Surveillans dan Monitoring Penyakit Brucellosis dalam Rangka Mempertahankan Status Bebas Brucellosis di Wilayah Kerja Balai Veteriner Bukittinggi

dc.contributor.authorInarsih, Dwi
dc.contributor.authorNovriyenti, Adek
dc.contributor.authorOktavia, Erina
dc.contributor.authorZulkifli
dc.contributor.authorKatamtama
dc.date.accessioned2023-11-08T03:17:17Z
dc.date.available2023-11-08T03:17:17Z
dc.date.issued2019
dc.description.abstractBrucellosis adalah penyakit ternak menular yang secara primer menyerang sapi, kambing, babi dan sekunder berbagai jenis ternak lainnya serta manusia. Pada sapi, penyakit ini dikenal sebagai penyakit Kluron atau penyakit BAng. Sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1935 pada sapi perah di Grati Pasuaruan Jawa Timur, Penyakit Brucellosis menyebar ke beberapa wilayah di Indonesia. Brucellosis merupakan penyakit ternak yang menjadi problem nasional baik untuk kesehatan masyarakat maupun persoalan ekonomi peternak. Saat ini Brucellosis merupakan salah satu dari 25 (dua puluh lima) penyakit masuk pada PHMS (Penyakit Hewan Menular Strategis) yang di tetapkan oleh Kementerian Pertanian. Untuk penyakit Brucellosis di wilayah kerja Balai Veteriner Bukittinggi sudah dinyatakan bebas sejak tahun 2009 dengan SK Menteri Pertanian tahun 2009 No. 2541/Kpts/PD.610/6/2009. Monitoring dan surveillans tetap terus dilaksanakan untuk detect diseases dalam mempertahankan status bebas Brucellosis di Wilayah Kerja Balai Veteriner Bukittinggi. Pengambilan sampel menggunakan kaidah pengambilan sampel dengan metode detect disease. Dan pengujian sampel secara serologi seperti yang ditetapkan dalam SK Ditjennak No. 75/OT/210/Kpts/1996 tanggal 5 Desember 1996 tentang petunjuk pengendalian. Penyakit hewan keluron menular (brucellosis) adalah Rose Bengal Test (RBT) dan Complement Fixation Test (CFT). Dan sejak dinyatakan bebas Balai Veteriner Bukittinggi tetap melakukan monitoring dan surveillans terhadap penyakit Brucellosis secara rutin dari tahun ke tahun hingga saat ini. Untuk 2 tahun terakhir ini pada tahun 2018 pengambilan sampel sebanyak 10.198 sampel dan di dapat hasil positif sebanyak 4 sampel (0,04%). Pada tahun 2017 pengambilan sampel sebanyak 10.720 sampel dan didapat hasil positif sebanyak 1 sampel (0,009%). Sampel positif yang di dapat adalah sampel positif yang telah di uji dengan CFT. Dengan masih di dapatkan hasil positif dari penyakit Brucellosis walaupun tingkat prevalensi masih kurang dari 2%, langkah ini untuk mewaspadai sedini mungkin timbulnya penyakit tersebut serta menanggulangi secara cepat terhadap masuknya kembali reaktor Brucellosis dari penyakit Brucellosis yang ada di wilayah kerja Balai Veteriner Bukittinggi. Hal-hal tersebut sebagai upaya dalam mempertahankan status bebas terhadap penyakit Brucellosis. Untuk itu sangat perlu mendapat perhatian dan pengawasan dari instansi terkait mengingat sangat pentingnya penyakit Brucellosis ini terhadap dampak yang ditimbulkannya, baik dari segi perekonomian maupun segi kesehatan masyarakat veteriner.
dc.identifier.issn1412-7091
dc.identifier.urihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/21472
dc.language.isoid
dc.publisherBalai Veteriner Bukittinggi
dc.titleSurveillans dan Monitoring Penyakit Brucellosis dalam Rangka Mempertahankan Status Bebas Brucellosis di Wilayah Kerja Balai Veteriner Bukittinggi
dc.typeArticle
Files
Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
BEBAS BRUCELLOSIS_compressed.pdf
Size:
8.93 MB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description:
License bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
license.txt
Size:
1.77 KB
Format:
Item-specific license agreed upon to submission
Description:
Collections