Inovasi Teknologi Jarak Pagar untuk Mendukung Program Desa Mandiri Energi
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Inovasi Teknologi Jarak Pagar untuk Mendukung Program Desa Mandiri Energi by Author "Fitriningdyah Tri Kadarwati"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
- ItemKERAGAAN TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) PADA BERBAGAI KETERSEDIAAN AIR TANAH(Bayumedia Publishing, 2008) RIAJAYA, Prima Diarini; Fitriningdyah Tri Kadarwati; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan SeratKetersediaan air sangat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil jarak pagar. Penelitian dilakukan di Kebun Perco-baan Muktiharjo, Pati yang memiliki tekstur tanah liat berdebu mulai bulan Januari sampai Agustus 2007, bertujuan untuk mengetahui keragaan pertumbuhan dan hasil jarak pagar pada berbagai ketersediaan air tanah. Rancangan yang digunakan adalah rancangan petak berjalur dengan tiga ulangan yang terdiri dari dua faktor yaitu faktor pertama: pro-venan terdiri dari IP-1A, IP-1M, dan IP-1P dan faktor kedua yaitu kriteria pengairan: kontrol (tanpa pengairan), peng-airan saat kandungan air tanah tersedia mencapai 35%, 50%, dan 65%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampai de-ngan umur 180 hari setelah pindah lapang tanaman IP-1M belum banyak menghasilkan biji dibanding IP-1P dan IP-1A. Tanaman mampu membentuk 11–14 cabang/tanaman dengan 3 cabang utama pada semua perlakuan pengairan. Pada ketersediaan air tanah yang cukup (pengairan saat kandungan air tanah 65% atau 9 kali pengairan mulai umur 95–195 hari), tanaman IP-1P mampu membentuk 64 buah/tanaman dan menghasilkan 258,7 kg biji/ha (berasal dari 6 kali panen pada periode panen mulai Juni sampai Agustus 2007) serta bobot 100 biji 60,69 g lebih tinggi dibanding tanaman IP-1A dengan produksi 148,1 kg biji/ha dan jumlah buah 35,3 buah/tanaman serta bobot 100 biji 64,84 g. Produksi akan me-nurun sampai 37–59 % bila tanaman tidak diairi atau diairi hanya 1–2 kali (pengairan saat kandungan air tanah 35–50% mulai umur 120–180 hari) bila menggunakan provenan IP-1A, dan 17–31% pada IP-1P. Penurunan hasil yang lebih rendah tersebut menunjukkan bahwa provenan IP-1P dapat ditanam mulai daerah yang tidak berkecukupan air (wilayah kering) sampai daerah berkecukupan air (wilayah basah).