Lecanicillium lecanii sebagai Bioinsektisida untuk Pengendalian Telur Hama Kepik Coklat pada Kedelai

dc.contributor.authorYusmani Prayogo
dc.date.accessioned2025-09-15T03:04:23Z
dc.date.available2025-09-15T03:04:23Z
dc.date.issued2010-12-15
dc.descriptionKetahanan pangan yang merupakan salah satu tujuan dari pembangunan pertanian dapat disiasati untuk diraih melalui peningkatan produksi dan diversifikasi pangan. Artikel yang diterbitkan dalam Buletin Iptek Tanaman Pangan nomor ini antara lain membahas potensi ubijalar dan sukun sebagai substitusi beras. Pelaku usahatani padi di Jawa telah bergeser, dari petani pemilik lahan sebagai operator ke petani penyakap tanpa lahan. Peserta penyuluhan dan alih teknologi budi daya padi yang selama ini adalah petani maju dan petani berlahan relatif luas, sudah waktunya dipertimbangkan untuk dialihkan kepada petani penyakap dan petani gurem, yang merupakan bagian terbesar dari pelaku produksi padi di Jawa. Tingkat adopsi varietas padi hibrida dan alih teknologi produksi padi di beberapa daerah di Jawa ternyata masih rendah. Dua artikel yang membahas masalah tersebut diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam program peningkatan produksi padi mendukung ketahanan pangan ke depan. Hasil evaluasi terhadap inovasi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) jagung, kelayakan ekonomi pengembangan teknologi kacang hijau di lahan sawah tadah hujan, dan potensi stek sambung dalam penyediaan bibit ubikayu dalam jumlah besar yang juga dipilih untuk diterbitkan diharapkan menjadi referensi pula bagi pihak terkait dalam mendukung ketahanan pangan.
dc.description.abstractKepik coklat (Riptortus linearis) merupakan salah satu hama pengisap polong kedelai yang sangat penting karena mampu menurunkan hasil hingga 80%. Aplikasi pestisida hanya dapat membunuh stadia nimfa dan imago, sedangkan stadia telur masih bertahan dan berkembang sehingga populasi kepik coklat di lapangan masih sulit dikendalikan. Lecanicillium lecanii merupakan salah satu jenis cendawan entomopatogen yang bersifat ovisidal terhadap telur kepik coklat dan cukup efektif untuk mengendalikan hama ini pada stadia telur. Kelebihan cendawan tersebut adalah mampu menginfeksi seluruh stadia kepik coklat, mulai dari telur, nimfa, hingga imago. Telur kepik coklat merupakan stadia yang prospektif jika dikendalikan dengan cendawan L. lecanii dibandingkan dengan stadia nimfa maupun imago, karena telur tidak bergerak sehingga suspensi konidia yang diaplikasikan mudah mengenai sasaran. Cara memperoleh isolat L. lecanii virulen dapat dilakukan melalui isolasi dari serangga yang terinfeksi, dari dalam tanah, dan menggunakan metode pengumpanan serangga (insect baiting). Efikasi L. lecanii dipengaruhi oleh virulensi isolat, kerapatan konidia yang diaplikasikan, umur telur setelah diletakkan imago, dan sumber isolat cendawan. Cendawan L. lecanii mudah ditumbuhkan pada berbagai jenis media alami seperti beras, jagung, biji kacang-kacangan termasuk kedelai, kacang hijau, dan kacang tanah. Pada umur 21 hari setelah ditumbuhkan pada media alami, koloni cendawan sudah cukup untuk memproduksi konidia yang dapat digunakan sebagai organ infektif pengendalian hama sasaran. Biakan cendawan harus dicampur dengan air untuk merontokkan konidia yang terbentuk, selanjutnya ditambahkan bahan perekat untuk melindungi viabilitas cendawan di lapangan. Pengendalian telur kepik coklat dianjurkan pada telur yang baru diletakkan imago (0-2 hari) menggunakan kerapatan konidia L. lecanii 108/ml. Pada varietas Wilis, kondisi tersebut di lapangan umumnya terjadi pada tanaman yang berumur di atas 35 hari setelah tanam (HST). Aplikasi cendawan L. lecanii tidak berdampak negatif terhadap kelangsungan hidup serangga predator di pertanaman kedelai, khususnya Oxyopes javanus Thorell. Fakta ini ditunjukkan oleh aplikasi suspensi konidia L. lecanii yang diaplikasikan tidak mematikan imago predator hingga 30 hari setelah aplikasi. O. javanus merupakan salah satu predator yang mempunyai kemampuan predasi cukup tinggi dalam memangsa beberapa jenis hama utama kedelai, terutama kepik coklat. Ditinjau dari beberapa kelebihan dan keunggulan, L. lecanii prospektif dikembangkan sebagai bioinsektisida dalam komponen pengelolaan hama terpadu (PHT), khususnya kepik coklat pada kedelai.
dc.identifier.issn1907-4263
dc.identifier.urihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/26157
dc.language.isoid
dc.publisherPusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
dc.relation.ispartofseriesVolume 5; No 2
dc.titleLecanicillium lecanii sebagai Bioinsektisida untuk Pengendalian Telur Hama Kepik Coklat pada Kedelai
dc.typeArticle
Files
Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
05-Yusmani.pdf
Size:
973.62 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description:
License bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
license.txt
Size:
1.77 KB
Format:
Item-specific license agreed upon to submission
Description:
Collections