumber daya manusia perempuan harus diberdayakan terutama dalam menghadapi persaingan global untuk produk-produk pertanian yang mereka hasilkan. Beberapa rekomendasi dalam upaya pemberdayaan perempuan tani-nelayan: 1) Pengembangan kelembagaan bernuansa jender, 2) tersedianya tenaga=tenaga pelaksana (termasuk penyuluh sebagai tenaga pendamping), 3) Penyediaan tenaga-tenaga pelaksana perlu dirancang secara cermat, 4) Peningkatan kualitas sumberdaya manusia (khususnya perempuan tani-nelayan), 5) Penyediaan permodalan bagi pengembangan usaha-usaha mikro yang dijalankan oleh perempuan merupakan aspek yang perlu mendapatkan perhatian, 6) Fasilitasi dari pemerintah daerah, 7) Akses informasi, 8) Ditetapkan kebijaka-kebijakan yang membangun iklim kondusif bagi berkembangnya kapasitas kelompok maupun usaha-usaha mikro mereka