Penerapan Mesin Retort dalam Proses Pengalengan Olahan Buah di PT Banjarnegara Agro Mandiri Sejahtera (BAMS) Desa Pagelak Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah

No Thumbnail Available
Date
2022-09-21
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia
Abstract
PROPOSAL PKL 2.2019.THP.PENDAHULUAN.Buah-buah yang tumbuh di Indonesia ada yang berbuah secara musiman dan ada yang tidak, sehingga ada buah tertentu yang bila tidak musimnya berbuah maka buah tersebut sulit didapatkan. Selain karena manfaatnya yang banyak serta memiliki kandungan gizi tinggi, buah juga merupakan komoditi yang mudah rusak atau busuk. Dengan umur simpan yang singkat tersebut maka dikembangkanlah metode-metode yang bertujuan untuk memperpanjang umur simpan buah. Saat ini dikenal beberapa metode pengawetan buah yaitu pengawetan dengan penambahan gula, garam, bahan kimia, pengeringan, pembekuan, dan pengalengan. Berdasarkan metode-metode tersebut maka banyak dihasilkan berbagai macam olahan dari buah antara lain jam, selai, sirup, manisan, acar serta asinan. Pengalengan merupakan salah satu metode untuk mengawetkan bahan pangan dengan cara mengemas bahan pangan tersebut dengan sangat rapat dan kedap udara, sehingga mikroba tidak dapat menembus kemasan tersebut. Pengalengan dapat menjaga perubahan rasa, aroma, dan tekstur makanan dari kerusakan yang tidak diinginkan. Pengalengan juga dapat meningkatkan nilai jual suatu produk. Prosedur pengalengan juga cukup mudah dilakukan oleh produsen atau pihak usaha, sehingga banyak produk hasil pertanian seperti manisan buah yang dikemas dengan kemasan kalengan ditemui di pasaran. Salah satu bagian terpenting dalam proses pengalengan buah adalah proses sterilisasi. Metode yang sering digunakan dalam proses sterilisasi adalah proses termal yang berfungsi sebagai pengawetan dan memperpanjang umur masa simpan makanan kaleng. Menurut Awuah et al. (2007), konsep sterilisasi dalam kemasan pengalengan melibatkan penerapan perlakuan termal bersuhu tinggi untuk waktu yang cukup lama untuk menghancurkan mikroorganisme yang membahayakan kesehatan. Sterilisasi harus dilakukan pada kisaran suhu 114 °C sampai 121 °C pada waktu tertentu, dimana panas yang diberikan cukup untuk menghancurkan mikroba dan juga makanan yang berada dalam kaleng sesuai dengan tekstur yang diinginkan (Kiziltas et al., 2010). Proses sterilisasi pengalengan manisan buah pada umumnya menggunakan mesin retort dan autoclave. Prinsip kerja dari mesin retort ini sama seperti panci presto dimana bekerja menggunakan sumber panas dan tekanan dari uap air. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan kegiatan pengolahan buah khususnya dengan metode pengalengan yang benar sehingga mempunyai mutu produk yang terjamin. Saat ini di PT Banjarnegara Agro Mandiri Sejahtera telah mengembangkan metode pengalengan manisan buah dengan menggunakan mesin retort, sebagai salah satu upaya pengembangan dan pemanfaatan produk hortikultura buah-buahan guna memenuhi permintaan pasar lokal maupun internasional.
Description
Keywords
Mesin Retor,Olahan Buah,Retort
Citation
Collections