Tingkat Keputusan Petani dalam Pemilihan Sistem Tanam dan Varietas pada Teknologi Tumpangsari Jagung-Kedelai dengan Metode AHP
No Thumbnail Available
Date
2020
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Abstract
Fungsi diseminasi diharapkan menjadi roda penggerak dalam mempercepat dan memperluas pemanfaatan berbagai inovási pertanian hasil penelitian dan pengkajian. Untuk itu, perlu strategi atau mekanisme yang efisien dan efektif. Keputusan petani dalam memilih dan mengadopsi teknologi dipengaruhi oleh komponen teknologi terutama pada aspek kemudahan dalam penerapan di lapangan serta peningkatan produksi dan produktivitas. Penelitian bertujuan untuk mengukur tingkat keputusan petani terhadap pemilihan sistem tanam tumpangsari jagung-kedelai, serta pemilihan varietas jagung dan kedelai. Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2018 di Desa Sukaraja, Kecamatan Seginim, Kabupaten Bengkulu Selatan. Penelitian dilakukan dengan metode wawancara secara mendalam (deep interview) dengan menggunakan instrumen panduan wawancara. Analisis menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan menggunakan Expert Choice Versi 11.0 untuk mengambil keputusan dengan melakukan perbandingan berpasangan antara kriteria pilihan dan juga perbandingan berpasangan antara pilihan yang ada. Kemudian informasi yang ada disintesis untuk menentukan peringkat relatif dari alternatif pilihan yang ada. Kriteria dari jenis kualitatif dan kuantitatif dibandingkan menggunakan informed judgement untuk menghitung bobot dan prioritas. Parameter yang diukur dalam mengukur respon petani terhadap display teknologi tumpangsari jagung-kedelai adalah sistem tanam, preferensi petani terhadap varietas jagung, dan preferensi petani terhadap varietas kedelai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keputusan petani lebih memilih sistem monokultur sebanyak 81,0% dan sistem tumpangsari sebanyak 19,0%. Diperoleh informasi bahwa sistem tanam pada teknologi tumpangsari masih sulit diterapkan oleh petani karena pekerjaannya lebih sulit dibandingkan dengan sistem tanam monokultur. Petani memilih jagung varietas Bima 19 URI dan kedelai varietas Dering 1 karena produktivitas lebih tinggi dibandingkan varietas lainnya.
Description
Keywords
Analytic hierarchy process, Tumpangsari, Varietas, Jagung, Kedele