Inovasi Teknologi Jarak Pagar untuk Mendukung Program Desa Mandiri Energi
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Inovasi Teknologi Jarak Pagar untuk Mendukung Program Desa Mandiri Energi by Author "Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
- ItemGenotipe unggulan untuk pengembangan jarak pagar (Jatropha curcas L.)(Bayumedia Publishing, 2008) Mardjono, Rusim; Sudarmo, Hadi; Adikadarsih, Sri; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan SeratJarak pagar (Jatropha curcas L.) merupakan tanaman minyak nabati, bijinya mengandung minyak yang dapat di-gunakan sebagai bahan bakar alternatif terbarukan pengganti bahan bakar minyak bumi. Dalam rangka memenuhi ke-butuhan bahan tanam untuk pengembangan tanaman jarak pagar telah dilakukan pengujian beberapa genotipe terpilih. Tujuan pengujian adalah untuk memperoleh genotipe unggul yang akan dilepas sebagai varietas unggul jarak pagar. Pengujian dilakukan di KP Asembagus mulai bulan Februari 2006, menggunakan rancangan acak kelompok dengan 3 ulangan. Perlakuan terdiri atas 12 genotipe terpilih yang berasal dari berbagai daerah. Hasil pengujian pada tahun I me-nunjukkan dari 12 genotipe tersebut diperoleh satu genotipe unggulan, yaitu genotipe Lampung. Pada musim panen I (awal tanam) hasil biji baru mencapai 315 kg/ha, namun pada musim panen II menunjukkan hasil biji 1.913 kg/ha. De-ngan hasil panen II setinggi tersebut genotipe Lampung berpotensi (punya harapan) pada tahun 4–5 bisa mencapai pro-duksi 8,0–10,0 ton biji/ha. Genotipe tersebut mulai berbunga pada sekitar 60 hst, dan panen I pada 123 hst, bijinya me-ngandung kadar minyak 39,4 % (dry basis) dan 37,3% (wet basis).
- ItemInduksi perakaran tunas invitro jarak pagar (Jatropha Curcas L.) pada berbagai komposisi media(Bayumedia Publishing, 2008) Purwati, Rully Dyah; Basuki, Sesanti; Adikadarsih, Sri; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan SeratPengadaan bibit melalui kultur jaringan dibutuhkan untuk mendukung pengembangan jarak pagar dalam skala luas, mengingat pengadaan bibit melalui setek dan benih belum mencukupi kebutuhan. Beberapa penelitian untuk mem-peroleh teknologi yang efisien dalam pengadaan bibit jarak pagar secara invitro telah dilakukan sejak tahun 2006, an-tara lain pembentukan kalus dan regenerasi tunas dari berbagai macam eksplan pada berbagai komposisi media. Peneli-tian ini merupakan lanjutan dari penelitian sebelumnya, dilakukan di laboratorium Kultur Jaringan, Balittas Malang mu-lai bulan Juni hingga Oktober 2007. Tujuan penelitian adalah memperoleh komposisi media yang tepat untuk menum-buhkan akar pada tunas invitro jarak pagar. Penelitian terdiri atas 2 tahap percobaan yaitu (1) Pembentukan akar pada media dasar MS dengan penambahan NAA, Kalsium (Ca) pantotenat, dan Rhizattun F yang dikombinasikan dengan pe-nambahan arang aktif; (2) Pengaruh konsentrasi formula media dasar MS terhadap pembentukan akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan Ca pantotenat atau Rhizattun F meningkatkan efisiensi pembentukan akar pada tunas invitro jarak pagar IP-1A. Penambahan arang aktif mempercepat pembentukan akar dan meningkatkan jumlah maupun panjang akar pada semua komposisi media. Kecepatan terbentuknya akar dan panjang akar pada komposisi media de-ngan konsentrasi ¼ dan ½ formula MS lebih baik dibandingkan dengan konsentrasi penuh.
- ItemKERAGAAN TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) PADA BERBAGAI KETERSEDIAAN AIR TANAH(Bayumedia Publishing, 2008) RIAJAYA, Prima Diarini; Fitriningdyah Tri Kadarwati; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan SeratKetersediaan air sangat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil jarak pagar. Penelitian dilakukan di Kebun Perco-baan Muktiharjo, Pati yang memiliki tekstur tanah liat berdebu mulai bulan Januari sampai Agustus 2007, bertujuan untuk mengetahui keragaan pertumbuhan dan hasil jarak pagar pada berbagai ketersediaan air tanah. Rancangan yang digunakan adalah rancangan petak berjalur dengan tiga ulangan yang terdiri dari dua faktor yaitu faktor pertama: pro-venan terdiri dari IP-1A, IP-1M, dan IP-1P dan faktor kedua yaitu kriteria pengairan: kontrol (tanpa pengairan), peng-airan saat kandungan air tanah tersedia mencapai 35%, 50%, dan 65%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampai de-ngan umur 180 hari setelah pindah lapang tanaman IP-1M belum banyak menghasilkan biji dibanding IP-1P dan IP-1A. Tanaman mampu membentuk 11–14 cabang/tanaman dengan 3 cabang utama pada semua perlakuan pengairan. Pada ketersediaan air tanah yang cukup (pengairan saat kandungan air tanah 65% atau 9 kali pengairan mulai umur 95–195 hari), tanaman IP-1P mampu membentuk 64 buah/tanaman dan menghasilkan 258,7 kg biji/ha (berasal dari 6 kali panen pada periode panen mulai Juni sampai Agustus 2007) serta bobot 100 biji 60,69 g lebih tinggi dibanding tanaman IP-1A dengan produksi 148,1 kg biji/ha dan jumlah buah 35,3 buah/tanaman serta bobot 100 biji 64,84 g. Produksi akan me-nurun sampai 37–59 % bila tanaman tidak diairi atau diairi hanya 1–2 kali (pengairan saat kandungan air tanah 35–50% mulai umur 120–180 hari) bila menggunakan provenan IP-1A, dan 17–31% pada IP-1P. Penurunan hasil yang lebih rendah tersebut menunjukkan bahwa provenan IP-1P dapat ditanam mulai daerah yang tidak berkecukupan air (wilayah kering) sampai daerah berkecukupan air (wilayah basah).
