RESPON PERTUMBUHAN SCION KAKTUS YANG BERBEDA TERHADAP GRAFTING PADA ROOTSTOCK YANG SAMA DI BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN (BBPP) LEMBANG

No Thumbnail Available
Date
2025-09-30
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Program Magang Kerja Praktik Mandiri merupakan program yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek untuk memberikan mahasiswa kesempatan mempelajari kompetensi baru melalui berbagai kegiatan pembelajaran. Program tersebut dirancang agar mahasiswa memiliki kesempatan magang di perusahaan atau institusi, meningkatkan keterampilan profesional, serta memberikan pengalaman nyata tentang dunia kerja. Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang merupakan unit pelaksana teknis (UPT) Kementerian Pertanian yang berada di bawah koordinasi Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP). BBPP Lembang memiliki berbagai sarana praktik di inkubator usaha tani (IUT) yang terbagi ke dalam beberapa divisi, salah satunya Divisi Tanaman Hias. Divisi ini memiliki screen house tanaman hias yang berisi tanaman sukulen, kaktus, dan anggrek. Screen house tersebut dirancang khusus untuk kegiatan perbanyakan dan pemeliharaan berbagai tanaman hias. Berdasarkan hal tersebut, lingkup pekerjaan di Screen house Tanaman Hias BBPP Lembang meliputi kegiatan perbanyakan kaktus melalui teknik grafting serta budidaya tanaman hias yang meliputi penyiraman, pemupukan, penyiangan gulma, pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT), dan repotting. Salah satu fokus utama dalam proyek khusus yang dilakukan selama kegiatan magang adalah grafting kaktus. Kaktus dapat diperbanyak dengan cara grafting, stek, dan biji. Beberapa spesies kaktus tergolong langka dan memiliki pertumbuhan yang lambat, sehingga grafting merupakan cara yang tepat untuk memperbanyak tanaman kaktus lebih cepat. Keterbatasan pertumbuhan yang lambat tersebut menjadi alasan digunakannya perbanyakan vegetatif. Topik kegiatan dalam pelaksanaan magang ini adalah respon pertumbuhan scion kaktus yang berbeda terhadap grafting pada rootstock yang sama. Hasil menunjukkan bahwa seluruh jenis scion memiliki persentase hidup 100%, dengan pertambahan diameter terbesar terdapat pada jenis scion Copiapoa hypogaea. Namun, hasil analisis statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antarjenis scion.
Description
Kaktus dapat diperbanyak dengan cara grafting, stek, dan biji. Beberapa spesies kaktus tergolong langka dan memiliki pertumbuhan yang lambat karena hanya sedikit mengandung pigmen klorofil yang berperan penting dalam proses fotosintesis. Kondisi tersebut menyebabkan grafting menjadi metode yang tepat untuk memperbanyak tanaman kaktus secara lebih cepat (Anderson & Brown, 2001). Keterbatasan pertumbuhan alami yang lambat inilah yang menjadi alasan digunakannya teknik perbanyakan vegetatif (Bewli, 2016). Di sisi lain, sebagian besar genus kaktus memiliki modifikasi morfologi yang kurang diinginkan sehingga umumnya kurang diminati sebagai tanaman hias taman maupun penataan interior. Namun, dengan bantuan teknologi grafting, spesies kaktus yang menarik tetapi berduri seperti Gymnocalycium sp. dan Mammillaria sp. dapat disambungkan pada batang bawah yang lebih kuat dan tahan seperti Hylocereus sp. atau Myrtillocactus sp. Penelitian yang dilakukan oleh Perumal et al. (2020) menunjukkan bahwa kombinasi batang bawah Hylocereus triangularis dengan batang atas Echinopsis mamillosa menghasilkan tingkat keberhasilan grafting sebesar 90% dengan persentase hidup mencapai 100%. Sebaliknya, penggunaan Ferocactus latispinus sebagai scion menunjukkan tingkat keberhasilan lebih rendah (50–80%) karena adanya lignifikasi batang. Hasil penelitian tersebut menegaskan bahwa pemilihan kombinasi rootstock dan scion yang tepat berperan penting dalam menentukan keberhasilan grafting kaktus hias. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian mengenai grafting kaktus dilakukan untuk mengetahui apakah jenis scion yang berbeda memengaruhi kompatibilitas antara batang atas dan batang bawah serta kinerja pertumbuhan hasil sambungan
Keywords
Citation