Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Lahan dan Tanaman Terpadu (PLTT) dan Hasil-hasil Penelitian/Pengkajian Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Lahan dan Tanaman Terpadu (PLTT) dan Hasil-hasil Penelitian/Pengkajian Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi by Author "Adri"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemKlinik Teknologi Sebagai Wadah Konsultasi Dan Alih Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi(BPTP Jambi, 2005) Endrizal; Adri; Julistia Bobihoe; B. Prayudi; BPTP JambiBadan Penelitian dan Pengembangan telah banyak menghasilkan dan merekomendasikan paket teknologi pertanian spesifik lokasi, namun tingkat adopsi paket teknologi oleh petani masih rendah. Kurang atau tidak diadopsinya teknologi pertanian disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya karakteristik teknologi, keterbatasan SDM (penyuluh pertanian), permohonan, kualifikasi penerima teknologi itu sendiri dan proses diseminasi. Kenyataan dilapangan keberhasilan penerapan/adopsi teknologi pertanian spesifik lokasi masih rendah. Untuk itu inovasi dan alih teknologi pertanian harus terus dikembangkan untuk merespon kebutuhan petani yang terus meningkat baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Suatu konsep untuk mempercepat alih teknologi pertanian yang mobilitasnya diterapkan oleh petani (telah berhasil dikembangkan oleh BPTP Sulawesi Utara) yang kemudian dikenal dengan KLINIK TEKNOLOGI PERTANIAN (KLITAN). KLITAN adalah suatu wadah yang dapat menampung serta memberikan solusi secara bertahap dan cepat suatu masalah yang dihadapi oleh petani atau pengguna lainnya dalam pengelolaan sistem usahatani.
- ItemPengelolaan Lahan Dan Tanaman Terpadu Pada Lahan Pasang Surut Di Provinsi Jambi(BPTP Jambi, 2005) Adri; Firdaus; Endrizal; Bambang Prayudi; BPTP JambiLuas lahan pasang surut di Provinsi Jambi sekitar 684.000 ha, berpotensi dikembangkan untuk pertanian 246.481 ha terdiri dari lahan pasang surut 206.852 ha dan lahan rawa lebak seluas 40.521 ha. Luas yang sudah direklamasi untuk lahan pertanian adalah 34.547 ha, yang tediri dari lahan potensial sulfat masam 16.387 ha dan lahan gambut 17.136 ha. Pada lahan telah dilaksanakan pengkajian Pengolahan Lahan dan Tanaman Terpadu berbasis tanaman pangan di Desa Lambur Luar, Kecamatan Muara Sabak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Permasalahan utama pada lahan ini adalah tingkat kesuburan lahan rendah, jaringan tata air mikro atau drainase tidak berfungsi dengan baik bahkan ada yang tidak ada, lapisan pirit yang meracun tanaman serta kendala budaya dan sosial ekonomi masyarakat. Pada kegiatan ini dibandingkan penerapan paket teknologi introduksi dengan pola petani dan paket teknologi yang diperbaiki. Kegiatan ini bertujuan untuk menguji paket teknologi spesifik lokasi lahan pasang surut dalam upaya peningkatan produktivitas tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paket teknologi introduksi dan paket teknologi yang diperbaiki memberikan hasil dan keuntungan lebih tinggi dibandingkan dengan pola petani. Produksi padi varietas Batanghari pada paket introduksi mencapai 5,5 ton/ha, pada paket yang diperbaiki 5.0 ton/ha, produksi padi varietas yang sama dengan pola petani hanya 3.0 ton/ha. Produksi padi varietas IR-42 pada paket introduksi mencapai 5 ton/ha, paket yang diperbaiki 4,5 ton/ha sementara pada pola petani hanya 2.5 ton/ha. Dengan adanya kegiatan PLTT pada lahan pasang surut, indek pertanaman (IP) dapat ditingkatkan dari 100 menjadi 200 dengan pola tanam palawijaya (jagung) dan padi. Di Lambur Luar produksi jagung dapat mencapai 7 ton/ha, sedang di Simbur Naik pada UPK dan UHP produksi jagung mencapai 5 ton/ha dan 4.8 ton/ha.
- ItemProspek Pengembangan Klon Karet Unggul Di Provinsi Jambi(BPTP Jambi, 2005) Firdaus; Adri; Suharion; BPTP JambiBudidaya tanaman karet secara komersial di Indonesia telah dimulai sejak penanaman di Sumatera seluas 176 ha pada tahun 1902 dan di Jawa seluas 10.125 ha pada tahun 1906. Sampai saat ini kegiatan pemuliaan karet telah memasuki siklus seleksi yang keempat. Dari tiga siklus seleksi yang sudah selesai terdapat kemajuan genetik yang besar ditinjau dari peningkatan produktivitas tanaman yang mencapai enam kali lipat dari sekitar 500 kg/ha/th pada populasi awal menjadi 3000 kg/ha/th untuk klon unggul baru.