- ItemPemberdayaan serangga penyerbuk dan tanaman pemikat untuk meningkatkan produktivitas jarak pagar (Jatropha Curcas L.)(Bayumedia Publishing, 2008) Cholid, Mohammad; Winarno, Dwi; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan SeratOptimasi penyerbukan pada tanaman jarak pagar dapat dicapai dengan meningkatkan populasi serangga penyerbuk dan pemanfaatan tanaman pemikat. Observasi dilakukan di KIJP (Kebun Induk Jarak Pagar) Muktiharjo, Pati, Jawa Tengah mulai Agustus hingga Desember 2006, difokuskan pada agen-agen penyerbuk yang memiliki hubungan erat dengan bunga jarak pagar meliputi: Inventarisasi serangga penyerbuk; Pengamatan populasi serangga penyerbuk yang hadir pada tangkai tandan berbunga, dengan waktu pengamatan (pagi: 06–08 WIB; siang: 11–13 WIB; sore: 16–18 WIB); serta Pengamatan populasi serangga penyerbuk pada asalbahan tanam Kediri dan NTB. Dari hasil observasi di Kebun Induk Jarak Pagar Muktiharjo-Pati-Jawa Tengah, Asembagus-Situbondo-Jawa Timur, dan Pakuwon-Sukabumi-Jawa Barat, menunjukkan bahwa jenis dan populasi serangga penyerbuk utama yang ditemukan di pertanaman jarak pa-gar adalah lebah madu/honey bees (Apis mellifera dan A. cerena javanus), dan lalat punggung hijau (Aulacigaster leu-copeza). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa populasi lebah madu tertinggi pada pagi hari (21,6 ekor/10 tanaman), diikuti siang hari (9,4 ekor/10 tanaman), sedang pada sore hari populasi lebah madu paling rendah (3,4 ekor/10 tanam-an). Populasi lalat tertinggi juga terjadi pada pagi hari (9 ekor/10 tanaman) meskipun tidak sebanyak lebah madu, tetapi paling rendah terjadi pada siang hari (0,8 ekor/10 tanaman). Populasi serangga penyerbuk dipengaruhi oleh asal tanam-an, dimana pada tanaman yang berasal dari Kediri (lebah madu 81,3 dan lalat punggung hijau 39 ekor per 25 tanaman) lebih tinggi dibanding yang berasal dari NTB (lebah madu 47,3 dan lalat punggung hijau 38,7 ekor per 25 tanaman). Jumlah tandan bunga per tanamanbahan tanam jarak pagar yang berasal dari Kediri (105,2 tandan per 25 tanaman) lebih tinggi dibanding yang berasal dari NTB (84 tandan per 25 tanaman). Beberapa tanaman yang dapat berfungsi se-bagai pemikat serangga penyerbuk yaitu: Helianthus annuus L., Crotalaria juncea L., Mimosa pudica L., Richardia scabra L., dan Stachytarpheta indica L. Kesinambungan pembungaan jarak pagar dan tanaman pemikat, serta tingginya populasi lebah madu memberikan peluang bagi usaha peternakan lebah madu, yang pada akhirnya akan memberikan nilai tambah pada budi daya jarak pagar.
- ItemPersilangan interspesies antara Jatropha Curcas L. dan Jatropha Integerrima Jaeq. untuk ketahanan tanaman terhadap tungau dan trips(Bayumedia Publishing, 2008) Asbani, Nur; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan SeratJatropha curcas L. dan J. integerrima Jaeq. masing-masing memiliki karakter morfologi dan fisiologi yang spe-sifik. Pemuliaan tanaman jarak pagar ditujukan untuk memperoleh sifat-sifat yang menguntungkan dari tetuanya teruta-ma terkait dengan ketahanan terhadap tungau dan trips. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kompatibilitas persilangan antara J. curcas dan J. integerrima serta mempelajari sifat-sifat keturunan F1 dari hasil persilangan kedua tetua tersebut. J. curcas andromonoesious digunakan sebagai tetua betina sedangkan sebagai tetua jantannya adalah J. integerrima. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kedua spesies ini dapat terjadi persilangan. Keturunan dari hasil persilangan mempunyai morfologi yang bervariasi dan berbagi antara kedua tetuanya atau bersifat aditif. Sifat morfologi tersebut antara lain pada batang, daun, bunga, buah, dan biji. Tanaman ini bersifat trimonoesius atau poliga-mus yaitu tanaman yang menghasilkan bunga jantan, betina, dan hermafrodit. Tanaman F1 bersifat fertil.