Padi Apung Sebagai Inovasi Petani Terhadap Dampak Perubahan Iklim di Pangandaran

Abstract
Perubahan iklim menyebabkan pola curah hujan tidak menentu dan berisiko menimbulkan bencana banjir pada lahan sawah. Kabupaten Pangandaran merupakan salah satu wilayah yang berisiko terkena banjir di lahan sawah. Luas lahan sawah yang rawan bajir di Kabupaten pangandaran mencapai 2.114,90 ha. Sebagai upaya adaptasi terhadap resiko perubahan iklim diperlukan suatu inovasi salah satunya adalah padi apung. Budidaya padi apung merupakan teknik budidaya padi yang menggunakan rakit sebagai media tanam. Metode tanam padi yang dipergunakan pada budidaya padi apung adalah metode SRI (System Rice Intensification). Hasil analisis nilai R/C ratio total budidaya padi apung mencapai 2.03. Oleh karena itu, padi apung cukup menguntungkan dan berprospek bagus untuk dikembangkan di lahan banjir tahunan. Selain itu, menunjukkan pendapatan dan hasil produktivitas yang lebih tinggi daripada usahatani padi konvensional. Apabila padi apung dikembangkan di lokasi lahan rawan banjir, maka akan terjadi peningkatan hasil produksi dan pendapatan bagi para petani. Agar budidaya padi apung dapat dikembangkan lebih luas diperlukan peran serta pemerintah dalam upaya pengembanganya dan perlu penelitian lebih lanjut tentang model rakit yang lebih murah dan tahan lama, media tanam yang baik, serta perawatan dan pemeliharaan guna meningkatkan produktivitas padi apung
Description
12 hlm.; 3 ills.; 4 tab
Keywords
PERUBAHAN IKLIM, SAWAH, BANJIR, PADI APUNG
Citation