Transformasi Inovasi Teknologi Tanaman Padi Dengan Pendekatan Ekoparming Pada Ekosistem Subak di Bali

Abstract
Abstract Transformation of Rice Technology Inovation under Ecofarming at Subak Ecosystem in Bali. An experiment to evaluate the effect of modified System of Rice Intensification (SRI) and Good Agriculture Practice (GAP) on rice yields was carried out at Subak Wangaya Betan, Mengesta, Tabanan, Bali during the months of January through December of 2008. Results of the experiment were: (1) Rice productivity of the paddy field at Subak Wangaya Betarn was increased from 5.45-6.26 t/ha and from 5.60-7.10 t/ha for Mansur and Ciherang varieties, respectively, dan (2) The rice grains produced by the farmers at Subak Wangaya Betan has been free from pesticide residues especialy from the organochlorine groups of pesticides such as alfa BHC, beta BHC, gamma BHC, delta BHC, DDD, DDE, DDT, aldrine, dieldrine, endrine, endrine aldehyde, endosulfan-1. endosulfan-2, endosulfan sulfat, hepta chlor, hepta chlor exposide. chlordane, and methoxy chlor. Impacts of the experiment were: (1) increasing of livestock, as the farmers need more basic materials for organic fertilizer, (2) the utilization of rice straw to feed cattle, (3) more balanced rice field ecosystem at indicated by the increasing population of molusca, eel etc. observed in the paddy field, and (4) the increase of job opportunities, as the new activities such as the processing of organic fertilizer, feeding the cattle, etc. Abstrak Percobaan untuk mengevaluasi pengaruh teknologi pertanian ramah lingkungan terhadap produktivitas lahan sawah, telah dilaksanakan di Subak Wangaya Betan, Desa Mengesta, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali selama dua musim tanam pada tahun 2008. Hasil penelitian percobaan menunjukkan bahwa implementasi teknologi GAP (Good Agricultural Practice) pada lahan sawah di Subak Wangaya Betan meningkatkan kemampuan petani dalam mengembangkan teknologi pertanian ramah lingkungan. Kerjasama petani dengan perusahaan swasta dalam pengolahan dan pemasaran hasil pertanian juga telah membuka wawasan petani dalam meningkatkan nilai ekonomi usahatani yang dikembangkan. Hasil penelitian menunjukkan: (1) padi varietas Mansur dan Ciherang mampu menghasilkan padi berturut-turut sebesar 6,26 t dan 7,0 t/ha, sementara bila kedua varietas tersebut ditaman di luar lokasi pengkajian berturut-turut menghasilkan gabah sebesar 5,4 t dan 5,6 t/ha, (2) berasyang diproduksi petani tidak mengandung residu pestisida organoklorin seperti alfa BHC, beta BHC, gamma BHC, delta BHC, DDD, DDE, DDT, aldrin, dieldrin. endrin, endrin aklehid, endosulfan-1, endosulfan-2, endosulfan sulfat, hepta klor, hepta klor eksposida, klordan, dan methoxy klor. Implementasi teknologi SRI Modifikasi yang dilaksanakan di Subak Wangaya Betan telah mampu: (1) meningkatkan populasi sapi, yang diperlukan sebagai sumber penghasil kotoran sebagai bahan dasar pupuk organik, (2) pembakaran jerami hampir tidak lagi dilakukan petani, karena jerami yang dihasilkan di lahan sawah telah dimanfaatkan sebagai sumber pakan sapi, (3) ekosistem sawah nampak semakin seimbang, terlihat dengan munculnya berbagai kehidupan, seperti belut, siput air, burung, capung, dan sebagainya, dan (4) semakin meningkatnya lapangan kerja di daerah pedesaan, terbukti semakin sulitnya untuk mendapatkan tenaga kerja, karena masyarakat hampir semua memiliki kesibukan masing-masing.
Description
16 p.; tab.
Keywords
Citation